BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan.
Dalam setiap organisasi sistem perubahan pada satu komponen dapat menyebabkan
diartikan sebagai usaha pemindahan atau pergerakkan orang atau barang dari suatu
lokasi yang disebut lokasi asal, ke lokasi lain yang biasa disebut lokasi tujuan, untuk
keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula. Dari pengertian ini
b. Alat (teknologi)
c. Keperluan tertentu di lokasi tujua seperti ekonomi social dan lain – lain.
Kalau salah satu dari ketiga dimensi tersebut terlepas ataupun tidak ada, hal
demikian tidak dapat disebut transportasi. Transportasi ini perlu untuk diperhatikan
kecelakaan dan lain – lain. Inti dari permasalahan transportasi adalah pemakaian
jalan yg over – capacity atau dengan kata lain adalah terlalu banyaknya kendaraan
yang menggunakan jalan yang sama dalam waktu yang sama pula. Oleh karena itu,
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
transportasi jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu
Secara historis, Indonesia tercatat sebagai Negara kedua tertua di Asia yang
memiliki kereta api setelah India, selanjutnya disusul dengan Jepang dan
pertama di Jawa Tengah pada 17 Juni 1864 yang menghubungkan ruas Desa
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
terlalu jauh kondisinya dari semasa awal berdiri. Secara umum dapat dikatakan,
Padahal perjalanan usianya sudah cukup panjang, genap 150 tahun pada 17 Juni
2014 lalu.
pelosok wajib menanam tebu, kopi, nila, kapas, dan tembakau. Hasil panen
pasar Eropa. Mereka mengusulkan kepada Raja Belanda kala itu untuk
L. A. J. Baron Sloet van den Beele, kereta pertama itu dibangun, yang di tandai
bertahan dari apa yang diwariskan di era kolonialisme Belanda dan Jepang.
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
menggunakan jasa angkuta kereta api pun cukup tinggi. Terlebih setiap mudik
Lebaran, bisa dipastikan, kereta api yang pertama kali yang diburu masyarakat.
prasarananya. Awal mula terciptanya jalan rel bias dikatakan bermula di Inggris
penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik kuda.
Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggnaan kereta yang di tarik kuda ini
yaitu ;
Pada awal abad XIX kereta diatas rel mulai ditarik oleh kendaraan yang
teknologi bahan. Hal ini membawa pula perkembangan sarana dan prasarana
kereta api, misalnya kereta api super cepat, kereta api monorail (dengan satu
rel), kereta api levitasi magnetic (maglev), juga kereta api pengangkut berat.
Keunggulan :
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
orang untuk jarak pendek, sedang, dan jauh dengan kapasitas angkut yang
besar.
lain. Hal ini karena kereta api mempunyai jalur tersendiri yaitu berupa jalan
rel, dan fasilitas stasiun yang tersendiri sehingga tidak terpengaruh oleh
Kelemahan :
a. Memerlukan fasilitas sarana dan prasarana yang khusus yang tidak bisa
digunakan oleh moda transportasi lainnya. Perlu disediakan alat angkut yang
2009)
kelompok :
a. Struktur bagian atas, yaitu bagian lintasan, terdiri atas rel, bantalan, dan
penambat rel,
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
b. Struktur bagian bawah, yaitu bagian fondasi, terdiri atas balas dan tanah
dasar
Gaya yang ditimbulkan oleh kereta api yang melintas di atas jalan rel harus di
tahan oleh struktur jalan rel. Gaya – gaya yang dimaksud ialah :
a. Gaya vertical
Gaya vertical berasal dari berat kereta api da merupakan beban yang paling
besar yang diterima oleh struktur jalan rel. gaya vertical ini dapat
Gaya ini disebabkan oleh “ snake motion “ kereta api, gaya angina yang
bekerja pada kereta api (sisi kanan/kiri) dan gaya sentrifugal ewaktu kereta
Gaya ini disebabkan oleh gaya akibat pengereman, gesekan antara roda
kereta api dengan kepala rel, gaya akibat kembang susut rel dan gaya berat
Untuk keperluan perencanaan dan perancangan struktur bagian atas jalan rel,
Indonesia dalam hal ini PT. Kereta Api (persero) menggunakan standar sebagai
berikut :
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
Jalan rel harus senantiasa bebas dari rintangan dan setiap saat dapat dileati oleh
kereta api dengan aman. Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka diperlukan
adanya ruang di atas sepur yang senantiasa bebas dari segala benda yang dapat
tersentuh oleh kereta api. Sebaliknya, tidak boleh ada bagian dari kendaraan
jalan rel (lokomotif, kereta, gerbong) yang keluar dari ruang dimaksud. Ruang
bebas ialah ruang di atas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan
dan benda penghalang ; ruang ini disediakan bagi lalu lintas kereta api. Ukuran –
perjalanan (akibat adanya kelonggaran antara flens roda dan kepala rel,
tikungan/lengkung.
