Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH

BANGSA INDONESIA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas individu

pada mata kuliah pancasila semester 1

Dr. Djoko Siswanto M, M.Si

Disusun Oleh :

DAVID CRISTOVEL ALI_1220210016

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS PAWYATAN DAHA

KEDIRI

2021
Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana .Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan petunjuk maupun pedoman pembaca dalam administrasi pendidikan didalam profesi
keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati. Saya berharap, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

KEDIRI, OKTOBER 2021

David Cristovel Ali


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

2. 1. Sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak pancasila sebagai dasar

Negara………………….....................................................………………………………5-7

2.2. Alasan arti penting kenapa banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan pancasila
sebagai dasar negara Indonesia ...........................................……………………………….8-9

2.3. Kemukakan pendapat dan penilain tentang perbedaan pandangan pancasila ...............9

2.4. Bagaimana sikap dalam menghadapi perbedaan pancasila...........................................10

2.5. Apakah yang kalian ketahui tentang sejarah terbentuknya teks plokamasi kemerdekaan
17 agustus 1945…………………………...…………………………10-11

BAB III PENUTUP

3.2 Kesimpulan ............................................................................................................ 12

3.3.saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembentukan Pancasila sebagai dasar negara tidak luput dari sejarah perumusannya.


Pancasila menjadi ideologi negara untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi rakyat Indonesia.

Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1945 merupakan salah satu sejarah penting yang patut
diingat oleh masyarakat Indonesia. Pancasila sendiri terdiri dari dua kata yang diambil dari
Bahasa Sanskerta, "Panca" yang berarti lima dan "Sila" yang berarti prinsip atau asas.

Sesuai dengan artinya, Pancasila memiliki lima poin yang menjadi prinsip dasar bagi bangsa
Indonesia. Kelima poin tersebut juga tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945.

Latar belakang terbentuknya Pancasila bermula dari diskusi panjang yang dilakukan BPUPKI
untuk merumuskan dasar negara. Diskusi yang dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945 itu
dihadiri oleh Muhammad Yamin, Prof. Dr Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Ketiga tokoh tersebut menyampaikan gagasan dasar negara mereka untuk bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Soekarno menyampaikan gagasan dengan istilah Pancasila.

Mendengar gagasan tersebut, BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan guna


menyusun dasar negara dengan pedoman pidato yang disampaikan oleh Soekarno.

Panitia Sembilan terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul
Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mr. AA Maramis, Wahid Hasjim, dan
Mohammad Yamin.

Sejarah penetapan Pancasila juga dilakukan melalui proses yang panjang. Rumusan Pancasila
terdapat dalam beberapa dokumen seperti Piagam Jakarta dan Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945.

1.2 rumusan masalah


1. Bagaimana sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak pancasila sebagai
dasar negara?
2. Alasan arti penting kenapa banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan pancasila
sebagai dasar negara indonesia?
3. Kemukakan pendapat dan penilain tentang perbedaan pandangan pancasila?
4. Bagaimana sikap dalam menghadapi perbedaan pancasila?
5. Apakah yang kalian ketahui tentang sejarah terbentuknya teks plokamasi
kemerdekaan 17 agustus 1945?

BAB II

2.1 PEMBAHASAN

A.Sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak pancasila sebagai dasar
negara.
Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolak Pancasila sebagai
dasar negara disebabkan sistem hukum yang termuat dalam Badan Pancasila bisa dibilang
tidak sempurna, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya badan kepemerintahan
yang berlaku tidak adil kepada masyarakat. Terlihat bahwa orang yang kaya semakin kaya
dan orang yang miskin semakin miskin akibat sistem kapitalis yang diterapkan oleh
Indonesia. Secara gamblang saya sebutkan bahwa sikap beberapa pihak yang dimaksud
merupakan sikap merubah sistem yang sudah ada di Indonesia menjadi sitem berbasis
syariat agama islam atau Khilafah, dimana dalam sistem ini unsur kapitalis dan ketidak
adilan dapat ditekan seminimum mungkin. Latar belakang lainnya sebab Pancasila sendiri
merupakan Dasar Negara bangsa Indonesia yang diambil dari dalam Al – Quran, sehingga
beberapa pihak dalam masyarakat beranggapan mengubah bangsa Indonesia menjadi
negara Khilafah akan membawa kebaikan yang lebih karena menerapkan aturan yang
termuat dalam Al – Quran secara keseluruhan, tidak hanya setengah – setengah seperti
yang termuat dalam Pancasila.

