Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS BSC PT. KERETA API INDONESIA TBK.

Nama : Evelyn Priscila Tiono


NRP : 3203019031
Kelas :B
Nama Dosen : Toto Warsoko Pikir, M.Si., Drs.Ak.

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) didirikan pada tanggal 1 Juni 1999, di Jl.
Perintis Kemerdekaan No. 1, Bandung. PT KAI melakukan usaha di bidang
transportasi, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk
mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Visi PT KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk
indonesia. Sedangkan misi PT KAI, antara lain: (1) Untuk menyediakan sistem
transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan berkembang pesat untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan; (2) Untuk mengembangkan solusi transportasi massal
yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan
teknologi; (3) Untuk memajukan pembangunan nasional melalui kemitraan dengan
para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan melaksanakan
pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting terkait transportasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kinerja PT KAI jika diukur menggunakan metode Balanced Scorecard?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kinerja PT KAI jika diukur menggunakan metode Balanced Scorecard.
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data penelitian yang


dilakukan. Sumber utama dari penelitian ini diambil berdasarkan laporan keuangan PT
KAI tahun 2019 dan 2020. Beberapa variabel yang digunakan adalah prespektif
keuangan, prespektif pelanggan, prespektif proses bisnis, dan prespektif pembelajaran
dana.

2.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan


terhadap berbagai masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2011:2) Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Metode penelitian diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai
sesuai rencana yang telah ditetapkan.Dalam melakukan penelitian, metode yang
digunakan harus tepat untuk mendapatkan hasil terbaik. Berdasarkan variabel- variabel
yang diteliti,maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat dan hubungan antara
variabel yang diteliti. Melalui penelitian deskriptif,maka dapat diperoleh gambaran
kinerja PT KAI apabila diukur menggunakan metode Balanced Scorecard.

1.3 Teknik pengumpulan data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Di mana
data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, data perusahaan dan internet sebagai
pendukung penelitian ini. Kami menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
yaitu:

1.3.1 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mencari sumber-sumber


tertulis ke beberapa tempat atau sumber dengan maksud melengkapi data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dan berhubungan juga dengan perusahaan yang diteliti
yaitu PT KAI. Dalam proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan beberpa
ametode pengumpulan data sebagai berikut, yakni :

• Internet Searching
Internet searching disebut pencarian lewat internet seperti namanya metode
ini dilakukan dengan cara melakukan pencarian ke situs-situs atau blog-
blog untuk kelengkapan data penelitian yang ada hubungannya dengan isi
penelitian.
• Referensi buku
Referensi buku adalah suatu pengumpulan data dengan cara
mencari sumber-sumber tertulis literatur atau sumber dengan maksud
melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian.
BAB III
PEMBAHASAN

3. 1 Perspektif Keuangan

• Return on Equity (ROE)

Hasil pengujian Rasio Return on Equity pada PT KAI periode 2016-


2020 memiliki trendline yang menurun. Artinya, rasio tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan belum optimal dan efektif dalam memanfaatkan ekuitas
untuk meraih laba bersih terlebih lagi pada tahun 2020 ROE perusahaan
mencapai angka -170,61%. Oleh karena itu, kinerja keuangan perusahaan pada
ROE masih dikategorikan kurang baik.

• Return on Investment (ROI)

Hasil pengujian Rasio Return on Investment pada PT KAI periode 2016-


2020 memiliki trendline yang menurun. Namun Return on Investment
perusahaan masih cenderung mengalami ketidakstabilan dimana dalam grafik
tersebut dapat dilihat bahwa terkadang perusahaan mengalami penurunan tetapi
kadang juga mengalami kenaikan seperti tahun 2018 ke 2019, ketidakstabilan
ini dapat disebabkan karena laba bersih perusahaan dan total aktiva yang ada.
Oleh karena itu, rasio ROI ini menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang
digunakan perusahaan atau ukuran mengenai efisiensi sebuah manajemen.

• Return on Asset (ROA)


Hasil pengujian Rasio Return on Assets pada PT KAI periode 2016-2020
memiliki trendline yang menurun. Artinya, perusahaan belum dapat
menggunakan asete perusahaan secara efisiensi untuk kebutuhan produksi
maupun penjualan dan juga rasio ini dapat menjadi pertimbangan investor
dalam menilai kemampuan perusahaan untuk mengkonversi aset menjadi
keuntungan. Oleh karena itu, kinerja keuangan perusahaan pada rasio ROA ini
masih kurang baik terlebih lagi pada tahun 2019 ke 2020 mengalami penurunan
yang cukup signifikan dimana 2019 menunjukkan angka 4,51% sedangkan
tahun 2020 -3,18%.

