Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI PERDA NO.

7 TAHUN 2005
TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUATAN LEBIH
(Studi Kasus Resiko Kerusakan Jalan Nasional dan Provinsi di Kota
Pekanbaru)

As Juan Antoni
e-mail: juanantonisiregar@yahoo.com
Dibimbing oleh : Dra. Ernawati, M.Si
Program Studi Administrasi Negara FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract

Over loads is still an issue that needs special attention from the government
and people of Riau. There needs to be an understanding of the procedures for
loading of large transport vehicles loaded obey traffic in order to create a safe and
comfortable. The presence of more charge would be accompanied by the risk of
damage to the road. Pekanbaru city with its strategic location and as the capital of
Riau province could not be separated from the problems of overloading. In fact, if
the implementation is done with good roads such as national roads and provincial
roads will be maintained in Pekanbaru condition. In fact there is still damage to the
road. Researchers refer to the implementation of the theoretical concepts in Van
Meter Van Horn (Subarsono 2005). This research uses descriptive qualitative
method of data collection techniques of observation, interviewing and research
informants determined by snowball sampling technique. Samples taken are Riau
Provincial Transport Department. By looking at the condition of national roads and
provincial roads in Pekanbaru.

Keywords : Implementation , Regulation , Loads More , Damage Roads

PENDAHULUAN
konsentrasikan pada terwujudnya
Menyadari bahwa sarana dan sarana prasarana transportasi yang
prasarana transportasi termasuk salah aman, nyaman, efisien, dan handal.
satu faktor yang penting yang dapat Keadaan sosial dan kebudayaan suatu
mendukung kegiatan masyarakat masyarakat juga mempengaruhi
dalam mencapai kesejahtarahannya, pembangunan sarana prasarana
maka pembangunan sarana dan transportasi yang akan diciptakan
prasarana mendapat perhatian pemerintah.
pemerintah demi memperlancar arus
mobilitas barang dan jasa, mendukung Muatan berlebih merupakan
pola distribusi nasional, pembangunan jumlah berat muatan mobil angkutan
wilayah, serta mendukung hubungan barang yang diangkut melebihi daya
internasional. Pembangunan sarana angkut yang diizinkan dalam buku uji
dan prasarana transportasi dapat atau plat samping kendaraan bermotor.
berfungsi sebagai urat nadi kehidupan Untuk mengatasi masalah angkutan
perekonomian, sosial, budaya, dan bermuatan lebih di Provinsi Riau,
pertahanan keamanan yang di pemerintah membuat sebuah
kebijakan mengenai pengawasan dan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 1


pengendalian muatan lebih yang diatur Tabel 1.1
dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Kondisi Jalan Nasional dan Provinsi
Tahun 2005. di Kota Pekanbaru
Pelaksana teknis Peraturan
Daerah ini dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Provinsi Riau yang
difokuskan pada bagian UPT
Timbangan Kendaraan Bermotor dan
yang menjadi sasaran dari Peraturan
Daerah yakni seluruh masyarakat yang
memiliki atau mengemudikan
kendaraan bermuatan.
Jalan mengambil peranan
penting dalam kegiatan mobilitas
barang dan jasa, jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas.
Di Kota Pekanbaru juga terjadi Sumber : SNVT P2JN dan
kerusakan jalan akibat muatan lebih. Dinas PU Provinsi Riau
Kerusakan jalan tersebut terjadi di
jalan nasional, jalan provinsi, yang ada
di Kota Pekanbaru, hal ini diakbatkan Mazmanian dan Paul Sebatier
karena jalan nasional dan jalan dalam Nawawi (2009:31) mengatakan
provinsi menghubungkan antar bahwa implementasi kebijakan adalah
ibukota provinsi, antar suatu pelaksanaan keputusan
kabupaten/kota, dan jalan strategis kebijakan dasar, biasanya dalam
lainnya, ditambah lagi dengan belum bentuk undang-undang, namun dapat
sempurnanya akses jalur perairan yang dalam bentuk perintah-perintah atau
dapat menghubungkan daerah satu dan keputusan-keputusan eksekutif yang
lainnya sebagai pengganti jalur memang keputusan badan penelitian.
transportasi darat, sehingga dengan Nugroho (2012:674)
tingkat mobilitas yang tinggi menuntut mengemukakan bahwa implementasi
jalan nasional dan jalan provinsi kebijakan pada prinsipnya adalah cara
memiliki kualitas fisik yang baik. agar sebuah kebijakan dapat mencapai
tujuannya.
Van Meter Van Horn
(Subarsono,2005:100) menyatakan
bahwa implementasi kebijakan
merupakan tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah dan swasta baik
secara individu maupun secara
kelompok yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan. Donald S. Van
Metter & Carl E. Van Horn, ada enam
variabel yang mempengaruhi kerja
implementasi yakni; standar dan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 2


