Ringkasan Materi Soal SKD CPNS 2018-Pancasila
Ringkasan Materi Soal SKD CPNS 2018-Pancasila
com
PANCASILA
Asal mula istilah Pancasila diambil dari Bahasa Sansekerta, yaitu panca dan Syilla. Panca berarti lima dan
Syilla berarti dasar. Istilah ini diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Pada awalnya, kata
pancasila ini merupakan sebuah ide spontan yang dicetuskan oleh lr. Soekarno dalam pidatonya untuk
mewadahi ideologi dan dasar-dasar Negara lndonesia, berikut kutipan pidatonya:
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara pada awalnya berasal dari usulan-usulan pribadi yang
dikemukakan dalam rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan lndonesia (BPUPKl), yaitu:
1. Lima Dasar yang dikemukakan oleh Muh. Yamin dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, yaitu:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. KesejahteraanRakyat
2. Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang
kemudian dikenal dengan lahirnya pancasila, yaitu:
a. Kebangsaan
b. Lnternasionalisme
c. Mufakat
d. Kesejahteraan
e. Ketuhanan
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam rumusan Pancasila kemudian ditetapkan pada Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia
Persiapan Kemerdekaan lndonesia (PPKI), yang berbunyi:
a. Keyakinan hidup. Bangsa lndonesia mengakui adanya Tuhan yang kemudian dijadikan sebagai
pokok keyakinan hidupnya.
b. Tujuan Hidup. Tujuan yang ingin dicapai oleh segenap rakyat lndonesia adalah terwujudnya
keadilan sosial bagi seluruh masyarakat lndonesia.
c. Cara yang dipilih. Untuk yang menyelesaikan berbagai masalah yang ada, digunakan sistem
demokrasi dan musyawarah mufakat.
1. Dimensi realita, karena nilai-nilai yang ada bersumber dari kekayaan budaya masyarakat itu
sendiri.
2. Dimensi idealisme, karena mengandung cita-cita yang ingin dicapai di segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Dimensi fleksibilitas, karena Pancasila sebagai ideologi dapat mencerminkan kemampuan dalam
mempengaruhi sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan
masyarakatnya.
1. Nilai-nilai dan cita-cita yang hendak dicapai berasal dari kekayaan budaya masyarakat itu sendiri.
2. Dasar yang dibentuk bukan merupakan keyakinan ideologis suatu kelompok tertentu melainkan
hasil musyawarah mufakat.
3. Pancasila tidak dapat dioperasionalkan secara langsung, melainkan diperlukan penjabaran yang
lebih dalam.
1. Demokrasi, yaitu menyelesaikan segala permasalahan yang timbul dengan cara musyawarah
mufakat dan berdasarkan Pancasila.
2. Peri Kemanusiaan dan Keseimbangan, termasuk dalam asas ini keseimbangan dalam segala
aspek kehidupan yang meliputi segala kepentingan.
3. Usaha Bersama dan Kekeluargaan, meliputi usaha bersama yang dilakukan oleh seluruh
komponen masyarakat yang dilakukan dengan cara gotong royong yang berdasarkan pada
semangat kekeluargaan.
4. Adil dan merata, yaitu seluruh bangsa lndonesia berhak menikmati hasil pembangunan nasional
secara adil dan merata.
5. Manfaat, bahwasanya seluruh hasil pembangunan nasional harus dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
6. Kepercayaan diri, yaitu pembangunan nasional harus dilakukan atas kemampuan dan kekuatan
diri sendiri dan tetap berpedoman pada kepribadian bangsa.
7. Kesadaran hukum, yaitu bahwasanya pembangunan nasional harus didasarkan pada ketaatan
hukum setiap warga negara dan adanya pengakuan hukum serta ditegakkannya supremasi
hukum.
1. Rumusan setiap sila dalam pancasila bersifat umum dan abstrak, hal ini dikarenakan rumusan
tersebut merupakan nilai.
2. Nilai-nilai dalam pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa lndonesia
baik dalam adat istiadat, kebudayaan, kegiatan kenegaraan, maupun dalam keagamaan.
3. Terkait dengan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945, pancasila memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah yang fundamental (staats fundamental norm). Oleh Karena itu, Pancasila menjadi
sumber tertib hukum tertinggi di Indonesia yang isi dan kedudukannya tidak dapat diubah.
