Anda di halaman 1dari 22

1.

Analisis induktif

a. Uji stationer

Uji stationer digunakan untuk melihat apakah data stationer atau tidak. Apabila

data sudah stationer maka data sudah terhindar dari regresi yang meragukan. Jika data

tidak stationer maka dilakukan proses differensiasi beberapa kali sehingga tercapai

data yang stationer. Dalam penelitian ini uji unit root dijalankan.

1) Uji Unit Root

Untuk menguji stasioneritas dalam kedua persaman penelitian ini menggunakan

uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Berdasarkan ADF pada tingkat level adalah

sebagai berikut :

Tabel Uji Akar Unit Dengan Metode Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) Pada
Tingkat Level

Variabel T-statistik Prob. Kesimpulan


IHS 8.32000 0.4029 Tidak stationer
PE 4.80974 0.7777 Tidak stationer
SB 4.32887 0.8263 Tidak stationer
INF 10.5393 0.2292 Tidak stationer
INVPORT 0.24941 1.0000 Tidak stationer
FDI 9.43198 0.3072 Tidak stationer
PI 11.6877 0.1657 Tidak stationer
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Berdasarkan tabel diatas, variabel indeks harga saham (IHS), pertumbuhan

ekonomi (PE), suku bunga (SB), inflasi (INF), investasi portofolio (INVPORT),

investasi asing langsung (FDI) dan Perdagangan internasional (PI) memiliki nilai

probabilitas > 5% yang artinya seluruh data penelitian yang digunakan tidak stationer

pada tingkat level sehingga perlu dilakukan uji derajar integrasi.


2) Uji Derajat Integrasi

Uji derajat integrasi dilakukan untuk mengetahui pada tingkat diferensi ke berapa

semua variabel telah stasioner. Dalam penelitian ini uji derajat integrasi juga

menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) . Data variabel yang tidak

stasioner pada tingkat level akan diuji sampai tingkat diferensiasi ke berapa semua

variabel akan stationer. Berikut hasil uji derajat inetgrasi dengan menggunakan

metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada diferensi pertama dan kedua:

Tabel Uji Derajat Integrasi Dengan Metode Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)
Pada Tingkat First Different

Variabel T-statistik Prob. Kesimpulan


HIS 26.0616 0.0010 Stationer
PE 42.3340 0.0000 Stationer
SB 13.7800 0.0877 Tidak stationer
INF 31.4173 0.0001 Stationer
INVPORT 18.6441 0.0169 Stationer
FDI 5.67410 0.6837 Tidak stationer
PI 35.5296 0.0000 Stationer
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Berdasarkan tabel diatas, variabel indeks harga saham (IHS), pertumbuhan

ekonomi (PE), inflasi (INF), investasi portofolio (INVPORT) dan Perdagangan

internasional (PI) memiliki nilai probabilitas < 5% yang artinya seluruh data

penelitian yang digunakan stationer pada tingkat first different. Sedangkan varibel

suku bunga (SB) dan investasi asing langsung (FDI) memiliki nilai probabilitas >5%

sehingga perlu dilakukan uji derajar integrasi pada second different.


Tabel Uji Derajat Integrasi Dengan Metode Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)
Pada Tingkat Second Different

Variabel T-statistik Prob. Kesimpulan


IHS 46.1512 0.0000 Stationer
PE 85.4680 0.0000 Stationer
SB 38.1745 0.0000 Stationer
INF 62.7116 0.0000 Stationer
INVPORT 50.6685 0.0000 Stationer
FDI 23.3120 0.0030 Stationer
PI 35.5296 0.0000 Stationer
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Berdasarkan tabel diatas, variabel indeks harga saham (IHS), pertumbuhan

ekonomi (PE), suku bunga (SB), inflasi (INF), investasi portofolio (INVPORT),

investasi asing langsung (FDI) dan Perdagangan internasional (PI) memiliki nilai

probabilitas < 5% yang artinya seluruh data penelitian yang digunakan stationer pada

tingkat second different.

b. Hasil Uji Kointegrasi

Dalam penelitian ini untuk uji kointegrasi data penel menggunakan metode residual

based test dan Kao Residual Cointegration.

