Anda di halaman 1dari 25

KONSTRUKSI HUKUM MENGENAI KONVERSI HAK

EIGENDOM SERTA IMPLEMENTASI ASAS


RECHTSVERWERKING BERDASARKAN PUTUSAN MA NO
3551 K/PDT/2016

SKRIPSI

Oleh

Arief Sujono-1701352373

Business Law Program


Law Study Program
Faculty of Humanities
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2018
KONSTRUKSI HUKUM MENGENAI KONVERSI HAK
EIGENDOM SERTA IMPLEMENTASI ASAS
RECHTSVERWERKING BERDASARKAN PUTUSAN MA NO 3551
K/PDT/2016

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat


untuk gelar kesarjanaan pada
Program Studi Ilmu Hukum
Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Arief Sujono-170135237

Business Law Program


Law Study Program
Faculty of Humanities
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2018
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Pernyataan Kesiapan Skripsi untuk Ujian Pendadaran

Pernyataan Penyusunan Skripsi

Saya, Arief Sujono

dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

KONSTRUKSI HUKUM MENGENAI KONVERSI HAK EIGENDOM SERTA


IMPLEMENTASI ASAS RECHTSVERWERKING BERDASARKAN PUTUSAN
MA No 3551 K/Pdt/2016

adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah,
sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak lain

Arief Sujono
1701352373

Disetujui oleh Pembimbing

Saya setuju Skripsi tersebut layak diajukan untuk Ujian Pendadaran

Erni Herawati, S.H., M. Si., M. Kn


D3314
3 Juli 2018
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
_________________________________________________________________
Fakultas Humaniora
Program Hukum Bisnis
Skripsi Sarjana Hukum
Semester Genap 2017/2018

KONSTRUKSI HUKUM MENGENAI KONVERSI HAK EIGENDOM


SERTA IMPLEMENTASI ASAS RECHTSVERWERKING BERDASARKAN
PUTUSAN MA No 3551/K/Pdt/2016

Arief Sujono 1701352373

ABSTRAK

Pengimplementasian PP No 24 th 1997 mengenai pendaftaran tanah kerap berkontradiksi dengan


regulasi terkait sistem administrasi pertanahan dan agraria di Indonesia yang diatur dalam Undang-
undang Pokok Agraria (UUPA) No 5 th 1960 dikarenakan masih terdapat regulasi yang diatur dalam
PP No 24 th 1997 bersifat ambigu yang belum dapat mewujudkan kepastian hukum dalam bidang
pertanahan, maka dari itu timbul berbagai macam konflik dalam bidang pertanahan seperti
pendaftaran tanah bekas hak barat untuk pertama kali, pengimplementasian produk hukum yang
eksistensinya sudah tidak diakui oleh Indonesia, sengketa pertanahan yang nantinya permasalahan
tersebut akan dibahas di dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode penelitian normatif,
wawancara serta menggunakan hukum positif diharapkan dapat mencari jalan keluar atas konflik ini
yang setidaknya dapat memberikan pengetahuan mengenai konstruksi hak eigendom serta
implementasi asas rechtsverwerking lebih lanjut agar pembaca dan peneliti tidak buta akan sistem
hukum administrasi pertanahan di Indonesia.

Kata Kunci : Konversi, eigendom, rechtsverwerking,


BINA NUSANTARA UNIVERSITY
_________________________________________________________________
Faculty of Humanities
Business Law Program
Thesis of Law Degree
Even Semester 2017/2018

LEGAL CONSTRUCTION ON THE CONVERSION OF EIGENDOM RIGHTS


AND IMPLEMENTATION OF THE RECHTSVERWERKING PRINCIPLE
BASED ON THE VERDICT OF MA No 3551/K/Pdt/2016

Arief Sujono 1701352373

ABSTRACT

Implementation of Government Regulation No. 24 of 1997 on land registration often contradicts the
regulation related to land administration system and agrarian in Indonesia which regulated in Basic
Agrarian Law No. 5 th 1960 because there is still regulation which regulated in PP No 24 th 1997 is
ambiguous which has not been able to realize legal certainty in the field of land, hence there are
various kinds of conflicts in the field of land such as registration of former rights land west for the
first time, the implementation of legal products whose existence is not recognized by Indonesia, land
disputes that will be discussed in this study, using normative research methods, interviews and using
positive law is expected to find a way out of this conflict that at least can provide knowledge about the
construction of eigendom rights and implementation of further rechtsverwerking principles for
readers and researchers not blind to the legal system of land administration in Indonesia

.Keyword : Convertion, eigendom, rechtsverwerking


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Konstruksi Hukum Mengenai Konversi Hak Eigendom Serta Implementasi Asas
Rechtsverwerking Berdasarkan Putusan Ma No 3551 K/PDT/2016”.

Skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan


Program Sarjana (S1) Ilmu Hukum pada Jurusan Hukum Bisnis Universitas Bina
Nusantara. Peneliti menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu, Darmono dan Eka yang selalu
mendoakan, mendukung, dan memberikan yang terbaik untuk penulis
dalam setiap waktu.
2. Ibu Erni Hernawati, SH., M.H., selaku dosen pembimbing yang selalu
menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan
memberikan petunjuk pada penulis dengan penuh kesabaran.
3. Ibu Dyah Susilowati, Bapak Bambang Sugiarto, Ibu Mia, Ibu Nia serta
para narasumber lain yang telah memberikan banyak masukan kepada
penulis.
4. Pengarang buku, artikel dan sumber-sumber hukum lainnya yang
digunakan untuk melakukan penelitian ini.
5. Bapak Sam selaku supir yang telah mengantarkan saya ke karawang
guna mencari data-data skripsi.
6. Bapak Gojek yang selalu ada disaat saya kelaparan dikala saya sedang
mengerjakan skripsi ini.
7. Penemu Google dan pembuat Regulasi yang digunakan oleh peneliti
untuk mengerjakan penelitian ini.
8. Sahabat-sahabat penulis Arief Trinanda (BOSS), Dwi Suryo Saputro,
Boedi Djatmiko, Dzikri Mufidi, Dzaky Rilandy, Arief pale, Shofia
Lathifa, Fajar Alhadi, Reynaldi pampam, Nokie Yuwanda, Al-Fatih
Muharen, Dimas Caesar yang selalu memberikan dukungan serta doa
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Beserta teman-teman grup Line pelanggar hukum dan seluruh teman-
teman jurusan Business Law angkatan 2017 yang senantiasa
memberikan semangat dan dukungan bagi penulis dan berbagi suka duka
selama 4 tahun terakhir ini.
10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi
ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis dengan berbesar hati menerima segala kritik dan saran yang membangun bagi
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pembangunan ilmu hukum di
Indonesia.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan penelitian............................................................................................5
1.4 Metode penelitian...........................................................................................6
1.4.1 Jenis Penelitian.......................................................................................6
1.4.2 Tipe Pendekatan Penelitian.....................................................................7
Wawancara............................................................................................................8
1.4.3 Cara Pengumpulan Data.......................................................................11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................13
2.1 Kerangka Konsep.........................................................................................13
2.2 Tinjauan Teori..............................................................................................15
2.2.1 Kepastian Hukum Dalam Hukum Tanah Nasional..............................15
2.2.2 Hukum Kebendaan...............................................................................16
2.2.3 Pengaruh UUPA terhadap Hukum kebendaan.....................................21
2.2.4 Pendaftaran Tanah................................................................................22
2.3 Sistem Pendaftaran dan Sistem Publikasi Tanah.........................................25
2.4 Landasan Konseptual...................................................................................30
2.4.1 Hubungan Antara Subjek dan Objek Hukum Dalam Hukum Tanah
Nasional 30
2.4.2 Hak Atas Tanah UUPA........................................................................32
2.4.3 Macam-macam Hak Atas Tanah..........................................................32
2.5 Ketentuan Konversi......................................................................................33
2.5.1 Dasar Hukum Konversi........................................................................35
2.5.2 Pembuktian Hak Lama.........................................................................36
2.6 Rechtsverwerking.........................................................................................37
2.6.1 Daluwarsa (Verjaring)..........................................................................40
BAB 3 Hasil Penelitian dan Posisi Kasus...................................................................45
3.1 Posisi Kasus.................................................................................................45
3.1.1 Dokumen terkait putusan MA No 3551/K/Pdt/2016............................50
3.1.2 Pertimbangan Mahkamah Agung.........................................................53
3.2 Putusan Hakim.............................................................................................55
3.3 Hasil Wawancara Narasumber.....................................................................56
BAB 4 PEMBAHASAN.............................................................................................59
4.1 Implementasi Ketentuan Konversi Pada Putusan MA No 3551/K/Pdt/2016
Dikaitkan dengan Pembuktian Hak Lama..............................................................59
4.2 Pendaftaran Tanah Untuk Mengubah Status Hak Atas Tanah.....................64
4.3 Analisis Implementasi Asas Rechtsverwerking Ditinjau Berdasarkan
Putusan MA No 3551/K/Pdt/2016..........................................................................70
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................77
5.1 Kesimpulan..................................................................................................77
5.2 Saran.............................................................................................................78
DAFTAR PUSAKA........................................................................................79
HALAMAN LAMPIRAN...............................................................................83

