Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PELAKSANAAN

GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL


MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG


PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2021
KATA PENGANTAR

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) adalah gerakan untuk mengubah cara
pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja bangsa Indonesia yang berorientasi
pada kemajuan dan kemodernan melalui internalisasi 3 (tiga) Nilai Strategis
Instrumental Revolusi Mental (NSIRM) yaitu Nilai Integritas, Etos Kerja, dan Gotong
Royong berdasarkan Pancasila agar Indonesia menjadi negara Berdaulat, Maju, Adil,
dan Makmur.

Dalam implementasinya, GNRM merupakan gerakan yang melibatkan seluruh


komponen bangsa dengan memperkuat peran nyata yang terdiri 5 (lima) pelaku/agen
perubahan (pentahelix) yakni Penyelenggara Negara, Dunia Usaha, Dunia
Pendidikan, Masyarakat dan Media. GNRM bersifat sistemik, kolektif, dan masif yang
sangat ditentukan oleh komitmen dan aksi nyata seluruh pemangku kepentingan yang
selanjutnya menjadi simpul-simpul perubahan melalui aksi nyata pada lingkungan
masing-masing, sekaligus meningkatkan kesadaran publik atas capaian atau dampak
pembangunan Revolusi Mental yang dilaksanakan.

Pedoman ini memuat penjelasan tentang GNRM, tujuan yang ingin dicapai dari
keterlibatan masyarakat, penjabaran kegiatan/aksi nyata GNRM yang dapat
dilaksanakan oleh masyarakat, prosedur pengajuan kegiatan, pelaksanaan dan
pelaporan dan pengawasan kegiatan GNRM melalui partisipasi masyarakat.
Pedoman ini merupakan panduan pelaksanaan kegiatan GNRM melalui partisipasi
masyarakat.
Jakarta, Juli 2021
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental,
Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga

Nyoman Shuida

i
DAFTAR ISI

PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I GAMBARAN UMUM ................................................................................ 1
A. Pendahuluan ......................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ......................................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 5
BAB II STRATEGI PELAKSANAAN ................................................................. 9
A. Revolusi Mental oleh Kelompok/Organisasi/kelembagaan Masyarakat .. 9
B. Pusat-Pusat Perubahan GNRM di Kalangan Masyarakat ...................... 11
C. Matriks Fokus Isu Pelaksanaan GNRM .................................................. 14
BAB III TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................. 15
A. Penyelenggara Kegiatan ........................................................................ 15
B. Persyaratan Pelaksana Kegiatan ........................................................... 15
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan ................................................................ 16
D. Anggaran Pelaksanaan Kegiatan .......................................................... 18
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ........................................................... 20
A. Montoring dan Evaluasi .......................................................................... 20
B. Laporan dan Panduan Publikasi ............................................................. 21
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 24

iii
BAB I GAMBARAN UMUM

A. Pendahuluan

Revolusi Mental merupakan suatu gerakan untuk membangun mental dan


karakter bangsa menuju kearah perubahan yang lebih baik di tengah kondisi
bangsa Indonesia yang sedang menghadapi berbagai dinamika masalah sosial,
baik penyelenggara negara, dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat harus
berpartisipasi membangun bangsa yang lebih bermartabat, maju, sejahtera dan
berkeadilan berdasarkan Pancasila. Sebagai upaya mewujudkan perubahan
mental dan karakter bangsa Indonesia, Presiden Joko Widodo menetapkan Inpres
Nomor 12 tahun 2016, tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) untuk
mengubah cara pandang, cara kerja dan cara berpikir dalam rangka memperbaiki
mental atau karakter bangsa Indonesia yang berintegritas, etos kerja dan
semangat gotong royong. Gerakan ini berperan untuk membangkitkan kesadaran
dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai
negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi dan produktif sehingga
bisa menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing. Dalam proses pelaksanaanya
GNRM memerlukan inisiatif dari seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak
secara bersama-sama mengubah keadaan bangsa menjadi lebih baik. Dalam
pelaksanaannya, GNRM fokus pada internalisasi 3 (tiga) Nilai Strategis
Instrumental Revolusi Mental (NSIRM) yang meliputi:
1. Integritas merupakan kesatuan kata dan perbuatan yang mengarahkan
karakter dan prilaku seseorang secara bertanggungjawab. Bentuk penjabaran
nilai integritas antara lain dapat dipercaya, sadar hak dan kewajiban serta
bertanggungjawab.
2. Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau masyarakat. Etos kerja seseorang berkaitan dengan
kepribadian, prilaku dan karakter individu yang bersangkutan. Etos kerja antara
lain terdiri dari nilai daya saing, kreatif, mandiri, inovatif dan produktif.
3. Gotong royong merupakan nilai yang telah ada sejak zaman nenek moyang
kita. Masyarakat Indonesia dikenal sejak lama telah menggunakan cara
kerjasama di dalam menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi.
Bentuk nilai gotong royong antara lain terdiri dari saling menghargai,

1
kerjasama, solidaritas, perilaku tolong menolong, berorientasi pada kebaikan
bersama, dan berorientasi kepada rakyat banyak.