sasaran kebijakan, sumber daya, sesuai dengan tujuan atau sasaran
karakteristik pelaksana, disposisi kebijakan itu sendiri.
implementor, lingkungan kondisi
sosial, ekonomi, politik, dan Dalam penelitian ini
komunikasi antar organisasi. dengan melihat fenomena bahwa
Perda No. 7 Tahun 2005 sudah
Penelitian ini bertujuan untuk berjalan selama 9 tahun melalui
mengetahui dan menganalisis serta optimalisasi 5 jembatan timbang
mengetahui faktor-faktor yang yang ada di Provinsi Riau, namun
mempengaruhi Implementasi Perda ternyata fenomena muatan lebih
Nomor 7 Tahun 2005 Tentang belum dapat diminimalisir.
Pengawasan dan Pengendalian Muatan
Lebih (Studi Kasus Resiko Kerusakan Melihat Kota Pekanbaru
Jalan Nasional dan Provinsi di Kota sebagai studi kasus penelitian ini
Pekanbaru) dengan posisinya yang strategis
dan tingkat mobilitas
METODE masyarakatnya yang cukup tinggi,
pada akhirnya sulit untuk dapat
Dalam penelitian ini peneliti terhindar dari fenomena muatan
menggunakan pendekatan kualitatif lebih. Muatan lebih memberi
dengan metode deskriptif. Peneliti dampak kerusakan jalan pada
berusaha untuk mengungkapkan fakta jalan – jalan yang ada di Kota
sesuai dengan kenyataan yang ada Pekanbaru. Kerusakan jalan
tanpa melakukan intervensi terhadap akibat muatan lebih terjadi di
kondisi yang terjadi. Penelitian jalan nasional dan jalan provinsi
kualitatif bertujuan untuk membuat di Kota Pekanbaru karena jalan
gambaran dan hubungan antara nasional dan jalan provinsi
fenomena yang diselidiki. Penelitian menghubungkan antar ibukota
deskriptif tidak memberikan provinsi, antar kabupaten/kota,
perlakuan, manipulasi atau dan antar jalan strategis lainnya,
penambahan pada variabel-variabel ditambah lagi dengan belum
bebas, tetapi menggambarkan suatu tersedianya transportasi air yang
kondisi apa adanya. memadai antara daerah satu dan
lainnya sebagai pengganti jalur
HASIL PENELITIAN DAN transportasi darat.
PEMBAHASAN
Yang menjadi penyebab
banyaknya kendaraan bermuatan
1. Implementasi Perda Nomor 7 lebih yang melintas adalah kurang
Tahun 2005 Tentang optimalnya pengimplementasian
Pengawasan dan Pengendalian Perda No. 7 Tahun 2005 dan
Muatan Lebih (Studi Kasus kurangnya kesadaran dari
Resiko Kerusakan Jalan transporter akan taat bermuatan.
Nasional dan Provinsi di Kota Berikut akan dibahas bagaimana
Pekanbaru) implementasi Perda ini dengan
merujuk pada teori Van Meter
Implementasi merupakan Van Horn sebagai berikut :
suatu kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh pelaksana untuk
memperoleh suatu hasil yang

