Analisis induktif
a. Uji stationer
Uji stationer digunakan untuk melihat apakah data stationer atau tidak. Apabila
data sudah stationer maka data sudah terhindar dari regresi yang meragukan. Jika data
tidak stationer maka dilakukan proses differensiasi beberapa kali sehingga tercapai
data yang stationer. Dalam penelitian ini uji unit root dijalankan.
uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Berdasarkan ADF pada tingkat level adalah
sebagai berikut :
Tabel Uji Akar Unit Dengan Metode Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) Pada
Tingkat Level
ekonomi (PE), suku bunga (SB), inflasi (INF), investasi portofolio (INVPORT),
investasi asing langsung (FDI) dan Perdagangan internasional (PI) memiliki nilai
probabilitas > 5% yang artinya seluruh data penelitian yang digunakan tidak stationer
Uji derajat integrasi dilakukan untuk mengetahui pada tingkat diferensi ke berapa
semua variabel telah stasioner. Dalam penelitian ini uji derajat integrasi juga
stasioner pada tingkat level akan diuji sampai tingkat diferensiasi ke berapa semua
variabel akan stationer. Berikut hasil uji derajat inetgrasi dengan menggunakan
Tabel Uji Derajat Integrasi Dengan Metode Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF)
Pada Tingkat First Different
internasional (PI) memiliki nilai probabilitas < 5% yang artinya seluruh data
penelitian yang digunakan stationer pada tingkat first different. Sedangkan varibel
suku bunga (SB) dan investasi asing langsung (FDI) memiliki nilai probabilitas >5%
ekonomi (PE), suku bunga (SB), inflasi (INF), investasi portofolio (INVPORT),
investasi asing langsung (FDI) dan Perdagangan internasional (PI) memiliki nilai
probabilitas < 5% yang artinya seluruh data penelitian yang digunakan stationer pada
Dalam penelitian ini untuk uji kointegrasi data penel menggunakan metode residual
Metode ini menggunakan uji statistik Augmented Dickey Fuller yaitu dengan
mengamati residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak. Untuk menghitung nilai
ADF dapat dilakukan dengan membuat persamaan regresi kointegrasi dengan metode
OLS (Ordinary Least Squares). Persamaan pada regresi kointegrasi adalah sebagai
berikut:
residual tersebut stationer atau tidak. Hasil uji Augmented Dickey-Fuller dapat dilihat
Tabel Nilai Kointegrasi Dengan Metode ADF Pada Tingkat Level Persamaan
Pertumbuhan Ekonomi
untuk persamaan indeks harga saham (IHK) pada Tabel terlihat residual probabilitas
> 5 persen, artinya tidak stasioner pada tingkat level. Sehingga perlu diuji lebih lanjut
kointegrasi antar variabel dengan menggunakan metode uji Kao (Kao Residual
Cointegrastion Test)
Sedangkan hasil dari regresi persamaan indeks harga saham dapat dilihat pada
Tabel Hasil Estimasi OLS Regresi Kointegrasi Persamaan Indeks Harga Saham
Dari persamaan regresi variabel indeks harga saham didapat nilai residualnya.
Kemudian nilai residual ini akan dilakukan pengujian dengan mennggunakan metode
Augmented Dickey-Fuller untuk mengetahui apakah nilai residual tersebut stationer
atau tidak. Hasil uji Augmented Dickey-Fuller dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel Nilai Kointegrasi Dengan Metode ADF Pada Tingkat Level Persamaan
Pertumbuhan Ekonomi
untuk persamaan pertumbuhan ekonomi (PE) pada Tabel terlihat residual probabilitas
> 5 persen, artinya tidak stasioner pada tingkat level. Sehingga perlu diuji lebih lanjut
kointegrasi antar variabel dengan menggunakan metode uji Kao (Kao Residual
Cointegrastion Test)
t-Statistic Prob.
ADF -2.118894 0.0170
Dari nilai statistic uji kointegrasi data panel kao Tabel 4.14 nilai residual
probabilitasnya < 5 persen artinya variabel yang diamati saling berkointegrasi atau
Uji kao residual kointegration test untuk persamaan Indeks harga saham pada
t-Statistic Prob.
ADF -1.119549 0.1315
Dari nilai statistic uji kointegrasi data panel kao Tabel diatas nilai residual
probabilitasnya > 5 persen artinya variabel yang diamati tidak terjadi kointegrasi atau
mengestimasi persamaan pertumbuhan ekonomi (PE) dan indeks harga saham (IHK).
.(4.3)
…..(4.4)
(4.3).