• Rasio Kas

Hasil pengujian Rasio Kas pada PT KAI periode 2016-2020 memiliki


trendline yang meningkat. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai
perbandingan total kas dan setara kas pada perusahaan dengan kewajiban lancar
yang ada. Namun pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa rasio kas mengalami
perubahan yang cukup signifikan dimana kadang mengalami penurunan atau
kadang juga bisa mengalami peningkatan hal ini disebabkan karena
pertumbuhan maupun kondisi ekonomi. Rasio kas ini dapat dijadikan sebagai
pihak investor maupun kreditur untuk menentukan apakah perusahaan sedang
mengalami masalah finansial atau tidak.
• Rasio Lancar

Hasil pengujian Rasio Lancar pada PT KAI periode 2016-2020 memiliki


trendline yang menurun. Artinya, perusahaan kurang mampu dalam membayar
kewajiban jangka pendek. Hal ini mungkin terjadi karena pendapatan yang
diterima perusahaan juga mengalami penurunan sebagai dampak dari pandemic
COVID-19.

• Collection Period (Hari)

Hasil pengujian Collection Period pada PT KAI periode 2016-2020


memiliki hasil trendline yang menurun. Hasil yang menurun ini memiliki arti
bahwa kinerja dari keuangan PT KAI masih cenderung kurang baik dimana
standar dari collection peroid adalah 15 hari namun rata-rata collection period
PT KAI hanya mencapai 13,65 hari. Dari lima tahun terkahir titik terendahnya
berada di angka 11,39 pada tahun 2020.
• Perputaran Persediaan

Hasil pengujian perputaran persediaan pada PT KAI periode 2016-2020


memiliki hasil trendline yang semakin meningkat. Hasil yang meningkat ini
memiliki arti bahwa PT KAI sudah mampu untuk mengelola modal yang ada
pada persediaan mereka. Hal tesebut dapat dilihat bahwa rata-rata dalam lima
tahun terakhir PT KAI berhasil mengelola persediaannya dalam 17,22 hari
sekali.

• Perputaran Total Aset

Hasil pengujian perputaran total aset pada PT KAI periode 2016-2020


memiliki hasil trendline yang cenderung menurun. Hasil yang menurun ini
memiliki arti bahwa aset yang dimiliki oleg PT KAI lebih besar dibandingkan
kemampuan penjualan sehingga PT KAI tidak efisien didalam menggunakan
aset miliknya untuk menghasilkan penjualan. Titik terendahnya mencapai
angga 42,14 % yaitu pada tahun 2020. Penurunan yang terendah ini dikarenakan
adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyak bisnis-bisnis
mengalami masa sulit dengan penurunan pada penjualan begitu juga dengan PT
KAI yang turun terimbas dampak pandemi COVID-19.

• EBITDA Margin

Hasil pengujian perputaran total aset pada PT KAI periode 2016-2020


memiliki hasil trendline yang menurun. EBITDA yang baik akan menunjukan
profit atau keuntungan pada suatu perusahaan menjadi besar. Namun hasil yang
menurun memiliki arti bahwa profit atau keuntungan PT KAI semakin menurun
terutama pada tahun 2020 trendline terlihat menurun drastis dari tahun
sebelumnya. Sama seperti sebelumnya bahwa penyebab penurunan drastis pada
tahun 2020 adalah pandemi COVID-19 yang menghambat perekonomian dunia.

• Rasio Utang terhadap Ekuitas


Hasil pengujian Rasio Lancar pada PT KAI periode 2016-2020 memiliki
trendline yang meningkat. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai posisi
keuangan perusahaan yang menjadi acuan untuk menilai kesehatan keuangan,
Pada grafik tersebut terlihat bahwa rasio ini mengalami peningkatan berarti
pembiayaan perusahaan diperoleh dari kreditur bukan dari sumber keuangan
perusahaan sendiri sehingga hal ini akan menjadi sebuah peringatan bagi
pemilik dan manajemen perusahaan.