Gambar 1. Kerangka Konsep GNRM

Sebagai acuan penjabaran pelaksanaan Revolusi Mental telah dimuat di


dalam RPJMN Periode 2020-2024 pada Prioritas Nasional Revolusi Mental dan
Pembangunan Kebudayaan. Hal ini menunjukkan keberlanjutan dan peningkatan
arti penting pembangunan Revolusi Mental dijabarkan dengan lebih holistik dan
integratif yang bertumpu pada: (1) Revolusi Mental dalam sistem pendidikan
dengan menekankan nilai-nilai integritas, etos kerja, gotong royong, dan budi
pekerti dalam pembelajaran; (2) Revolusi Mental dalam tata kelola pemerintahan
dengan pembudayaan nilai-nilai transparansi dan akuntabilitas; dan (3) Revolusi
Mental dalam sistem sosial dengan pembudayaan nilai-nilai luhur budaya bangsa
dalam institusi keluarga dan interaksi antar warga. (4) Penguatan Pusat-Pusat
Perubahan Gerakan Revolusi Mental; (5) Pembangunan dan pembudayaan sistem
ekonomi kerakyatan berlandaskan Pancasila. (6) Pembinaan ideologi Pancasila,
pendidikan kewargaan, wawasan kebangsaan, dan bela negara untuk
menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme.

Pelaksanaan GNRM tidak akan dapat terlaksana secara optimal apabila


tanpa adanya kolaborasi antar komponen pentahelix, yang merupakan unsur-
unsur penting sebagai penggerak dalam pelaksanaan GNRM. Keterlibatan setiap
unsur pemangku kepentingan akan menguatkan GNRM dan menghasilkan output

2
nyata pada gerakan Revolusi Mental. Kerangka kerja yang menjadi fokus
pelaksanaan GNRM adalah terinternalisasinya 3 (tiga) NSIRM ke dalam enam
arah kebijakan dan strategi Revolusi Mental dalam RPJMN Tahun 2020-2024 yang
bertujuan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang semakin melayani, bersih,
tertib, mandiri dan bersatu.

Pelibatan berbagai pemangku kepentingan sebagai bentuk partisipasi nyata


dari masyarakat dalam mewujudkan tujuan dilaksanakannya GNRM. Peran dan
paritisipasi nyata berbagai pemangku kepentingan dengan potensi sumberdaya
yang dimiliki akan memberikan kontribusi luas terhadap aksi nyata dan tujuan
perubahan yang diharapkan dalam pelaksanaan GNRM.

Gambar 2. Kerangka Kerja GNRM Tahun 2020-2024

Unsur pemangku kepentingan selain penyelenggara negara (Non


Pemerintah) menjadi unsur penting dalam pelaksanaan GNRM. Unsur pemangku
kepentingan tersebut merupakan bentuk partisipasi nyata dari masyarakat untuk
mewujudkan pelaksanaan GNRM. Melalui peran paritisipasi nyata masyarakat
yang berkesinambungan dan dengan dukungan kualitas sumber daya yang
tersedia akan mampu memberikan kontribusi yang luas dalam pelaksanan aksi
nyata GNRM.

Perluasan kontribusi masyarakat dalam melaksanaan GNRM akan


menghasilkan outcome sesuai dengan amanat RPJMN 2020-2024. Salah satu
fokus dalam pelaksanaan Revolusi Mental pada tahun 2020-2024 adalah

3
perubahan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan. Permasalahana
bangsa Indonesia sangat kompleks yang seharusnya menjadi perhatian bersama
apalagi dengan adanya permasalahan pandemi Covid-19 menjadi lebih berat.
Penyelesaian permasalahan yang menyangkut aspek pendidikan, sosial
masyarakat, keluarga, ekonomi, dan peningkatan kegiatan masyarakat yang
mendorong terjadinya persatuan dan kesatuan bangsa.

Melalui Gerakan Nasional Revolusi Revolusi Mental seluruh pemangku


kepentingan baik organisasi sosial, kelompok masyarakat harus berperan serta
dalam membangun kesadaran dan optimisme bangsa di mulai dari perbaikan
mental dan karakter dengan mendorong terlaksananya aksi-aksi yang positif yang
mampu mewujudkan Indonesia semakin melayani, bersih, tertib, mandiri dan
bersatu. Atas dasar hal tersebut peran kelompok masyarakat dan organisasi
masyarakat diharapkan melahirkan agen-agen perubahan yang memiliki
komitmen besar untuk menciptakan perubahan kearah yang lebih baik.

B. Dasar Hukum

1. Inpres Nomor 12 Tahun 2016 tentang GNRM


Presiden telah menetapkan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016
tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental sebagai dasar pelaksanaan
Revolusi Mental. Penetapan Inpres ini dapat memperkuat peran nyata
seluruh elemen bangsa untuk mendorong terjadinya perubahan ke arah
yang lebih baik, untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara
yang maju, modern, dan berkeadilan.

2. Perpres No 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024


Revolusi Mental telah ditetapkan sebagai Prioritas Nasional ke-4 dalam
RPJMN 2020-2024 dan merupakan sebagai bentuk gerakan kebudayaan
yang memiliki kedudukan penting dan berperan sentral dalam
pembangunan untuk mengubah cara pandang, sikap, perilaku yang
berorientasi pada kemajuan dan kemodernan.

3. Perpres Nomor 86 Tahun 2020 tentang RKP Tahun 2021


Kebijakan revolusi mental dan pembangunan kebudayaan tahun 2021
diarahkan untuk mempercepat pemulihan pembangunan pascapandemi

4
Covid-19 melalui perluasan pusat-pusat gerakan Revolusi Mental untuk
mewujudkan Indonesia melayani, bersih, tertib, mandiri, dan bersatu.

4. Kepmenko Nomor 20 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Nasional


(GTN)
Penetepan struktur organisasi Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional
Revolusi Tahun 2020-2024 yang selanjutnya disebut Guus Tugas Nasional
GNRM.