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 3


Standar dan Sasaran Kebijakan melihat implementasi guna
meminimalisasi terjadinya
Standar merupakan penyimpangan, baik yang
kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan oknum petugas
telah didokumentasikan yang di maupun para sopir angkutan
dalamnya terdiri antaralain barang. Bentuk pelanggaran
mengenai spesifikasi-spesifikasi itu di antaranya terjadi
teknis atau kriteria-kriteria akurat pungutan liar yang dilakukan
yang digunakan sebagai oknum petugas atau para
peraturan, petunjuk, atau definisi- sopir yang tak mau
definisi tertentu untuk menjamin membayar denda tilang.
suatu barang, produk, proses, atau Ketika ditemukan
jasa sesuai dengan yang telah pelanggaran Kadis
dinyatakan. Demikian juga halnya diharapkan mampu
dengan kebijakan publik, setiap melakukan pembinaan berupa
kebijakan publik harus peneguran sampai sangsi
mempunyai standar dan suatu yang diberikan sesuai
sasaran kebijakan jelas dan ketentuan agar tidak
terukur. Dengan adanya mengulangi kesalahannya.
ketentuan tersebut, maka
tujuannya dapat terwujudkan. b. Pengendalian Muatan
Akan tetapi apabila standar dan Lebih
sasaran kebijakan tidak jelas maka
bisa terjadi multiinterprestasi dan Dalam melaksanakan
mudah menimbulkan tugasnya tentang Pengendalian
kesalahpahaman dan konflik Muatan Lebih, Dinas
diantara para agen implementasi. Perhubungan Provinsi Riau
yang bertugas di jembatan
timbang berpedoman pada
Peraturan Daerah No. 7 Tahun
a. Pengawasan Muatan Lebih
2005 dan memiliki SOP Unit
Perda 7 Tahun 2005 pada
Pelaksana Penimbangan
BAB VII pasal 14 yang
Kendaraan Bermotor (UPPKB)
berbunyi : “Pembinaan dan
sebagai standar dan acuan, dan
Pengawasan terhadap
sasaran kebijakan difokuskan
pelanggaran kelebihan
pada masyarakat pemilik atau
muatan menjadi tugas,
pengemudi kendaraan
kewewenangan dan tanggung
bermuatan, hal tersebut
jawab Kepala Dinas
merujuk pada Bab II pasal 2
Perhubungan”.
ayat (1) yang berbunyi :
Dalam melaksanakan isi
“Setiap mobil barang dilarang
Perda tugas pengawasan
menggunakan kelas jalan di
menjadi tanggung jawab
bawah yang ditetapkan dalam
Kepala Dinas Dishub
Buku Uji Kendaraan
Provinsi Riau. Kendalanya
Bermotor, kecuali izin khusus
adalah Kepala Dinas belum
yang dikeluarkan oleh Dinas
mempunyai waktu yang tetap
Perhubungan”.
untuk turun kelapangan
melakukan pengawasan. Namun dalam proses
Melalui Pengawasan Kepala pengimplementasian Perda,
Dinas dalam fungsinya dapat tujuan Perda yang terkandung