1. Disebabkan nilai-nilai dalam Pancasila muncul dari bangsa lndonesia, maka bangsa lndonesia
sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut.
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa lndonesia, merupakan jati diri bangsa yang
diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, keadilan, dan kebijaksanaan dalam hidup
berbangsa dan bernegara.
3. Nilai-nilaiPancasilamengandung nilai-nilai kerohanian, yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,
kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius yang sesuai dengan hati nurani bangsa lndonesia
dikarenakan bersumber pada kehidupan bangsa.
Pembukaan UUD 1945 memuat nilai-nilai Pancasila yang mengandung empat pokok pikiran. Pokok
pikiran tersebut merupakan penjabaran dari sila-sila Pancasila, yaitu:
1. Pokok pikiran pertama, merupakan perwujudan dari sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan
lndonesia. Memiliki pengertian bahwa negara melindungi segenap bangsa lndonesia dan seluruh
tumpah darah lndonesia. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan dan perseorangan.
2. Pokok pikiran kedua, sebagai perwujudan dari sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat lndonesia. Memiliki pengertian bahwa negara bertujuan untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat dalam rangka mewujudkan negara yang merdeka, berdaulat,
adil dan makmur dengan memajukan kesejahteraan umum.
3. Pokok pikiran ketiga, sebagai perwujudan dari sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan/ Perwakilan. Memiliki pengertian
bahwa negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Oleh karena itu, negara memiliki sistem pemerintahan
demokrasi Pancasila.
4. Pokok pikiran keempat, merupakan perwujudan dari sila pertama dan kedua Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, memiliki pengertian bahwa
negara menjunjung tinggi semua agama dan kepercayaan serta mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti yang luhur dan teguh dalam memegang
cita-cita moral rakyat yang luhur.
ldeologi Pancasila
ldeologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. ldeologi
Pancasila mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu yang berarti tetap mengakui dan menghargai
kebebasan individu lain.
Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berketuhanan Yang Maha Esa
1. Setiap individu yang hidup dalam suatu negara pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan, maka
bangsa dan negara sebagai totalitas yang integral adalah berke-Tuhanan. Demikian pula, setiap
warganya juga ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara filosofis mengandung arti adanya kesesuaian
hubungan sebab-akibat antara Tuhan, manusia, dan negara yang menjadi dasar untuk
memimpin cita-cita kenegaraan sehingga tercipta hubungan yang baik antara masyarakat dan
penyelenggara negara.
3. Hubungan antara negara dan agama. Negara merupakan persekutuan hidup bersama sebagai
perwujudan dari sifat manusia yang merupakan makhluk individu dan makhluk sosial.
Selanjutnya, sifat manusia yang demikian itu menjadi sifat dasar negara. Negara sebagai
manifestasi kodrat manusia secara horizontal berperan dalam hubungannya dengan manusia
lain untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, negara memiliki sebab akibat langsung
dengan manusia karena peran manusia sebagai pembentuk negara. Hubungan ini sangat
ditentukan oleh dasar ontologis setiap individu.
4. Hubungan negara dan agama menurut Pancasila.
5. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
6. Bangsa lndonesia sebagai bangsa yang berkeTuhanan Yang Maha Esa denga,p konsekuensi
setiap warganya memiliki hak untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama masing-
masing.
• Keadilan Distributif
• Keadilan Legal
• Keadilan Komutatif
Ideologi Liberal
Dasar dari ldeologi Liberal adalah Declaration of lndependence dan Bill of Right yang bertujuan untuk
membentuk masyarakat Liberal.
Hubungan Negara dan Agama dalam liberalisme adalah terpisah danberbeda, sehingga nilai-nilai agama
dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara, keputusan, dan ketentuan kenegaraan
terutama peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai
warga negaranya.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan setiap warga negara untuk memeluk
agama, melaksanakannya, dan menghormati perbedaan agama.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menempatkan hak setiap warganya pada kedudukan
yang sama dalam hukum serta memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan
jaminan dan perlindungan undang-undang.
3. Sila Persatuan lndonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan kelompok.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau
Perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan bernegara dan bermasyarakat yang
demokratis . Menghargai hak setiap warganya untuk bermusyawarah mufakat tanpa adanya
tekanan, paksaan ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat lndonesia mengakui hak milik perseorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.