Apabila dianalisis pun, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuaan, nilai
kerakyatan, serta nilai keadilan secara keseluruhan telah termuat di dalam Al – Quran,
maka dari itu inilah alasan utama mengapa beberapa pihak dalam masyarakat menolak
Pancasila sebagai dasar negara dan ingin mengubahnya / memperbaikinnya menjadi lebih
sempurna.

karena pancasila sebagai ideologi bangsa akhir-kahir ini dikesampingkan.


Keprihatinan ini berdasarkan adanya data dari, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), yang mengatakan sebanyak 86 persen mahasiswa di lima perguruan tinggi
terkemuka di pulau Jawa menolak pancasila.
Ini menandakan kepunahan nilai-nilai pancasila kalangan generasi muda. Lalu
pertanyaan adalah, mengapa orang muda kita mulai banyak yang meninggalkan
pancasila?. Pertanyaan ini perlu dijawab oleh segenap bangsa. Sebab, melimpahkan
kesalahan pada generasi muda saat ini, kuranglah terlalu tepat kalau tidak didasari
oleh persoalan-persoalan lain yang sedang menimpah negeri ini. Pertama, lunturnya
kepercayaan generasi muda terhadap pancasila sebagai dasar Negara, tidak terlepas
dari kiprah elit di negeri ini baik di lembaga Eksekutif, Legislatif, maupun Yudikatif
serta elit yang berkiprah dalam bidang lainnya. Watak oportunis elit kita yang ada di
lembaga Negara menjadi salah satu faktor hilangnya legitimasi generasi muda
terhadap pancasila. Adanya praktek materialism state, aparatus Negara, yang tidak
peka terhadap penderitaan rakyat. Aparatus Negara berfoya-foya dengan gaya hidup
"high class", menimbulkan rasa iri bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda
saat ini. Kedua, adanya prilaku koruptif dikalangan elit bangsa. Setiap hari media
massa menyajikan berita tentang korupsi elit yang memwabah hampir diseluruh
instansi Negara mulai dari pusat hingga ke daerah. Mentalitas elit yang bobrok
tersebut menjadikan generasi kita banyak yang tidak menaruh harapan dengan
pancasila. Karena pancasila tidak bisa lagi dijadikan pijakan moral, penuntun jalan
bagi kehidupan elit di negeri ini. Ketiga, Negara gagal dalam menyikapi berbagai
kekerasan yang terjadi beberapa tahun terakhir. Kekerasan yang ada menjadi indikasi
bahwa Negara gagal menciptakan kenyamanan bagi masyarakat. Kekerasan-
kekerasan menjadi pertanda bahwa nilai-nilai toleransi yang diajarkan oleh pancasila
lambat laun mulai pudar.

