Anda di halaman 1dari 9

Arab-Latin: Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri wal-

fulkillatī tajrī fil-baḥri bimā yanfa'un-nāsa wa mā anzalallāhu minas-samā`i


mim mā`in fa aḥyā bihil-arḍa ba'da mautihā wa baṡṡa fīhā ming kulli dābbatiw
wa taṣrīfir-riyāḥi was-saḥābil-musakhkhari bainas-samā`i wal-arḍi la`āyātil
liqaumiy ya'qilụn.

Arti: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya


malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Tafsir QS. Al Baqarah (2) : 164. Oleh Muhammad Quraish Shihab:

Allah telah menjadikan bukti-bukti sebagai pertanda wujud dan ketuhanan-Nya bagi
mereka yang mau mempergunakan akalnya untuk berpikir.
Di antara bukti itu adalah langit yang tampak olehmu, bintang- bintang yang beredar
padanya secara teratur, tidak saling mendahului dan bertabrakan, yang sebagian
memancarkan cahaya bagi alam ini.

Bumi yang terdiri atas laut dan daratan, silih bergantinya siang dan malam serta
manfaat yang terkandung di dalamnya.
Kapal-kapal mengarungi samudera, mengangkut manusia dan kekayaan.

Siapa yang membuatnya berlayar selain Allah?


Dia mengirimkan angin, menerbangkan awan, mencurahkan hujan, menghidupkan
binatang, menyiram bumi dan menumbuhkan tanaman.
Dia mendatangkan angin dari tempat berhembus yang berbeda-beda, menjaring awan
yang tergantung di antara langit dan bumi.

Apakah hukum yang sedemikian teratur dan teliti itu ada dengan sendirinya ataukah
diciptakan oleh Zat Yang Mahatahu lagi Mahakuasa?

Ayat tersebut di atas telah terlebih dahulu mengisyaratkan fakta ilmiah yang belakangan
baru terungkap oleh ilmu pengetahuan modern, bahwa alam semesta ini sarat oleh
benda-benda langit.
Ayat di atas berisi perintah untuk mengamati fakta-fakta ilmiah yang ada di jagat ini,
termasuk di dalamnya penciptaan berjuta gugusan bintang yang jaraknya sangat
berjauhan satu sama lain, planet-planet yang ada di dalamnya serta hukum Allah yang
mengatur semuanya.

Juga perputaran (rotasi) bumi pada porosnya yang melahirkan siang dan malam.
Kemudian ayat di atas menyinggung sarana transportasi laut, lalu mengarahkan
perhatian pada proses terjadinya hujan dalam siklus yang berulang-ulang, bermula dari
air laut yang menguap berkumpul menjadi awan, menebal, menjadi dingin dan akhirnya
turun sebagai hujan yang merupakan sumber kehidupan di bumi.

Juga disinggung pula tentang angin dan perputarannya.


Dengan penjelasan-penjelasan semacam itu semestinya orang yang benar-benar
mengamati akan bisa meraba adanya kekuasaan Allah di balik itu semua.

Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi:

(Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) yakni keajaiban-keajaiban yang


terdapat pada keduanya

(serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi, bertambah serta
berkurang,

(serta perahu-perahu) atau kapal-kapal

(yang berlayar di lautan) tidak tenggelam atau terpaku di dasar laut

(dengan membawa apa yang berguna bagi manusia) berupa barang-barang


perdagangan dan angkutan,

(dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air) hujan,

(lalu dihidupkan-Nya bumi dengannya) yakni dengan tumbuhnya tanam-tanaman

(setelah matinya) maksudnya setelah keringnya


(dan disebarkan di bumi itu segala jenis hewan) karena mereka berkembang biak
dengan rumput-rumputan yang terdapat di atasnya,

(serta pengisaran angin) memindahkannya ke utara atau ke selatan dan mengubahnya


menjadi panas atau dingin

(dan awan yang dikendalikan) atas perintah Allah Taala, sehingga ia bertiup ke mana
dikehendaki-Nya

(antara langit dan bumi) tanpa ada hubungan dan yang mempertalikan

(sungguh merupakan tanda-tanda) yang menunjukkan keesaan Allah Taala

(bagi kaum yang memikirkan) serta merenungkan.

Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi:

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang kita lihat sekarang
ketinggiannya, keindahannya, keluasannya, bintang-bintangnya yang beredar, yang
tetap, serta perputaran falak (kosmik)nya, dan bumi ini yang dengan kepadatannya,
lembah-lembahnya, gunung-gunungnya, lautannya, padang saharanya, hutan
belantaranya, dan keramaiannya serta segala sesuatu yang ada padanya berupa
berbagai macam manfaat, pergantian malam dan siang hari, datang, lalu pergi,
kemudian digantikan dengan yang lainnya secara silih berganti tanpa ada
keterlambatan barang sedikit pun, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

Tidaklah mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului
siang.
Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
(QS. Yasin [36]: 40)

Adakalanya yang ini panjang dan yang itu pendek, dan adakalanya yang ini mengambil
sebagian waktu dari yang itu.
Demikianlah set-rusnya secara bergantian, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam.
(QS. Al-Hajj [22]: 61, Luqman:
29, Fathir:
13, Al-Hadid:
6)

Dengan kata lain, menambahkan yang ini dari yang itu dan menambahkan yang itu dari
yang ini.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

Bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia.

Yakni Allah menundukkan laut agar dapat membawa berlayar perahu-perahu dari satu
pantai ke pantai yang lain untuk keperluan penghidupan manusia dan dapat
dimanfaatkan oleh para penduduk yang berada di kawasan tersebut, sebagai jalur
transportasi untuk mengangkut keperluan-keperluan dari suatu pantai ke pantai yang
lainnya secara timbal balik.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

…dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)nya.

Ayat ini semakna dengan ayat lainnya, yaitu firman-Nya:

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.
Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya mereka
makan —sampai dengan firman-Nya,
"Maupun dari apa yang tidak mereka ketahui"— (QS. Yasin [36]: 33-36).

Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala:

dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan.


(QS. Al-Baqarah [2]: 164)

dengan berbagai macam bentuk, warna, kegunaan, kecil, dan besar-nya.


Dia Maha Mengetahui semuanya itu dan Dia memberinya rezeki, tiada sesuatu pun yang
samar bagi-Nya dari hal itu, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
(QS. Hud [11]: 6)

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

…dan pengisaran angin.

Yakni adakalanya datang membawa rahmat, dan adakalanya datang membawa


bencana.
Adakalanya angin datang membawa tanda yang menggembirakan, yaitu awan yang
mengandung hujan, adakalanya angin menggiringnya dan menghimpunkannya, dan
adakalanya mencerai-beraikannya, lalu mengusirnya.
Kemudian adakalanya ia datang dari arah selatan yang dikenal dengan angin syamiyah,
adakalanya datang dari arah negeri Yaman, dan adakalanya bertiup dari arah timur yang
menerpa bagian muka Ka’bah, kemudian adakalanya ia bertiup dari arah barat yang
menerpa dari arah bagian belakang Ka’bah.
Memang ada sebagian orang yang menulis tentang angin, hujan, dan bintang-bintang ke
dalam banyak karya tulis, yang pembahasannya memerlukan keterangan yang panjang
bila dikemukakan di sini.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

…dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi.

Yakni bergerak antara langit dan bumi, ditundukkan menuju tempat-tempat yang
dikehendaki oleh Allah dan dipalingkan menurut apa yang dikehendaki-Nya.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

…sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Yakni dalam kesemuanya itu benar-benar terdapat tanda-tanda yang jelas menunjukkan
keesaan Allah subhanahu wa ta’ala dan kebesaran kekuasaan-Nya.
Seperti yang disebutkan di dalam ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. Ali ‘Imran [3]: 190-191)

Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada


kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Sa’id Ad-
Dusytuki, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakek, dari Asy’as ibnu Ishaq, dari
Ja’far ibnu Abul Mugirah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang
menceritakan hadis berikut:
Orang-orang Quraisy datang kepada Nabi ‫ﷺ‬, lalu mereka berkata,
"Hai Muhammad, sesungguhnya kami menginginkan kamu mendoakan kepada
Tuhanmu agar Dia menjadikan Bukit Safa ini emas buat kami.
Untuk itu maka kami akan membeli kuda dan senjata dengannya, dan kami akan
beriman kepadamu serta berperang bersamamu."
Nabi ‫ﷺ‬ menjawab,
"Berjanjilah kalian kepadaku, bahwa sekiranya aku berdoa kepada Tuhanku, kemudian
Dia menjadikan bagi kalian Bukit Safa emas, kalian benar-benar akan beriman
kepadaku."
Maka mereka mengadakan perjanjian dengan Nabi ‫ﷺ‬ untuk hal tersebut.
Lalu Nabi ‫ﷺ‬ berdoa kepada Tuhannya, dan
datanglah Malaikat Jibril kepadanya, lalu berkata,
"Sesungguhnya Tuhanmu sanggup menjadikan Bukit Safa emas buat mereka,
dengan syarat jika mereka tidak juga beriman kepadamu, maka Allah mengazab mereka
dengan siksaan yang belum pernah Dia timpakan kepada seorang pun di antara
makhluk-Nya."
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ berkata,
"Wahai Tuhanku, tidak, lebih baik biarkanlah aku dan kaumku.
Aku akan tetap menyeru mereka dari hari ke hari."
Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia."
(QS. Al-Baqarah [2]: 164), hingga akhir ayat.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula dari jalur lain melalui Ja’far ibnu Abul Mugirah
dengan lafaz yang sama.
Ia menambahkan di akhirnya:
(Malaikat Jibril berkata),
"Mengapa mereka meminta kepadamu Bukit Safa (agar dijadikan emas), padahal
mereka melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang lebih besar daripada Bukit Safa itu?"

Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Abu Huzaifah, telah menceritakan kepada kami Syibl, dari
Ibnu Abu Nujaih, dari Ata yang menceritakan bahwa diturunkan ayat berikut
kepada Nabi ‫ﷺ‬ ketika di Madinah, yaitu firman-Nya:
Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(QS. Al-Baqarah [2]: 163)
Maka orang-orang kafir Quraisy di Mekah berkata,
"Bagaimanakah dapat memenuhi manusia semuanya hanya dengan satu Tuhan?"
Lalu Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia —sampai
dengan firman-Nya— sungguh (terdapat) tanda-tanda (kebesaran dan keesaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.
(QS. Al-Baqarah [2]: 164)

Dengan demikian, maka mereka mengetahui bahwa Tuhan adalah Yang Maha Esa, dan
Dia adalah Tuhan segala sesuatu serta Yang Menciptakan segala sesuatu.

Waki’ ibnul Jarrah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari ayahnya,
dari Abud firman-Nya berikut diturunkan:
Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa.
(QS. Al-Baqarah [2]: 163), hingga akhir ayat.
Maka orang-orang musyrik berkata,
"Sekiranya demikian, hendaklah dia (Nabi ‫ )ﷺ‬mendatangkan kepada kami
suatu tanda (bukti)."
Lalu Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang —
sampai dengan firman-Nya— kaum yang memikirkan.
(QS. Al-Baqarah [2]: 164)
Penjelasan Ilmiah

1. Langit dengan planet dan bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata
tertib dan aturan Ilahi.
2. Bumi dan apa yang tersimpan di dalamnya tidak akan pernah habis.
3. Pertukaran malam dan siang membawa dan manfaat amat besar bagi manusia. 
4. Kapal layar di lautan untuk membawa manusia dasi suatu negeri ke negeri yang lain dan
untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan perekonomian.
5. Allah SWT menurunkan hujan dari langit, sehingga dengan air hujan itu bumi yang telah mati
atau lekang dapat menjadi hidup dan subur.
6. Pengendalian dan perkisaran angin daru suatu tempat ke tempat yang lain adalah tanda dan
bukti kekuasaan Allah.

Kesimpulan
1. Allah dengan amat tegas menyatakan, bahwa alam ini, selain manusia diciptakannya alam untuk manusia,
kemudian Allah menerankan hokum-hukum alam secara teliti , agar manusia dapat meneliti dan melihat
tanda-tanda kebesarannya melalui ilmu pengetahuan, tidak terkecuali sains, dimana diciptakan untuk
kesejahteraan manusia dalam menjalani kehidupannya.
2. Al Qur’an merupakan keajaiban yang di dalamnya ilmu sains melimpah ruah, tidak hanya ada satu atau dua
ayat yang membahas tentang penciptaan jagat raya, tetapi ada 53 ayat yang membahas tentang persoalan
tersebut, Qs. Al Baqarah hanya merupakan salah satu dari 53 ayat.
3. Dari ayat-ayat di atas sesuai dengan temuan astronom di awal abad 17 M. Matahari, bumi, bulan dan
seluruh planet serta benda-benda langit lainnya, bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan dan arah
tertentu.[17] Hal ini menegaskan bahwa sangat erat hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan, dan
tidak dapat dipisahkan, jauh sebelumnya telah di katakan dalam Al Qu’an sebelum para ilmuan-ilmuan barat
menbuktikan dan menemukan fakta-fakta baru.
 

Anda mungkin juga menyukai