Orde Baru
Reformasi
1. Pancasila seolah tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menuntun masyarakat.
2. Dikeluarkannya TAP MPR No XVlll/ MPR/1998 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila dan penetapan tentang penegasan Pancasila sebagai dasar negara. Pada pasal 1
ketetapan tersebut disebutkan bahwa dasar negara adalah Pancasila dan harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
3. Dikeluarkannya Peraturan Presiden No.7 tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2004-2009. Salah satu kutipan dari dokumen tersebut
menyatakan bahwa dalam rangka Strategi Penataan Kembali lndonesia, bangsa lndonesia ke
depan perlu secara bersama-sama memastikan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 tidak lagi
diperdebatkan. Untuk memperkuat pernyataan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
salah satu bagian pidatonya yang bertajuk "Menata Kembali Kerangka Kehidupan Bernegara
Berdasarkan Pancasila" dalam rangka 61 tahun hari lahir Pancasila meminta semua pihak untuk
menghentikan semua perdebatan tentang Pancasila sebagai dasar negara, karena hal tersebut
sudah diatur dalam Tap MPR No.XVlll/MPR/1998.
Seperti diatur dalam UUD 1945 Pasal 36A, bahwasanya lambang Negara lndonesia adalah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal lka. Sejarah lambang Garuda Pancasila pada awalnya
sudah mengalami 6 kali perubahan desain. Perubahan desain yang terakhir yaitu pada tanggal 20 Maret
1950, lr. Soekarno memerintahkan, Dullah, pelukis istana untuk memperbaiki rancangan tersebut,
dengan mengambil model elang Jawa yang memiliki jambul dan mengubah posisi cakar kaki yang
awalnya mencengkeram pita di belakang menjadi di depan agar lebih estetis dan membumi. Perubahan
desain lambang Garuda yang terakhir disempurnakan oleh Sultan Hamid ll dengan menambah skala
ukuran dan tata warna gambar lambang Negara tersebut. Lambang tersebut kemudian diserahkan pada
H. Masagung, yayasan ldayu Jakarta pada tanggal 18 Juli 1974.
MAKNA:
1. Secara filosofis, burung garuda berarti gagah dan kuat, kelincahan, keuletan, kecerdasan,
kewaspadaan, kegesitan, dan sifat pantang menyerah.
2. Warna keemasan melambangkan keagungan dan kejayaan.
MAKNA:
1. Perisai menunjukkan alat pertahanan, perlindungan, dan perjuangan bangsa lndonesia untuk
mencapai cita-cita bangsa.
2. Garis tebal di tengah perisai melambangkan garis khatulistiwa yang melintasi negara lndonesia
dan melintang daritimur ke barat.
3. Warna merah dan putih sebagai lambang bendera lndonesia, dengan warna hitam sebagai
dasarnya mengandung makna jantan dan ksatria.
4. Lima buah ruang pada perisai melambangkan dasar negara lndonesia.
MAKNA:
Dilambangkan dengan tanda bintang bersudut lima yang bercahaya dan berlatar hitam sebagai simbol
kekuasaan Tuhan yang Maha Esa.
MAKNA:
Dilambangkan dengan tanda rantai yang bermata bulat dan persegi yang saling mengikat di bagian kiri
bawah perisai, berlatar merah menunjukkan simbol kesetiakawanan, kebersamaan, toleransi, simpati,
empati, dan kegotongroyongan.
MAKNA:
Dilambangkan dengan pohon beringin kokoh di bagian kiri atas perisai berlatar putih, sebagai simbol
persatuan, keterpaduan, sinergi, dan kerjasama dari semua elemen penunjang kehidupan sehingga
melahirkan batang tubuh yang kuat dan terus tumbuh.
MAKNA
Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan
Dilambangkan dengan kepala banteng yang terletak di bagian kanan atas perisai dan berlatar merah,
sebagai simbol kerakyatan yang dijiwai musyawarah, jiwa kerja sama sebagai makhluk sosial.
MAKNA:
Dilambangkan dengan simbol padi dan kapas, diletakkan di bagian kanan bawah perisai yang berlatar
putih sebagai simbol kesejahteraan dan kemakmuran.
MAKNA:
Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal lka" yang
berwarna hitam, semboyan Bhinneka Tunggal lka yang secara harfiah bermakna meskipun berbeda-
beda tetapi pada hakikatnya merupakan satu kesatuan, menunjukkan keberagaman Bangsa lndonesia
dalam hal: ras, suku, bahasa daerah, kepercayaan, agama, maupun adat istiadat namun pada hakikatnya
tetaplah satu bangsa, Bangsa lndonesia. Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik lndonesia.