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 4


pada Bab II pasal 2 ayat (1) pemeriksa, satu orang pengatur lalu
belum dapat tersampaikan lintas, dan satu orang petugas
kepada sasaran Perda dengan keamanan dengan waktu kerja satu
baik. Kurangnya sosialisasi shiftnya 8 jam/hari.
masih menjadi kendala utama.
Terkait dengan kerusakan jalan Terkait Sumber Daya Metoda
yang ditimbulkan sebagai studi anggota Dishub di jembatan timbang
kasus penelitian ini Dishub sebelumnya sudah melalui pelatihan
juga perlu melakukan Operasional Jembatan Timbang (OJT)
sosialisasi dengan instansi dan memiliki SOP Unit Pelaksana
Pemerintah yang Penimbangan Kendaraan Bermotor
menyelenggarakan jalan. (UPPKB) dalam menjalankan
Secara khusus jalan nasional tugasnya.
sebagai tanggung jalan SNVT
Terkait Sumber Daya Material
P2JN dan jalan provinsi
Anggota Dishub di jembatan timbang
sebagai tanggung jawab Dinas
telah dibekali dengan pendanaan yang
PU Provinsi Riau.
sesuai dengan kebutuhan mereka, juga
Selain itu Perda ini sulit dalam kebutuhan operasionalnya
untuk diimplementasikan maupun dalam segi administrasi
karena sasaran Perda tidak kantor. Pendanaan tersebut bersumber
mau mengurangi muatannya dari Pemerintah Provinsi Riau.
demi menghindari kerugian Pendanaaanya berupa uang yang
jika distribusi dilakukan digunakan untuk kebutuhan
berkali-kali dan membutuhkan operasional maupun kebutuhan harian
ongkos jalan yang besar. kantor.
Transporter lebih memilih
membayar denda kompensasi.
Karakteristik Badan Pelaksana
Sumber Daya
Dishub melaksanakan
Dalam pelaksanaan kebijakan,
implementasi Perda dengan motto
sangat diperlukan dukungan sumber
“pelayanan sepenuh hati” yang
daya baik sumber daya manusia
dilakukan dengan senyum kepada
(human resources) maupun sumber
setiap sasaran Perda agar diharapkan
daya material (materials resources)
terjalin hubungan yang baik antara
dan juga sumber daya metoda (method
penegak Perda dan implementor
resources). Ketiga hal ini menjadi
Perda. Sayangnya motto itu sepertinya
sangat penting sebagai penunjang
belum dijalankan secara maksimal
keberhasilan Perda agar dapat
karena menurut supir yang
mencapai tujuannya secara efektif dan
diwawancarai menyebutkan
efisien.
kurangnya sikap ramah dari anggota
Sumber Daya Manusia (SDM)
Dishub.
disetiap jembatan timbang Provinsi
Riau dalam satu shift terdapat 6 Kompetensi dan ukuran baik
petugas pada masing – masing dari staf maupun anggota dishub itu
jembatan timbang yang ada di sendiri adalah dimana merupakan
Provinsi Riau. Yang terdiri dari satu Pegawai Negeri Sipil dengan jenjang
orang Penyidik Pegawai Negeri Sipil S1 untuk staff. Perekrutan anggota
(PPNS), satu orang petugas dishub juga diberi pelatihan dasar
penimbangan, satu orang petugas semi militer. Namun walaupun

