Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“TOPIK, TEMA, JUDUL DAN KERANGKARANGAN”

DOSEN PENGAMPU:

Meksi Rahma Nesti, S.Hum., M.Hum

DISUSUN OLEH:

Kelompok 8

1. Rezka Felicia 1911012017


2. Jihan Syidda Aufa 1911013025
3. Ragil Aldrin 1910113151
4. Faldo Waguna 2110613055

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “TEMA, TOPIK, JUDUL, DAN
KERANGKA KARANGAN”. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Disamping itu, Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Meksi Rahma
Nesti, S.Hum., M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini. kami buat dan kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini. Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Padang, 03 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2

C. TUJUAN ...................................................................................................... 2

D. MANFAAT .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. TEMA .......................................................................................................... 4

B. TOPIK .......................................................................................................... 7

C. JUDUL ....................................................................................................... 12

D. KERANGKA KARANGAN ..................................................................... 15

BAB III PENUTUP............................................................................................... 31

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 31

B. SARAN ...................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sehari – hari kita mengenal istilah judul, topic, tema, dan kerangka karangan
dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa indonesia maupun
bahasa asing. Tema dan topik sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka
tulisan awal sebelum benar – benar menulis karena tema dan topik sebagai acuan
dalam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan. Tema dan
topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari
apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diinginkan oleh
sang penulis tersebut.
Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan
karena dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa
penasaran dan di ingin mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun belum
mengetahui secara persis apa isi karangan tersebut. Tapi dengan judul yang
menarik maka secara tidak langsung sebuah karangan tersebut seperti menarik
orang untuk membacanya dan mengetahui apa isi karangan tersebut. Ke serasian
antar 3 pokok tulisan ini (tema, topik, judul) sangat lah penting untuk mencapai
sebuah karangan/tulisan yang baik dan menarik.
Antara tema, topik, dan judul itu berbeda. Topik dan tema harus ditentukan
sebelum mulai menulis. Sedangkan judul tidak selalu demikian. Terkadang topik
juga langsung di jadikan judul.
Sedangkan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam
bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum
kita membuat sebuah karangan sebaiknya kita membuat kerangka karangan
terlebih dahulu karena tanpa kerangka karangan maka akan mudah terjerumus
kearah keadaan anarkis dan akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan
yang akan dituju. Selain itu, dengan adanya kerangka karangan dapat

1
menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu serta
penyimpangan-penyimpangan dari topik dapat dihindarkan.
Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline
yaitu rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok
pembicaraan sebuah kerangka kyang akan ditulis.
Dalam makalah ini akan penyusun sajikan pengertian atau definisi masing-
masing dari topik, tema, judul, dan kerangka karangan. Serta perbedaan tema,
topik, judul, dan kerangka karangan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang di maksud dengan tema, topik, judul, dan kerangka karangan?
2. Apa saja ciri – ciri dengan tema, topik, judul, dan kerangka karangan?
3. Apa saja syarat-syarat dari dengan tema, topik, judul, dan kerangka
karangan?
4. Apa saja macam-macam dari tema, judul, dan kerangka karangan?
5. Apa fungsi dari topik, judul, dan kerangka karangan?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan kerangka kerangan?
7. Bagaimana contoh kerangka karangan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui Apa yang di maksud dengan tema, topik, judul, dan kerangka
karangan?
2. Mengetahui Apa saja ciri – ciri dengan tema, topik, judul, dan kerangka
karangan?
3. Mengetahui Apa saja syarat-syarat dari dengan tema, topik, judul, dan
kerangka karangan?
4. Mengetahui Apa saja macam-macam dari tema, judul, dan kerangka
karangan?
5. Mengetahui Apa fungsi dari topik, judul, dan kerangka karangan?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan kerangka kerangan?

2
7. Mengetahui Bagaimana contoh kerangka karangan?