Keempat, jebakan pragmatisme. Tidak bisa dipungkiri bahwa, dewasa ini generasi
muda kita terjebak dalam gaya hidup pragmatisme. Memilih jalan pintas untuk
mencapai tujuan. Anak muda terjebak dalam lingkaran kapitalisme global yang
merasuki segala sendi kehidupan. Anak muda (pelajar dan mahasisa) sekarang ini,
banyak yang tidak memiliki sikap kritis, banyak memilih hidup hura-hura. George
Ritzer dalam The McDonalization of Society (1993) mengatakan bahwa paradigma
hidup dalam alam modern saat ini adalah rasionalitas formal. Sebuah kondisi yang
menginginkan segala sesuatunya lebih cepat, efisien dan rasional. Dalam tahapan
tersebut, kultur eksploitasi dari sistem kapitalisme tidak bisa dihindarkan. Kondisi
semacam ini menumpulkan kritisisme. Generasi muda, menjadi budak kapitalisme
yang terus menggerogoti nilai lokal. Pemuda kita lebih banyak mengkonsumsi nilai-
nilai asing dibandingkan menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pemuda kita
terjebak dalam kehidupan egoistik. Peduli hanya terhadap kepentingannya sendiri,
tanpa lagi mempedulikan kepentingan orang lain bahkan kepentingan bangsa dan
Negara sekalipun. Untuk menjawab kegelisahan yang ada, sekaligus mencoba
menjawab pertanyaan diatas, maka perlu kiranya dicarikan solusi bersama dari
segenap elemen bangsa agar nilai-nilai pancasila tetap menjadi panutan bagi
kalangan generasi muda kita saat ini. Pertama, merubah prilaku para elit. Elit bangsa
ini perlu merubah diri. Mulai dari melepaskan watak oportunis, serta merubah watak
rakus akan uang, kedudukan dan jabatan. Sikap mementingkan kesejahteraan rakyat
harus ditonjolkan, dibandingkan sikap memperkaya diri sendiri, keluargan dan kroni-
kroninya. Kedua, optimalisasi peran lembaga-lembaga keagamaan. Lewat lembaga
keagamaan, diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang toleran,
menghargai setiap perbedaan (kebhinekaan). Maka, generasi muda lintas Suku,
Agama, Ras dan Golongan (SARA), menjadi teladan dalam memperjuangkan serta
mempraktekan nilai-nilai toleransi sebagai mana tercantum dalam nilai sila-sila
pancasila. Peran tokoh agama pun menjadi penting untuk memberikan syiar tentang
nilai-nilai pancasila bukan sebaliknya mengeluarkan kata-kata yang berbau SARA.
Ketiga, pembentukan karakter (character building), dikalangan generasi muda kita.
Pembentukan karakter harus dimulai sejak dini mulai dari lingkungan keluarga,
masyarakat,

sekolah sampai perguruan tinggi. Pembentukan karakter tersebut harus bisa


menjawab kebutuhan generasi muda. Termasuk menangkal watak pragmatisme yang
sudah menjalar dikalangan generasi muda saat ini. Untuk itu kedepannya, pendidikan
pancasila harus menjadi pendidikan wajib mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Lewat pendidikan pancasila tersebut, diharapkan mampu
membentuk karater generasi muda kita bisa menjadi generasi yang mandiri secara
politik, berdikari secara ekonomi, berkepribadian secara kebudayaan. Apa yang ada
dalam tulisan ini, bukanlah kata kunci guna menjawab keprihatinan akan pudarnya
nilai pancasila dikalangan generasi muda kita dewasa ini. Saya yakin dan percaya
bahwa masih begitu banyak akar persoalan akan apa yang dialami oleh generasi
muda saat ini. Termasuk juga ada begitu banyak solusi yang bisa ditawarkan agar
pancasila digandrungi dan dijadikan pedoman hidup generasi muda. Untuk itu,
kerjasama semua pihak baik dari elit, aparatus Negara, lembaga keagamaan, lembaga
pendidikan serta elemen masyarakat harus bahu membahu agar nilai-nilai pancasila
tidak tergerus oleh waktu, apalagi digantikan dengan ideologi lain.

B. Alasan arti penting kenapa banyak pihak yang tetap ingin mempertahankan
pancasila sebagai dasar negara indonesia.
Tepat pada 18 Agustus 1945, Pancasila resmi menjadi dasar negara Indonesia. Rumusan
Pancasila yang sah tercantum dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 yang disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehari
setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Pancasila sendiri memuat nilai-nilai yang dijadikan pedoman berbangsa dan bernegara untuk
menyatukan bangsa Indonesia yang beragam. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan dalam Pancasila merupakan buah pemikiran dari para pendiri
bangsa yang terinspirasi oleh nilai-nilai adat istiadat serta nilai religius yang dimiliki
masyarakat Indonesia.