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 5


demikian perlu keramah tamahan dari (implementors) dalam batas mana
petugas jembatan timbang dalam kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat
pengimplementasian isi Perda. tiga macam elemen respon yang dapat
Pedoman sikap Dishub yang mempengaruhi kemampuan dan
keseluruhan diatur dalam peraturan kemauannya untuk melaksanakan
menteri maupun peraturan daerah suatu kebijakan, antara lain terdiri dari
maupun dari gubernur yang memberi pertama, pengetahuan (cognition),
perintah untuk menjaga ketertiban. pemahaman dan pendalaman
(comprehension and understanding)
Kondisi Ekonomi, Sosial, dan terhadap kebijakan, kedua, arah respon
Politik mereka apakah menerima, netral atau
menolak (acceptance, neutrality, and
Pekanbaru merupakan ibukota
rejection) dan ketiga intensitas
dari provinsi Riau, yang tentu saja
terhadap kebijakan.
segala urusan baik dari kota/kabupaten
provinsi Riau berpusat di kota Dalam melaksanakan isi Perda
Pekanbaru, lokasinya yang strategis Dishub diharapkan setelah
ditengah-tengah Provinsi Riau mengetahui, memahami secara
menambah alasan Pekanbaru banyak mendalam kemudian Dishub
dilalui oleh kendaraan baik kendaraan memberikan kinerja yang maksimal
jasa atau barang. Banyaknya aktivitas dalam pengendalian muatan lebih,
distribusi barang dan jasa adalah faktanya tindakan preventif dan
bentuk kegiatan ekonomi, ditambah represif yang disebut Dishub belum
dengan masyarakat yang semakin dilaksanakan, pelanggar yang
konsumtif menuntut tersedianya kelebihan muatan langsung ditilang
kebutuhan akan suatu barang. tanpa ada sosialisasi yang diberikan
Menyediakan barang tertentu pasti agar tidak mengulangi kesalahan.
melalui distribusi. Dengan kondisi Implementor belum maksimal dalam
ekonomi sosial yang seperti inilah implementasi Perda.
yang menjadi faktor banyaknya
kendaraan angkut yang membawa Komunikasi antar Organisasi
bermacam-macam muatan. Dan
ditambah lagi kondisi politik Kota Dalam banyak program
Pekanbaru yang saat ini belum kebijakan, implementasi sebuah
memiliki peraturan kota yang kuat program kebijakan perlu dukungan
untuk mengatur masalah ini, inilah dan koordinasi tidak hanya koordinasi
yang mempersulit pengendalian di dalam tetapi juga dengan intansi
muatan lebih. lain. Untuk itu diperlukan koordinasi
dan kerjasama antar instansi bagi
Disposisi Implementor keberhasilan suatu program. Demikian
juga halnya dalam pelaksanaan Perda
Sikap pelaksana itu No. 7 Tahun 2005, dimana
dipengaruhi oleh pendangannya memerlukan komunikasi yang baik
terhadap suatu kebijakan dan cara antar pelaksana tugas, serta kegiatan-
melihat pengaruh kebijakan itu kegiatan pelaksanaan dalam mencapai
terhadap kepentingan-kepentingan sebuah tujuan utama peraturan daerah
organisasinya dan kepentingan- tersebut.
kepentingan pribadinya. Disposisi Komunikasi dengan instansi
implementasi kebijakan diawali lain memang perlu dilakukan. Salah
penyaringan (befiltered) lebih dahulu satu bentuk komunikasi dengan
melalui persepsi dari pelaksana instansi lain adalah komunikasi

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 6


dengan Satlantas bilamana ditemukan mengimplementasikan Perda 7 No.
adanya laporan muatan lebih yang Tahun 2005.
tidak terjangkau jembatan timbang
atau bahkan karena anggota Dishub Adanya Suap.
yang melakukan razia di jalanan dirasa
Suap berarti menyogok
kurang memadai. Komunikasi dengan
dengan sejumlah uang. Bila
masyarakat juga dilakukan supaya bila
kelebihan muatan melebihi 25%
ada fenomena muatan lebih yang
dan diwajibkan untuk menurunkan
cenderung merugikan dapat
muatan, sementara tidak ada alat
dilaporkan dan diambil tindakan yang
berat yang tersedia pada semua
dianggap perlu, Perlu juga adanya
jembatan timbang di Provinsi
komunikasi dengan Bina Marga
Riau, hal ini tentu menimbulkan
sebagai penyelenggara jalan termasuk
peluang “ngemel” atau damai di
dengan SNVT P2JN Provinsi Riau dan
tempat. Dengan adanya sejumlah
Dinas PU Provinsi Riau sebagai
uang, semua urusan yang
penyelenggara jalan nasional dan jalan
menghambat dapat hilang begitu
provinsi di Kota Pekanbaru terkait
saja.
kerusakan jalan yang ditimbulkan
muatan lebih dapat segera diambil Perlu ada pembaharuan
tindakan agar kerusakan jalan tidak sistem dimana seluruh
semakin membahayakan dan penimbangan diatur dengan sistem
merugikan semua pihak. komputerisasi tanpa ada hubungan
kontak langsung dari supir dengan
petugas demi mengindari
terjadinya suap menyuap.