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Penelitian:............................................................................................8


YTabel 2. 1 Perbandingan Sistem Publikasi Dalam Pendaftaran Tanah.....................39
YTabel 3. 1 Dokumen terkait putusan MA No 3551/K/Pdt/2016...............................50
YTabel 4. 1 Ketentuan konversi setelah 20 tahun berlakunya UUPA.........................61
Tabel 4. 2 Perbedaan pendaftaran tanah bekas hak barat dan hak adat......................66
DAFTAR RAGAAN

YRagaan 1 Jumlah bidang tanah terdaftar pertahun 2016 di Indonesia.......................3


Ragaan 2 Kerangka Konsep........................................................................................13
1 BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan hukum agraria di Indonesia saat ini kian berkembang, hampir
semua golongan masyarakat yang memiliki sebidang tanah pernah mengalami
sengketa pertanahan dan sengketa agraria. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah
konflik agraria dan pertanahan di Indonesia terbilang cukup banyak, setidaknya ada
8.520 konflik pertanahan yang telah diputuskan oleh Mahkamah agung (tercatat
sejak Februari 2018)1 sedangkan berdasarkan data yang berada dalam situs
Konsorium Pembaruan Agraria (KPA) tercatat pada tahun 2016 terdapat 450 konflik
agraria yang berdampak pada 86.745 kepala keluarga dengan jumlah total lahan
1.265.027,39 Ha, sedangkan untuk tahun 2017 terdapat 659 kejadian konflik agraria
dengan luasan 520.491,87 Ha lahan dan melibatkan sebanyak 652.738 Kepala
Keluarga (KK).2

“Dari semua sektor, sektor perkebunan masih menempati posisi


pertama. Sebanyak 208 konflik agraria telah terjadi di sektor ini sepanjang
tahun 2017, atau 32 persen dari seluruh jumlah kejadian konflik. Sektor
properti menempati posisi kedua dengan 199 (30%) jumlah kejadian konflik.
Posisi ketiga ditempati sektor infrastruktur dengan 94 konflik (14%), disusul
sektor pertanian dengan 78 (12%) kejadian konflik. Seterusnya sektor
kehutanan dengan jumlah 30 (5%) konflik, sektor pesisir dan kelautan
sebanyak 28 (4%) konflik, dan terakhir sektor pertambangan dengan jumlah
22 (3%) kejadian konflik yang terjadi sepanjang tahun 2017. Dengan begitu,
selama tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK (2015-2017), telah terjadi
sebanyak 1.361 letusan konflik agraria”3.

Dengan banyaknya konflik hukum agraria dan pertanahan yang terjadi di


Indonesia, dapat dikatakan bahwa penegakkan hukum agraria di Indonesia masih
sangat lemah, salah satu bentuk lemahnya penegakkan hukum agraria di Indonesia
dapat dilihat dari banyaknya jumlah bidang tanah yang belum memiiliki sertipikat
pada saat ini.

1
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia “Tanah” (On-line)ntersedia di
https://putusan.mahkamahagung.go.id/pengadilan/mahkamah-agung/direktori/perdata/tanah/ (11
Februari 2018)
2
Dewi Kartika “KPA Launching Catatan Akhir Tahun 2017” (On-line) tersedia di
http://www.kpa.or.id/news/blog/kpa-launching-catatan-akhir-tahun-2017/ (11 Februari 2018)
3
Ibid

1
“yang disebabkan pula karena masih kurangnya kesadaran ataupun
pemahaman masyarakat akan Undang-undang dan peraturan hukum lainnya
di bidang pertanahan; kurang adanya koordinasi antar instansi yang terkait
dengan masalah tanah tersebut bahkan sering tidak ada persepi yang sama
mengenai pengertian-pengertian yang terkandung dalam peraturan-
peraturan pertanahan yang aada juga peraturan-peraturan di bidang
pertanahan masih banyak yang perlu disempurnakan sehingga tidak
menimbulkan ketidakjelasan…”4

Melihat banyaknya bidang tanah yang belum terdaftar di Indonesia,


bagaimanakah status tanah yang belum didaftarkan oleh pemiliknya? Apakah dengan
tidak melakukan pendaftaran tanah akan mengakibatkan seseorang kehilangan tanah
yang dimilikinya dan bagaimana status tanah yang belum bersertipikat, lalu adakah
kompensasi bagi pemilik yang belum mendaftarkan tanahnya untuk mendaftarkan
tanah yang dimiliknya saat ini?