Oleh sebab itu, Pancasila sangat istimewa karena bersumber dari budaya masyarakat itu
sendiri dan merupakan ideologi terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya Pancasila
tidak perlu mengubah nilai-nilai dasarnya untuk mengikuti perkembangan zaman. Selain itu,
lima sila dalam Pancasila juga saling terkait.

Jimly Asshiddiqie dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara menjelaskan bahwa dorongan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa menentukan kualitas kemanusiaan seseorang di antara sesama manusia. Maka,
tidak mengherankan apabila Pancasila dipilih sebagai dasar negara untuk mewujudkan
kehidupan yang teratur dan terarah dengan baik.

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber hukum utama yang mendasari pasal-pasal
dalam UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan. C.S.T Kansil dalam buku Pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
mengatur kehidupan sosial, susunan dan sistem perekonomian negara, sistem politik dan
kehidupan politik, kehidupan berbudaya, hubungan antar rakyat, kekuasaan yang menyangkut
hak asasi manusia, dan kehidupan perundang-undangan.

Dengan demikian, arti penting mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara adalah upaya
untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang rukun, adil, sejahtera, dan
menjunjung persatuan.
Terlebih ancaman terhadap persatuan dan kedaulatan suatu bangsa akan selalu hadir. Dasar
negara, yakni Pancasila dapat menjadi benteng untuk menghadapi tantangan-tantangan
tersebut.

Lantas, bagaimana cara mempertahakan Pancasila? Caranya adalah dengan secara konsisten
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat diwujudkan dengan toleransi terhadap orang lain yang
memiliki keyakinan yang berbeda. Kemanusiaan yang adil dan beradab dapat diwujudkan
dalam bentuk perilaku saling menghargai martabat sesama manusia dan tidak melakukan
diskriminasi. Sila Persatuan Indonesia tercermin dalam sikap gotong royong dan usaha untuk
menciptakan kerukunan.

Sedangkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan dapat Anda amalkan misalnya dengan menyelesaikan masalah
melalui musyawarah. Sementara itu, sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak orang lain serta melaksanakan kewajiban.

C. Kemukakan pendapat dan penilain tentang perbedaan pandangan pancasila

Perbedaan pendapat antara suatu kelompok dengan kelompok lain saya pikir wajar, karena
setiap individu tentunya mempunyai kepentingannya masing masing, dan ketika individu-
individu tersebut yang mempunyai pemikiran ataupun pandangan yang sama dipertemukan
maka terbentuklah suatu kelompok yang tentunya siap menyuarakan kepentingannya.

Alfabet pertama dari sebuah perubahan adalah Keresahan, jika suatu kelompok berniat
mengubah suatu sistem negara, sudah dapat dipastikan bahwa ada keresahan yang
menyelimuti hatinya, dan bisa jadi ada sebuah hak yang seharusnya ia dapatkan namun tidak
dapat dipenuhi oleh negara. Dan bisa jadi pula ada sebuah janji yang dilontarkan namun tak
kunjung direalisasikan.

D. Bagaimana sikap dalam menghadapi perbedaan dalam pancasila


Ketika perbedaan pendapat ataupun pandangan tersebut muncul di tengah masyarakat,
maka hal yang harus kita lakukan adalah dengan cara mengajak dialog kelompok
yang ingin mengganti sistem negara tersebut.

Serta musyawarahkan, sebagai itikad baik dalam menyelesaikan suatu problematika,


karena yang saya tau, pemberontak akan semakin memberontak ketika kita salah
mengkondisikannnya. 

Yang jelas anggaplah individu ataupun kelompok tersebut tetap sebagai Warga
Negara yang sedang menyuarakan pendapatnya, yang sedang mengkritik suatu
kebijakan pemerintah.