2. Faktor-Faktor yang Tidak Ada Jembatan Timbang


Mempengaruhi Implementasi di Kota Pekanbaru
Perda Nomor 7 Tahun 2005 Tidak adanya jembatan
Tentang Pengawasan dan timbang di Kota Pekanbaru
Pengendalian Muatan Lebih menambah sulit pengendalian
(Studi Kasus Resiko Kerusakan muatan lebih. Pekanbaru sebagai
Jalan Nasional dan Provinsi di ibukota Provinsi Riau dan
Kota Pekanbaru) posisinya yang strategis
Tidak Adanya Alat Bongkar menyebabkan tingginya tingkat
Muat di Jembatan Timbang. mobilitas yang terjadi di kota ini,
Di seluruh jembatan baik itu untuk kegiatan distribusi
timbang di Provinsi Riau belum jasa maupun barang.
memiliki alat berat bongkar muat
Dengan adanya jembatan
sendiri yang membantu Dishub
timbang di Kota Pekanbaru maka
menurunkan muatan berlebih. Bila
diharapkan hal itu dapat
terdapat pelanggaran akan sangat
meminimalkan adanya fenomena
sulit untuk menurunkan sebagian
muatan lebih yang masuk ke Kota
muatannya. Sejauh ini bila
Pekanbaru yang pada akhirnya
kelebihan muatan terjadi, tindakan
upaya ini dapat meminimalkan
penurunan diserahkan kepada
resiko kerusakan jalan.
supir sampai muatan sesuai. Ini
menambah sulit dalam

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 7


SIMPULAN Jalan Nasional dan Provinsi di
Kota Pekanbaru) akan berjalan
1. Implementasi dari Perda No. 7 dengan baik jika Dishub
Tahun 2005 tentang Pengawasan melakukan koordinasi dengan
dan Pengendalian Muatan Lebih setiap anggota yang
masih belum maksimal. Dalam mengimplementasikan Perda di
hal pengawasan muatan lebih di jembatan timbang demi
jembatan timbang belum pencapaian tujuan secara
dilakukan secara maksimal oleh maksimal, serta Dishub perlu
Kadis Dishub Provinsi Riau. melakukan komunikasi dengan
Belum ada jadwal tetap terus instransi lain tidak hanya
menerus (continue), masih Satlantas tetapi juga dengan Bina
dilakukan bilamana dirasa perlu. Marga Pekerjaan Umum sebagai
Implementor yang tidak penyelenggara jalan untuk
menjalankan tugas semestinya meminimalkan resiko kerusakan
akan dilakukan pembinaan. jalan akibat muatan lebih
Dalam hal pengendalian mauatn sehingga tercipta prasarana
lebih oleh petugas jembatan transportasi yang baik.
timbang masih kurangnya
sosialisasi kepada sasaran, tidak 2. Perlunya ketersediaan
adanya keinginan mengurangi
perlengkapan alat bongkar muat
muatan demi menghindari
yang diperlukan dalam
kerugian jika dilakukan distribusi
mengimplementasikan Perda,
berkali-kali yang menambah
terlebih untuk memberikan efek
ongkos jalan, SOP yang belum
jera, maka diperlukan perhatian
dijalankan maksimal, serta denda
pemerintah untuk menyediakan
kompensasi Perda yang belum
alat bongkar muat pada setiap
memberikan efek jera, sehingga
jembatan timbang sehingga jika
masih banyak pelanggar yang
ada pelanggar melebihi 25% dapat
membawa muatan lebih yang ditindak secara tegas melalui
pada akhirnya merusak jalan
penurunan muatan. Perlunya
termasuk jalan nasional dan jalan
menumbuhkan sikap tegas,
provinsi di Kota Pekanbaru yang
berkomitmen, dan penuh integitas
kerusakannya disebabkan juga
dari petugas jembatan timbang
oleh muatan lebih.
untuk tidak memberi kesempatan
2. Faktor yang mempengaruhi
pada tindakan suap menyuap,
implementasi Perda ini adalah
serta untuk Kota Pekanbaru yang
belum adanya alat bongkar muat
dijadikan studi kasus penelitian
di jembatan timbang, adanya
ini, diperlukan adanya jembatan
suap, dan tidak adanya jembatan timbang di Kota Pekanbaru yang
timbang di Kota Pekanbaru yang
nantinya dapat meminimalkan
mempersulit pengawasan dan
kendaraan yang membawa
pengendalian muatan lebih pada
muatan lebih masuk Kota
jalan-jalan di Kota Pekanbaru. Pekanbaru dan menghindari
SARAN resiko kerusakan jalan sehingga
tercipta prasarana transportasi
1. Implementasi Perda No. 7 Tahun yang baik di Kota Pekanbaru
2005 Tentang Pengawasan dan demi mendukung mobilitas
Pengendalian Muatan Lebih masyarakatnya.
(Studi Kasus Resiko Kerusakan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 8