Penelitian ini mengkaji Putusan MA No 3551 K/Pdt/2016 karena pada putusan


MA No 3551 K/Pdt/2016 terdapat konflik mengenai gugurnya hak atas tanah akibat
tidak melakukan konversi setelah 20 tahun berlakunya Undang-undang Pokok
Agraria No 5 th 1960, serta dalam dictum putusan Ma No 3551/K/Pdt/2016 pihak
tergugat berpendapat bahwa NV5 yang dimiliki oleh pemilik sebelum pihak
penggugat terkena imbas peraturan nasionalisasi yang mengakibatkan NV dan
sebidang tanah yang berada diatas NV tersebut dinyatakan menjadi tanah negara serta
penggugat juga tidak melakukan konversi setelah 20 tahun berlakunya Undang-
undang Pokok Agraria No 5 th 1960.

Dalam putusan MA No 3551/K/Pdt/2016 tergambar bahwa tanah dengan status


hak eigendom milik Bapak Ama yang belum dikonversikan tersebut telah
dimohonkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memperoleh Hak
Pengelolaan diatas tanah milik Bapak Ama, sementara telah diadakan Perjanjian
Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Hotel Nomor 336.2/8796/HUK/1984
tanggal 20 Desember 2984 antara Ama Soewarma dengan Ir. Suhud, W.P., Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat untuk menggunakan tanah milik
4
Ferlyn Diana, "Tinjauan asas rechtsverwerking dan riwayat kepemilikan dalam menentukan hak
kepemilikan yang sah atas tanah (studi kasus putusan peninjauan kembali mahkamah agung nomor 29
tahun 2010)," Tesis ilmu hukum pada Fakultas Hukum Magister Kenotariatan Universitas Indonesia,
Depok, 2013, hlm. 25.
5
Istilah perusahaan pada zaman belanda
Bapak Ama tersebut untuk dimanfaatkan sebagai hotel bintang 4 yang dapat
membanggakan nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Persoalan utama dalam putusan MA No 3551/K/Pdt/2016 adalah belum
dilakukannya konversi hak atas tanah milik Bapak Ama sesuai dengan ketentuan
konversi yang diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria No 5 th 1960, di mana
diketahui tanah tersebut adalah tanah yang menjadi objek kerjasama antara
penggugat dan tergugat statusnya masih tanah hak barat yang kemudian tanah
tersebut dimohonkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memperoleh Hak
Pengelolaan atas tanah objek sengketa terebut.

Undang-undang Pokok Agraria No 5 th 1960 mensyaratkan pada pasal 19


bahwa untuk menjamin kepastian hukum harus dilakukan pendaftaran tanah. Namun
banyak sekali bidang-bidang tanah di Indonesia yang belum melakukan pendaftaran
tanah untuk pertama kali seseuai dengan hak-hak atas tanah yang diatur dalam
Undang-undang Pokok Agraria No 5 th 1960, berikut grafik jumlah bidang tanah di
Indonesia yang belum bersertipikat atau belum terdaftar :

Ragaan Jumlah bidang tanah terdaftar pertahun 2016 di Indonesia

Sumber : www.bpn.go.id-KKP.web/10/11/2016 (Jakarta Badan Pertanahan Nasional 2016)


Berdasarkan grafik di atas pada akhirnya hal ini dapat menimbulkan potensi
konflik dalam bidang pertanahan, seperti yang terjadi antara penggugat dan tergugat
yang terjadi dalam putusan MA No 3551/K/Pdt/2016.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat kemudian mendapatkan Hak Pengelolaan


atas tanah bekas hak barat yang menjadi objek perjanjian kerjasama tersebut
berdasarkan surat perjanjan kerjasama tanggat 20 Desember 1984 Nomor
556.2/87967 HUK/1984, sehingga status kepemilikan tanah yang tadinya adalah
milik Bapak Ama, kemudian beralih menjadi tanah hak pengelolaan namun dengan
status tanah yang masih berstatus hak eigendom.