Tabel Hasil Estimasi Regresi Dengan Model Error Correction Model Persamaan
Pertumbuhan Ekonomi
Dependent Variable: D(Y1_PE,2)
Method: Panel Least Squares
Date: 08/24/21 Time: 12:35
Sample (adjusted): 2015Q4 2020Q4
Periods included: 21
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 84
ekonomi pada tabel diatas dapat ditulis kembali kedalam persamaan dibawah ini:
Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi penelitian ini, nilai ECT (error
correction term) -0.469911 dengan nilai t-statistik 4.2880 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088
signifikan pada α = 5 %. Nilai koefisien ECT bertanda negatif dan secara statistik
signifikan berarti model spesifikasi ECM dalam penelitian dapat dikatakan valid
(Widarjono, 2009:336).
Berdasarkan model dinamis pendekatan model koreksi kesalahan (Error
Correction Model Domowitz-El Badawi) untuk persamaan indeks harga saham (IHS)
(4.4).
Tabel Hasil Estimasi Regresi Dengan Model Error Correction Model Persamaan
Indeks Harga Saham
Dependent Variable: D(Y2_IHS,2)
Method: Panel Least Squares
Date: 08/24/21 Time: 15:45
Sample (adjusted): 2015Q4 2020Q4
Periods included: 21
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 84
ekonomi pada tabel diatas dapat ditulis kembali kedalam persamaan dibawah ini:
Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi penelitian ini, nilai ECT (error
correction term) -0.664343 dengan nilai t-statistik 7.641250 > t-tabel 10% df 96 =
1.66088 signifikan pada α = 5 %. Nilai koefisien ECT bertanda negatif dan secara
statistik signifikan berarti model spesifikasi ECM dalam penelitian dapat dikatakan valid
(Widarjono, 2009:336).
1) Uji t
a) Model ECM
Berikut adalah uji t-statistik model ECM dengan derajat kepercayaan 10%
statistik untuk variabel suku bunga (SB) adalah 1.837238 > 1.66088 yang
statistik untuk variabel investasi inflasi (INF) adalah 7.598831 > 1.66088
1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel investasi
ekonomi.
statistik untuk variabel indeks harga saham (IHS) adalah 2.549322 > 1.66088
yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel indeks harga
1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel investasi
saham.
Berdasarkan tabel diatas hasil pengolahan data diperoleh nilai t-
statistik untuk variabel investasi asing langsung (FDI) adalah 0.077558 >
1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka pendek variabel investasi
harga saham.
Ordinary Least Square (OLS) dengan derajat kepercayaan 10% dengan hasil
sebagai berikut:
statistik untuk variabel suku bunga (SB) adalah 0.772978 < 1.66088 yang
artinya secara individu dalam jangka panjang variabel Suku bunga tidak
statistik untuk variabel investasi inflasi (INF) adalah 1.102264 < 1.66088
yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel inflasi tidak
1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel investasi
statistik untuk variabel indeks harga saham (IHS) adalah 2.561962 > 1.66088
yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel indeks harga
1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel investasi
saham.
statistik untuk variabel investasi asing langsung (FDI) adalah 0.328522 <
1.66088 yang artinya secara individu dalam jangka panjang variabel investasi
harga saham.
antara 0 -1. Jika nilai R2 mendekati angka 0 maka pengaruh semua variabel
nilai R2 sebesar 0.531636 yang artinya pengaruh suku bunga, inflasi, investasi
53,16% dan sisanya 46.84% dipengaruhi diluar model dalam jangka pendek.
Berdasarkan hasil estimasi model ECM indeks harga saham didapat nilai
harga saham sebesar 53,41% dan sisanya 46.59% dipengaruhi diluar model dalam
jangka pendek.
2. Pembahasan
pengaruh jangka panjang dan jangka pendek variabel bebas terhadap variabel terikat. Jangka
pendek didapat dari hasil ordinary least square (OLS) dan jangka panjang didasarkan atas
hasil estimasi Error Corrections Model (ECM). Nilai koefisien ECT (Error Corection Term)
dapat mempengaruhi seberapa cepat atau lambat keseimbangan dapat tercapai kembali. Pada
penelitian ini nilai ECT (Error Corection Term) untuk persamaan pertumbuhan ekonomi
-0.4699 dengan probabilitas 0.0001 dan nilai t-statistik 4.2880 > t- tabel 10 % df 108 =
1.65909 signifikan pada α = 1%. Nilai ECT persamaan pertumbuhan ekonomi sebesar
-0.4699 dan dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan antara nilai aktual pertumbuhan
ekonomi dengan nilai keseimbangannya sebesar 0.4699 akan disesuaikan dalam waktu 1
tahun.
