Anda di halaman 1dari 6

1.

IRK
2. Definisi banjir
 Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah
yang begitu besar.
 Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah
yang begitu besar (Ramli. 2010:98).
 Banjir adalah peristiwa yang terjadi saat aliran air yang berlebihan merendam daratan.
 Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
sebab volume air yang meningkat.
 Banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran. (Berdasar SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004)
 Banjir adalah peristiwa tergenangnya suatu wilayah oleh air, baik air hujan, air sungai,
atau air pasang. (Buku Geografi kelas XI yang ditulis oleh Nurmala Dewi tahun 2007)

 Banjir bandang adalah banjir yang berada di daerah dengan permukaan rendah dan


sebagai akibat dari turunnya hujan secara terus menerus.
 Banjir Bandang Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat yang yang biasanya dihasilkan dari curah hujan berintensitas
tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara
cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai yang alirannya terhambat
oleh sampah.
 Kesimpulan
Bencana banjir dapat menimbulkan dampak yang merugikan bahkan mengancam
kehidupan manusia.
3. Cara penanggulangan banjir
 Menjaga lingukungan sekitar
Yang utama adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan, sungai sebaiknya di
pelihara dengan baik. Jangan membuang sampah ke selokan. Sungai atau selokan
jangan di jadikan tempat pembuangan sampah
 Hindari membuat rumah di pinggiran sunga
Saat ini semakin banyak warga yang membangun rumah di pinggir sungai, ada baiknya
pinggiran sungai jangan di jadikan rumah penduduk karena menyebabkan banjir dan
tatanan masyarakat tidak teratur.
 Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi
Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah
berkayu kemudian di tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk
regenerasi hutan dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul.
 Buanglah sampah pada tempatnya
Sering kali masyarakat indonesia membuang sampah sembarangan terutama
membuang sampah ke sungai, tentu hal ini akan memebrikan dampak buruk di
kemudian hari. Karena sampah yang menumpuk bisa menyebabkan terjadinya banjir
saat curah hujan sedang tinggi. Pengelolahan sampah yang tepat bisa membantu
mencegah banjir.
 Rajin Membersihkan Saluran Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa
diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus
dengan waktu berkala. Hal ini bertujuan agar terjadi hujan deras, air tidak akan
tersumbat dan mampu mencegah terjadinya banjir
SUMBER : http://bpbd.pamekasankab.go.id
SUMBER : https://pusatkrisis.kemkes.go.id/

4. Dampak banjir
1) Merusak Sarana dan prasarana (rumah, mobil, gedung, harta benda, dll) dan untuk
mengganti atau memperbaikinya memerlukan biaya
2) Melumpuhkan jalur transportasi dan komunikasi, banjir dapat melumpuhkan
transportasi karena menggenang jalur yang dipakai, dan banjir dapat melumpuhkan
komunikasi karena saat ini masyarakat sangat bergantung pada internet dan listrik,
sedangkan jika terjadi banjir, sarana dan prasarana yang mendukung komunikasi akan
rusak.
3) Membuat terhentinya aktivitas manusia karena manusia akan kesulitan untuk
beraktifitas dalam keadaan banjir.
4) Mencemari lingkungan seperti lingkungan menjadi kotor dan dapat menyisakann
banyak lumpur.
5) Banjir dapat menyebabkan erosi dan memicu timbulnya bencana lain.