C. Tujuan

Menyediakan ruang partisipasi bagi seluruh organisasi masyarakat dan


kelompok masyarakat dalam pelaksanaan aksi nyata Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) sesuai dengan amanat RPJMN Tahun 2020-2024
untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang memiliki integritas, etos kerja
dan semangat gotong royong.

D. Ruang Lingkup

Pelaksanaan GNRM diwujudkan melalui partisipasi berbagai pihak untuk


bergerak secara bersama-sama untuk mewujudkan perubahan cara pandang,
cara berpikir dan cara kerja bangsa Indonesia. Partisipasi pelaksanaan GNRM
yang dilakukan oleh kelompok masyarakat. Demi mencapai tujuan tersebut,
Kementeriaan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi masyarakat dan kelompok
masyarakat untuk mendorong terlaksananya Gerakan Nasional Revolusi
Mental yang diwujudkan melalui:

1. Tahun 2021: Penguatan Perangkat Gerakan (sosial dan teknokratik)

Perangkat gerakan sosial dan teknokratik dalam hal ini adalah


perangkat lunak dan keras yang diperlukan untuk pelaksanaan GNRM
yang efektif dan efisien oleh Ormas dan Pokmas, dengan berbagai fokus
kegiatan yang menjadi gerakan dari ormas maupun pokmas tersebut.
Program ditekankan pada penguatan Nilai Gotong Royong dengan tema
kampanye “Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi,” mengingat nilai ini
yang paling penting dalam menghadapi masa pandemi COVID-19.

5
Adapun program penguatan perangkat GNRM yang terkait dengan
Kegiatan Prioritas adalah:
a. Penyusunan kerangka kerja pelaksanaan GNRM yang menjadi fokus
pelaksanaan oleh Pokmas dan Ormas;
b. Pengembangan Modul Dasar yang kaitannya dengan program GNRM;
c. Pengembangan program GNRM di tingkat masyarakat;
d. Program penanaman NSIRM bagi seluruh anggota Pokmas dan
Ormas;
e. Revitalisasi 5 Gerakan Indonesia pada program Pokmas dan Ormas;
f. Peluncuran Pusat Perubahan di lingkungan masyarakat.

2. Tahun 2022: Perluasan Internalisasi Revolusi Mental di Lingkungan


Sekolah

Program ditekankan pada penguatan Nilai Etos Kerja dengan tema


kampanye “Teguhkan Tekad, Bangkit demi Negeri,” mengingat nilai ini
yang paling penting dalam periode kebangkitan paska pandemi COVID-19,
untuk membangun kembali negeri ini.

Adapun program perluasan internalisasi Revolusi Mental pada


Pokmas dan Ormas:
a. Implementasi Program terkait Revolusi Mental yang melibatkan seluruh
pemangku kepentingan di masyarakat;
b. Pelaksanaan 5 Program Gerakan yang mendorong masyarakat untuk
melakukan aksi nyata pelaksanaan GNRM:
c. Perluasan Program Penanaman NSIRM bagi seluruh komponen
masyarakat;

3. Tahun 2023: Perwujudan Budaya Bangsa Berlandaskan Nilai


Strategis Instrumental Revolusi Mental dalam Program Negara dan
Masyarakat.

Secara pengorganisasian, target capaian GNRM pada tahun 2023


difokuskan pada aspek budaya bangsa Indonesia. Program ditekankan
pada penguatan Nilai Integritas dengan tema kampanye “Jaga Integritas
Diri untuk Satukan Negeri!,” dengan mengingat konteks bangsa saat itu

6
menjelang masa-masa Pemilihan Umum baik di tingkat daerah maupuan
nasional

Adapun program perwujudan budaya bangsa berlandaskan NSIRM


dalam program negara dan masyarakat yang terkait dengan Kegiatan
Prioritas adalah:
a. Pemantapan NSIRM dalam program sesuai Kegiatan Prioritas.
b. Replikasi dan perluasan Pusat Perubahan dan 5 Program Gerakan.
c. Peningkatan program inisiasi kewirausahaan dan koperasi dikalangan
masyarakat;
d. Implementasi program-program yang mencerminkan Gerakan
Indonesia Bersatu atau persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Tahun 2024: Peneguhan dan Pelestarian Budaya Bangsa melalui


Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila.

Secara pengorganisasian, target capaian GNRM pada tahun 2024


difokuskan pada aspek keberlanjutan pengejawantahan Revolusi Mental.
Dari dimensi Kegiatan Prioritas RPJMN, fokus tahun 2024 adalah Revolusi
mental dalam perwujudan Budaya Bangsa berlandaskan NSIRM dalam
Program Negara dan Masyarakat

Program ditekankan pada penguatan Nilai Integritas, Etos Kerja dan


Gotong Royong, dengan tema kampanye “Lestarikan Budaya Bangsa,
Teguhkan Bhinneka Tunggal Ika!,” mengingat nilai-nilai ini yang menjadi
patokan/ukuran keberhasilan GNRM.

Adapun program yang dapat dilakukan oleh Pokmas dan Ormas


yaitu:
a. Peneguhan dan pelestarian budaya bangsa yang mencerminkan nilai
integritas, etos kerja dan gotong royong yang terkait dengan Kegiatan
Prioritas Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila meliputi
penguatan dalam sistem pendidikan, sistem sosial;
b. Penguatan peran kader pelopor sebagai penggerak Pusat Perubahan
c. Replikasi Pusat Perubahan yang mencerminkan kriteria best practice
pada sekolah-sekolah.

7
d. Peningkatan inisiatif kerjasama pengembangan program dengan
berbagai pemangku kepentingan untuk menjaga eksistensi
keberlanjutan program GNRM

8
BAB II STRATEGI PELAKSANAAN

A. Revolusi Mental oleh Kelompok/Organisasi/Kelembagaan Masyarakat

Unsur pemangku kepentingan Non Pemerintah dalam hal ini adalah


kelompok masyarakat yang fokus terhadap kelembagaan sosial masyarakat yang
concern terhadap isu tertentu dan telah mendukung dan menciptakan perubahan
positif bagi masyarakat diberbagai bidang seperti penguatan pendidikan karakter
di lingkungan informal dan non formal, peningkatan ketahanan keluarga,
pembudayaan sistem ekonomi kerakyatan, menciptakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta aspek lainnya yang dapat menjadi unsur penting dalam pelaksanaan
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Selanjutnya unsur tersebut menjadi
agen perubahan akan ikut membangun perubahan prilaku dalam cara pandang,
cara pikir dan cara kerja bagi masyarakat sehingga terbentuknya nilai-nilai
integritas, etos kerja dan gotong royong dalam kelompok masyarakat tersebut.
Untuk meningkatkan optimalisasi peran dari unsur masyarakat tersebut dalam
pelaksanaan GNRM dapat ditingkatkan kembali melalui kontribusi dari
kelompok/organisasi/kelembagaan masyarakat untuk mendorong berbagai
kegiatan yang mencerminkan lima gerakan Revolusi Mental. Pelaksanaan
kegiatan GNRM tersebut harus dilaksanakan melalui internalisasi Nilai Strategis
Instrumental Revolusi Mental (NSIRM).

Pelaksanaan GNRM pada kelompok masyarakat utamanya dapat


dilaksanakan melalui optimalisasi peran serta Pokmas dan Ormas dengan
berbagai kegiatan yang mencerminkan lima gerakan Revolusi Mental. Internalisasi
nilai integritas dapat diimplementasikan melalui penguatan nilai-nilai karakter di
masyarakat seperti jujur, bertanggung jawab dan menciptakan Pokmas dan Ormas
yang menjadi teladan bagi masyarakat luas. Dalam konteks etos kerja mengajak
masyarakat untuk meciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat lainnya seperti mendorong terlaksananya kegiatan
kewirausahaan dan koperasi, peningkatan usaha perekonomian masyarakat, dan
sebagainya. Sementara untuk aspek gotong royong diimplementasikan melalui
kehidupan saling berkolaborasi antar pemangku kepentingan, toleransi, saling
menghormati, meciptakan kesetiakwanan sosial yang tinggi. Strategi penguatan

9
peran pemangku kepentingan unsur kelompok masyarakat secara masif dalam
pelaksanaan GNRM melalui proses:
1. Penggalian Potensi yang meliputi beberapa kegiatan seperti kajian literatur
untuk menemukenali potensi dan masalah yang ada di masyarakat, observasi
langsung untuk melihat objektivitas kondisi potensi, review atas potensi
masing-masing (kelompok) masyarakat, dengan output berupa kajian
kelayakan yang akan menentukan bentuk dukungan dan model kegiatan
berdasarkan potensi yang ada, termasuk ada tidaknya nilai instrumental
revolusi mental dan gerakan kebudayaan terhadap potensi tersebut;
2. Pemetaan sosial berkaitan dengan kondisi sosial budaya yang ada pada
kelompok masyarakat tertentu untuk mengidentifikasi entitas penggerak
perubahan yang terdapat di masyarakat;
3. Pemberdayaan entitas penggerak perubahan di masyarakat; GNRM
berperan dalam membangun entitas penggerak untuk berperan serta
memberikan perubahan dalam lingkungan masyarakat, sehingga potensi yang
tersedia bisa dikelola dengan baik;
4. Mendorong keberlanjutan, Pelaksanaan GNRM di yang dilakukan oleh
masyarakat dapat dipromosikan menjadi kasus-kasus praktik baik (best
practice) melalui diseminasi yang bisa dikolaborasikan dengan berbagai media
khususnya media digital. Dorongan program yang dilakukan oleh Pokmas dan
Ormas terhadap masyarakat lainnya diharapkan dapat menyebarluaskan aksi
nyata yang melibatkan masyarakat lainnya sehingga dapat menyelesaikan
permasalahan yang ada.

Gambar 3. Kerangka Konsep Pelaksanaan GNRM Pemangku Kepentingan Non


Pemerintah

10
Melalui 4 (empat) tahapan pelaksanaan penguatan peran pemangku
kepentingan dalam Gerakan masif Revolusi Mental tersebut akan diperoleh
bentuk-bentuk awal kegiatan berbasis Revolusi Mental di masyarakat yang dapat
didukung pengembangan dan keberlanjutannya sampai memberikan luaran yang
bermanfaat bagi (kelompok) masyarakat itu sendiri dan sekitarnya. Perbedaan
mendasar dalam pelaksanaan GNRM pada saat ini dengan yang telah
dilaksanakan dengan sebelumnya adalah fokus utama program Revolusi Mental
saat ini harus lebih menekankan pada muatan NSIRM yang dilakukan secara
terus-menerus dan berkelanjutan, sehingga dapat menjadi sebuah program jangka
panjang yang memberikan manfaat besar kepada seluruh komponen masyarakat.

Untuk merealisasikan hal tersebut, Pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi


Mental (GNRM) dilandaskan kepada 8 (delapan) prinsip gerakan, yaitu:
1. Merupakan gerakan sosial dan kebudayaan untuk mendorong kemajuan
Indonesia.
2. Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan untuk mengatur kehidupan sosial dan
moralitas publik, bukan pada moralitas privat.
3. Diawali dengan program pemicu (value attack) untuk mengubah perilaku
semua pihak secara cepat dan konkrit.
4. Program Gerakan dirancang secara ramah pengguna, populer dan menjadi
bagian dari gaya hidup.
5. Bersifat lintas sektor dan lintas sasaran.
6. Bersifat kolaboratif yang menyediakan ruang partisipasi bagi penyelenggara
negara, dunia pendidikan, masyarakat, dunia usaha dan media.
7. Penyelenggara negara menjamin keberlanjutan pelaksanaan GNRM
8. Dapat diukur capaiannya/dampaknya.

B. Pusat-Pusat Perubahan GNRM di Kalangan Masyarakat

Partisipasi pemangku kepentingan masyarakat lainnya seperti organisasi


masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, yayasan
kelembagaan dan sebagainya sangat diharapkan dapat terlibat untuk memberikan
perannya dalam menguatkan pelaksanaan GNRM, sehingga dapat berkontribusi
nyata dalam menghasilkan perubahan positif di masyarakat. Isu strategis yang
menjadi perhatian bangsa seperti masalah penyelenggaran sistem pendidikan

11
nasional, pengembangan ekonomi kerakyatan atau sektor riil, masalah radikalisme
dan terorisme, ketahanan keluarga dan sebagainya harus menjadi fokus bagi
pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari solusi dan upaya strategis
melalui implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental.

Kegiatan GNRM yang bersifat aplikatif diharapkan dapat mendorong


berbagai komponen masyarakat sehingga mampu tercipta pusat-pusat perubahan
yang bisa menjadi ruang bersama untuk bersinergi mencari solusi terbaik, program
terbaik sehingga dapat menjawab tantangan, isu strategis berserta masalah yang
ada di wilayah tersebut. Harapannya melalui program yang bersifat strategis yang
terinternalisasi NSIRM dapat mewujudkan Indonesia yang semakin melayani,
bersih, tertib, mandiri dan bersatu. Secara spesifik dinyatakan bahwa pusat-pusat
perubahan Revolusi Mental memiliki karakteristik penting sebagai berikut:
1. Dapat dibentuk pada tingkat kelompok masyarakat tertentu yang ditandai
dengan adanya berbagai bentuk kegiatan yang mencerminkan lima gerakan
Revolusi Mental;
2. Dapat dibentuk dengan mengacu pada pendekatan pentahelix, dengan
mendorong organisasi-organisasi kemasyarakatan dan lembaga untuk
mengembangkan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan prioritas Revolusi
Mental;
3. Berfungsi menjadi “Rumah Bersama” yang mengonsolidasikan dan
menggerakkan stakeholders untuk menjalankan GNRM;
4. Menjadi perluasan kampanye publik nilai Integritas, Etos Kerja, dan Gotong-
Royong.

Keberhasilan pemangku kepentingan masyarakat dalam mewujudkan


gerakan Revolusi Mental, akan terjadi jika antara perencanaan dan
pelaksanaannya dilakukan dengan baik, saling terkoneksi, konsisten, dan
berkesinambungan. Pusat-pusat perubahan Revolusi Mental yang telah terbentuk
akan mendorong dampak positif bagi masyarakat sekitar sehingga bisa diadopsi
atau di replikasi oleh kelompok masyarakat lainnya. Suksesnya capaian tersebit,
tidak bisa terlepas dari dukungan kemitraan lintas stake holder seperti pemerintah,
dunia usaha, dunia pendidikan dan media dimana sangat diharapkan peran aktif
antar pelaku kegiatan untuk melakukan kegiatan yang lebih tepat sasaran,
konsistensi pendampingan program dan sebagainya. Sinergi yang dilakukan akan

12
semakin menguatkan posisi Revolusi Mental dalam memberikan dampak
maksimal mempercepat penguatan karakter bangsa yang didasari oleh NSIRM.

Beberapa fokus pelaksanaan Revolusi Mental yang dapat dikembangkan


oleh unsur pemangku kepentingan masyarakat antara lain:
1. Penguatan pendidikan karakter pada jenjang pendidikan formal, nonformal dan
informal yang bersifat inklusif yang mendorong tumbuhnya pengembangan
karakter bagi anak usia dini, anak-anak, dan remaja sehingga membentuk
sumberdaya manusia yang berintegritas dan berdaya saing tinggi;
2. Penguatan pola pengasuhan dalam keluarga atau mindful parenting guna
menumbuhkan keluarga yang berketahanan;
3. Pembudayaan ekonomi kerakyatan yang menyentuh potensi-potensi lokal
masyarakat yang dapat dikembangkan melalui kolaborasi dan semangat
gotong royong serta dilandasi oleh etos kerja yang tinggi;
4. Mendorong kehidupan masyarakat penuh dengan toleransi, rukun dan jauh
dari aksi radikalisme dan terorisme
5. Membangun kegiatan dan program yang berkaitan dengan lima dimensi
gerakan nasional Revolusi Mental yaitu melayani, bersih, tertib, mandiri dan
bersatu.

