Hipotermi
Hipotermi
1
PENDAHULUAN
2
Body Surface Area-to-Body Mass Ratio Comparison in
Adults and Low-Birth-Weight Neonates
100 normal
80 temperature
mild
60
hypothermia
40 moderate
20 hypothermia
0
r
er
te
m
in
m
w
su
6
Etiologi
7
1. Penurunan Produksi Panas
1. Hipoadrenalisme
2. Hipotiroidisme
3. Hipopituarisme
8
2. Peningkatan Panas yang hilang
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
4. Evaporasi
9
Konduksi
• Perpindahan panas akibat dari perbedaan
suhu 2 obyek kontak
10
11
Konveksi
• Perpindahan dari udara dengan gerakan
berputar pada permukaan tubuh →
mengakibatkan tubuh kehilangan panas
12
13
Radiasi
• Perpindahan suhu dari obyek yang panas ke
obyek yang dingin
14
Evaporasi
15
16
Four Avenues of Physical Heat Transfer
17
3. Kegagalan termoregulasi
• Secara umum terjadi akibat dari kegagalan
hipotalamus dalam menjalankan fungsinya,
sebagai organ
termoregulator.
18
Lemak Coklat ( brown fat / brown
adipose tissue = BAT )
• Mengandung banyak mitokondria, kaya kapiler dengan akhiran
saraf simpatis. Karena efek noradrenalin, akan terjadi proses
fosforilasi oksidatif → panas
• Banyak ditemukan pada daerah ginjal, kelenjar adrenal, otot
dan pembuluh darah di leher, mediastinum, daerah antara
skapula dan aksila
• Pada neonatus aterm mempunyai deposit 4 – 10%
• Pada neonatus preterm ditemukan pada sekitar minggu ke 26-
30 kehamilan dan dalam jumlah yang sedikit.
• Umumnya menghilang pada 3 bulan setelah lahir
kecuali pada neonatus yang mengalami paparan dingin
19
ASPEK KLINIS
HIPOTERMI
20
ASPEK KLINIS HIPOTERMI
Paparan dingin :
Manfaat → inisiasi timbulnya pernafasan &
terapi pada HIE, krn efek reduksi
metabolisme seluler
→ disisi lain harus dihindarkan
kerugian
Menyebabkan penurunan suhu tubuh bayi
- Chandra & Baumgart : 0,2 – 1 0C/menit
- Stern : 0,1 – 0,3 0C/menit
- LeBlanc : 2 0C dalam 30 menit
- WHO CGTC : 2 – 4 0C dalam 10 – 20 menit
21
RESPON TUBUH TERHADAP
PAPARAN DINGIN
• Shivering Thermoregulation
• Non-shivering Thermoregulation
• Vasokontriksi Perifer
22
Bayi baru lahir :
• Lebih Mudah mengalami hipotermi
• Non-Shivering Thermoregulation
• Vasokonstriksi perifer
23
Perubahan-perubahan patologis
- Peningkatan konsumsi oksigen
- Distres respirasi
- Gangguan keseimbangan asam-basa
- Hipoglikemi
- Defek koagulasi
- Sirkulasi fetal persisten
- Gagal ginjal akut
- Nekrotikan enterokolitis
- Gangguan sistemik lainnya
24
Neonatus yang Berisiko hipotermi
• Preterm
• IUGR
• Neonatus dengan kelainan kongenital yang
spesifik
• Neonatus dengan masalah yang
mempengaruhi SSP
• Neonatus dengan riwayat resusitasi lama
25
GEJALA KLINIS
26
Gejala Klinis
• Akrosianosis, pucat, sianosis sentral
• Ekstremitas dingin
• Apnea, bradikardi
• Letargi
• Malas minum
• Edema, sklerema
27
DIAGNOSIS
28
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan penunjang lain sesuai dengan
penyakit primer :
• Darah rutin
• Elektrolit
• Analisa gas darah
• Radiologis
• EKG
• dll
29
PENATALAKSANAAN
30
31
Essential Newborn Nursing for Small Hoapitals, 2005
• Hipotermi Sedang (32-25,9)
• Pakaian hangat, topi, serta selimut yang hangat
• ASI dan perawatan bayi lekat apabila dimungkinkan.
• Gunakan inkubator / radiant warmer
• Periksa kadar gula darah , terapi hipoglikemia sesuai indikasi
• Pengawasan dan penanganan segera adanya tanda-tanda kegawatan
• Pantau suhu tubuh bayi setiap jam :
- Bila suhu naik minimal 0,5 / jam, lanjutkan memeriksa suhu
setiap 2 jam
- Bila suhu tidak naik / naik terlalu pelan kurang dari 0,5 /jam,
penanganan kearah sepsis.
• Setelah suhu normal ;
- Lakukan perawatan lanjutan
- Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhunya setiap 3
jam.
32
• Hipotermi Berat :<32
• Segera hangatkan bayi dibawah radiant warmer, rawat di dalam inkubator.
• Pakaian yang hangat, topi.
• Pasang jalur i.v pemberian cairan sesuai kebutuhan, dengan pipa infus
terpasang dibawah pancaran panas, untuk menghangatkan.
• Periksa kadar gula darah , terapi hipoglikemia sesuai indikasi
• Pengawasan dan penanganan segera adanya tanda-tanda kegawatan
• Pemberian antibiotika.
• ASI / menyusu ibu apabila memungkinkan.
• Pantau suhu tubuh bayi setiap jam, apabila terdapat kenaikan paling tidak
0,5 / jam lanjutkan dengan memeriksa suhu tubuh bayi setiap 2 jam
• Setelah suhu tubuh bayi normal , lakukan perawatan lanjutan untuk bayi.
33
KOMPLIKASI
• Aritmia jantung
• Edema paru
• Perdarahan saluran cerna
• Akut tubular nekrosis
• Asidosis metabolik
• Trombosis intravaskular
34
Prognosis
• Hipotermi berat biasanya buruk
• Hipotermi sedang bila tidak tertangani
akan jatuh ke hipotermi berat
35
PENCEGAHAN
36
10 LANGKAH PROTEKSI TERMAL
1. Ruang bersalin yang hangat
2. Pengeringan bayi segera setelah lahir
3. Kontak kulit dengan kulit
4. Pemberian Air Susu Ibu
5. Menunda Memandikan & Menimbang bayi
6. Pakaian & Selimut yang tepat
7. Rawat Gabung
8. Transportasi hangat
9. Resusitasi hangat
10. Pelatihan dan Sosialisasi Rantai Hangat
38
39
Kotak Penghangat. 40
RADIANT WARMER
41
INKUBATOR 42
KESIMPULAN
• Semua bayi mempunyai risiko untuk terjadinya
hipotermi, terutama pada jam-jam pertama
kehidupannya, risiko meninggi pada keadaan-keadaan
tertentu
• Non-shivering thermogenesis merupakan mekanisme
utama bayi untuk mempertahankan panas tubuh
• Proses kehilangan panas terutama melalui 4 jalur
• Hipotermi sering merupakan tanda awal dari suatu
penyakit
• Tanpa penanganan yang tepat akan terjadi komplikasi
yang berat
• Perlunya sosialisasi tindakan pencegahan hipotermi
dengan 10 Langkah Proteksi Termal
43