1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil rempah terbesar di dunia terdapat
banyak macam rempah. Salah satu rempah yang dibudidayakan dan diolah oleh
masyarakat Indonesia adalah lada. Tanaman lada banyak dibudidayakan di daerah
Aceh, Bangka, Lampung, dan Kalimantan Barat. Lada termasuk lada hitam maupun
lada putih menjadi rempah yang juga laku untuk diekspor sehingga petani
membutuhkan produksi yang cepat tanpa mengesampingkan kualitas. Namun,
terkadang petani mengalami hambatan saat proses pengeringan lada karena ketika lada
tidak segera dikeringkan maka dapat menurunkan kualitas lada itu sendiri.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat dimana juga sudah banyak
diimplementasikan dibidang pertanian, maka dengan menyoroti kebutuhan produksi
yang cepat dan adanya proses pengeringan lada yang terkadang lama dan tergantung
dengan panas matahari, maka dirancang alat untuk mengeringkan lada sehingga petani
tidak perlu menunggu panas matahari untuk mengeringkan lada.
Alat pengering lada kali ini memiliki sistem control yang menggunakan konsep
logika fuzzy untuk mengatur suhu yang digunakan saat pengeringan. Alat ini akan
mengambil dua variabel input utama yaitu volum dan kelembapan dari lada kemudian
akan dilakukan pengeringan dengan suhu yang sesuai dari volum dan kelembapan yang
telah diambil.
2. LOGIKA FUZZY
Logika Fuzzy merupakan suatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau
kesamaran (fuzzyness) antara benar atau salah. Profesor Lotfi A. Zadeh guru besar pada
University of California, Berkeley yang merupakan pencetus sekaligus yang
memasarkan ide tentang logika fuzzy. Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh
Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi
Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat berkebangsaan Iran.
Logika fuzzy dapat digunakan dalam bidang teori kontrol, teori keputusan, dan
beberapa bagian dalam managemen sains. Kelebihan dari logika fuzzy adalah mampu
dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning), sehingga dalam
perancangannya tidak perlu lagi persamaan matematik dari objek yang dikendalikan.
Logika fuzzy umumnya diterapkan pada masalah-masalah yang mengandung
unsur ketidakpastian (uncertainty), ketidaktepatan (imprecise), noisy, dan sebagainya.
Logika fuzzy menjembatani bahasa mesin yang presisi dengan bahasa manusia yang
menekankan pada makna atau arti (significance). Logika fuzzy dikembangkan
berdasarkan bahasa manusia (bahasa alami).
Sistem fuzzy secara umum terdapat 5 langkah dalam melakukan penalaran,
yaitu:
1. Memasukkan input fuzzy.
2. Mengaplikasikan operator fuzy.
3. Mengaplikasikan metode implikasi.
4. Komposisi semua output.
5. Defuzifikasi.
Dari variabel yang ada dapat tersusun domain himpunan fuzzy. Berdasarkan domain
tersebut dapat ditentukan fungsi keanggotaan dari variabel yang terbentuk. Berikut
adalah himpunan fuzzy beserta fungsi keanggotaan dari variabel input volum dan
kelembapan serta output suhu yaitu :
➢ Input Volum
0; jika x < 12
• 𝜇 (Banyak) = {(x - 12)/(20 − 12); 𝑗𝑖𝑘𝑎 12 ≤ 𝑥 ≤ 20
1; lainnya
➢ Input Kelembapan
0; jika x < 60
• 𝜇 (Basah) = {(x - 60)/(90 − 60); 𝑗𝑖𝑘𝑎 60 ≤ 𝑥 ≤ 90
1; lainnya
➢ Output Suhu