(DVB-S)
Disusun oleh :
Adrian Amar Siregar 185114072
Bernadeth Rosalia Cika Andhini 185114073
Jadi, dari langkah-langkah yang ada dibedakan menjadi dua blok utama yaitu
yang pertama adalah Blok pada Source Coding dan Multiplexing dan Blok pada
Satelit Channel Adapter. Pada blok pertama ini merupakan menggunakan proses
MPEG-2 source coding and multiplexing. Pada blok source coding dan
multiplexing akan terjadi proses stuktur framing yaitu Terdapat audio coder, video
coder dan data coder kemudian akan dilewatkan ke program MUX. Keluaran dari
program MUX yang terdiri dari multiple sinyal akan di multiplexing oleh transport
MUX
Dari ketiga data yang telah di multiplexing, pada satelit channel adapter akan
langsung diterima oleh adapter multiplexing untuk melalui proses adaptasi dan
pembentukan spektrum dengan adanya pengacakan sinyal (energy dispersal).
Setelah itu outer dan coder melakukan proteksi error lanjutan yang kemudian
akan dilanjutkan dengan pengkodean yang dilakukan secara flexibel. Setelah itu,
interleaver akan melakukan proses interleaving yaitu proses dimana data yang
mengalami pengacakan akan diurutkan kembali sebelum melalui modulasi digital
pada proses selanjutnya hingga dikirim ke RF satelit channel. Untuk proses
multiplexing dan struktur transmisi yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
2. DVB-S Receiver
V. KESIMPULAN
Sistem DVB-S untuk siaran satelit televisi digital multi-program, dikembangkan
dalam proyek DVB dengan dukungan signifikan dari EBU dan kerjasama layanan
penyedia, operator satelit dan kabel dan industri elektronik konsumen, menjadi
standar di seluruh dunia. Pengembangan DVB-S ini dilakukan sejak tahun 1993
sampai 1997 dengan pada tahun 1995 sudah dilakukan perilisan pertama ke publik.
Pada pengembangannya DVB-S berkembang menjadi DVB-S2. Pada DVB-S
menggunakan standar MPEG-2 sebagai proses multiplexing yang dilakukan. Proses
transmisi sinyal yang terjadi dilakukan dalam 7 langkah yaitu pengkodean kanal
(channel coding), adaptasi dan pemecahan spektrum (adaptation and spread
spectrum), pengkodean reed solomon (reed solomon coding), inverleaving,
pengkodean konvolusi (convolution coding), penyaringan bandwith (bandwith
filtering), dan modulasi QPSK (QPSK modulation). Sistem DVB-S ini
menggunakan pita frekuensi L-Band pada rentang 950-2050 MHz. Peralatan yang
dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi DVB-S adalah modulator card atau
DVB-S receiver.
Wood, David. (2013). History of DVB Project. Diakses pada 19 November 2021,
dari https://dvb.org/wp-content/uploads/2019/12/History-of-the-DVB-Project.pdf
Fujitsu. (2009). Fujitsu DVB-S User Manual. Diakses pada 1 Desember 2021 dari
https://www.manualslib.com/manual/601678/Fujitsu-Dvb-S.html?page=9#manual