Bencana banjir dapat merugikan banyak orang karena banjir berdampak negatif baik kesehatan
ataupun terhadap lingkungan. Selain itu bencana banjir juga mengakibatkan kerusakan dan tidak
sedikit masalah lingkungan yang timbul akibat terjadinya banjir
a. Banjir dapat melumpuhkan sarana transportasi. Jika bencana banjir datang, maka akan
ada banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua jenis kendaraan,
baik itu motor, mobil, dan kendaraan besar. Hal ini tidak lain karena adanya genangan
air yang cukup tinggi sehingga membuat kendaraan tidak dapat melewati daerah
tersebut dan mengakibatkan jalanan tersebut lumpuh.
b. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana Banjir dapat merusak atau mungkin
menghancurkan rumah, gedung, tempat ibadah, sekolah, kantor pemerintahan, mobil,
dan angkutan umum.
c. Banjir menghentikan aktivitas sehari-hari Kegiatan bekerja, sekolah dan aktivitas sehari-
hari yang lain akan terhenti karena musibah banjir. Bencana banjir megakibatkan semua
orang tidak dapat melakukan kegiatan sehari- hari karena jalur transportasi lumpuh.
d. Banjir dapat menghilangkan atau merusak peralatan, harta benda, dan jiwa manusia.
Bila bencana banjir datang, maka banyak yang kehilangan harta benda, dan berbagai
macam peralatan rumah karena banjir masuk ke dalam rumah. Yang paling berbahaya
yaitu jika bencana banjir sampai merenggut korban jiwa.
e. Banjir dapat mencemari lingkungan sekitar. Luapan air banjir yang masuk ke rumah-
rumah, sekolah, dan tempat umum lainnya akan membuat lingkungan menjadi kotor
karena sampah yang menumpuk dan tergenang akibat banjir tersebut.
f. Banjir dapat menyebabkan pemadaman listrik. Apabila bencana banjir melanda suatu
daerah, maka daerah tersebut akan mengalami pemadaman listrik untuk mencegah
terjadinya musibah lain, misalnya listrik kornsleting listrik. Listrik yang padam akan
membuat aktifitas terhenti.
g. Banjir dapat mengganggu atau merusak perekonomian. Perekonomian suatu daerah
akan terganggu karena banjir merendam sektor penting perekonomian, baik itu
pertanian, industri, bahkan transportasi. Dengan terputusnya akses transportasi, maka
bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkan
biaya tambahan. Selain itu, produksi pabrik akan dihentikan sementara waktu karena
listrik dipadamkan atau mesin produksi terendam air sehingga proses produksi tidak
dapat dijalankan seperti biasanya.
h. Banjir dapat mengganggu, atau menghilangkan masa depan. Jika banjir melanda cukup
besar atau berlangsung dalam waktu yang lama, maka roda kehidupan juga bisa dapat
berubah dengan drastis, antara lain : kehilangan pekerjaan, hutang yang semakin
menumpuk, serta kesehatan yang terganggu. Semua itu dapat mempengaruhi masa
depan seseorang, keluarga atau mungkin masyarakat, baik secara langsung dan tidak
langsung.
i. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor. Apabila semakin hujan yang turun
semakin deras, maka semakin tinggi air banjir dan dapat mengakibatkan tanah dan jalan
terkikis serta bencana longsor.
j. Banjir dapat mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit). Banjir
mengakibatkan lingkungan menjadi tidak bersih, sehingga bibit kuman penyakit
berkembang biak dengan mudah. Selain itu makanan dan minuman yang sehat lebih slit
untuk ditemukan dan jika makanan atau minuman terlalu sering kena air maka akan
mengakibatkan kondisi tubuh menurun

5. Faktor risiko banjir

6. Peran perawat Menurut Ardia Putra,dkk(2017) Peran perawat dalam sebuah bencana
terbagi dalam 7 aspek yaitu :
 Pencarian dan Penyelamatan
 Melokalisasi korban.
 Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan/penampungan.
 Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian).
 Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
 Memindahkan korban ke pos medis lapangan jika diperlukan.
 Triage
 Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera
(perawatan di lapangan).
 Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat
(life saving surgery).
 Pasien harus diidentifikasi dan diletakkan secara cepat dan tepat,
mengelompokkan korban sesuai dengan keparahan pada masing-masing warna
tag yaitu kuning dan merah.
 Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi tanda.
 Penemuan, isolasi dan tindakan pasien terkontaminasi/terinfeksi harus
diutamakan.
 Pertolongan Pertama
 Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik pertolongan
pertama, seperti kontrol perdarahan, mengobati shock dan menstabilkan
patah tulang.
 Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti manajemen
perdarahan eksternal, mengamankan pernafasan, dan melakukan teknik
yang sesuai dalam penanganan cedera.
 Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti membersihkan jalan
napas, melakukan resusitasi dari mulut-mulut, melakukan
 CPR/RJP, mengobati shock, dan mengendalikan perdarahan.
 Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa obstruksi saluran
napas harus menjadi tindakan pertama, jika perlu saluran udara harus
dibuka dengan metode Head Tilt/Chin-Lift.
 Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan perdarahan,
maka perawat harus mnghentikan perdarahan, karena perdarahan yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan apabila akhirnya shock
dapat menyebabkan korban meninggal.
 Proses Pemindahan Korban
 Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau tanda-tanda vital;
 Pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien seperti infus,
pipa ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain-lain.
 Perawatan diRumah Sakit
 Mengukur kapasitas perawatan rumah sakit.
 Lokasi perawatan di rumah sakit
 Hubungan dengan perawatan di lapangan.
 Arus pasien ke RS harus langsung dan terbuka.
 Arus pasien harus cepat dan langsung menuju RS, harus ditentukan, tempat
tidur harus tersedia di IGD, OK, ruangan dan ICU.
 Tapid Health Assesment
 Menilai kesehatan secara cepat melalui pengumpulan informasi cepat
dengan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan
kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera.
 Peran perawat dalam posko pengungsian atau posko bencana
 Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari.
 Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
 Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS.
 Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
 Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
 Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular
maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan
lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
 Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas,
depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri)
maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,insomnia, fatigue, mual
muntah, dan kelemahan otot).
 Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan
dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
 Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan
psikiater.
 Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan
dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
 Peran Perawat dalam Postimpact
 Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal melalui
proses konsultasi atau edukasi.
 Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan
jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat
keadaan dimana kecacatan terjadi.
7. Alur evakuasi atau penanganan saat terjadi bencana
 Pada saat evakuasi hal yang perlu dilakukan adalah membuat perencanaan tempat
evakuasi banjir (flood shelter) langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi
lokasi berupa eksisting lapangan yang saat banjir tidak terganggu. Menurut
penelitian (Sri Harsini,2014) kriteria tempat evakuasi banjir memiliki beberapa
karakteristik berupa lokasi tempat evakuasi harus berada di daerah bebas banjir,
kedua jumlah fasilitas Mandi Cuci Kasus (MCK) harus memadai dengan jumlah
pengungsi, kapasitas luas, memiliki akses yang bagus dan efisien. (Fernando,
Sujatmoko, & Hendri, 2017)