1) Metode Residual Based Test

Metode ini menggunakan uji statistik Augmented Dickey Fuller yaitu dengan

mengamati residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak. Untuk menghitung nilai

ADF dapat dilakukan dengan membuat persamaan regresi kointegrasi dengan metode

OLS (Ordinary Least Squares). Persamaan pada regresi kointegrasi adalah sebagai

berikut:

PEt =α 0+ α 1 SBt +α 2 INFt +α 3 INVPORT t + α 4 IHSt +α 1 e t 1……..(4.1)

IHSt =β 0 + β 1 INVPORT t + β2 FDI t + β 3 PI t + β 4 PE t + β 1 et 1 ………..(4.2)


Berikut adalah hasil regresi persamaan IHS:

Tabel Hasil Estimasi OLS Regresi Kointegrasi Persamaan Pertumbuhan


Ekonomi
Dependent Variable: Y1_PE
Method: Panel Least Squares
Date: 08/23/21 Time: 18:53
Sample: 2015Q1 2020Q4
Periods included: 24
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 2.317786 1.706907 1.357887 0.1779


X1_SB 0.322885 0.417715 0.772978 0.4415
X2_INF 0.392028 0.355657 1.102264 0.2733
X3_INVPORT -5.94E-05 2.67E-05 -2.224536 0.0286
Y2_IHS 0.011618 0.004535 2.561962 0.0121

R-squared 0.215203    Mean dependent var 3.245417


Adjusted R-squared 0.180707    S.D. dependent var 4.780212
S.E. of regression 4.326800    Akaike info criterion 5.818211
Sum squared resid 1703.629    Schwarz criterion 5.951771
Log likelihood -274.2742    Hannan-Quinn criter. 5.872199
F-statistic 6.238405    Durbin-Watson stat 0.679265
Prob(F-statistic) 0.000176

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Dari persamaan regresi variabel pertumbuhan ekonomi didapat nilai

residualnya. Kemudian nilai residual ini akan dilakukan pengujian dengan

mennggunakan metode Augmented Dickey-Fuller untuk mengetahui apakah nilai

residual tersebut stationer atau tidak. Hasil uji Augmented Dickey-Fuller dapat dilihat

pada Tabel berikut:

Tabel Nilai Kointegrasi Dengan Metode ADF Pada Tingkat Level Persamaan
Pertumbuhan Ekonomi

Method Statistic Prob.**


ADF - Fisher Chi-square  10.4820  0.2328
ADF - Choi Z-stat -0.88587  0.1878

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)


Dari hasil uji kointegrasi menggunakan metode Augmented Dickey- Fuller

untuk persamaan indeks harga saham (IHK) pada Tabel terlihat residual probabilitas

> 5 persen, artinya tidak stasioner pada tingkat level. Sehingga perlu diuji lebih lanjut

kointegrasi antar variabel dengan menggunakan metode uji Kao (Kao Residual

Cointegrastion Test)

Sedangkan hasil dari regresi persamaan indeks harga saham dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel Hasil Estimasi OLS Regresi Kointegrasi Persamaan Indeks Harga Saham

Dependent Variable: Y2_IHS


Method: Panel Least Squares
Date: 08/23/21 Time: 18:57
Sample: 2015Q1 2020Q4
Periods included: 24
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 96

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -75.37089 24.50626 -3.075577 0.0028


X3_INVPORT 0.005308 0.000317 16.71814 0.0000
X4_FDI -0.000482 0.001467 -0.328522 0.7433
X5_PI -0.010816 0.001221 -8.854983 0.0000
Y1_PE 7.770069 1.660604 4.679063 0.0000

R-squared 0.778163    Mean dependent var 147.2037


Adjusted R-squared 0.768412    S.D. dependent var 154.1017
S.E. of regression 74.15932    Akaike info criterion 11.50099
Sum squared resid 500464.1    Schwarz criterion 11.63455
Log likelihood -547.0474    Hannan-Quinn criter. 11.55497
F-statistic 79.80265    Durbin-Watson stat 0.330877
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Dari persamaan regresi variabel indeks harga saham didapat nilai residualnya.