Bahwa sejalan dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerja Sama


Pembangunan dan Pengelolaan Hotel tersebut, Penggugat telah menyerahkan pula
surat-surat/akta-akta asli menyangkut objek perjanjian kerjasama a quo kepada
Tergugat I/dalam hal ini Wakil Gubernur Provinsi DT.I Jawa Barat (Ir. Suhud W.P)
antara lain yaitu Akte Pendirian Bouw En Handel Maatschappij Sadang Sari NV
tanggal 10 April 1920 Nomor 13 yang dibuat oleh dan dihadapan Frans Rudolf
Swena, Notaris di Ngawi juncto Tambahan Berita Negara tanggal 14 Februari 1922
Nomor 13; Surat Jual Beli tanggal 17 Januari 1959 yang dilegalisir oleh Notaris
Noezar, S.H., Nomor 6074 tanggal 21 Februari 1960; Surat Keterangan tanggal 17
Desember 1960 yang dibuat dan ditandatangani oleh Louis Borckman yang
dibukukan oieh Notaris Noezar, S.H., pada tanggal 21 Desember 1960; Akta Surat
Kuasa Besar Nomor 98 tanggal 29 November 1958 yang dibuat oleh dan dihadapan
Lie Kwee Nio, Notaris di Bandung; Akta Surat Kuasa Presiden-Direktur Nomor 59
tanggal 14 Februari 1959 yang dibuat oleh dan dihadapan Lie Kwee Nio, Notaris di
Bandung; dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah tanggal 22 Maret 1983
Kpt.Nomor 230/83 dari Kantor Agraria Kotamadya Bandung;

Kemudian mulailah tanah tersebut menjadi objek sengketa antara penggugat


dan tergugat, penggugat mengajukan gugatan pada Pengadilan Negeri kelas IA
Bandung6 untuk memperoleh tanah miliknya kembali tetapi gugatan penggugat tidak
dikabulkan karena majelis hakim mempertimbangkan bahwa terhadap tanah bekas
hak barat yang belum dilakukan konversi dari penerbitan HPL Nomor 1/Kelurahan
6
Lihat Putusan MA No 3551/k/Pdt/2016 hlm 14.
Tamansari, Gambar situasi tanggal 8 Desember 1994 Nomor 13894/1994 ini sudah
diterbitkan lebih dari 5 (lima) tahun dan telah dikuasai oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Barat lebih dari 20 tahun dengan itikad baik sesuai dengan PP 24 Th 1997
tentang pendaftaran tanah. Oleh karena itu Bapak Ama tidak lagi berhak untuk
melakukan permohan pembatalan atas penerbitan Hak Pengelolaan.

Pertimbangan hakim tersebut menunjukkan bahwa lewatnya waktu telah


dijadikan salah satu dasar pertimbangan untuk memutus perkara dalam kasus ini.
Jika dirinci, terdapat dua hal yang mempertimbangkan tentang lewatnya waktu yaitu:

1. Dalam hal penerbitan Hak Pengelolaan diatas tanah yang telah dikuasai
lewat dari 5 tahun.
2. Dalam hal Pemprov telah menguasai tanah sengketa selama 20 tahun
dengan itikad baik.

Ketentuan mengenai lewatnya waktu (daluwarsa) diatur dalam Pasal 1963 dan
1948 KUHPerdata yaitu mengenai jenis-jenis daluwarsa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan sebuah judul yaitu:


“Konstruksi Hukum Mengenai Konversi Hak Eigendom Serta Implementasi Asas
Rechtsverwerking Berdasarkan Putusan Ma No 3551 K/Pdt/2016”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu untuk diajukan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana Konstruksi Hukum mengenai konversi hak atas tanah yang
berasal dari hak barat berdasarkan hukum tanah nasional ?
2. Bagaimana implementasi asas rechtsverwerking dalam kasus ini ditinjau
berdasarkan hukum tanah nasional?

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian tentang “ Implementasi Konstruksi Hukum
Mengenai Konversi Hak Eigendom Serta asas Rechtsverwerking Berdasarkan
Putusan Ma No 3551 K/Pdt/2016”
1. Mengetahui lebih lanjut bagaimana konstruksi hukum mengenai konversi
hak atas tanah yang berasal dari hak barat ditinjau berdasarkan hukum
tanah nasional.
2. Mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi asas rechtsverwerking
dalam kasus ini ditinjau berdasarkan hukum tanah nasional.