Dan seharusnya kita juga harus memikirkan secara matang-matang bila ikut
menyuarakan “Ganti Sistem Pemerintahan” apakah kita tau esensi dari mengganti
suatu sistem pemerintahan itu apa ?, apakah kita sudah memikirkan dampak baik-
buruknya terhadap bangsa ini ?

Intinya jangan mau diperdaya oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung Jawab, dan
bertindaklah sesuai dengan hati nurani.

E. Apakah yang kalian ketahui tentang sejarah terbentuknya teks plokamasi


kemerdekaan 17 agustus 1945

lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diawali dengan dijatuhkannya bom atom oleh
tentara Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima di Jepang. Kemudian
pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki Jepang.

Hal ini menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu yang diketuai oleh
Amerika Serikat. Pada saat itulah kesempatan dipergunakan sebaik-baiknya oleh para
pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
terlepas dari belenggu penjajahan Jepang.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan pendapat diantara para pejuang. Pejuang
golongan muda yang antara lain terdiri dari Sukarni, Adam Malik, Kusnaini, Syahrir,
Soedarsono,Soepono, Chaerul Saleh menghendaki kemerdekaan secepat mungkin, dan
pejuang golongan tua yang antara lain Soekarno dan Hatta tidak ingin terburu-buru karena
mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.

Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan dengan proklamasi
kemerdekaan saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, serta dapat
berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

Kemudian pertemuan pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau disebut juga Dokuritsu Zyunbi Linkai dalam bahasa Jepang).
Para pejuang golongan muda tidak menyetujui rapat itu, dan menganggap PPKI adalah
sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha
bangsa kita sendiri, bukan dari pemberian Jepang.

Pada saat itu para pejuang golongan muda kehilangan kesabaran kemudian mereka menculik
Soekarno dan Hatta serta membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai
peristiwa Rengasdengklok.

Tujuan penculikan itu adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh
Jepang. Mereka meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah
siap untuk melawan Jepang serta siap menanggung risikonya. Sementara itu di Jakarta,
golongan muda yang diwakili Wikana, dan golongan tua yang diwakili Mr. Ahmad Soebardjo
melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad
Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali
ke Jakarta.

Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru
memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka langsung menuju ke rumah
Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang menjadi Jl. Imam Bonjol No. 1
gedung museum perumusan teks proklamasi) yang diperkirakan aman dari Jepang. Sekitar 15
pemuda berkumpul di sana antara lain B.M. Diah, Bakri, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri,
Chaerul Saleh, untuk menegaskan bahwa pemerintah Jepang tidak campur tangan tentang
proklamasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah lima dasar luhur yang ada dan berkembang bersama bangsa indonesia sejak
dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa peristiwa
masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara
pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktifitas manusia pada masa
lampau berkaitan dengan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dari
masa yang sebelumnya. Sejarang perjuangan bangsa indonesia melewati dengan suatu proses
waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu tersebut dapat tercatat kejadian-kejadian
penting yang merupakan sebuah tonggak sejarah perjuangan.

Dan dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Negara indonesia dibangun juga
berdasarkan sebuah landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila dalam fungsinya sebagai
dasar negara,merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia.

3.2.Saran

Seharusnya kita sebagai warga Negara yang hanya menikmati kemerdekaan ini harus
bersyukur dan mempertahankan dasar Negara tidak malah menolak dasar Negara yang
disahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Paristyanti Nurwadani,Hestu Yoga Sakmana, dkk. 2016 . Pendidikan

Pancasila,jakarta.

DR.Irianto Widisuseno, M. Hum. Dra. Ana Irhandayaningsih, M. Hum, dkk .

2017 , BP UNDIP . buku ajar pendidikan pancasila, semrang.

Anonym, 2013 , Materi Ajar Pendidikan Pancasila, jakarta.

Anda mungkin juga menyukai