Kemudian nilai residual ini akan dilakukan pengujian dengan mennggunakan metode
Augmented Dickey-Fuller untuk mengetahui apakah nilai residual tersebut stationer

atau tidak. Hasil uji Augmented Dickey-Fuller dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Nilai Kointegrasi Dengan Metode ADF Pada Tingkat Level Persamaan
Pertumbuhan Ekonomi

Method Statistic Prob.**


ADF - Fisher Chi-square  3.84584  0.8708
ADF - Choi Z-stat  1.84604  0.9676

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Dari hasil uji kointegrasi menggunakan metode Augmented Dickey- Fuller

untuk persamaan pertumbuhan ekonomi (PE) pada Tabel terlihat residual probabilitas

> 5 persen, artinya tidak stasioner pada tingkat level. Sehingga perlu diuji lebih lanjut

kointegrasi antar variabel dengan menggunakan metode uji Kao (Kao Residual

Cointegrastion Test)

2) Uji Kao (Kao Residual Cointegration Test)

Uji kao residual kointegration test untuk persamaan Pertumbuhan Ekonomi

pada persamaan (4.1) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

t-Statistic Prob.
ADF -2.118894  0.0170

Residual variance  9.902757


HAC variance  7.286475

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Dari nilai statistic uji kointegrasi data panel kao Tabel 4.14 nilai residual

probabilitasnya < 5 persen artinya variabel yang diamati saling berkointegrasi atau

mempunyai hubungan jangka panjang. Hubungan kointegrasi menyatakan ada


keseimbangan jangka panjang antara variabel exogen dan endogen pada persamaan

investasi asing langsung dalam penelitian ini

Uji kao residual kointegration test untuk persamaan Indeks harga saham pada

persamaan (4.2) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

t-Statistic Prob.
ADF -1.119549  0.1315

Residual variance  87.33521


HAC variance  59.19145

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Dari nilai statistic uji kointegrasi data panel kao Tabel diatas nilai residual

probabilitasnya > 5 persen artinya variabel yang diamati tidak terjadi kointegrasi atau

mempunyai hubungan jangka panjang antar variabel dalam persamaan (4.2).

c. Hasil Regresi Error Correction Model (ECM)

Model koreksi kesalahan (Error Correction Model) digunakan untuk

mengestimasi persamaan pertumbuhan ekonomi (PE) dan indeks harga saham (IHK).

Model yang digunakan adalah sebagai berikut:

DPE , 2t =α 0+ α 1 D SB , 2t +α 2 DINF , 2t +α 3 DINVPORT , 2t +α 4 D IHS , 2t + α 5 EC t + et 1…….

.(4.3)

DIHS ,2t =β 0 + β 1 D INVPORT ,2t + β 2 D FDI , 2t + β 3 D PI ,2t + β 4 D PE , 2t + β 5 EC t et 2……..

…..(4.4)

Berdasarkan model dinamis pendekatan model koreksi kesalahan (Error

Correction Model Domowitz-El Badawi) untuk persamaan pertumbuhan ekonomi (PE)

(4.3).
Tabel Hasil Estimasi Regresi Dengan Model Error Correction Model Persamaan
Pertumbuhan Ekonomi
Dependent Variable: D(Y1_PE,2)
Method: Panel Least Squares
Date: 08/24/21 Time: 12:35
Sample (adjusted): 2015Q4 2020Q4
Periods included: 21
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.125358 0.464740 0.269739 0.7881


D(X1_SB,2) 2.163992 1.177851 1.837238 0.0700
D(X2_INF,2) 2.710436 0.356691 7.598831 0.0000
D(X3_INVPORT,2) -0.000128 0.000130 -0.988752 0.3258
D(Y2_IHS,2) 0.081738 0.032063 2.549322 0.0128
ECTY1(-1) -0.469911 0.109586 -4.288072 0.0001