1.4 Metode penelitian


Menurut Soerjono Soekanto, Penelitian merupakan suatu usaha untuk
menganalisa serta mengadakan secara konstruksi secara metodologis, sistematis, dan
konsisten. Penelitian merupakan sarana yang digunakan untuk memperkuat,
membina, serta mengembangkan ilmu pengetahuan . Oleh karena itu, maka
diperlukan penelitian secara mendalam terhadap fakta hukum serta terhadap
implementasi aturan hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu
pemecahan masalah yang timbul di gejala yang bersangkutan.7

1.4.1 Jenis Penelitian


Penelitian hukum normatif (normative law research) menggunakan studi kasus
normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji undang-undang. Pokok
kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang belaku
dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Sehingga penelitian
hukum normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin
hukum, penemuan hukum dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf
sinkronisasi, perbandingan hukum dan sejarah hukum.8

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian secara normatif,


dimaksudkan untuk mengidentifikasi apakah Hakim telah memutus putusan MA No
3551 K/Pdt/2016 sesuai atau tidak dengan regulasi yang terkait serta ketentuan
hukum normatif yang berlaku, yakni sejauh mana Hakim menggunakan produk-
produk hukum terkait untuk memutus perkara ini dengan melakukan studi
kepustakaan. Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang
ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum), yaitu dengan
mengadakan penelitian terhadap masalah hukum, tahapan kedua penelitian hukum

7
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan
ke – 11. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 13–14.
8
Muhammad Abdullkhadir, Hukum dan Penelitian Hukum. Cet. 1. (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2004) Hlm. 52.
normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak
dan kewajiban).9

1.4.2 Tipe Pendekatan Penelitian


Meray Hendrik Mezak menyatakan adanya beberapa adanya pendekatan dalam
proses penelitian hukum10 untuk jenis penelitian hukum normatif, pendekatan
pendekatan sebagai berikut:

Tipe pendekatan yang pertama merupakan, pendekatan dengan mengkaji asas-


asas hukum, yaitu penelitian tentang keterkaitan asas-asas dan doktrin hukum dengan
hukum positif, maupun hukum yang hidup dalam masyarakat. Tipe pendekatan yang
kedua merupakan, pendekatan terhadap sistematika hukum, yaitu penelitian dengan
menelusuri secara sistematik keterkaitan antara hukum dasar, hukum yang sifatnya
instrumental dan operasional. Tipe pendekatan yang ketiga merupakan, pendekatan
sinkronisasi hukum, yaitu penelaan hukum dengan mengsinkronisasikan hukum
secara vertikal melalui asas atribusi, delegasi dan mandat. Sedangkan pada
sinkronisasi horizontal melalui asas delegasi. Tipe pendekatan yang keempat
merupakan, pendekatan sejarah hukum, merupakan penelaan yang menitik beratkan
pada suatu sejarah hukum masa lalu, kemudian perkembangan masa kini dan
antisipasi masa yang akan datang. Tipe pendekatan yang kelima merupakan,
pendekatan perbandingan hukum, merupakan penelaan yang menggunakan dua atau
lebih sistem hukum untuk dibandingkan apakah mengenai perbedaannya atau
persamaannya.

Berdasarkan kelima jenis pendekatan hukum yang telah dipaparkan oleh Meray
Hendrik Mezak diatas, maka penelitian yang akan diteliti oleh peneliti menggunakan
pendekatan dengan mengkaji asas-asas hukum, yaitu penelitian yang akan mengkaji
tentang keterkaitan asas itikad baik, asas kepastian hukum di dalam putusan MA
Nomor 3551 K/Pdt/2016 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak
Atau Kuasanya, Peraturan Pemerintah No. 24 th 1997 Tentang Pendaftaran Tanah,
Undang-undang Pokok Agraria No 5 th 1960 maupun hukum yang hidup dalam

