Anda di halaman 1dari 10

Program Studi D3 Keperawatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta


2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE
(CKD) DENGAN TINDAKAN PEMBATASAN KEBUTUHAN CAIRAN

Anggun Wahyu Ramadhani

ABSTRAK
Gagal Ginjal Kronis (GGK) atau CKD merupakan perburukan fungsi ginjal
yang lambat, progresif dan irreversible yang menyebabkan ketidakmampuan
ginjal untuk membuang sisa dan mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Hal ini mengarah ke penyakit ginjal stadium akhir ( End Stage
Rennal Disease/ ESRD) dan membutuhkan terapi pengganti ginjal atau
transplantasi ginjal untuk mempertahankan hidup. Kelebihan volume cairan
pada pasien gagal ginjal kronik dapat dilakukan penatalaksanaan non
farmakologi yang dapat diberikan adalah optimalisasi dan pertahankan
keseimbangan cairan salah satunya dengan pemantauan intake output cairan
untuk pembatasan asupan cairan pada pasien. Tindakan keperawatan untuk
mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien Chronic Kidney Disease
(CKD) dapat dilakukan dengan cara nonfarmakologi. Upaya nonfarmakologi
adalah dengan melakukan pemantauan dengan cara mencatat jumlah cairan
yang masuk dan jumlah urine yang dikeluarkan pasien setiap harinya
menggunakan chart atau tabel. Pemantauan intake output cairan pasien
dilakukan dalam waktu 24 jam dan dapat dibagi tiap shift jaga (±7 jam) untuk
kemudian dimasukkan ke dalam chart atau table sesuai jam dan jenis intake
pasien atau IWL untuk kemudian dihitung balance cairan pasien. Tujuan studi
kasus ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami penyakit gagal ginjal kronik dengan masalah pembatasan
kebutuhan cairan. Jenis pengambilan kasus ini adalah deskriptif dengan studi
kasus. Subjek studi kasus ini adalah satu pasien dengan diagnosa medis dan
masalah keperawatan yaitu klien yang mengalami gagal ginjal kronik (GGK)
di ruang ICU Melati 1 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kesimpulan : Hasil
studi kasus dengan masalah kelebihan volume cairan yang dilakukan tindakan
pemantauan intake output cairan selama tiga hari menunjukan terjadinya
penurunan dalam cairan balance yang signifikan pada hari kedua serta pada
hari ketiga juga mengalami penurunan namun tidak sebanyak penurunan
balance cairan pada hari kedua karena perawat telah mempertimbangkan
jumlah pembatasan cairan yang masuk pada pasien dalam jumlah kebutuan
cairan pasien.
Kata kunci : Gagal Ginjal Kronik (GGK), kelebihan volume cairan,
pemantauan intake output cairan.
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik METODE STUDI KASUS
merupakan kondisi kegagalan Adapun teknik
fungsi ginjal dalam pengumpulan data yang
mempertahankan metabolisme digunakan meliputi wawancara,
cairan dan elektrolit akibat destruksi observasi partisipan, catatan
struktur ginjal yang ditandai dengan individu, atau rekam medik dan
penumpukan ureum di dalam darah perawatan. Data yang telah