R-squared 0.531636    Mean dependent var 0.073333


Adjusted R-squared 0.501612    S.D. dependent var 5.996294
S.E. of regression 4.233179    Akaike info criterion 5.792533
Sum squared resid 1397.745    Schwarz criterion 5.966162
Log likelihood -237.2864    Hannan-Quinn criter. 5.862330
F-statistic 17.70739    Durbin-Watson stat 2.209563
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Hasil regresi model error correction model pada persamaan pertumbuhan

ekonomi pada tabel diatas dapat ditulis kembali kedalam persamaan dibawah ini:

DPE , 2t =0.125358+2.163992 D SB ,2 t +2.710436 DINF ,2t −0.000128 DINVPORT ,2t + 0.81738 D

Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi penelitian ini, nilai ECT (error

correction term) -0.469911 dengan nilai t-statistik 4.2880 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088

signifikan pada α = 5 %. Nilai koefisien ECT bertanda negatif dan secara statistik

signifikan berarti model spesifikasi ECM dalam penelitian dapat dikatakan valid

(Widarjono, 2009:336).
Berdasarkan model dinamis pendekatan model koreksi kesalahan (Error

Correction Model Domowitz-El Badawi) untuk persamaan indeks harga saham (IHS)

(4.4).

Tabel Hasil Estimasi Regresi Dengan Model Error Correction Model Persamaan
Indeks Harga Saham
Dependent Variable: D(Y2_IHS,2)
Method: Panel Least Squares
Date: 08/24/21 Time: 15:45
Sample (adjusted): 2015Q4 2020Q4
Periods included: 21
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.173168 1.233765 0.140358 0.8887


D(X3_INVPORT,2) 0.001576 0.000318 4.955382 0.0000
D(X4_FDI,2) -8.52E-05 0.001099 -0.077558 0.9384
D(X5_PI,2) 0.000185 0.000254 0.726631 0.4696
D(Y1_PE,2) 0.328741 0.211261 1.556089 0.1237
ECTY2(-1) -0.664343 0.086942 -7.641250 0.0000

R-squared 0.534066    Mean dependent var 0.773718


Adjusted R-squared 0.504198    S.D. dependent var 15.93832
S.E. of regression 11.22269    Akaike info criterion 7.742501
Sum squared resid 9823.996    Schwarz criterion 7.916130
Log likelihood -319.1850    Hannan-Quinn criter. 7.812298
F-statistic 17.88110    Durbin-Watson stat 2.276524
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Hasil regresi model error correction model pada persamaan pertumbuhan

ekonomi pada tabel diatas dapat ditulis kembali kedalam persamaan dibawah ini:

D , 2t=0.173168+ 0.001576 D INVPORT , 2t −8.52 E 05 DFDI , 2t + 0.000185 DPI , 2t +0.328741 D PE , 2t−

Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi penelitian ini, nilai ECT (error

correction term) -0.664343 dengan nilai t-statistik 7.641250 > t-tabel 10% df 96 =

1.66088 signifikan pada α = 5 %. Nilai koefisien ECT bertanda negatif dan secara
statistik signifikan berarti model spesifikasi ECM dalam penelitian dapat dikatakan valid

(Widarjono, 2009:336).

d. Hasil uji statistik

1) Uji t

Uji t-statistik dilakukan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas (x)

mempengaruhi variabel terikat (y).

a) Model ECM

Berikut adalah uji t-statistik model ECM dengan derajat kepercayaan 10%

persamaan pertumbuhan ekonomi (PE):

Tabel pengaruh variabel bebas jangka pendek terhadap pertumbuhan


ekonomi

variabel t-statistik t-tabel 10% Porb. Kesimpulan


D(SB,2) 1.837238 1.66088 0.0700 Signifikan
D(INF,2) 7.598831 1.66088 0.0000 Signifikan
D(INVPORT,2 -0.988752 1.66088 0.3258 Tidak signifikan
)
D(HIS,2) 2.549322 1.66088 0.0128 Signifikan
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel suku bunga (SB) adalah 1.837238 > 1.66088 yang

artinya secara individu dalam jangka pendek variabel Suku bunga

mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi inflasi (INF) adalah 7.598831 > 1.66088

yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel inflasi

mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.


Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi portofolio (INVPORT) adalah -0.988752 <

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel investasi

portofolio tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel indeks harga saham (IHS) adalah 2.549322 > 1.66088

yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel indeks harga

saham mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berikut adalah uji t-statistik model ECM dengan derajat kepercayaan

10% persamaan indeks harga saham (HIS):

Tabel Pengaruh Variabel Bebas Jangka Pendek Terhadap Indeks Harga


Saham

variabel t-statistik t-tabel 10% Porb. Kesimpulan


D(INVPORT,2 4.955382 1.66088 0.0000 Signifikan
)
D(FDI,2) -0.077558 1.66088 0.9384 Tidak signifikan
D(PI,2) 0.726631 1.66088 0.4696 Tidak signifikan
D(PE,2) 1.556089 1.66088 0.1237 Tidak signifikan
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi portofolio (INVPORT) adalah 4.955382 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel investasi

portofolio mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel indeks harga

saham.
Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi asing langsung (FDI) adalah 0.077558 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel investasi

asing langsung tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel indeks

harga saham.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel perdagangan internasional (PI) adalah 0.726631 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel

perdagangan internasional tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap

variabel indeks harga saham.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel pertumbuhan ekonomi (PE) adalah 1.556089 <

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel

pertumbuhan ekonomi tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap

variabel indeks harga saham.

b) Model jangka panjang

Uji t-statistik model jangka panjang diperoleh dari hasil regresi

Ordinary Least Square (OLS) dengan derajat kepercayaan 10% dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel Pengaruh Variabel Bebas Jangka Panjang Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi

Variabel t-statistik t-tabel 10% Porb. Kesimpulan


SB 0.772978 1.66088 0.1779 Tidak signifikan
INF 1.102264 1.66088 0.2733 Tidak signifikan
INVPORT -2.224536 1.66088 0.0286 Signifikan
IHS 2.561962 1.66088 0.0121 Signifikan
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)
Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel suku bunga (SB) adalah 0.772978 < 1.66088 yang

artinya secara individu dalam jangka panjang variabel Suku bunga tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi inflasi (INF) adalah 1.102264 < 1.66088

yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel inflasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi portofolio (INVPORT) adalah 2.224536 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel investasi

portofolio mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel indeks harga saham (IHS) adalah 2.561962 > 1.66088

yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel indeks harga

saham mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tabel Pengaruh Variabel Bebas Jangka Panjang Terhadap Indeks Harga


Saham

Variabel t-statistik t-tabel 10% Porb. Kesimpulan


INVPORT 16.71814 1.66088 0.0000 Signifikan
FDI -0.328522 1.66088 0.7433 Tidak signifikan
PI -8.854983 1.66088 0.0000 Signifikan
PE 4.679063 1.66088 0.0000 Signifikan
Sumber: Data diolah Eviews 9 (2021)
Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi portofolio (INVPORT) adalah 16.71814 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel investasi

portofolio mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel indeks harga

saham.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel investasi asing langsung (FDI) adalah 0.328522 <

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel investasi

asing langsung tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel indeks

harga saham.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel perdagangan internasional (PI) adalah 8.854983 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel

perdagangan internasional mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel

indeks harga saham.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-

statistik untuk variabel pertumbuhan ekonomi (PE) adalah 4.679063 >

1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel

pertumbuhan ekonomi mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel

indeks harga saham.


2) Hasil koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 (koefisien determinasi) dilakukan untuk melihat seberapa besar

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai R 2 berkisar

antara 0 -1. Jika nilai R2 mendekati angka 0 maka pengaruh semua variabel

ondependen terhadap variabel dependen semakin kecil, sebaliknya jika nilai R2

mendekati angka 1 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel

dependen semakin besar.