9
Hardijan Rusli, “Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?”, Law Review Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan, Volume V No. 3 Tahun 2006, hlm. 50.
10
Meray Hendrik Mezak “Jenis, Metode dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum” Ltiw Review.
Fakultas Hukum Universiius Pelita Harapan, Vol. V, No.3. Murei 200” (maret 2006), hlm 92.
masyarakat. Karena peneliti menganggap bahwa jenis penelitian dengan mengkaji
Undang-Undang dan hukum yang berlaku saat ini (hukum positif) serta Kepustakaan
lainnya yang terkait dengan konflik ini sangat tepat digunakan untuk mencari
kepastian hukum dalam konflik ini. serta melakukan wawancara kepada narasumber
yang berkompeten dalam bidangnya sangat tepat digunakan untuk mencari kepastian
hukum dalam konflik ini karena berdasarkan data-data penelitian yang nantinya akan
diolah sebagai hasil penelitan diharapkan dapat membantu peneliti maupun
masyarakat Indonesia yang masih buta mengenai ketentuan-ketentuan maupun
implementasi konversi hak serta pelepasan hak yang nantinya akan dibahas pada bab
selanjutnya, berikut data penelitian yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan
penelitian ini yang dibuat dalam bentuk tabel 1 mengenai data penelitian.

Tabel 1. Data Penelitian:


NAMA DATA TEKNIK
BENTU SUMBER INFORMA
PENGUMPULA
K DATA N
N

Bambang
Fakta di Sugiarto,
Primer Wawancara Studi lapangan
lapangan Dyah
Susilowati

Referensi Kamus
Tersier Studi Kepustakaan -
pendukung Hukum
Peraturan terkait
dengan
ketentuan Studi
UUPA No 5 th 1960
Konversi, Kepustakaa -
pendaftaran PP No 24 th 1997 n
tanah dan
Rechtsverwerkin
g

Pp Nomor 33 Tahun
1960, Undang-
Sekunder
Undang No 51 PRP
Tahun 1960,
Referensi terkait Peraturan
dengan Hak Pemerintah No. 10 Studi
Pengelolaan dan Tahun 1961, Kepustakaa -
sengketa hak Peraturan n
atas tanah Pemerintah No. 24
Th 1997

Peraturan Menteri
Agraria No 9 Tahun
1999, Literatur
Berdasarkan tabel diatas, terdapat tiga jenis bentuk data, yaitu data primer,
sekunder dan tersier
Bentuk Data Primer

Bentuk data primer yang digunakan terkait dengan materi penelitian yang
dilakukan dengan melakukan wawancara dengan narasumber-narasumber yang ahli
dalam bidang terkait dengan konflik yang akan diteliti.

Bentuk Data Sekunder

Bentuk data sekunder itu diartikan sebagai bahan hukum yang tidak mengikat
tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan
pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu
secara khusus yang akan memberikan petunjuk ke mana peneliti akan mengarah.
Yang dimaksud dengan bahan sekunder disini oleh penulis adalah Undang-Undang
serta regulasi yang terkait penelitian yang akan diteliti. Bahan hukum primer yang
penulis gunakan di dalam penulisan ini yakni:

1) Undang-Undang No 33 th 1960
2) Undang-Undang No 51 PRP th 1960
3) Peraturan Pemerintah No 24 th 1997
4) Undang-Undang Pokok Agraria No 5 th 1960
5) Serta produk hukum lainnya yang sekiranya memungkinkan untuk
dijadikan dasar hukum.

Bentuk Data Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas
bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus
Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum, di dalam penelitian hukum terdapat
beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan
informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari
jawabnya. Macam-macam pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam
penelitian hukum adalah:11 Pendekatan undang-undang (statute approach),
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm.
93.
pendekatan kasus (case approach), dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
pendekatan Undang-Undang dan Pendekatan Kasus.

1.4.3 Cara Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data yang digunakan guna untuk melakukan penelitian ini
adalah melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan
konsepsi teori, asas-asas, perundang-undangan, pendapat atau pemikiran konseptual
yang terkait dengan objek penelitian ini, serta doktrin yang berkaitan dengan objek
penelitian ini. Serta melakukan wawancara dengan narasumber yang berkompeten
dibidangnya untuk memperkuat dasar hukum dalam melakukan penelitian ini
(purposive sampling).
2
3 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Kerangka Konsep


Untuk memahami penelitian ini maka pemetaan masalah hingga pemecahan
masalah perlu digambarkan, selain untuk memahami penelitian ini pemetaan ini
berguna untuk membantu penelitian ini untuk menemukan struktur pemikiran yang
sesuai untuk menjawab rumusan masalah, berikut kerangka konsep yang sesuai
dengan penelitian ini.
Ragaan Kerangka Konsep

Anda mungkin juga menyukai