D. MANFAAT
Agar pembaca mengetahui lebih rinci atau lebih detail lagi tentang tema, topik,
judul, dan kerangka karangan. Agar saat membuat makalah, atau karya tulis
ilmiah menghasilkan karya yang baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang telah
di tentukan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEMA
a) Pengertian tema
Menurut arti katanya tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan”
atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Tema berasal dari bahasa Yunani
tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, tema adalah pokok pikiran. Tema adalah gagasan dasar
yang mendasari sebuah karangan atau gagasan dasar tempat beradanya
topik.

b) Pengertian Tema Secara Khusus dalam Karang-Mengarang


• Dilihat dari sudut pandang sebuah karangan yang sudah selesai, tema
adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangan.
• Dari proses penulisan, tema dapat dibatasi sebagai suatu perumusan dari
topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik.

c) Syarat-syarat Tema yang Baik


• Tema menarik perhatian penulis
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk
membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
• Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema
tersebut sudah dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam
penulisan tulisan/karangan.
• Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup
tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini

4
memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
• Tema dibatasi ruang lingkupnya
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau
dibatasi ruang lingkupnya.

d) Ciri-ciri Tema Karangan Nonilmiah


• Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan
yang dikemukakan.
• Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak yang bertentangan satu
sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
• Tema dapat dikesankan melalui peristiwa, kisah, suasana, dan unsur
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan dalam
sebuah cerita.

e) Menurut Shipley, tema dapat dibedakan menjadi lima jenis tema, yaitu :
1. Tema Jasmaniah
Tema jasmaniah merupakan tema yang berhubungan atau pun terfokus
pada permasalahan kondisi fisik manusia. Model tema ini biasanya
menyangkut beberapa hal yang ada di dalam tubuh manusia seperti
molekul, jasad, perasaan, tubuh, dan zat. Beberapa contoh tema yang
jasmaniah adalah mengenai perasaan cinta.
2. Tema Sosial
Tema sosial merupakan tema yang berkaitan erat dengan berbagai
macam hal yang berbau urusan sosial. Dalam tema ini, pengarang cerita
biasanya menjelaskan berbagai macam hal yang berkaitan dengan urusan
kehidupan masyarakat, interaksi manusia dengan lingkungan
sekitarnya, permasalahan sosial, dan berbagai macam tema lainnya.
3. Tema Ketuhanan

5
Tema Ketuhanan merupakan tema yang berkaitan erat dengan kekuasaan
Tuhan yang tampak dalam setiap aktivitas manusia. Model tema ini
biasanya dijabarkan oleh pengarang cerita dengan menunjukkan berbagai
macam hal – hal magis yang berada di luar akal manusia seperti kejadian
kiamat, keajaiban penyembuhan penyakit, dan berbagai macam tema
lainnya.
4. Tema Organik
Tema organik merupakan tema yang mencakup berbagai macam hal
yang berhubungan erat dengan moral dasar manusia seperti hubungan
antar pria dan wanita, nasihat, dan berbagai macam tema lainnya.
5. Tema Egoik
Tema egoik merupakan tema yang berkaitan erat dengan sifat ego
manusia. dalam tema ini, pengarang cerita biasanya menonjolkan tema
dengan berbagai macam bentuk cerita seperti keserakahan atau pun
ketamakan manusia.

f) Tema dapat dikesan melalui:


• Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
• Peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian
dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
• Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan
pokok persoalannya secara keseluruhan.
• Plot cerita.
• Tema harus Bermanfaat.
• Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
• tema yang dipilih harus yang menarik.
• Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
• Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
• Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.

6
B. TOPIK
a) Pengertian Topik
Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Topik
juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika
penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap
awal dalam proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Topik yang
masih bersifat awal tersebut kemudian difokuskan dengan cara membuatnya
lebih sempit cakupannya atau lebih luas cakupannya. Topik yang masih
awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang
lebih sempit atau lebih luas.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki
persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah
baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul
karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal
yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam
membahas suatu permasalahan.
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat
keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik
merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan harus
mencerminkan topik tersebut. Pembahasan tidak menerima uraian yang
menyimpang dari topik. Jika ada, uraian tersebut harus dikeluarkan.

b) Ciri-ciri topik, antara lain :


1. Topic harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu
menimbulkan rasa keingintahuan pembaca
2. Mencakup keseluruhan isi cerita

c) Syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu


1. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya
yaitu sesuai dengan:
- Bidang keahlian.