DAFTAR RUJUKAN
Nogi,Hessel.2004.Kebijakan dan
Abidin. 2006.Otonomi Desa dan Manajemen Otonomi
Partisipasi Daerah.Balairung: Yogyakarta.
Masyarakat.Yogyakarta:Geliat. Nugroho,Riant.2004.Kebijakan
Ekowati, Mas Roro Lilik. 2005. Publik: Formulasi,
Perencanaan, Implementasi dan Implementasi dan Evaluasi.
Evaluasi Kebijakan atau Jakarta: Elex Media
Program (Suatu Kajian Teoritis Komputindo.
dan Praktis).Surakarta:Pustaka Nugroho,Riant D.2009.Public Policy
Cakra. (Edisi Revisi). Jakarta:Elex
Indiahono, Dwiyanto.2009. Kebijakan Media Komputindo.
Publik Berbasis Dynamic Policy Nugroho,Riant D.2012.Public Policy
Analysis. Yogyakarta: Gava (Edisi Revisi). Jakarta:Elex
Media. Media Komputindo.
Islamy,Irfan. M. 2000. Prinsip – Subarsono,AG.2005.Analisis
Prinsip Perumusan Kebijakan Kebijakan Publik: Konsep,Teori
Negara.Jakarta: Bina Aksara. dan Aplikasi.Yogyakarta:
Lembaga Administrasi Pustaka Pelajar.
Negara.1996.Pedoman Sujianto.2008.Implementasi Kebijakan
Penyusunan Kurikulum, GBPP Publik, Konsep Teori dan
dan Bahan Pendidikan dan Praktek. Pekanbaru: Alaf Riau
Pendidikan Bagi Diklat Teknis dan Prodi Ilmu Admistrasi
dan Diklat Negara (PSIA) Pasca Sarjana
Fungional.Jakarta:LAN. Universitas Riau
Sumaryadi,Nyoman.2005.Efektivitas
Implementasi Kebijakan
Otonomi Daerah. Jakarta.
Moenir, H.A.S. 2004. Manajemen Tachjan.2006.Implementasi Kebijakan
Pelayanan Umum di Indonesia. Publik .Bandung: AIPI.
Jakarta: Bumi Aksara. Wahab,S.A.2004.Analisa Kebijakan
Nawawi,Ismail.2009. Publik Policy: Negara dari
Analisis,Strategi Advokasi Teori Implementasi.Jakarta:Bumi
dan Praktek. Surabaya: Penerbit Aksara.
PNM Winarno,Budi.2002.Teori dan Proses
Ndara, Taliziduhu., 2003. Kebijakan Publik.
Kybernology. Jakarta: Rineka Yogyakarta:Media Pressindo.
Cipta. Winarno,Budi.2005.Teori dan Proses
Nogi, Hessel.2003. Evaluasi Kebijakan Publik.Yogyakarta:
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.
Balairung.

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 9

Anda mungkin juga menyukai