(Mutaqqin & Sari, 2011). Gagal terkumpul dianalisis untuk
ginjal kronik dapat menimbulkan melihat masalah keperawatan
berbagai macam komplikasi yang dialami klien serta
diantaranya ; anemia, hiperkalemia, meninjau keefektifan intervensi
perikarditis, penyakit tulang, yang telah dilakukan untuk
bahkan kematian (Hartanto, 2013; menyelesaikan masalah
Padila, 2012). keperawatan pasien, khususnya
Gagal ginjal kronis di Jawa masalah kelebihan volume
Tengah pada tahun 2013 sebanyak cairan.
3,0 % dan meningkatkan pada tahun
2018 menjadi 3,8 % (Kemenkes RI, HASIL STUDI KASUS
2013; Kemenkes RI, 2018). Gagal Hasil Pengkajian
ginjal kronik menjadi salah satu Tn. A saat masuk ruang
masalah kesehatan masyarakat di ICU Melati 1 yakni dengan data
dunia dengan prevalensi yang fokus terkaji keluhan utama pasien
semakin meningkat, dan tampak sesak napas dengan
membutuhkan biaya perawatan respiration rate 28x/ menit.
cukup tinggi (Kemenkes RI, 2017). Namun kondisi pasien semakin
Menurut Smeltzer dan Bare memburuk, pasien mengalami
(2014) setiap sistem tubuh pada penurunan kesadaran kemudian
Chronic Kidney Disease (CKD) pada tanggal 22 Februari 2020
dipengaruhi oleh kondisi uremia, pasien dipindah ke ICU Melati 1.
maka klien akan menunjukkan Pengkajian ketika pasien masuk
sejumlah tanda dan gejala. ICU Melati 1 tingkat kesadaran
Keparahan tanda dan gejala sopor, GCS = E2V2M2, tekanan
bergantung pada bagian dan tingkat darah 158 / 92 mmHg, nadi : 92x /
kerusakan ginjal, usia dan kondisi menit, RR : 28x / menit, suhu
yang mendasari. 36,5oC. Didapatkan hasil
Penatalaksanaan farmakologi pemeriksaan radiologi terjadi
pada gagal ginjal kronik dapat cardiomegaly dengan edema
diberikan terapi obat, hemodialisis, paru.Hasil balance cairan +291 cc.
CAPD dan transplantasi ginjal. Pengkajian di ICU
Penatalaksanaan non farmakologi berfokus pada sistem pernapasan
yang dapat diberikan adalah (breathing) pasien terlihat sesak
optimalisasi dan pertahankan napas, RR : 28x/ menit, pada
keseimbangan cairan dan garam, pemeriksaan auskultasi paru
diet tinggi kalori dan rendah terdengar ronkhi basah pada lobus
protein, mengontrol hipertensi inferior kanan dan lobus inferior
(Rendy & Margareth 2012). kiri. Sistem perkemihan (bladder)
terkaji pasien terpasang kateter
urine, volume urine yang
tertampung kurang lebih 40cc.
Hasil data penunjang hasil pemeriksaan radiologi
pada pemeriksaan laboratorium kesimpulannya terjadi
yaitu hemoglobin rendah 9,6g/ dl, cardiomegaly dengan edema
hematokrit rendah 28%, leukosit paru, hasil balance cairan +291
tinggi 18 ribu/ ul, eritrosit rendah cc, pada pemeriksaan fisik
3,3juta/ ul, creatinin tinggi auskultasi paru terdengar suara
14,1mg/ dl, ureum tinggi 239 mg/ napas tambahan ronchi basah
dl, natrium darah rendah pada lobus inferior kanan dan
133Mmol/ L. lobus inferior kiri. Masalah ini
Terapi medis yang harus segera diatasi karena
diberikan selama perawatan kelebihan volume cairan apabila
adalah carian IV: Furosemid 20 tidak segera ditangani akan
mg/ 8jam berfungsi untuk menyebabkan beban sirkulasi
mengobati edema karena berlebihan, edema, hipertensi
gangguan jantung ginjal, dan dan gagal jantung kongestif
hipertensi. Ampicilin sulbactar (Herdman, 2015).
1,5gr/ 12jam berfungsi untuk
mengobati infeksi saluran Intevensi
pernapasan, pencernaan, dan Hasil intervensi
perkemihan dan infus RL 10 keperawatan yang telah disusun
ml/jam yang berfungsi sebagai penulis setelah melakukan
pengembalian cairan elektrolit. pengkajian dan merumuskan
Peroral : Candesartan 16 mg/ diagnosa keperawatan sebagai
24jam berfungsi untuk tindak lanjut asuhan keperawatan
menurunkan tekanan darah, pada Tn. A maka didapatkan
melindungi ginjal dari kerusakan tujuan dan kriteria hasil diagnosa
karena hipertensi. keperawatan utama yakni
hipervolemia berhubungan
Diagnosa dengan gangguan mekanisme
Hasil dari data regulasi dibuktikan dengan kadar
pengkajian dan observasi yang Hb / Ht turun, terdapat edema,
diperoleh pada tanggal 25 balance cairan positif, terdengar
Februari 2020 pukul 08.00 WIB, suara napas tambahan ronchi
maka penulis melakukan analisa basah pada lobus inferior kanan
data dan merumuskan diagnosa dan lobus inferior kiri (D.0022),
keperawatan utama menurut dengan hasil SLKI (2019) yakni
SDKI (2017) yaitu hipervolemia keseimbangan cairan (L.03020)
berhubungan dengan gangguan setelah dilakukan tindakan
mekanisme regulasi dibuktikan asuhan keperawatan diharapkan
dengan kadar Hb/ Ht turun, masalah hipervolemia dapat
terdapat edema, balance cairan teratasi dengan kriteria hasil
positif, terdengar suara napas asupan cairan pasien mampu
tambahan ronkhi basah pada meningkat, pasien mampu
lobus inferior kanan dan kiri menunjukkan kelembaban
(D.0022). Hasil data penunjang membrane mukosa yang
pada pemeriksaan laboratorium meningkat, pasien menunjukkan
Tn. A menunjukkan nilai penurunan edema, pasien
hemoglobin 9,6g/ dl (normal menunjukkan penurunan rasa
13,5-17,5g/ dl), hematokrit dehidrasi, pasien menunjukkan
rendah 28% (normal 33-45%), turgor kulit yang baik, serta
pasien mampu menunjukkan telah diberikan makanan cair
tekanan darah yang membaik, 70cc dengan pembilasan 23cc.
sedangkan intervensi yang Tindakan pukul 10.50
dilakukan yaitu SIKI (2018) memonitor laboratorium.
yakni pemantauan cairan Subyektif: -. Obyektif: Hasil lab
(I.03121) dengan memonitor creatinin 14.4 mg/dl (tinggi),
frekuansi napas, memonitor ureum 24.2 mg/dl (tinggi).
tekanan darah, memonitor Tindakan pukul 12.00
elastisitas status turgor kulit, menginstruksikan keluarga
memonitor intake dan output mengenai intervensi yang
cairan, membatasi intake cairan direncanakan untuk menangani
(bilas NGT), mengatur interval hipervolemia. Subyektif:-.
waktu pemantauan sesuai dengan Obyektif : keluarga terlihat
kondisi pasien, serta memperhatikan instrusksi
menjelaskan tujuan dan prosedur perawat. Tindakan pukul 12.10
pemantauan. memonitor status hemodinamika.
Implementasi Subyektif:-. Obyektif: TD:
Tindakan keperawatan 150/88 mmHg,nadi: 89x/menit.
dilaksanakan untuk mengatasi Tindakan pukul 13.00
masalah keperawatan melakukan pembatasan intake
berdasarkan rencana tindakan cairan. Subyektif : -. Obyektif:
tersebut maka dilakukan telah diberikan makanan cair
tindakan keperawatan. 70cc dengan pembilas 23cc.
Implementasi dilakukan pada Tindakan 13.45 memonitor
hari senin 25 Februari 2020 hemodinamika. Subyektif:-.
pukul 09.00 WIB : memonitor Obyektif: TD: 149/90 mmHg, N:
status hemodinamik serta 88x/menit.
memonitor tekanan darah. Tindakan yang
Subyektif : -. Obyektif: TD : dilakukan hari selasa 26 Februari
158/92 mmHg, nadi 92x/menit. 2020 pukul 07.00 WIB
Tindakan yang dilakukan pukul memonitor status hemodinamika.
09.10: memonitor intake dan Subyektif :-. Obyektif: TD:
output. Subyektif:-. Obyektif: 129/88 mmHg, Nadi: 88x/menit.
balance cairan +291 cc, jumlah Tindakan pukul 07.45 WIB
intake yang akan diberikan 1430 memonitor intake dan output
cc. Tindakan yang dilakukan cairan. Subyektif: -Obyektif :
pukul 09.20 memonitoring pola intake 1430cc, output 1400cc
napas untuk mengetahui adanya balane cairan +30 cc intake yang
edema pulmo. Subyektif:-. akan diberikan 1400cc. Tindakan
Obyektif: irama pernapasan tidak pukul 07.55 WIB memberikan
teratur, auskultasi suara paru obat sesuai advise dokter.
terdengar ronkhi basah pada Subyektif:-. Obyektif: telah
lobus inferior kanan dan kiri. diberikan furosemid 80 mg/8jam
Tindakan pukul 10.00 melalui selang infus IV.
memonitor status hemodinamik. Tindakan pukul 08.00 WIB
Subyektif: -. Obyektif: TD: Memonitor status hemodinamik.
158/92 mmHg, nadi: 92x/menit. Subyektif :-. Obyektif: TD
Tindakan pukul 10.30 148/89 mmHg, Nadi 90x/menit.
memonitor intake dan output Tindakan pukul 09.45 WIB
cairan. Subyektif: -. Obyektif: membatasi intake cairan.
Subyektif: -. Obyektif: telah dengan air pembilas 17cc.
diberikan makanan cair 70cc Tindakan pukul 13.45 WIB
dengan pembilas 18cc. Tindakan memonitor intake dan output
pukul 09.55 WIB memonitor cairan. Subyektif:-. Obyektif:
hasil laboratorium. Subyektif:-. intake 346cc, output 100cc.
Obyektif: hasil lab creatinin 14.1 Tindakan pukul 14.00 WIB
mg/dl (tinggi), ureum 239 mg/dl memonitor status hemodinamika.
(tinggi). Tindakan pukul 11.00 Subyektif:-. Obyektif: TD:
WIB memonitor status 146/82 mmHg, nadi : 86x/menit.
hemodinamika. Subyektif:-.
Obyektif: TD: 147/84 mmHg,
nadi: 86x/menit. Tindakan pukul Evaluasi
11.40 WIB membatasi intake Evaluasi atau catatan
cairan. Subyektif:-. Obyektif: perkembangan keperawatan
telah diberikan makanan cair pada hari senin 25 Februari 2020
70cc dengan air pembilas 18cc. pukul 13.00 WIB didapatkan
Tindakan pada hari rabu hasil, Subyektif : -. Obyektif :
27 Februari 2020 pukul 07.00 Balance cairan +291 cc, hasil
WIB memonitor status pemeriksaan laboratorium ureum
hemodinamik. Subyektif:-. 242mg/ dl (tinggi), creatinin
Obyektif: TD 145/87 mmHg, 14,3mg/ dl (tinggi), irama