13
C. Matriks Fokus Isu Pelaksanaan GNRM
Tabel 1. Fokus Isu Pelaksanaan GNRM oleh Pokmas dan Ormas
Revolusi Mental Lima Gerakan Revolusi Mental
No Organisasi dalam RPJMN 2020-
2024 Melayani Bersih Tertib Mandiri Bersatu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Organisasi 1. Revolusi 1. Partisipasi 1. Peningkatan 1. Seluruh 1. Peningkatan 1. Penguatan


Masyarakat dalam Sistem masyarakat perilaku PHBS komponen pengembangan kerukunan antar
Pendidikan dalam pada masa masyarakat kualitas UMKM umat beragama
pengembangan pandemi, agar agar lebih tertib
2. Revolusi 2. Pengembangan 2. Mencegah aksi
pendidikan lebih rajin terhadap
dalam Sistem kewirausahan terorisem dan
formal, informal, mencuci tangan menerapkan
Sosial berbasis digital radikalisme
maupun non menggunakan protokol
3. Penguatan formal yang sabun; kesehatan 3. Pengembangan 3. Mendorong
pusat-pusat mengedepankan pada masa platform kehidupan yang
2. Mendorong
perubahan nilai karakter, pandemi koperasi dalam toleransi antar
terciptanya
GNRM budi pekerti dan dengan usaha umat beragama
lingkungan
toleransi menggunakan masyarakat
4. Pembudayaan masyarakat yang 4. Peningkatan
masker,
ekonomi 2. Partisipasi bebas dari kegiatan
physical
kerakyatan masyarakat timbulan sampah kemanusiaan
distancing serta
berlandaskan dalam (zero waste) pada masa
tidak
Pancasila pengembangan pandemi dan
3. Pengelolaan berkerumun;
mindful pada korban
5. Pembinaan sampah berbasis
parenting (pola 2. Mendorong bencana alam di
Ideologi 4R
asuh prilaku tertib di Indonesia
Pancasila, berkarakter) dan ruang publik
Pendidikan perlindungan
Kewargaan, perempya dan
Wawasan anak
Kebangsaan
dan Bela
Negara

14
BAB III TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental bekerjasama dengan


Ormas dilaksanakan melalui mekanisme Swakelola Tipe III. Swakelola Tipe III
merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas).

A. Penyelenggara Kegiataan
Penyelenggara kegiatan melalui Swakelola Tipe III terdiri dari Tim Persiapan,
Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas.
1. Tim Persiapan
Tim Persiapan ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dengan anggota tim yang barasal dari Kemenko PMK. Tim
Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran, rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, dan rencana biaya.
2. Tim Pelaksana
Tim Pelaksana ditetapkan oleh Pimpinan Ormas Pelaksana Swakelola dengan
anggoat yang berasal dari Ormas pelaksana swakelola. Tim Pelaksana
memiliki tugas melaksanakan, mencatat, mengevaluasi, dan melaporkan
secara berkala kemajuan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.
3. Tim Pengawas
Tim Pelaksana ditetapkan oleh PA/KPA dengan anggota tim yang barasal dari
Kemenko PMK. Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan
pelaksanaan fisik maupun administrasi kegiatan.

B. Persyaratan Pelaksana Kegiatan


Berdasarkan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola, disebutkan bahwa
persyaratan pelaksana Swakelola Tipe III sebagai berikut:
1. Berbadan hukum yayasan atau Ormas berbadan hukum perkumpulan yang
telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementerian yang
membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;

15
2. Mempunyai status valid keteranfan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak;
3. memiliki struktur organisasi/pengurus;
4. memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART);
5. Mempunyai bidang kegiatan yang berhubungan dengan Barang/Jasa yang
diadakan, sesuai dengan AD/ART dan/atau Pengesahan;
6. Mempunyai personil tetap dengan keilmuan dan pengalaman teknis
menyediakan atau mengerjakan barang/jasa sejenis yang diswakelolakan.
Untuk personil yang ditugaskan sebagai calon Ketua Tim Pelaksana wajib
memiliki kemampuan manajerial;
7. Mempunyai atau menguasai kantor dengan alamat yang benar, tetap dan jelas
berupa milik sendiri atau sewa; dan
8. Dalam hal calon pelaksana akan melakukan kemitraan, harus mempunyai
perjanjian kerja sama kemitraaan yang memuat tanggung jawab masing-
masing yang mewakili kemitraan tersebut.

C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi tahap perencanan, tahap persiapan,
dan tahap pelaksanaan dan pengawasan. Secara rinci, tahapan pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan, meliputi:
a. Penetapan tipe swakelola oleh PA/KPA;
b. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK oleh PA/KPA dibantu Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK);
c. Penyampaian penawaran/kesediaan melaksanakan kegiatan swakelola
dari PA/KPA kepada Ormas;
d. Surat Jawaban pesetujuan/kesediaan melaksanakan kegiatan swakelola
dari Ormas;
e. Penetapan Pelaksana Swakelola oleh PA/KPA;
f. MoU antara PA/KPA dengan Pimpinan Ormas;
g. Surat Permohonan Penyusunan Proposal dan RAB Kegiatan dari PPK
kepada Ormas;
h. Usulan Proposal dan RAB kegiatan dari Ormas; dan
i. Reviuw usulan proposal dan RAB oleh PPK.

16
2. Tahap Persiapan
a. Penetapan sasaran output swakelola oleh PA/KPA;
b. Penetapan Tim Penyelenggaran Swakelola, sebagai berikut:
c. Tim persiapan ditetapkan oleh PA/KPA
d. Tim Pelaksana ditetapkan oleh Pimpinan Ormas
e. Tim Pengawas ditetapkan oleh PA/KPA
f. Reviu spesifikasi teknis/KAK, penyusunan rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, RAB kegiatan oleh Tim Persiapan;
g. Penetapan spesifikasi teknis/KAK, rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan,
dan RAB oleh PPK;
h. Penyusunan rancangan kontrak swakelola oleh tim persiapan dan tim
pelaksana; dan
i. Penandatangan kontrak swakelola antara PPK dan Pimpinan Ormas.

3. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanan kegiatan oleh Tim Pelaksana berdasarkan kontrak yang telah
disepakati;
b. Penyusunan laporan dan dokumentasi kegiatan oleh tim pelaksana yang
tediri dari:
a. Laporan pelaksanaan kegiatan: laporan pendahuluan, laporan
kemajuan pelaksanaan kegiatan, dan laporan akhir pelaksanaan
kegiatan dalam bentuk dokumen asli.
b. Laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran;
c. Pelaksana kegiatan harus mengunggah hasil kegiatan baik dalam bentuk
berita, foto dokumentasi, dan video ke website GNRM
d. PPK melakukan pembayaran pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum dalam kontrak swakelola sesuai ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan;
e. Tim pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan, laporan pelaksanaan
pekerjaan, dan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran
kepada PPK melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan setelah
dilakukan pemeriksaan oleh Tim Pengawas.

17
4. Tahap Pengawasan
Tim pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan
keuangan sejak tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil
pekerjaan meliputi:
a. Verifikasi administrasi dan dokumen serta pelaporan;
b. Pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil swakelola yang meliputi
pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan, dan pengawasaan
pengadaan barang/jasa (jika ada).
Berdasarkan hasil pengawasan, Tim Pengawas melakukan evaluasi
swakelola. Apabila ditemukan penyimpangan, Tim Pengawas melaporkan dan
memberikan rekomendasi kepada PPK , Tim Persiapan atau Tim Pelaksana
untuk mengambil tindakan korektif apabila diperlukan.

D. Anggaran Pelaksanaan Kegiatan

Anggaran kegiatan swakelola berasal dari DIPA Satuan Kerja Deputi Bidang
Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga.

Pembayaran pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bertahap sebanyak 2


(dua) tahap atau 3 (tiga) tahap dengan cara transfer ke rekening pelaksana
kegiatan. Rincian pembayaran dengan 2 (dua) tahap adalah sebagai berikut:
1. Tahap I sebesar 30% setelah pelaksana kegiatan menyerahkan laporan
pendahuluan.
2. Tahap II sebesar 70% setelah pelaksana kegiatan menyerahkan laporan akhir
pelaksanaan kegiatan, laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap i
dan tahap ii, bukti setor pajak, daftar rekapitulasi pajak, dan buku kas umum.
Rincian pembayaran dengan 3 (tiga) tahap adalah sebagai berikut:
1. Tahap I sebesar 30% setelah pelaksana kegiatan menyerahkan laporan
pendahuluan.
2. Tahap II sebesar 30% setelah pelaksana kegiatan menyerahkan Laporan
kemajuan Pelaksanaan Kegiatan, laporan pertanggungjawaban penggunaan
dana tahap I, bukti setor pajak, daftar rekapitulasi pajak, dan Buku Kas Umum.
3. Tahap III sebesar 40% setelah pelaksana kegiatan menyerahkan laporan akhir
pelaksanaan kegiatan, laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap ii
dan tahap iii, bukti setor pajak, daftar rekapitulasi pajak, dan buku kas umum.

18
Proses pembayaran akan dilakukan setelah dokumen yang dipersyaratkan
terpenuhi, dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Pelaksana swakelola mengajukan permohonan pembayaran kepada PPK;
2. PPK akan mengajukan dokumen pencairan dana kepada Pejabat
Penandatangan Surat perintah Membayar (PPSPM);
3. PPSPM mengeluarkan Surat Perintah Membayar setelah melakukan reviu
dokumen pencairan dana dan semua dokumen dinyatakan benar dan lengkap.
4. PPSM mengajukan SPM ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) untuk selanjutkan diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
5. Dana akan ditransfer ke rekening pelaksana swakelola setelah SP2D
diterbitkan oleh KPPN

19
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring dan Evaluasi

Dalam upaya mengidentifikasi peran nyata pelaksanaan program/kegiatan


Revolusi Mental oleh seluruh pemangku kepentingan, maka diperlukan
mekanisme dan prosedur monitoring evaluasi dan pelaporan secara terstruktur
dan terintegrasi sesuai dengan tujuan dicetuskannya Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM). Monitoring evaluasi dan pelaporan merupakan bagian penting
dari proses pelaksanaan program/kegiatan yang mengidentifikasi tingkat
pencapaian program terhadap indikator target, tingkat efektivitas program
terhadap alokasi anggaran/sumberdaya, dan kekuatan intervensi kebijakan dalam
proses pelaksanaan program/kegiatan selanjutnya. Dengan demikian
pelaksanaan program/kegiatan Revolusi Mental terhadap pelibatan pemangku
kepentingan non pemerintah dapat dilakukan lebih efektif. Pendekatan
komprehensif dan terintegrasi ini akan menggambarkan kinerja kelembagaan
pelaksana program/kegiatan GNRM sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas alokasi sumber daya, serta meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan program dan kegiatan. Aspek-aspek yang akan dipantau
atau di monitoring adalah:
1. Indikator proses pada tahap perencanaan dan penganggaran
2. Indikator input pada tahap persiapan
3. Indikator output pada tahap pelaksanaan program GNRM
4. Indikator outcome pada tahap pasca pelaksanaan GNRM

Sistem pelaksanaan monitoring dan evaluasi tidak bisa berdiri sendiri, tetapi
menjadi bagian dari seluruh rangkaian proses manajemen untuk mengamankan
sistem yang lebih besar, setiap komponen dalam sistem tersebut memiliki satu
keterpaduan dan tidak menyimpang dari rencana yang sudah dibuat bahkan
sampai pada proses pelaksanaannya. Karenanya monitoring dilakukan untuk
mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi
serta mengantisipasi permasalahan yang muncul untuk diambil tindakan antisipatif
berupa koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselerasi atas keterlambatan
pelaksanaan kegiatan serta klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana.