7
- Bidang studi yang didalami.
- Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian,
partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah.
- Bidang kerja atau profesi.
- Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
- Temuan yang pernah diteliti.
- Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
- Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
- Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperlukan pembacanya.

2. Bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut
dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
- Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
- Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi
pengembangan akademik dan profesi.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
- Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
- Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
- Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
- Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan
sebagainya.
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1). Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan
dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan
mengundang minat untuk membacanya.
Topik menarik untuk dibaca dan ditulis jika menyajikan informasi
uni- versal, namun pembahasannya spesifik. a) memberikan solusi
masalah, b) inovatif, c) kreativitas baru yang belum pernah ada

8
sebelumnya, d) solusi pola kehidupan yang telah usang, e) solusi
mencegah korban gempa, f) mengatasi kesenjangan kesejahteraan, g)
kreativitas baru, h) prestasi yang luar biasa, dan i) temuan mutakhir
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu.
2). Dikuasai dengan baik.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai
teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu,
penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa
yang digunakan, dan bidang ilmu.
Indikator penguasaan topik oleh penulis yaitu menguasai: a) ruang
lingkupnya, b) metode pembahasannya, c) landasan teorinya, d) variabel
yang dibahas, e) metode penelitiannya, f) bidang ilmu yang
mendasarinya, g) waktu yang ditentukan, h) pengoperasian sarana
teknologi yang diperlukan, i) bahasa yang digunakan sebagai sarana
penulisannya, j) data dan pengujian validasinya.

d) Pertimbangan Memilih Topik Karya Ilmiah Menurut Arifin:


• Topik harus berada disekitar penulis
• Topik hendaknya menarik perhatian penulis
• Topik terpusat pada satu segi lingkup yang sempit
• Topik memiliki data yang bersifat objektif
• Topik harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit
• Topik harus memiliki sumber acuan
e) Pertimbangan Memilih Topik Karya Nonilmiah
• Aktual : harus dibicarakan
• Kreatif : menampilkan ide kreatif
• Menarik : enak dibaca, perlu, dan membangkitkan minat pembaca untuk
mengetahui lebih banyak dan lebih jauh
• Efektif : lebih banyak yang diingat dan bermanfaat
• Efisien : lebih sedikit memerlukan waktu dan usaha

9
f) Fungsi Topik
• Mengikat keseluruhan isi
• Menjiwai seluruh pembahasan: pendahuluan (latar belakang masalah,
tujuan, ruang lingkup), bahasan utama (uraian, ilustrasi, deskripsi,
pembuktian, narasi, penjelasan), dan kesimpulan.
• Mengendalikan variabel: topik yang terdiri dari dua variabel,
pembahasannya juga terkait dengan hubungan tersebut.
• Memudahkan pengembangan ide bagi penulis, bagi pembaca
memudahkan pemahaman.
• Memberikan daya tarik bagi pembaca.

g) Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau
lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas
menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas.
Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis
atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi.
Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak
(kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit
dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca. Maka dari itu,
pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan,
tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.
➢ fungsi pembatasan topik
a. Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh
keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar
diketahuinya.
b. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis
untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai
masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
memilih hal-hal yang akan dikembangkan.

10
➢ Cara Membatasi Sebuah Topik
• Tetapkanlah topik dalam kedudukan central. Contoh : komunikasi.
• Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci, bila
dapat tetapkanlah.
• Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
• Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci
lebih lanjut.