nadi 80x/menit. Tindakan pukul pernapasan tidak teratur,
07.45 memonitor intake dan pemeriksaan auskultasi suara
output. Subyekti:-. Obyektif: paru terdengar ronkhi basah
intake 1400cc, output 1380cc, pada lobus inferior kanan dan
balance cairan +20cc jumlah lobus inferior kiri, tekanan darah
intake yang akan diberikan 158 / 92 mmHg, pemeriksaan
1380cc. Tindakan pukul 07.50 radiologi foto thorak
WIB memberikan obat sesuai menunjukan edema pulmo.
dengan advise dokter. Analisa : masalah belum teratasi.
Subyektif:-. Obyektif: telah Planning : lanjutkan intervensi,
diberikan furosemid 20mg/8jam Monitor status hemodinamika
melalui selang infus IV. per jam, monitor intake dan
Tindakan pukul 09.20 WIB outout cairan, monitor hasil
membatasi intake cairan. laboratorium, batasi intake
Subyektif:-. Obyektif: telah cairan (air pembilas NGT 23 cc),
diberikan makanan cair 70cc berikan obat diuretik sesuai
dengan pembilas 17cc. Tindakan advise dokter (furosemide 20mg/
pukul 10.00 WIB memonitor 8jam).
hasil laboratorium. Subyektif :-. Evaluasi pada hari selasa
Obyektif: hasil lab creatinin 13.9 26 Februari 2020 pukul 11.00
mg/dl dan ureum 233 mg/dl. WIB didapatkan hasil, Subyektif
Tindakan pukul 10.10 WIB : -. Obyektif : balance cairan +30
memonitor status hemodinamika. cc, irama pernapasan tidak
Subyektif :-. Obyektif : TD : teratur, hasil pemeriksaan
140/90 mmHg ,nadi: 92x/menit. laboratorium ureum 239 mg/ dl,
Tindakan pukul 11.10 WIB kreatinin 14,1 mg/ dl, tekanan
membatasi intake cairan. darah 147/87 mmHg, auskultasi
Subyektif:-. Obyektif: telah paru terdengar suara napas
diberikan makanan cair 70cc tambahan ronchi basah pada
lobus inferior kanan dan lobus Edema Terden Terden Terden
inferior kiri. Analisa : masalah paru gar gar gar
belum teratasi. Planning: (hasil suara suara suara
Monitor status hemodinamika auskulta napas napas napas
per jam, monitor intake dan si suara tambah tambah tambah
outout cairan, monitor hasil paru) an an an
laboratorium, batasi intake ronchi ronchi ronchi
cairan (air pembilas NGT 18 cc), basah basah basah
berikan obat diuretik sesuai pada pada pada
advise dokter (furosemide 20mg/ lobus lobus lobus
8jam). inferior inferior inferior
Evaluasi pada hari rabu kanan kanan kanan
27 Februari 2020 pukul 14.00 dan dan dan
WIB, Subyektif : -. Obyektif : lobus lobus lobus
balance cairan +20 cc, hasil inferio inferio inferior
pemeriksaan lab kreatinin 13.9 r kiri r kiri kiri
mg/ dl, ureum 23.3 mg/ dl, irama
pernapasan tidak teratur, pada PEMBAHASAN
pemeriksaan paru masih Pada bab ini penulis
terdengar suara napas tambahan akan membahas tentang
yaitu ronkhi basah pada lobus kesenjangan teori dan tindakan
inferior kanan dan kiri, tekanan proses pada asuhan keperawatan
darah 146/82 mmHg. Analisa: pada pasien Chronic Kidney
masalah belum teratasi. Planning Disease (CKD) dengan tindakan
: Monitor status hemodinamika pembatasan kebutuhan cairan
per jam, monitor intake dan pada pasien CKD di ruang
outout cairan, monitor hasil Melati ICU RSUD Dr.
laboratorium, batasi intake Moewardi Surakarta yang
cairan (air pembilas NGT 17cc), dilakukan pada tanggal 25
berikan obat diuretik sesuai Februari 2020 - 27 Februari
advise dokter (furosemide 20mg/ 2020. Pembahasan tentang
8jam). proses asuhan keperawatan ini
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Masalah meliputi pengkajian, masalah
Kelebihan Volume Cairan keperawatan atau diagnosa
keperawatan, perencanaan
Evaluasi Hari ke Hari ke Hari ke 3 keperawatan, implementasi
1 2 keperawatan, dan evaluasi
Balance +291 cc +30 +20 keperawatan.
cairan Penulis akan membahas
Tekanan 158/92 147/87 146/82 prioritas diagnosa ketiga yaitu
darah mmHg mmHg mmHg Hipervolemia berhubungan
Ureum 242 239 233 dengan gangguan mekanisme
mg/dl mg/dl mg/dl regulasi dibuktikan dengan kadar
Kreatinin 14,3 14,1 13,9 Hb / Ht turun, terdapat edema,
mg/dl mg/dl mg/dl balance cairan positif, terdengar
suara napas tambahan (D.0022)
dengan tindakan aplikatif
pembatasan cairan guna
mencegah terjadinya overload
pada pasien CKD.
KESIMPULAN DAN SARAN Bagi Institusi Pendidikan
Kesimpulan Diharapkan dapat
Evaluasi dari tindakan yang meningkatkan fasilitas, sarana,
sudah dilakukan pada diagnosa dan prasarana dalam proses
hipervolemia berhubungan pendidikan dari apa yang sudah
dengan gangguan mekanisme ada saat ini, melengkapi
regulasi dibuktikan dengan kadar perpustakaan dengan buku-buku
Hb/Ht turun, terdapat edema, keperawatan khususnya
balance cairan positif, terdengar gangguan sistem perkemihan
suara napas tambahan (D.0022) terutama CKD.
yaitu evaluasi pada hari senin 25 Bagi Perawat
Februari 2020 pukul 13.00 WIB Diharapkan perawat
didapatkan hasil masalah belum dapat berkolaborasi dengan
teratasi, lanjutkan intervensi. tenaga kesehatan lain dalam
Evaluasi pada hari selasa 25 pemberian asuhan keperawatan
Februari pukul 11.00 WIB kepada klien dengan gangguan
didapatkan hasil masalah belum sistem perkemihan terutama
teratasi dan melanjutkan CKD dan melakukan perawatan
intervensi. Evaluasi pada hari sesuai dengan SOP.
rabu 27 Februari 2020 pukul Bagi Penulis
09.00 didapatkan hasil masalah Diharapkan dapat
teratasi sebagian karena kriteria memberikan pengelolaan
hasil dalam tujuan belum selanjutnya pada pasien dengan
tercapai. masalah keperawatan
Saran pembatasan cairan pada
Bagi Rumah sakit penderita CKD
Diharapkan bisa Bagi pembaca
memberikan pelayanan serta Diharapkan dapat memberikan
mempertahankan sarana dan kemudahan bagi pembaca untuk
prasarana yang sudah ada dalam pengembangan dalam ilmu
pemenuhan asuhan keperawatan keperawatan, di harapkan juga
klien khususnya klien dengan setelah membaca KTI ini
penderita CKD pembaca dapat mengetahui
tentang CKD
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, et al. (2016). Pemantauan Intake Output Cairan Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik. Jurnal Keperawatan Indonesia Volume 19 No. 3
November 2016, hal 152-60

Conchon, M. F., & Fonseca, L F. (2014). Ice and water efficiency In the
management of thirs in the immediate postoperative period: randomized
clinical trial. Journal of Nursing UFPE on line, 8(5), 1435-1440.
Debora, Oda. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta :
Salemba Medika

Elizabeth J, Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya


Media
Fadhillah, dkk. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Fadhillah, dkk. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Fadhillah, dkk. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Fransisca, K., 2011. Waspadalah 24 penyebab ginjal rusak. Jakarta : Cerdas


Sehat.

Hartanto, H (penyadur)., 2013. Buku saku patofisiologi menjadi sangat mudah


edisi 2. Jakarta : EGC.

Hartono, A (penyadur)., 2013. Buku ajar patofisilogi. Jakarta : EGC.

Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2015-2017. Jakarta: EGC.
Hidayati, W., & Wahyuni, K., 2012. Pengalaman self-care berdasarkan teori
orem pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Nursing Studies Journal, 1(1), 244–251. Available at :
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/File/457/456
(diakses 21 Januari 2020 pukul 13:00 WIB)

Hidayat, A.A.A., 2010. Metode penelitian kebidanan teknik analisa data. Jakarta :
Salemba Medika.

Hidayat, A.A.(2014). Medika Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Hidayati, W., & Wahyuni, K., 2012. Pengalaman self-care berdasarkan teori
orem pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Nursing Studies Journal, 1(1), 244–251. Available at :
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/File/457/456
(diakses 20 Januari 2020 pukul 13:00 WIB)

Kementerian Kesehatan RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Available at :


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2
0213.pdf (diakses 21 Januari 2020 pukul 10:00 WIB)

Kesehatan RI., 2017. InfoDatin Situasi Penyakit Ginjal Kronik. Available at :


http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/inf
odatin%20ginjal%202017.pdf (diakses 21 Januari 2020 pukul 11:00 WIB)

Kemenkes Ri (2018). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta :Balitbang


Kemenkes RI.

Kemenkes. (2018). Lampiran Data Profil Kesehatan Indonesia

Kusyati, Eni, dkk. (2016). Keperawatan Dasar Keterampilan dan Prosedur


Laboratorium Dasar. Jakarta: EGC

Kozier, B., ERB, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011). Buku ajar fundamental
keperawatan: konsep, proses, dan praktik. Alih bahasa Esty Wahyuningsih,
Devi Yulianti, Yuyun Yuningsih dan Ana Lusyana. Jakarta: EGC
Lina, Liza Fitri dan Sari Eliza Permata. 2016. Pengaruh terapi murottal al-quran
surat ar-rahman terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien hemodialisa
di ruang hemodialisa Rsud dr. Yunus Bengkulu tahun 2016. Jurnal
Ilmiah.Vol.1 No.1.

Morton, P., Dorrie, F., Carolyn. M. H.,Barbara. M. h.(2011). Keperawatan kritis


:Pendekatan Asuhan Holistic. Jakarta : EGC.

Mulyanto, dkk (penyadur)., 2014. Keperawatan medikal bedah manajemen klinis


untuk hasil yang diharapkan edisi 8. Singapura : Elsevier.

Muttaqin, A., & Sari, K., 2011. Asuhan keperawatan gangguan sistem
perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, A., & Kumala, S. (2014). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam.(2014).Metodologi penelitian ilmu keperawatan.Jakarta:Salemba


Medika

Padila., 2012. Buku ajar : Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Pendit, B.U (penyadur)., 2015. Patofisiologi penyakit pengantar menuju


kedokteran klinis edisi 5. Jakarta : EGC.

PENEFRI. (2012). Fifth Report Of Indonesian Renal Registry 2012. Diakses


tanggal 07 Januari 2020 dari http://www.penefri.inasn.org/gallery.html
Prabowo, Eko & Pranata, Adi E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Medika

Riskesdas. (2018). Penyakit Tidak Menular : Chronical Kidney Disease Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Rizqiea, Noerma Shovie dkk. 2017. Terapi murottal dan kualitas hidup pasien
gagal ginjal kronik dengan hemodialisa di Rsud dr. Soediran Mangun
Sumarso Wonogiri. Adi Husada Nursing Journal. Vol. 3 N0.2.

Rendy, M.C., & TH, M., 2012. Asuhan keperawatan medikal bedah penyakit
dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Setiadi. 2013. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori


dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudoyo, A. W ., & Setiyohadi, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2015)


Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem perkemihan. Jakarta : Trans Info Media

Suwitra Ketut. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 Edisi.V. Interna
Publishing.

Smeltzer, S. C., & Bare. B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC

Smeltzer, S.C.,& Bare, B.G.(2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah.Jakarta:EGC.

Thomas, J & Tanya. M. (2012). Pemeriksaan Fisik dan Keterampilan Praktis.


Jakarta : EGC
Udjianti, Wajan Juni. 2013. Keperawatan Kardiovaskular. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Salemba Medika

WHO. 2017. How Can We Achieve Global Equity in Provicion of Renal


Replacement Therapy. Bull WHO. 86: 16-240

Anda mungkin juga menyukai