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu Undang-Undang Dasar Negara
maupun hukum dasar yang tidak tertulis ataupun konvensi.
Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik lndonesia memiliki kedudukan yang
sangat penting karena merupakan suatu staats fundamental norm dan berada pada hierarki tertib
hukum tertinggi di Negara lndonesia.
Pembukaan UUD 1945 bersamaan dengan pasal-pasal UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 1B
Agustus 1945 dan diundangkan dalam Berita Republik lndonesia tahun ll No 7. Pembukaan UUD 1945
dalam ilmu hukum memiliki kedudukan di atas pasal-pasal UUD 1945. Konsekuensinya adalah keduanya
memiliki kedudukan hukum yang berlainan. Namun, keduanya terjalin dalam suatu hubungan kesatuan
yang kausal dan organis.
Dalam kaitannya dengan tertib hukum lndonesia memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu:
Kedudukan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum di lndonesia. Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber hukum positif di lndonesia.
2. Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum di lndonesia
(a) Adanya kesatuan subyek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum.
(b) Adanya kesatuan asas kerohanian, yaitu menjadi dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan
hukum, menjadi sumber hukum dari segala sumber hukum.
(c) Adanya kesatuan daerah, yaitu dimana peraturan hukum tersebut berlaku.
(d) Adanya kesatuan waktu, yaitu dimana seluruh peraturan hukum itu berlaku.
Berdasarkan hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945 yang tercantum dalam naskah
proklamasi Kemerdekaan Rl, serta dalam ilmu hukum telah memenuhi syarat bagi terjadinya
suatu tertib hukum lndonesia dan sebagai pokok kaidah yang fundamental.
(d) Pengertian isi Pembukaan UUD 1945
• Alinea I = bahwasanya kemerdekaan adalah hak setiap manusia.
• Alinea ll = cita-cita bangsa dan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
• Alinea lll = pengakuan nilai religius, bahwa Bangsa lndonesia mengakui manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa.
• Alinea lV = berisi tentang tujuan negara, hal ketentuan diadakannya UUD, hal bentuk
negara, dan dasar filsafat (dasar kerohanian) negara.
(e) Tujuan Pembukaan UUD 1945
• Alinea l= berisi pertanggungjawaban dari pernyataan bahwa kemerdekaan sudah selayaknya
karena berdasarkan hak kodrati yang bersifat mutlak dari moral bangsa lndonesia untuk
merdeka.
• Alinea ll= penetapan cita-cita lndonesia yang ingin dicapai dengan kemerdekaan, yaitu
terpeliharanya kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan bangsa, negara, dan daerah
atas keadilan hukum dan moral bagi diri sendiri dan pihak lain serta kemakmuan bersama
yang berkeadilan.
• Alinea lll = penegasan bahwasa nya proklamasi kemerdekaan sebagai permulaan dan dasar
hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh masyarakat lndonesia yang luhur dan suci
dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
• Alinea lV = realisasi dari segala sesuatu yang tersebut di atas dalam perwujudan dasar-dasar
tertentu sebagai ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap dan praktis, yaitu dalam
realisasi hidup bersama dalam suatu Negara lndonesia.
(f) Hubungan Logis Antar alinea dalam Pembukaan UUD 1945
• Alinea I = Hak kemerdekaan sebagai hak fitrah bagi setiap manusia di dunia. Pelanggaran
terhadap hak kemerdekaan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan. Alinea I
sebagai premis mayor (pernyataan yang bersifat umum).
• Alinea ll = Kemerdekaan tersebut diwujudkan dalam suatu negara, yaitu negara yang
merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur. Alinea ll sebagai premis minor (pernyataan
khusus).
• Alinea lll = Kemerdekaan hanya mungkin terwujud atas karunia dan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa. Alinea lll sebagai konklusi (kesimpulan).
• Alinea lV = berisi tujuan negara, hal ketentuan diadakannya UUD Negara, hal bentuk negara,
dan dasar filsafat (dasar kerohanian) negara. Seluruh isi yag terdapat dalam alinea lV ini
pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan tentang pembentukan Pemerintahan Negara
Republik lndonesia yang berdasarkan Pancasila.