➢ Pembatasan Topik yang Terlalu Umum dan Luas


• Menurut tempat. Contoh : “Curah hujan di Pulau Jawa” lebih
spesifik daripada “Curah hujan di Indonesia”.
• Menurut waktu/periode/zaman. Contoh : “Perkembangan Islam”
bisa dibatasi menjadi “Perkembangan Islam di Masa Nabi
Muhammad SAW”.
• Menurut hubungan kasual (hubungan sebab akibat), menurut
pembagian bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ekonomi,
agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kesenian).
• Menurut aspek khusus-khusus.
• Menurut objek material dan objek formal.
➢ Contoh:
1) Topik terlalu luas, misainya:
- Budaya Indonesia
- Perekonomian Jawa Barat
- Pendidikan di DKI Jakarta
- Pelajaran fisika.
2) Topik terlalu sempit:
- Kecepatan Unyil menjawab tes matematika
- Cara lintah menghisap darah
- Fungsi gigi taring bagi manusia
- Kebiasaan saya makan pagi.

11
3) Topik yang baik dan terbatas:
- Pengaruh penjualan terhadap laba usaha pada PT Bata Indonesia
Cabang Jakarta
- Analisis fungsi promosi terhadap kinerja penjualan televisi
Panasonik Jakarta 2007
- Pengaruh sosial budaya terhadap perencanaan lingkungan
hunian pada Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur 2007
- Fungsi produk kreativitas baru terhadap kinerja bisnis pada PT
ABC
- Upaya mengembangkan robot cerdas bagi pelayanan pasien di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

C. JUDUL
a) Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita,
dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat
menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan
wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada
yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut
juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan
menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup
menggambarkan isi bahasan.
b) Syarat Judul yang Baik:
1. Sesuai dengan topik
Karangan ilmiah formal judul karangan sama dengan topiknya. Contoh:
Topik: Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis.
Judul: Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis pada PT Semen
Cibinong pada 2004.
2. Sesuai dengan isi karangan

12
Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk
memastikan data sekunder, dan data primer yang diperlukan.
3. Berbentuk frasa (bukan kalimat)
Judul dinyatakan dalam bentuk frasa dan bukan kalimat. Frasa adalah
kelom- pok kata yang merupakan kesatuan makna. Frasa tidak
mengandung unsur subjek dan predikat, sedang kalimat mengandung
unsur subjek dan predikat. Perhatikan contoh berikut:
1) Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik
(benar)
2) Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah)
4. Singkat
Indikator singkat: mudah dipahami, mudah diingat, tidak melebihi kata
(tidak termasuk kata tugas) Contoh:
1) Analisis fungsi bahasa Indonesia dalam komunikasi bisnis pada
pelayanan pajak di DKI Jakarta.
2) Pengaruh penjualan terhadap laba usaha pada PT Kenari Jaya 2003
Upaya meningkatkan pendapatan melalui sektor pajak
5. Jelas
Topik karangan yang jelas sangat membantu penulis mengendalikan
variable. Topik yang jelas ditandai dengan indicator berikut ini: a)
menggunakan kata lugas (denotasi), b) fungsi setiap kata dapat diukur
secara operasional, c) tidak menggunakan kata kias, d) hubungan
variable bebas dan terikat menunjukkan arah yang jelas. Contoh:
1) Pengembangan sumber daya laut terhadap peningkatan pendapatan
daerah (kurang jelas)
2) Upaya meningkatkan pendapatan daerah melalui sector perikanan
laut pada Pemerintah DKI Jakarta (lebih jelas).

6. Syarat-Syarat Pembuatan Judul:


• Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau
ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.

13
• Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga
menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau
karangan.
• Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa
yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang
singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

7. Judul Terbagi Menjadi Dua,yaitu :


• Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita.
• Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi
tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

8. Ciri – ciri Judul


• Harus berbentuk frasa
• Tanpa adanya singkatan atau akronim
• Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
• Tanpa tanda baca di akhir judul
• Menarik perhatian
• Logis
• Sesuai dengan isi
• Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

9. Fungsi Judul
• Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
• Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang
untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
• Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang
lingkupnya.

14
• Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud, dan tujunnya.

D. KERANGKA KARANGAN
a) Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan
kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar
tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

b) Fungsi kerangka karangan


• Memudahkan pengendalian variabel,
• Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan
penulis menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang
diinginkan.
• Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan
dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
• Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
• Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
• Mencegah pengulangan pembahasaan ide

c) Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik


• Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan
yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.

15
• Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus
dirinci.
• Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
• Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk
menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk
membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita
dalam mengembangkan karangan.

d) Macam-Macam Kerangka Karangan


1. Berdasarkan perincian.
a. Kerangka karangan sederhana/sementara (non-formal) Merupakan
suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang
terarah.yang terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama.
b. Kerangka karangan formal. Kerangka karangan yang timbul dari
pertimbangan bahwa topik yang akan di garap bersifat sangat
komplek atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak
bermaksud untuk segera menggarapnya.
2. Berdasarkan perumusan teks.
a. Kerangka kalimat.
Menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk merumuskan
setiap topik, sub topik. Misalnya:
I. Pendahuluan
1) Latar belakang, membahas kesenjangan konsep ideal dan fakta,
kajian Pustaka, dan penalaran yang menimbulkan masalah.
2) Rumusan masalah, merumuskan pertanyaan yang hendak
dibahas.
3) Tujuan, berisi upaya yang hendak dicapai.
4) Pembatasan masalah merinci ruang lingkup pembahasan
konsep, tempat penelitian, dan waktu penelitian.

16
5) Metode pembahasan menguraikan cara menganalisis.
II. Deskripsi teori
1) Deskripsi variable pertama, teori x berisi defenisi dan deskripsi
singkat.
2) Deskripsi variable kedua, teori y berisi defenisi dan deskripsi
singkat.
III. Metode penelitian, membahas cara meneliti, cara
mengumpulkan data, dan cara menganalisis sampai
mendapatkan hasil analisis data.
IV. Deskripsi data, menggambarkan data, menganalisis data, dan
hasil analisis.
V. Kesimpulan menafsirkan hasil analisis, dan menyampaikan
saran.
b. Kerangka topik berisi topik dan sub-subtopik yang berupa frasa,
bukan kalimat lengkap.
Menyusun kerangka berarti merinci topik berdasarkan
kalimat tesis ke dalam subtopik, merinci subtopik menjadi unsur-
unsur subtopik yang lebih kecil. Untuk menyusun kerangka
karangan, perhatikan proses berikut ini:
1. Merumuskan topik menjadi rumusan masalah, tujuan, dan
kalimat tesis,
2. Menyusun rincian kalimat tesis menjadi kerangka kasar/
ragangan yang terdiri pendahuluan dan bahasan utama,
masing-masing disertai judul bab,
3. Merinci kerangka kasar (ragangan) menjadi kerangka
sempurna dengan merinci bab menjadi subbab, dan
merinci subbab menjadi sub-subjudul yang lebih kecil,
serta tambahan unsur pembuka aan unsur penutup.

e) Langkah-langkah pembuatan kerangka karangan


1. Menentukan tema dan judul

17
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok
pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Judul adalah kepala
karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada
persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal
(penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan,
banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai
cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahan.
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang
sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat
urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuk – petunjuknya:
1. Catat hal penting semampunya.
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi
beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per
bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat
berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

Berikut fungsi kerangka karangan:


a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis
b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan

18
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak
penting.

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan:


a) Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon
pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b) Mengatur urutan gagasan.
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d) Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis
karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses
pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

4. Mengembangka kerangka karangan


Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada
penguasaan terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar
memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan
kreatif, mengalir dan nyata.

f) Membuat Kerangka Karangan


Misalnya, kita akan menulis karangan mengenai kegiatan sebuah
universitas pada periode tertentu. Mula-mula kita memecahkan merinci
kalimat tesis menjadi topik tersebut kedalam suatu babakan besar.
Perhatikan contoh berikut ini,
Tesis: Manajemen pemasaran sepatu bata di Asean sampai dengan
pertengahan 2003 belum optimal sehingga perlu diupayakan
peningkatannya dengan mempertinggi daya saing terhadap produk lain.
1. Kerangka kasar menuju kerangka sempurna:
Kerangka kasar (Ragangan)
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
I. Penjualan yang sedang berlangsung.

19
II. Peningkatan penjualan.
III. Prospek penjualan 2004.
Setelah diperoleh kerangka kasar, penulis memikirkan rincian
setiap bab kasar di atas menjadi sebuah kerangka yang lebih terinci.
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004.
I. Penjualan yang Sedang Berlangsung.
1.1 Konsep Penjualan Tradisional
1.2 Kualitas Produk
1.3 Promosi
II. Peningkatan Penjualan Pereode 2004
2.1 Strategi Penjualan.
2.2 Kualitas Produk Standar Internasional.
2.3 Promosi Multimedia
Kerangka karangan itu dapat dirinci menjadi kerangka topik
sempurna dengan menambahkan detail pada masing-masing
subtopik.
1. Penjualan yang Sedang Berlangsung.
1.1 Penjualan Secara Tradisional.
1.1.1 Menempatkan Barang di Toko
1.1.2 Jauh dari Pusat Perdagangan
1.2 Kualitas Produk Rendah
1.2.1 Tidak Terkontrol
1.2.2 Kalah Bersaing
1.3 Tanpa Promosi.

2. Peningkatan Penjualan
1.1 Strategi Penjualan
1.2 Kualitas Produk Standar Internasional
1.2.1 Sertifikasi International Standard Organization
(ISO)
1.2.2 Memasuki Pasar Global

20
1.2.3 Memasuki Pasar WTO
3. Promosi Multimedia
3.1 Melalui Media Cetak
3.2 Melalui Internet
Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis per
memperhatikan kriteria berikut:
A. Menggunakan bentuk kerangka standar,
B. Menggunakan inden atau lurus secara konsisten, dan tidak
mengombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan
dalam sebuah kerangka karangan,
C. Menggunakan penomoran secara konsisten (angka desimal;
angka romawi; kombinasi angka romawi, huruf, dan angka
arab),
D. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
E. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,
F. Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten,
G. Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten,
H. Penomoran tidak melebihi empat angka (digit),
I. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.

2. Kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan


angka arab.
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam
Kewirausahaan
I. Pendahuluan
II. Potensi Akademik Mahasiswa
A. Potensi Kecerdasan
B. Keahlian Bidang Studi
C.Tenaga Kerja Intelektual
III. Paradigma Kewirausahaan

21
A. Potensi Kewirausahaan
B. Sumber Kreativitas Baru
C. Budaya Kewirausahaan
IV. Strategi Berwirausaha
A. Strategi Awal
1. Konsep
2. Modal
3. Produk
4. Pasar
B. Evaluasi Perencanaan dan Pengembangan
C. Perencanaan Awal,
D. Pengembangan Semester Pertama
E. Evaluasi dan Pengembangan Semester Kedua
F. Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun
Kedua

3. Kerangka sistem lekuk dengan angka desimal.


Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam
Kewirausahaan
1. Pendahuluan
2. Potensi Akademik Mahasiswa
2.1 potensi Kecerdasan
2.2 Keahlian Bidang Stdi
2.3 Tenaga Kerja Intelektual
3. Paradigma Kewirausahaan
3.1 Potensi Kewirausahaan
3.2 Sumber Kreativitas Baru
3.3 Budaya Kewirausahaan
4. Strategi Berwirausaha
1.1 Strategi Awal
1.1.1 Konsep

22
2.2.2 Modal
2.2.3 Produk
2.2.4 Pasar
2.3 Evaluasi Strategi Awal,
2.4 Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama
2.5 Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun
Kedua
5. Kesimpulan

4. Kerangka sistem lurus dengan angka romawi dan desimal


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
1.1 Deskripsi Teori,
2.1.1 Deskrisi teoretik variabel pertama (definisi gambaran
konsep)
2.1.2 Deskripsi teoretik variabel kedua (definisi, gambaran konsep)
1.2 Kerangka berpikir
1.3 Rumusan Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
1.2 Populasi dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur Pengukuran
1.6 Teknik Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN

23
1.1 Deskripsi Data
1.2 Pengujian data
1.3 Hasil Pengujian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan (interpretasi atas hasil penelitian)
5.2 Saran

5. Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka


penelitian kualitatif
BAB I Pendahuluan
BAB II Teori Acuan Pendahuluan
BAB III Metodologi Penelitian
BAB IV Hasil Penelitian
BAB V Pembahasan
BAB VI Kesimpulan, impilkasi (saran)

6. Kerangka karangan dengan kombinasi romawi desimal lurus


model kerangka penelitian kualitatif, contoh model kajian teoretik
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II Kajian Pustaka
1.1 Deskripsi teori
1.2 Analisis
1.3 Sintesis
BAB III HASIL PENELITIAN
1.1 Interpretasi
1.2 Implikasi
BAB IV KESIMPULAN

24
(Tindak lanjut)

7. Pola Pemecahan masalah: Pernyataan Maksud - Masalah -


Tujuan Pembahasan - Alternatif (Pemecahan Masalah) -
Pemecahan Masalah
I.Pernyataan Maksud
II Deskripsi Masalah
III Merumuskan Tujuan
IV Cara Mencapai tujuan
V Alternatif pertama
VI Alternatif kedua
VII Pemecahan masalah kualitatif, untuk penulisan artikel.
Sari tema II Deskripsi umum

8. Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka


penelitian kualitatif, untuk penulisan artikel.
Pola Penilaian: Sari tema - kekuatan - kelemahan –
Integritas
I.Sari tema
II. Deskripsi umum
III Kekuatan/keunggulan pertama
IV Kekuatan/keunggulan kedua
V Kelemahan pertama dan solusi VI Kelemahan kedua dan
solusi
VII Integritas (induktif)

9. Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model


kerangka penelitian kualitatif, untuk penulisan makalah.
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang dan masalah
1.2 Pentingnya pembahasan masalah

25
1.3 Sudut pandang dan pendekatan 1.4 Pembatasan Masalah
II PEMBAHASAN
1.1 Masalah yang dihadapi
1.2 Cara pemecahan masalah
1.3 Dukungan
1.4 Hambatan
III PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran

4. Kerangka Karangan Kajian


a) Kajian tindakan
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab 2 Desain
1.1 Pengumpulan Data
1.2 Analisis Data
1.3 Kriteria Penilaian
Bab 3 Hasil Penelitian
1.1 Interpretasi
1.2 Implikasi
Bab 4 Simpulan

b) Kreativitas model
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Masalah

26
1.4 Manfaat
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Teori-teori
2.2 Analisis
2.3 Sintesis
Bab 3 Hasil Penelitian
3.1 Interpretasi
3.2 Implikasi
1.3 Simpulan
Bab 4 Aplikasi Model

c) Studi pustaka (kajian teoretik)


Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Analisis
2.2 Sintesis
Bab 3 Hasil Penelitian
3.1 Interpretasi
3.2 Implikasi
Bab 4 Simpulan

d). Studi kasus


Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

27
1.4 Masalah
1.5 Proporsi (jika ada)
Bab 2 Satuan Analisis
2.1 Definisi
2.2 Hubungan data dan proporsi
Bab 3 Analisis Data
3.1 Kriteria
3.2 Analisis
Bab 4 Hasil Penelitian
4.1 Interpretasi
4.2 Implikasi
Bab 5 Simpulan

e). Studi Penulisan Natural


Bab 1 Pendahuluan
1.1 Fokus
1.2 Sampel
1.3 Instrumen
1.4 Paradigma
Bab 2 Metode
2.1 Taraf Penelitian
2.2 Analisis Dominan
1.4 Analisis Taksonomi
1.5 Analisis Komponen
1.6 Analisis Tema
Bab 3 Hasil Penelitian
3.1 Hasil Penelitian
3.2 Evaluasi Unit Anggota
3.3 Evaluasi Kolektif
1.4 Validitas Data
Bab 4 Simpulan (Tindak lanjut)