• Marjin Keuntungan Bersih

Hasil pengujian margin keuntungan bersih pada PT KAI periode 2016-


2020 memiliki hasil trendline yang menurun drastis. Hasil yang menurun ini
memiliki arti bahwa pendapatan yang dihasilkan PT KAI menurun. Untuk
menghasilkan margin keuntungan yang tinggi suatu perusahaan perlu memiliki
penjualan yang lebih besar dari pada pengeluarannya. Untuk PT KAI yang
menyediakan jasa transportasi akan memiliki biaya overhead yang tinggi juga
seperti bahan bakar, biaya stasiun, biaya pemeliharan dll) sehingga margin
keuntungan yang dihasilkan oleh PT KAI. Margin keuntungan bersih PT KAI
mencapai titik terendahnya hingga angka – 9,36% pada tahun 2020. Hal tersebut
bisa terjadi dikarenakan pandemi COVID-19 yang melumpuhkan
perekonomian dunia sehingga penjualan PT KAI pun juga penurun namun tetap
perlu mengeluarkan biaya overhead yang besar.
3.2 Perspektif Pelanggan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik hubungan yang dimiliki perusahaan
dengan pelanggannya serta dapat memberikan gambaran tentang kinerja PT. KAI.

3.2.1 Retensi pelanggan

Retensi pelanggan 2018 2019 2020

Jumlah Pelanggan Tetap 28.000.000 30.000.000 15.000.000

Total Pelanggan 30.000.000 32.000.000 35.000.000

Retensi 93,3% 93,75% 43%

Hasil uji retensi pelanggan yang dilakukan pada PT. KAI selama periode
2018-2020 mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan terdapat tantangan
yang sangat berat terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun 2020. Krisis ini
diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang menyebar dengan cepat ke seluruh
dunia sehingga harus membatasi mobilitas masyarakat. Selain itu, pandemic ini
juga mengakibatkan kepanikan yang berlebihan pada masyarakat.

Berdasarkan dari hasil analisis, perekonomian nasional menunjukkan


ketahanan yang cukup kuat. Kegiatan usaha PT. KAI terbagi menjadi beberapa
segmen usaha yang menjadi sumber pendapatan Perseroan. Yang termasuk
segmen usaha tersebut adalah angkutan penumpang, angkutan barang,
pendukung angkutan kereta api, pendapatan non angkutan, dan kompensasi
pemerintah yang terdiri dari PSO, IMO dan subsidi angkutan perintis.

3.2.2 Akuisisi pelanggan

Retensi pelanggan 2018 2019 2020

Jumlah Pelanggan Tetap 2.000.000 2.000.000 3.000.000

Total Pelanggan 30.000.000 32.000.000 35.000.000

Retensi 6,6% 6,25% 8,5%


Hasil uji akuisisi pelanggan yang dilakukan pada PT KAI selama
periode 2018-2020 mengalami peningkatan. Berarti, uji akuisisi pelanggan
menunjukkan jika perusahaan telah berhasil menarik pelanggan baru. Terbukti
dari PT. KAI yang mampu memberikan inovasi agar masyarakat dapat kembali
menggunakan kereta api, mulai dari layanan, kebersihan, hingga kemudahan
kepada pelanggan. ditengah pandemi covid-19.

3.2.3 Kepuasan pelanggan

Berdasarkan hasil analisis, PT KAI telah memberikan kenyamanan dan


keselamatan sebagai prioritas utama dalam mencapai tingkat kepuasan tertinggi
konsumen. Beberapa hal yang dilakukan PT. KAI untuk memberikan kepuasan
bagi pelanggan :

• Menerapkan standar kebersihan dan keselamatan baru bagi masyarakat


• Memeperhatikan segala aspek untuk tetep menjaga keamanan bagi
penumpangnya.
• Memunculkan teknologi baru untuk mempermudah dan meminimalkan
kontak fisik.
• Membuat skema agar baru saat akan berpergian dengan kereta api, dan
penumpang juga harus memenuhi persayaratan sebelum menaiki kereta api.