Sedangkan pada penelitian ini nilai ECT (Error Corection Term) untuk persamaan
indeks harga saham -0.6643 dengan probabilitas 0.0000 dan nilai t-statistik 7.6412 > t- tabel
10 % df 108 = 1.65909 signifikan pada α = 1%. Nilai ECT persamaan indeks harga saham
sebesar -0.6643 mempunyai makna bahwa perbedaan antara nilai actual pertumbuhan
ekonomi dengan nilai keseimbangannya sebesar 0.6643 akan disesuaikan dalam waktu 1
tahun.
Nilai koefisien pertumbuhan ekonomi dan indeks harga saham bertanda negatif dan
secara signifikan berarti model spesifikasi ECM Domowitz-El Badawi yang digunakan pada
Market ASEAN
Variabel suku bunga pada estimasi ECM memiliki nilai koefisien 2.163992 artinya
setiap peningkatan suku bunga 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 2.1639 % pada
variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market
ASEAN. Tetapi nilai t-statistik sebesar 1.837238 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga
dapat disimpulkan variabel suku bunga berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek
koefisien 0.3228 artinya setiap peningkatan suku bunga 1% akan menyebabkan peningkatan
suku bunga di negara emerging market ASEAN sebesar 0.3228 % pada variabel
pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus. Namun nilai t-statistik variabel suku
bunga dengan nilai 0.7729 < t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan
variabel suku bunga tidak mempengaruhi secara signifikan dalam jangka panjang terhadap
ASEAN
Variabel inflasi pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 2.7104 artinya setiap
pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN.
Nilai t-statistik sebesar 7.598831 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan
variabel inflasi berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan
Variabel inflasi pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 0.3920 artinya setiap
pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN.
Namun, nilai t-statistik sebesar 1.102264 < t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat
disimpulkan variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka panjang
Variabel investasi portofolio pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien -0.0001
artinya setiap penurunan inflasi 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar 0.0001 % pada
variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market
ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 0.988752 < t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga
dapat disimpulkan variabel investasi portofolio tidak berpengaruh secara signifikan dalam
Variabel investasi portofolio pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien -5.94E-05
pada variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara emerging
market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 2.224536 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088
signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market
ASEAN.
Variabel indeks harga saham pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 0.0817
artinya setiap peningkatan indeks harga saham 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar
0.0817 % pada variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara
emerging market ASEAN. Nilai t-statistik sebesar 2.549322 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088
sehingga dapat disimpulkan variabel indeks harga saham berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.
Variabel indeks harga saham pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 0.0116
artinya setiap peningkatan indeks harga saham 1% akan menyebabkan peningkatan sebesar
0.0116 % pada variabel pertumbuhan ekonomi dengan asumsi cateris paribus di negara
emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 2.561962 > t-tabel 10% df 96 =
1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel indeks harga saham berpengaruh secara
signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market
ASEAN.
Market ASEAN
Variabel investasi portofolio pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 0.0015
0.0015 % dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN. Nilai t-
statistik sebesar 4,955382 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan
variabel investasi portofolio berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek terhadap
Variabel investasi portofolio pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 0.0053
0.0053 % dengan asumsi cateris paribus di negara emerging market ASEAN. Nilai t-
statistik sebesar 16.71814 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088 sehingga dapat disimpulkan
variabel investasi portofolio berpengaruh secara signifikan dalam jangka panjang terhadap
Variabel investasi asing langsung pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien -8.52E-
sebesar 8.52E-05 % pada indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara
emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar -0.077558 < t-tabel 10% df 96 =
1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel investasi asing langsung tidak berpengaruh
secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging
market ASEAN.
Variabel investasi asing langsung pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien -0.0004
sebesar 0.0004 % pada indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara
emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 0.328522 < t-tabel 10% df 96 =
1.66088 sehingga dapat disimpulkan variabel investasi asing langsung tidak berpengaruh
secara signifikan dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging
market ASEAN.
peningkatan sebesar 0.0001 % pada indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di
negara emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 0.726631 < t-tabel 10% df
peningkatan sebesar 0.0108 % pada variabel indeks harga saham dengan asumsi cateris
paribus di negara emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 8.854983 > t-
Variabel pertumbuhan ekonomi pada estimasi ECT memiliki nilai koefisien 0.3287
sebesar 0.3287 % variabel indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara
emerging market ASEAN. Namun nilai t-statistik sebesar 1.556089 < t-tabel 10% df 96 =
secara signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging
market ASEAN.
Variabel pertumbuhan ekonomi pada estimasi OLS memiliki nilai koefisien 7.7700
sebesar 7.7700 % pada variabel indeks harga saham dengan asumsi cateris paribus di negara
emerging market ASEAN. Nilai t-statistik sebesar 4.679063 > t-tabel 10% df 96 = 1.66088
sehingga dapat disimpulkan variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan
dalam jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara emerging market ASEAN.