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
c. Ukuran gerbong peti kemas standar ISO (ISO container size) tipe standard
height.
elektrifikasi
e. Tinggi peron, baik untuk barang maupun untuk penumpang (peron tinggi dan
peron rendah)
Ruang bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus bebas dari
segala bangunan tetap seperti tiang listrik, pagar, tiang semboyan/rambu, tiang
sinyal elektris dan sebagainya. Ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada
tinggi 1 meter sampai 3,55 meter. Jarak horizontal ruang bangun ditetapkan
sebagai berikut ;
a. Pada lintas bebas ialah 2,35 m sampai 2,53 m di kiri dan kanan sumbu sepur
b. Pada emplasemen ialah 1,95 m sampai 2,35 m di kiri dan kanan sumbu sepur
d. Kereta api rangkaian panjang angkutan berat (heavy haul long train)
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
Rel pada jalan rel mempunyai fungsi sebagai pijakan menggelindingnya roda
kereta api dan untuk meneruskan beban dari roda kereta api kepada bantalan. Rel
tumpu oleh penumpu – penumpu. Pada sistem tumpuan yang sedemikia, tekanan
tegak luru dari roda menyebabkan momen lentur pada rel diantara bantalan-
bantalan. Selain itu, gaya arah horizontal yang disebabkan oleh gaya angina,
goyanga kereta api, dan gaya sentrifugal (pada rel sebelah luar) menyebabkan
c. Rel Vignola
Bantalan rel dapat terbuat dari kayu, baja, atau beton, sehingga dikenal jenis –
a. Bantalan kayu
b. Bantalan baja
c. Bantalan beton
Pemilihan jenis bantalan yang digunakan berdasarkan atas kelas jalan rel
Penambat rel ialah suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan
sedemikian sehingga kedudukan rel menjadi tetap, kokoh dan tidak bergeser
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
terhadap bantalannya. Dengan penambat rel ini jarak antara kedua rel, yaitu
lebar sepur akan tetap. Semakin berat beban dan semakin tinggi kecepatan kereta
Sesuai dengan kemampuan elastisitas yang dapat diberikan oleh penambat rel,
a. Penambat kaku
Penambat kaku terdiri atas paku rel, tarpon (tirefond) atau mur dan baut,
b. Penambat elastis
Lapisan balas terletak diatas lapisan tanah dasar. Lapisan balas mengalami
tegangan yang besar akibat lalu lintas kereta api, sehingga bahan pembentuknya
(akibat gaya rem, jejakan roda pada rel, kembang-susut rel karena perubahan
c. Meluluskan air sehingga tidak terjadi genangan air di sekitar bantalan dan rel
diberikan oleh tanah dasar kepadanya. Badan jalan rel dapat terbuat dari ;
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
c. Beban buatan
Berdasarkan letaknya, badan jalan rel secara umum dapat berada di daerah
dibutuhkan, badan jalan rel dapat berupa timbunan, galian, atau kondisi asli.
Geometri jalan rel adalah bentuk dan ukuran jalan rel, baik pada arah
Geometri jalan harus direncanakan dan dirancang agar mencapai hasil yang
efisien, aman, nyaman dan ekonomis. Uraian mengenai geometri jalan rel
mengacu pada standar yang digunakan di indonesia oleh PT. Kereta Api
Lebar sepur (Rail Gauge) adalah jarak terpendek antara kedua kepala rel, diukur
dari sisi dalam kepala rel yang satu sampai sisi dalam kepala rel lainnya. Lebar
sepur tidak berubah (tetap) meskipun dimensi rel yang digunakan berbeda-beda.
Lengkung Horizontal
berangsur-angsur arah alinemen horizontal sepur. Pada saat kereta api berjalan
melalui lengkung horizontal, timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang akan
berakibat :
a. Rel luar mendapatkan tekanan yang lebih besar dibandingkan rel dalam.
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
b. Keausan rel luar akan lebih banak dibandingkan dengan ang terjadi pada rel
dalam.
horizontal perlu diberi peninggian pada rel luarnya. Oleh karena itu, maka
a. Peninggian normal
b. Peniggian minimum
c. Peninggian maksimum
dua gandar. Dua gandar tersebut yaitu gandar depan dan gandar belakang
merupakan satu kesatuan yang teguh, sehingga disebut sebagai Gandar Teguh
(rigid wheel base). Gaya tekan yang timbul akibat terjepitnya roda
kereta/gerbong akan mengakibatkan keausan rel dan roda menjadi lebih cepat.
Untuk mengurangi perceptan keausan rel dan roda tersebut, perlu dibuat
b. Jarak gandar depan dan gandar belakang pada gandar Gandar Teguh
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
2.10.4 Kelandaian
1. Landai penentu
yang ada pada suatu lintas lurus. Besar landau penentu berpengaruh pada
daya lokomotif yang dignakan dan berat rangkaian kereta api yang
dioperasikan.
2. Landai curam
kelandaian (tanjakan) pada suatu lintas lurus dapat melebihi landai penentu.
Kelandaian yang melebihi landai penentu tersebut disebut landai curam (Sc).
Alinemen vertikal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal yang
melalui sumbu jalan rel yang dimaksud. Alinemen vertikan terdiri dari garis
lurus dengan atau tanpa kelandaian dan lengkung vertikal yang berupa busur
angsur dan beraturan. Selain itu lengkung vertical juga dimaksudkan untuk
a. Lengkung cembung
b. Lengkung cekung
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
Wesel merupakan penghubung antara dua jalan rel dan berfungsi untuk
mengalihkan/ mengantarkan kereta api dari suatu sepur ke sepur yang lain.
a. Wesel biasa
d. Wesel Inggris
Agar supaya wesel dapat berfungsi seperti yang seharusnya, wesel terdiri atas
a. Lidah
c. Rel lantak
d. Rel paksa
e. Penggerak wesel
Untuk panjang wesel dihitung dari awal wesel hingga akhir wesel. Panjang
yang telah ada tanpa harus melakukanpemotongan rel pada sepur yang telah ada.
Apabila dua jalan rel dari dua arah yang terletak pada satu bidang saling
memungkinkan roda (dan flensnya) dapat lewat ke dua arah yang dimaksud.
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
II-15