Dengan adanya pandemi covid-19, kinerja yang diberikan PT. KAI


cukup memuaskan. PT. KAI mampu beradaptasi dengan keadaan, dan
mendukung pemerintah untuk meminimalisr angka penyebaran virus covid 19
ini. Segala upaya yang dilakukan PT KAI sudah berjalan dengan sangat baik,
sehingga penumpang tidak perlu khawatir untuk menggunakan fasilitas umum
kereta api, karena keamanan dan kebersihannya selalu terjaga.

3.2.4 Profitabilitas pelanggan

Berdasarkan analisis, rasio profitabilitas PT KAI 2018-2020 mengalami


penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh pandemi covid-19 yang terjadi sejak
2020. Sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja
perseroan. Terdapat beberapa faktor yang berdampak besar terhadap
pendapatan utama perseroan. Yaitu, penurunan jumlah penumpang, pembatasan
rute tertentu, dan juga penurunan permintaan komoditi yang mengakibatkan
turunnya volume angkutan.

3.3 Perspektif Proses Bisnis PT. KAI

Prospek bisnis Perseroan di tahun 2021, yaitu:

a. Untuk inovasi kesehatan terkait screening Covid hasil karya anak


bangsa diharapkan dapat menjadi salah satu solusi sehingga masyarakat
dapat kembali bepergian dengan kereta api dengan aman, nyaman,dan
sehat.
b. Peluang dari angkutan barang dan non angkutan bisa dapat ditingkatkan
dan dikembangkan lebih luas di tahun 2021 dengan cara mendapatkan
mitra-mitra bisnis baru dengan skema bisnis yang lebih variatif.
c. Pengembangan KAI Access menjadi peluang bisnis baru dengan
menyediakan kemudahan dan fasilitas bagi pelanggan KA.
d. Peluang dari aset-aset milik Perseroan yang dapat dikomersialkan.
e. Di samping optimalisasi pendapatan, efisiensi dari sisi biaya tetap harus
dimaksimalkan.

Strategi khusus atau inisiatif tertentu yang akan dilakukan di tahun 2021
diantaranya:

a. Memberikan kontribusi yang baik dalam rangka menjaga mitra-mitra


bisnis yang ada sekarang.
b. Mencari sumber pendapatan baru non konvensional
c. Standarisasi layanan dan skema tarif yang menarik.

Perpektif ini untuk mengetahui setiap perusahaan memiliki seperangkat proses


penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya dan memberikan hasil finansial yang
baik. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya menjadi tiga prinsip dasar,
yaitu:

• Inovasi

PT.KAI juga akan terus melakukan inovasi-inovasi sebagai bentuk


peningkatan kualitas layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Inovasi
tersebut di antaranya penyediaan fasilitas Wifi gratis di kereta, layanan Live
Cooking di kereta makan, serta layanan First Mile & Last Mile. Di masa
pandemi Covid-19 ini, KAI melakukan transformasi digital untuk peningkatan
pelayanan dan mengembangkan bisnis-bisnis penunjang. Inovasi di bidang
digital ini di antaranya dengan menghadirkan program Loyalitas Railpoint,
sistem pembayaran KAI Access menggunakan QRIS, LinkAJa!, dan Direct
Debit serta integrasi aplikasi Peduli Lindungi dengan sistem boarding KAI.

Ada 3 alasan mengapa transformasi digital sangat penting bagi KAI, yaitu:

1. Perubahan tidak dapat dihindari, apabila perusahaan tidak bisa


menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan teknologi, maka
perusahaan akan kalah unggul dibandingkan dengan perusahaan yang lain
yang dapat menyesuaikan teknologi secara cepat.
2. Bisnis menjadi efektif dan efisien. Jika sebelumnya upaya pemasaran
dilakukan secara non digital, sekarang KAI bisa memasarkan dan menjual
produk-produknya melalui berbagai media online, media sosial, dan
website. Dengan media online ini, pemasaran akan lebih efektif karena
perusahaan dapat menjangkau pasar yang lebih luas serta akan lebih efisien
dalam hal waktu operasional dan biaya yang dikeluarkan.
3. Upaya ini untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.
Teknologi yang canggih seperti media sosial membuat konsumen membeli
sesuatu dengan lebih mudah, seamless, dan mendapatkan respons yang lebih
cepat dari perusahaan ketika pelanggan menyampaikan masukan atau
komplain, sehingga hal ini akan meningkatkan kredibilitas layanan KAI.