 Saat evakuasi yang perlu dilakukan adalah melakukan triage yaitu


mengutamakan penyelamatan kepada anak-anak, wanita hamil dan lansia. Selain
itu rute evakuasi menuju posko dalam kondisi aman dan telah ditentukan
sebelumnya. Pada kegiatan ini melibatkan SAR, Polosi, TNI, Hansip, PMI dan
tenaga kesehatan terlatih serta masyarakat. setelah itu, korban yang di evakuasi
kemudian diberi pertolongan dengan maksud mengurangi angka kesakitan dan
kematian oleh tim medis seperti perawat dan dokter serta relawan yang ikut
serta. (Dr. Sjafii Ahmad, 2007)

 Salah satu pihak yang terlibat dalam proses evakuasi adalah tim SAR (Search and
Rescue). Berikut adalah tahap penyelenggaraan operasi SAR saat evakuasi :

 Tahap Kekhawatiran (Awareness Stage)


Tahap kekhawatiran adalah kekhawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga
akan muncul, termasuk didalamnya termasuk didalamnya penerimaan
informasi dari seseorang atau organisasi. Dalam tahap ini menyadari bahwa
suatu kejadian darurat telah terjadi dan perlunya mengambil suatu tindakan.
 Tahap Kesiagaan (Initial Action Stage)
Tahap kesiagaan adalah tahap tindakan awal, tanggap bahwa suatu
musibah telah terjadi serta berusaha mengumpulkan berbagai
keterangan mengenai musibah. Aksi persiapan yang diambil antara lain
menyiagakan fasilitas SAR dan mendapatkan informasi yang lebih jelas,
termasuk didalamnya menyeleksi informasi yang diterima untuk segera
dianalisa untuk dapat dilakukan tindakan selanjutnya.
 Tahap Perencaaan (Planning Stage)
Tahap perencanaan adalah suatu pengembangan perencanaan yang efektif
dari sistem SAR. Di dalamnya berupa perencanaan pencarian yang akan
dilaksanakan. Kemudian perencanaan pertolongan dan pembebasan
korban, berupa posisi yang paling mungkin dari korban, tipe pencarian,
pencarian optimum, perencanaan pencarian yang akan dicapai, metode
pertolongan terbaik, titik pembebasan yang aman, fasilitas kesehatan yang
baik yang mengalami cedera.
 Tahap Operasional (Operation Stage)
Detection Mode / Tracking Mode and Evacuation Mode yaitu dilakukan
operasi pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara
fisik. Tahap operasi meliputi fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian :
o Melakukan pencarian dan mendeteksi tanda yang ditemui yang
diperkirakan ditinggalkan survivor (Detection Mode)
o Mengikuti jejak atau tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking
Mode)
o Menolong atau menyelamatkan dan mengevakuasi korban
(Evacuation Mode) dalam hal ini memeberikan perawatan gawat
darurat pada korban yang membutuhkan dan membawa korban yang
cedera kepada perawatan yang memuaskan (evakuasi).
o Mengadakan briefing kepada SRU
o Mengirim/ memberangkatakan fasilitas SAR
o Melaksanakan operasi SAR di lokasi kejadian
o Melakukan penggantian/ penjadwalan SRU di lokasi kejadian
 Tahap Akhir Misi (Mission Conclusion Stage)
Tahap akhir misi merupakan tahap akhir operasi SAR, meliputi
pembuatan laporan kegiatan secara menyeluruh, penarikan kembali SRU
dari lapangan ke posko, penyiagaan kembali untuk musibah selanjutnya,
penyerahan korban kepada yang berhak serta mengembalikan SRU
pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok masyarakat.

SUMBER : https://studylibid.com/

Anda mungkin juga menyukai