28
4.1 Tema Utama
4.2 Hipotesis Kerja

g) Contoh Kerangka Karangan


Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui penyebab dan dampak banjir.
Tema : Banjir di Indonesia.
1. Banjir yang terjadi di Indonesia
1.1. Banjir di Pulau Jawa
1.1.1. Banjir di DKI Jakarta
1.1.2. Banjir di Surabaya
1.2. Banjir di luar Pulau Jawa
1.2.1. Banjir di Propinsi Nangroe Aceh Darusalam
1.2.2. Banjir di Papua
2. Penyebab Banjir di Indonesia
2.1. Faktor Alam
2.1.1. Cuaca yang Extrim
2.1.2. Banjir Kiriman
2.2. Kelalaian Manusia
2.2.1. Penebangan Hutan
2.2.2. Membuang Sampah Sembarang
2.2.3. Tanah Resapan Air Berkurang
2.2.4. Pendangkalan Sungai
3. Dampak yang timbul akibat Banjir
3.1. Timbulnya Penyakit
3.2. Mematikan Usaha
3.3. Kerugian Administrasi
3.4. Kembali ke Titik Nol
4. Menanggulangi Dampak Banjir
4.1. Penjagaan Area Resapan Air

29
4.2. Proyek Pengerukan Sungai
4.3. Reboisasi Hutan Gundul

30
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
✓ Tema berarti pokok pemikiran, ide atau gagasan serta yang akan
disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan.
Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan,tujuan
yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat
disebut tesis.Perhatikan contoh dibawah ini.

✓ Topik : Belajar mengemukakan pendapat secara efektif. Dengan tujuan


untuk menjelaskan dan memahami bagaimana cara mengeluarkan
pendapat secara lisan,tertulis, logis, dan sistematis dalam bahasa yang baik
secara efektif dan efisien.

✓ Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi
bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik.
Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup
menggambarkan isi bahasan.

✓ Kerangka karangan sering disebut juga dengan outline atau ragangan.


Kerangka karangan (outline) merupakan miniatur karangan. Pada
dasarnya outline adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta
yang kadang-kadang berbeda dengan jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan
yang berpautan. Dengan memperhatikan outline akan terlihat dengan jelas
struktur dan sistematika berpikir pengarangnya. Sehingga pengarang dapat
melihat dengan jelas, dibagian mana fakta, penilaian, argumentasi, atau
ilustrasi tertentu dikemukakan, sehingga karangan menjadi tepat.

✓ Kerangka karangan juga sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis


besar atau an pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.

31
Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya
tumpang tindih pada bagian - bagian tertentu. Selain itu, susunan penulisan
yang bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, logis, jelas, dan bersasaran
dari target pembacanya. kerangka karangan (outline) juga memudahkan
kita dalam pembuatan karangan yang lebih baik.

B. SARAN
✓ Dengan memahami dan menguasai berbagai kaidah penulisan tema, topik,
dan judul. Diharapkan pembaca dapat membuat tema, topik, dan judul
yang baik dan benar. Setidaknya dengan memahami pembahasan makalah
penulis kali ini, pembaca menjadi paham bagaimana cara membuat tema,
topik, dan judul dengan baik dan sisitematis dan mengerti apa saja syarat-
syarat penyusunan tema, topik, dan kerangka karangan agar didapat suatu
karya yang baik dan benar, serta menghindari kekeliruan penentuan.
✓ Agar kita dapat memperoleh karangan yang baik, logis, dan sistematis,
maka kita harus mmbuat kerangga terlebih dahulu. Karena dengan
kerangka karangan kita bisa menghindari penggarapan topik yang
berulang-ulang, terhindar dari tumpang tindih pada bagian-bagian
tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat
dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat
konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, J. 2014. Modul Menulis Karangan Ilmiah. Jakarta: data media


Finoza, L. 2003. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Maulia
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Surabaya: Nusa Indah.
Widjono HS. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo.

33

Anda mungkin juga menyukai