• Operasi
Kegiatan usaha KAI dibagi menjadi beberapa segmen usaha yang
menjadi sumber pendapatan Perseroan. Segmen usaha tersebut adalah angkutan
penumpang, angkutan barang, pendukung angkutan kereta api, pendapatan non
angkutan, dan kompensasi pemerintah yang terdiri dari PSO, IMO dan subsidi
angkutan perintis. Untuk menjalankan kelima segmen usaha tersebut, Perseroan
memiliki beberapa anak perusahaan dan entitas asosiasi yang dapat dilihat
secara lengkap di bagian Informasi Perseroan.

o Kinerja Angkutan Penumpang


Kinerja angkutan penumpang yang dicatatkan Perseroan di tahun 2020
adalah sebagai berikut:
a. KA Utama Kelas Eksekutif
Sepanjang tahun 2020, volume penumpang KA Utama Kelas
Eksekutif terangkut mencapai 4.285.025 orang atau turun 74,04%
dibanding tahun 2019 sebesar 16.508.499 orang. Pendapatan KA
Utama Kelas Eksekutif mencapai Rp. 1.020.825.616 atau turun
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp. 3.974.364.597. Realisasi ini
disebabkan adanya pembatasan operasi perjalanan KA selama
pandemi Covid-19.
b. KA Utama Kelas Bisnis
Sepanjang tahun 2020, volume penumpang KA Utama Kelas
Bisnis terangkut mencapai 523.378 orang atau turun 77,93%
dibanding tahun 2019 sebesar 2.371.189 orang. Pendapatan KA
Utama Kelas Bisnis mencapai Rp. 88.752.014 atau turun
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp. 463.390.298. Realisasi ini
disebabkan adanya pembatasan operasi perjalanan KA selama
pandemi Covid-19.
c. KA Utama Kelas Ekonomi
Sepanjang tahun 2020, volume penumpang KA Utama Kelas
Ekonomi terangkut mencapai 9.996.455 orang atau turun 67,02%
dibanding tahun 2019 sebesar 30.307.685 orang. Realisasi
pendapatan KA Utama Kelas Ekonomi mencapai Rp. 991.737.452
atau turun dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp. 3.445.503.064.
Realisasi ini disebabkan adanya pembatasan operasi perjalanan KA
selama pandemi Covid-19.
o Kinerja Angkutan Barang

Kinerja angkutan barang yang dicatatkan Perseroan di tahun 2020


adalah sebagai berikut:

a. Batu Bara
Sepanjang tahun 2020, volume Angkutan Batu Bara terangkut
mencapai 32.585.158 ton atau turun 1,73% dibandingkan tahun
2019 sebesar 33.160.224 ton. Pendapatan dari Angkutan Batu Bara
mencapai Rp. 5.132.633.216 atau turun dibandingkan tahun 2019
sebesar Rp. 5.372.206.184.
b. Lainnya
Sepanjang tahun 2020, volume Angkutan Barang lainnya yang
terdiri dari dari angkutan semen, BBM, peti kemas, curah dan
perkebunan, serta general cargo dan BHP mencapai mencapai
12.540.188 ton atau turun 13,28% dibandingkan tahun 2019 sebesar
14.460.979 ton. Pendapatan dari Angkutan Barang lainnya
mencapai Rp. 1.168.954.636 atau turun dibandingkan tahun 2019
sebesar Rp. 1.496.427.704.
o Kinerja Pendukung Angkutan KA

Realisasi pendapatan sebesar Rp. 661.780.926 atau turun 29,64%


dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp. 940.498.373. Pendapatan ini
merupakan pendapatan suplisi, bagasi, pendapatan administrasi pembatalan
tiket, pendapatan pendukung, di antaranya, loading unloading, jasa
prapurna, service on train, serta restorasi dari anak perusahaan (RMU, KCI,
Kalog, dan KA Pariwisata

o Kinerja Non-Angkutan

Pendapatan Usaha Non-Angkutan terealisasi Rp1.163.317.509 atau


turun 35,15% dibanding dengan realisasi tahun 2019 sebesar Rp1.793.728.369
merupakan pendapatan atas optimalisasi aset dan non angkutan lainnya (jasa
teknis)

o Kompensasi Pemerintah

Realisasi pendapatan sebesar Rp. 3.422.301.613 atau naik 4,63%


dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp3.271.013.258. Terdiri dari:

a. PSO (Public Service Obligation)


Pendapatan PSO sebesar Rp2.605.220.091 atau naik 21,65%
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp. 2.141.654.237. Pendapatan ini
merupakan PSO serta Kontrak PSO tahun 2020 Nomor:
PL.107/B.349/ DJKA/19 dan Nomor: KL.701/XII/25/KA-2019
tanggal 31 Desember 2019 yang telah diaddendum Nomor:
HK/201/B.747/DJKA/2020 dan Nomor: KL.701/XI/18/KA-2020
tanggal 19 November 2020 tentang Penyelenggaraan Kewajiban
Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO) bidang angkutan
kereta api pelayanan kelas ekonomi tahun anggaran 2020. Realisasi
PSO di atas anggaran karena adanya optimalisasi pendapatan
addendum perjanjian Kontrak PSO serta pembayaran Pengembalian
tahun 2019.
b. Subsidi Angkutan Perintis
Pendapatan penyelenggaraan angkutan perintis sebesar
Rp89.808.795 atau turun 25,91% dibandingkan tahun 2019 sebesar
Rp121.214.152. Pendapatan ini merupakan pendapatan atas
pengoperasian Angkutan Perintis, di antaranya, di Daop 6
Yogyakarta (KA Bathara Kresna),Divre I Sumatera Utara (KA Cut
Meutia), Divre II Padang (KA Lembah Anai dan KA Minangkabau
Ekspres), Divre IV Palembang (LRT Palembang) atas kerja sama
dengan Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan konektivitas
dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan kontrak tahun 2020.
c. IMO
Pendapatan IMO sebesar Rp727.272.727 atau turun 27,86%
dibandingkan tahun 2019 sebesarRp. 1.008.144.869. Pendapatan
IMO merupakan pendapatan berdasarkan atas perawatan prasarana
KA yang telah diverifikasi dengan Dirjen KA atas Kementerian
Perhubungan melalui Satuan Kerja Peningkatan Perawatan dan
Fasilitas Perawatan Prasarana Perkeretaapian untuk tahun anggaran
2020. Pendapatan IMO tersebut berdasarkan Kontrak No. 01/KTR-
SP4KA/IMO/I/2020 dan KL.701/I/3/KA- 2020 tanggal 2 Januari
2020 yang telah di addendumkedua Nomor:
01/KTR/SP4KA/IMO/2020 dan Nomor: KL.701/XI/26/KA-2020
tanggal 30 November 2020 tentang Perawatan dan Pengoperasian
Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) tahun anggaran 2020
di mana realisasi perawatan dan pengoperasian sesuai dengan
addendum pagu dana yang disesuaikan oleh pemerintah.
o Pendapatan Konstruksi

Realisasi pendapatan konstruksi sebesar Rp3.661.476.790 atau turun


1,93% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp3.733.437.508,
merupakan pendapatan konsesi jasa atas proyek pembangunan prasarana
LRT Jabodebek.

• Pelayanan Purna Jual


Penumpang yang membeli tiket kereta api akan mendapatkan kualitas
layanan yang bagus yang diberikan PT.KAI, yaitu dalam :
Strategi meningkatkan kualitas layanan pada segmen angkutan penumpang
yang dilakukan:
a. Pemberian fasilitas tambahan berupa faceshield untuk penumpang
KA Jarak Jauh
b. Penambahan layanan pelanggan menggunakan platform digital
(WhatsApp KAI121).
c. Penyediaan fasilitas Rapid Antibody/Antigen di 46 stasiun.
Pada segmen angkutan barang, strategi untuk memenuhi harapan
pelanggan dan meningkatkan loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut:
a. Menjaga komitmen kepastian ketersediaan sarana angkutan barang.
b. Menjaga komitmen kepastian waktu keberangkatan dan kedatangan
KA barang.
c. Menetapkan waktu maksimum layanan penyelesaian keluhan
pelanggan baik secara telepon maupun penyampaian langsung.
d. Penyediaan layanan pra dan purna angkutan bekerja sama dengan
pihak lain maupun dengan anak Perusahaan KAI (PT KALOG).
3.4 Prespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Prespektif ini menekankan pada bagaimana perusahaan dapat berinovasi dan


terus tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di masa sekarang maupun yang akan
datang. Oleh karena itu sumber daya dituntut untuk produktif dan terus belajar agar
memiliki kemampuan dalam berinovasi dan mengembangkan produk baru yang
memiliki value bagi customer. Dalam menilai kinerja PT KAI melalui prespektif
pembelajaran dan pertumbuhan terdapat tiga indikator yang digunakan, yaitu:

• Kapabilitas Karyawan
a. Customer Service
Berdasarkan laporan keuangan PT KAI tahun 2020, dapat dilihat
bahwa PT KAI memiliki Customer Service yang cepat dan tanggap.
Hal itu dapat dilihat dari laporan bahwa dalam waktu 30 menit CRM
(Customer Relationship Management) akan memberikan tanggapan
terkait dengan keluhan pelanggan. Keluhan yang diterima melalui
telepon akan diangkat dalam threshold 20 detik. Sedangkan untuk
penanganan media social akan dijawab dalam 30 menit.
• Kapabilitas Sistem Informasi
Dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan, PT KAI
menyediakan berbagai fasilitas informasi berbasis teknologi informasi yang
dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah, murah dan cepat. Unit organisasi
di bidang KIP (Keterbukaan Informasi Publik) ditangani oleh Manager Public
Information Care dengan tugas pokok dan bertanggung jawab dalam
pengelolaan informasi publik yang mencakup penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi terhadap
pengguna informasi publik. Media yang digunakan oleh PT KAI terbagi
menjadi dua, yaitu:
o Ekternal
a. Media social

PT KAI memiliki 2 brand media social Perseroan, yaitu Kereta


Api Kita dan KAI 121 untuk tujuan penyebaran informasi yang
berbeda.
b. Portal BUMN
Secara rutin PT KAI menyampaikan informasi yang bermanfaat
bagi masyarakat melalui portal publik website Kementrian BUMN.
Informasi yang disampaikan adalah berita, siaran pers, artikel,
informasi lowongan kerja, prestasi, inovasi, dan galeri.
c. Website Perseroan
PT KAI memiliki website yang menyediakan informasi dan
data-data terbaru, berita dan siaran pers. Website Perseroan juga
menyediakan fasilitas pemesanan tiket
o Internal
a. Media Internal Kontak
Kontak merupakan singkatan dari Komunikasi Antar Karyawan
dan hadir dalam bentuk digital, atau yang lebih dikenal dengam E-
Magz Kontak. Kontak berisi informasi mengenai perkembangan
Perseroan dan informasi-informasi lainnya yang bermanfaat bagi
pekerja.
b. Intranet, sebagai media komunikasi internal berbasis teknologi
informasi broadcasr e-mail.
Unit Humas KAI menyebarkan hasil lputan kegiatan yang
berlangsung di KAI melalui e-mail ke seluruh pekerja melalui
mailing-list. Informasi yang disampaikan dapat berupa pencapaian,
kegiatan setiap daerah, dan kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan citra Perseroan.
• Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan
o Penghargaan
PT KAI memberikan penghargaan kepada pekerja berdasarkan
kreativitas, inovasi, prestasi/kinerka, keteladanan dalam implementasi
budaya perusahaan, masa kerja, masa bakti, dan jasa.
o Lingkungan Kerja
PT KAI menyediakan lingkungan kerja yang harmonis, nyaman, aman
dan terjamin keselamatannya. PT KAI menawarkan suasana kerja yang
nyaman serta lingkungan kerja yag kondusif dan
kebersamaan/kekeluargaan, sebagai salah satu faktor yang membuat pekerja
mampu bertahan, produktif dan memiliki loyalitas yang tinggi.
o Work-life Balance
PT KAI menyediakan fasilitas berupa tempat dan wadah olah raga bagi
para pekerja untuk menyalurkan hobi mereka seperti komunitas sepeda,
komunitas lari, futsal, sepak bola, dan e-sport serta acara bersama keluarga
pekerja/family gathering agar tercipta keseimbangan dalam kehidupan dan
pekerjaan bagi pekerja.
o Mekanisme Keluhan Tenaga Kerja
PT KAI memiliki mekanisme pengaduan bagi karyawan. Mekanisme
tersebut bertujuan agar semua karyawan diperlakukan secara adil dan layak.
Mekanisme keluhan tenaga kerja mejamin bahwa setiap karyawan yang
menyampaikan keluhan tidak akan dikenakan retribusi apapun atau
hukuman dalam bentuk kehilangan pekerjaan, kesempatan promosi, atau
pelatihan.
o Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PT KAI melaksanakan praktik K3 terbaik demi terwujudnya
perlindungan tenaga kerja dari risiko kecelakaan kerja dn penyakit akibat
kerja. Perseroan beroperasi dengan mengutamakan keselamatan dan
kualitas. Perseroan bersinergi dengan sistem dan manusia untuk
menyukseskan implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang unggul.
o Pelatihan dan Pendidikan Karyawan.
PT KAI secara berkesinambungan mengembangkan dan mendukung
sepenuhnya upaya peningkatan kualitas karyawan, di antaranya melalui
perbaikan secara berkelanjutan terhadap SIstem Management Sumber Daya
Manusia, di mana perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kinerja Perseroan. PT KAI juga melakukan pengembangan da learning
organization guna meningkatkan kualitas SDM yang dimilikinya.
Pendidikan dan pelaihan adalah cara untuk meningkatkan kompetensi
karyawan demi tercapainya pengembangan profesionalisme karyawan
dengan memfasilitasi karyawan yang memiliki kualifikasi dalam program-
program profesi di segala bidang baik dalam maupun luar negeri.
o Penilaian Kinerja dan Kompetensi
Penilaian kinerja mengukur pencapaian target yang menjadi
tanggung jawab pegawai, pemangku jabatan, dan unit kerja sesuai Key
Performance Indicators yang telah disepakati. Selain penilaian kinerja, PT
KAI juga melakukan penilaian kompetensi pekerja. Penilaian kompetensi
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, kemampuan keterampian,
kepribadian, dan sikap mental yang dibutuhkan dalam suatu posisi jabatan
sehingga pemegang jabatan dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif
dan memenuhi tujuan organisasi.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil pembahasan, secara keseluruhan kinerja PT Kereta Api