20
Prinsip monitoring evaluasi dan pelaporan pada pelaksanaan
program/kegiatan Revolusi Mental terhadap pelaksanaan GNRM pada lingkup
pemangku kepentingan Non Pemerintah dilakukan secara komprehensif, sehingga
dapat menjadi umpan balik terhadap perbaikan kegiatan di masa mendatang,
berguna bagi organisasi, bersifat objektif, berorientasi pada peraturan yang
berlaku serta berorientasi kepada tujuan program yang berupa:
1. Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi;
2. Pelaksanaan dilakukan secara objektif;
3. Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara
proaktif;
4. Pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal;
5. Mencakup seluruh objek pelaksanaan Revolusi Mental agar dapat
menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran monitoring dan
evaluasi;
6. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan pada
saat yang tepat;
7. Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.

B. Laporan dan Panduan Publikasi

1. Laporan

Dalam pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) program GNRM,


para pelaksana diharapkan memahami tujuan utama dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental dan kontribusi yang harus dilaksanakan. Strategi monitoring
dan evaluasi ini menjadi bagian yang penting dalam keseluruhan pelaksanaan
kegiataan, sehingga terlihat masing-masing kontribusi berbagai pihak dalam
pelaksanaan Revolusi Mental. Laporan hasil pelaksanaan program/kegiatan
dan monitoring evaluasi disusun secara ringkas yang mencakup hal-hal
berikut:
a. Nama program yang telah dilaksanakan oleh Pokmas dan Ormas sebagai
bentuk nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental.
b. Pengantar/gambaran umum pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Pada
bagian ini memuat pengantar penyampaian laporan hasil monitoring dan

21
evaluasi oleh pimpinan unit kerja yang melaksanakan monitoring dan
evaluasi.
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Pada bagian ini dijelaskan
bagaimana kegiatan monitoring dan evaluasi dilaksanakan, yang
mencakup antara lain tim pelaksana, proses dan prosedur pelaksanaan,
metode yang digunakan dan jadwal pelaksanaan kegiatan.
d. Lingkup kegiatan dalam hal ini dapat menjelaskan lingkup kegiatan
monitoring yang telah diselenggarakan, termasuk siapa sasarannya.
e. Hasil monitoring dan evaluasi (analisis dan penilaian) menggambarkan
hasil kajian atau analisis dan penilaian terhadap hasil monitoring yang
sudah dilakukan. Sedangkan hasil evaluasi yang dilaporkan mencakup
aspek-aspek berikut:
1) Pencapaian indikator kinerja setiap tahapan pelaksanaan GNRM.
Proses pelaksanaan/aktivitas penyusunan GNRM (termasuk kendala
dan masalah yang muncul selama pelaksanaan).
2) Pelaksanaan GNRM dalam bentuk realisasi kegiatan sesuai RPJMN,
ketidak-sesuaian tahapan pelaksanaan GNRM dan penyebabnya;
f. Rekomendasi. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, kemudian disusun
rekomendasi yang perlu mendapat perhatian atau tindak lanjut oleh pihak
Pokmas dan Ormas maupun Kemenko PMK.
g. Lampiran: daftar isian (formulir) yang digunakan.

2. Panduan Publikasi
a. Sertakan hashtag di setiap konten untuk mendukung gerakan
#RevolusiMental #Ayoberubah.
b. Dapat diikuti dengan # lain sesuai corak kegiatan antara lain:
#IndonesiaMelayani #IndonesiaBersih #IndonesiaTertib
#IndonesiaMandiri #IndonesiaBersatu.
c. Setiap karya di tag/ ditautkan ke akun Revolusi Mental yaitu
1) Instagram : @revolusimental_id
2) Twitter : @revmen_id
3) FB : revolusimental.id

22
d. Press Release dan Foto kegiatan diupload melalui portal website Revolusi
Mental www.revolusimental.go.id dengan cara membuat akun organisasi
dan memposting press release di “Kabar Masyarakat”
e. Seluruh publikasi menjadi persyarakat pencairan dana.

23
BAB V PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)


kelompok/organisasi/kelembagaan masyarakat tahun 2021 merupakan panduan bagi
seluruh unsur pemangku kepentingan masyarakat dalam rangka memberikan arah
dan strategi pelaksanaan GNRM tahun 2021 sehingga bentuk kegiatan yang akan
dilaksanakan dapat menyesuaikan dengan tujuan kegiatan yang hendak dicapai.
Pedoman ini selanjutnya dapat ditindaklanjuti oleh seluruh pemangku kepentingan
kelompok/organisasi/kelembagaan masyarakat sebagai acuan dalam melaksanakan
program/kegiatan GNRM di lingkungan masyarakat masing-masing. Optimalisasi
pelaksanaan GNRM melalui peran serta masyarakat, perlu dilakukan untuk dapat
mencapai target rencana pelaksanaan program/kegiatan GNRM secara cepat dan
tepat sasaran. Hal-hal yang belum tercantum dalam panduan ini dapat dikoordinasikan
kepada Gugus Tugas Nasional (GTN) GNRM. Berdasarkan hal tersebut diharapkan
melalui Pokmas dan Ormas dapat melakukan koordinasi dan sinergi dalam
pelaksanaan GNRM tahun 2021.

24

Anda mungkin juga menyukai