Neraca pembayaran terdiri dari lima komponen utama, yaitu: neraca transaksi berjalan, neraca
modal,neraca finansial, selisih perhitungan bersih, dan lalu lintas moneter
Segala transaksi yang berasal dari perdagangan barang dan jasa serta pendapatan yang berasal dari
investasi asing akan tercatat dalam neraca transaksi berjalan. Dalam neraca transaksi berjalan dikenal
istilah defisit transaksi berjalan atau current account deficit, yaitu kondisi keuangan negara dengan angka
pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada angka pertumbuhan ekspor.
Selain itu, defisit transaksi berjalan juga didefinisikan sebagai suatu keadaan, di mana tingkat tabungan
nasional lebih rendah daripada tingkat investasi suatu negara. Defisit transaksi berjalan untuk kasus ini
lebih umum terjadi di negara-negara berkembang.
Terlihat bahwa Indonesia mengalami deficit transaksi berjalan selama beberapa tahun. Hal ini dikarenakan
tingkat tabungan nasional lebih rendah daripada tingkat investasi. Namun disisi lain dapat kita lihat neraca
perdagangan cenderung mengalami surplus dikarenakan memang tingkat ekspor lebih tinggi dari impor
Narasi Elastisitas Kesempatan Kerja, Pengangguran, dan Kemiskinan
Dilihat dari 3 tahun ini perkembangan tingkat kemiskinan mengalami penurunan yang baik.
Berarti Pemerintah dapat menjalankan program program mereka dengan baik dan tepat sasaran
sehingga upaya dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia dapat tercapai.
Namun diliat pada tahun 2020 tingkat kemiskinan di Indonesia mengalamai kenaikan menjadi
27,55 juta penduduk, hal ini disebabkan oleh adanya virus covid 19 yang masuk ke Indonesia
dengan jumlah terinfeksi yang terus meningkat dan wilayah sebaran yang semakin meluas,
Pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan dalam rangka mengatasi penyebaran atau upaya
memutus rantai penyebaran Covid-19 mengakibatkan banyak kegiatan ekonomi yang mengalami
penurunan bahkan terhenti berproduksi. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan
pengangguran, penurunan tingkat produktivitas individu maupun perusahaan, penurunan daya beli
masyarakat, dan mendorong munculnya orang miskin baru yang secara agregat meningkatkan
jumlah penduduk miskin
Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat
(secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu
(ketimpangan yang sempurna). Koefisien Gini dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang
yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana
kurva Lorenz itu berada. pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang
membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi
uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.
Perhatikan gambar berikut:
Pertama, ketimpangan peluang, yang tercermin pada nasib anak-anak dari keluarga
miskin, yang terpengaruh oleh tempat mereka dilahirkan atau pendidikan orang tua
mereka. Menurut Bank Dunia, awal yang tidak adil dapat menentukan kurangnya peluang
bagi mereka selanjutnya.
Kedua, ketimpangan pasar tenaga kerja, dimana pekerja dengan keterampilan tinggi
menerima gaji yang lebih besar, dan tenaga kerja lainnya hampir tidak memiliki peluang
untuk mengembangkan keterampilan mereka. Hal ini mengakibatkan mereka
terperangkap dalam pekerjaan informal dengan produktivitas rendah dan pemasukan
yang kecil.
Ketiga, konsentrasi kekayaan, dimana kaum elit memiliki aset keuangan seperti properti
atau saham, yang ikut mendorong ketimpangan saat ini dan masa depan.
Keempat, ketimpangan dalam menghadapi goncangan. Hal ini terlihat saat terjadi
goncangan, dimana masyarakat miskin dan rentan akan lebih terkena dampak.
Goncangan akan menurunkan kemampuan mereka untuk memperoleh pemasukan dan
melakukan investasi kesehatan dan pendidikan.
Lewat peningkatan kualitas pelayanan dasar publik ditingkat lokal (air bersih, sanitasi,
gizi, pengetahuan ibu,dan pelayanan kesehatan).
Menurunkn kemiskinan
Lewat stabilisasi harga pangan, pengurangan beban pnduduk miskin,dan subsidi tepat
sasaran (program-program bantuan sosial).
Lewat peningkatan keahlian dan sertifikasi, magang, kemitraan dengan industri, dan
investasi yang menyerap tenaga kerja yang besar
Lewat pajak/subsidi, program afirmasi yang efektif, penuntasan NIK, kredit UMKM
terutama dibidang pertanian dan perikanan.
Menguatkan industri
Lewat penguatan industri kecil strategis, pemaksimalan potensi lokal perhutanan sosial,
reforma agraria, peningkatan skala usaha petani dan nelaya, pengembangan destinasi
wisata.