Indonesia Tbk telah berjalan kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kesimpulan hasil
analisis setiap perspektif yaitu sebagai berikut:

1. Perspektif Keuangan
Kinerja PT KAI Tbk diukur dari perspektif keuangannya adalah kurang baik,
karena hasil uji secara keseluruhan menunjukkan penurunan dari tahun 2016 sampai
2020. Rasio ROE, ROI, ROA, rasio lancar yang menurun menunjukkan bahwa PT KAI
masih belum efektif dan efisien dalam mengelola kinerjanya. Meskipun, rasio kas dan
rasio persediaan menunjukkan kenaikan, akan tetapi perubahannya belum stabil. Hal
ini disebabkan oleh pertumbuhan dan perubahan ekonomi.
2. Perspektif Pelanggan
Kinerja PT KAI Tbk diukur dari perspektif pelanggannya adalah kurang baik.
KAI telah mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pelanggan di masa pandemi.
Dan dilihat dari uji akuisisi pelanggan, KAI mengalami kenaikan, namun kenaikannya
tidak cukup signifikan. Akan tetapi uji retensi dan probabilitas pelanggan menunjukkan
penurunan selama tahun 2018 sampai 2020. Salah satu penyebabnya adalah masih
adanya kekhawatiran penumpang untuk menggunakan fasilitas umum.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Kinerja PT KAI diukur dari perspektif proses bisnis internal adalah kurang baik.
Dilihat dari kinerja utama KAI sebagai angkutan penumpang yang menurun pada tahun
2020, baik pada kelas eksekutif, bisnis, maupun ekonomi. Hal itu disebabkan oleh
adanya pembatasan operasi perjalanan KA selama pandemi Covid-19.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja PT KAI diukur dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah
baik. Dapat dilihat dari kapabilitas karyawan dan sistem informasi, serta pemberdayaan
SDM-nya yang semakin efektif dan memadai. PT KAI memiliki customer service yang
cepat dan tanggap, serta fasilitas informasi berbasis teknologi yang dapat diakses
dengan mudah dan cepat. Selain itu, KAI juga telah menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif dan harmonis bagi para pekerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian


Manajemen. Edisi 12. Buku 2. Tangerang Selatan: Karisma Publishing
Group.

PT. KAI. (2020). Annual Report. Diakses pada 10 November 2021, dari
https://www.kai.id/static/annual-report/annual_report_2020.pdf.

Anda mungkin juga menyukai