Berdasarkan hasil estimasi model ECM pertumbuhan ekonomi didapat

nilai R2 sebesar 0.531636 yang artinya pengaruh suku bunga, inflasi, investasi

portofolio dan indeks harga saham terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar

53,16% dan sisanya 46.84% dipengaruhi diluar model dalam jangka pendek.

Berdasarkan hasil estimasi model ECM indeks harga saham didapat nilai

R2 sebesar 0.5341 yang artinya pengaruh investasi portofolio, investasi asing

langsung, perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks

harga saham sebesar 53,41% dan sisanya 46.59% dipengaruhi diluar model dalam

jangka pendek.

2. Pembahasan

Model koreksi kesalahan Error Correction Model (ECM) menjelaskan perilaku

pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel bebas terhadap variabel terikat. Jangka

pendek didapat dari hasil ordinary least square (OLS) dan jangka panjang didasarkan atas

hasil estimasi Error Corrections Model (ECM). Nilai koefisien ECT (Error Corection Term)

dapat mempengaruhi seberapa cepat atau lambat keseimbangan dapat tercapai kembali. Pada

penelitian ini nilai ECT (Error Corection Term) untuk persamaan pertumbuhan ekonomi
-0.4699 dengan probabilitas 0.0001 dan nilai t-statistik 4.2880 > t- tabel 10 % df 108 =

1.65909 signifikan pada α = 1%. Nilai ECT persamaan pertumbuhan ekonomi sebesar

-0.4699 dan dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan antara nilai aktual pertumbuhan

ekonomi dengan nilai keseimbangannya sebesar 0.4699 akan disesuaikan dalam waktu 1

tahun.

Sedangkan pada penelitian ini nilai ECT (Error Corection Term) untuk persamaan

indeks harga saham -0.6643 dengan probabilitas 0.0000 dan nilai t-statistik 7.6412 > t- tabel

10 % df 108 = 1.65909 signifikan pada α = 1%. Nilai ECT persamaan indeks harga saham

sebesar -0.6643 mempunyai makna bahwa perbedaan antara nilai actual pertumbuhan

ekonomi dengan nilai keseimbangannya sebesar 0.6643 akan disesuaikan dalam waktu 1

tahun.

Nilai koefisien pertumbuhan ekonomi dan indeks harga saham bertanda negatif dan

secara signifikan berarti model spesifikasi ECM Domowitz-El Badawi yang digunakan pada

penelitian ini dapat dikatakan valid (Widarjono, 2009:336).

1) Pengaruh Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Emerging

Market ASEAN

Variabel suku bunga pada estimasi ECM memiliki nilai koefisien 2.163992 artinya

setiap peningkatan suku bunga 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 2.1639 % pada

variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market

ASEAN. Tetapi nilai t-statistik sebesar 1.837238 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga

dapat disimpulkan variabel suku bunga berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.


Variabel suku bunga pada estimasi OLS memiliki estimasi jangka panjang memiliki

koefisien 0.3228 artinya setiap peningkatan suku bunga 1% akan menyebabkan peningkatan

suku bunga di negara emerging market ASEAN sebesar 0.3228 % pada variabel

pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus. Namun nilai t-statistik variabel suku

bunga dengan nilai 0.7729 < t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan

variabel suku bunga tidak mempengaruhi secara signifikan dalam jangka panjang terhadap

pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.

2) Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Emerging Market

ASEAN

Variabel inflasi pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 2.7104 artinya setiap

peningkatan inflasi 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 2.7104% pada variabel

pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN.

Nilai t-statistik sebesar 7.598831 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan

variabel inflasi berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan

ekonomi di negara emerging market ASEAN.

Variabel inflasi pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 0.3920 artinya setiap

peningkatan inflasi 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 0.3920 % pada variabel

pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN.

Namun, nilai t-statistik sebesar 1.102264 < t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat

disimpulkan variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka panjang

terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.


3) Pengaruh Investasi Portofolio Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara

Emerging Market ASEAN

Variabel investasi portofolio pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien -0.0001

artinya setiap penurunan inflasi 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 0.0001 % pada

variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market

ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 0.988752 < t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga

dapat disimpulkan variabel investasi portofolio tidak berpengaruh secara signifikan dalam

jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.

Variabel investasi portofolio pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien -5.94E-05

artinya setiap penurunan inflasi 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 5.94E-050 %

pada variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging

market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 2.224536 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088

sehingga dapat disimpulkan variabel investasi portofolio berpengaruh berpengaruh secara

signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market

ASEAN.

4) Pengaruh Indeks Harga Saham Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara

Emerging Market ASEAN

Variabel indeks harga saham pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 0.0817

artinya setiap peningkatan indeks harga saham 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar

0.0817 % pada variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara

emerging market ASEAN. Nilai t-statistik sebesar 2.549322 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088

sehingga dapat disimpulkan variabel indeks harga saham berpengaruh secara signifikan

dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.
Variabel indeks harga saham pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 0.0116

artinya setiap peningkatan indeks harga saham 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar

0.0116 % pada variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara

emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 2.561962 > t-tabel 10% df 96 =

1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel indeks harga saham berpengaruh secara

signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market

ASEAN.

5) Pengaruh Investasi Portofolio Terhadap Indeks Harga Saham di Negara Emerging

Market ASEAN

Variabel investasi portofolio pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 0.0015

artinya setiap peningkatan investasi portofolio 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar

0.0015 % dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN. Nilai t-

statistik sebesar 4,955382 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan

variabel investasi portofolio berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap

pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.

Variabel investasi portofolio pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 0.0053

artinya setiap peningkatan investasi portofolio 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar

0.0053 % dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN. Nilai t-

statistik sebesar 16.71814 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan

variabel investasi portofolio berpengaruh secara signifikan dalam jangka panjang terhadap

pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.


6) Pengaruh Investasi Asing Langsung Terhadap Indeks Harga Saham di Negara

Emerging Market ASEAN

Variabel investasi asing langsung pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien -8.52E-

05 artinya setiap penurunan investasi asing langsung 1% akan menyebabkan peningkatan

sebesar 8.52E-05 % pada indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara

emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar -0.077558 < t-tabel 10% df 96 =

1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel investasi asing langsung tidak berpengaruh

secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging

market ASEAN.

Variabel investasi asing langsung pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien -0.0004

artinya setiap penurunan investasi asing langsung 1% akan menyebabkan peningkatan

sebesar 0.0004 % pada indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara

emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 0.328522 < t-tabel 10% df 96 =

1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel investasi asing langsung tidak berpengaruh

secara signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging

market ASEAN.

7) Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Indeks Harga Saham di Negara

Emerging Market ASEAN

Variabel perdagangan internasional pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien

0.0001 artinya setiap peningkatan perdagangan internasional 1% akan menyebabkan

peningkatan sebesar 0.0001 % pada indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di

negara emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 0.726631 < t-tabel 10% df

96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel perdagangan internasional tidak


berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di

negara emerging market ASEAN.

Variabel perdagangan internasional pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien

-0.0108 artinya setiap variabel penurunan perdagangan internasional 1% akan menyebabkan

peningkatan sebesar 0.0108 % pada variabel indeks harga saham dengan asumsi cateris

paribus di negara emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 8.854983 > t-

tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel perdagangan internasional

berpengaruh secara signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di

negara emerging market ASEAN

8) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham di Negara

Emerging Market ASEAN

Variabel pertumbuhan ekonomi pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 0.3287

artinya setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi 1% akan menyebabkan peningkatan

sebesar 0.3287 % variabel indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara

emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 1.556089 < t-tabel 10% df 96 =

1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh

secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging

market ASEAN.

Variabel pertumbuhan ekonomi pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 7.7700

artinya setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi 1% akan menyebabkan peningkatan

sebesar 7.7700 % pada variabel indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara

emerging market ASEAN. Nilai t-statistik sebesar 4.679063 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088
sehingga dapat disimpulkan variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan

dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai