Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

IBADAH MU’AMALAH

Dosen Pembimbing: Dr. Lara Agnesta Putri, M.Pd.I

Disusun oleh:

KELOMPOK 9 KELAS FK 6

Muhammad Lisanush Shidqi (2110313017)

Luthfi Raffelstha (2110311030)

Velly Octamidira (2110312046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. atas izin-Nya lah kam
i dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula kami kirimkan shalawat serta salam kepa
da junjungan Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh uma
tnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendid
ikan Agama Islam berjudul “Ibadah Mu’amalah”

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang. Hara
pan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

Padang, 17 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan


manusia dengan lainnya yang terbatas pada aturan-aturan pokok, dan seluruhnya tidak
diatur secara rinci sebagai ibadah. Oleh karena itu, sifatnya terbuka untuk
dikembangkan melalui jihad manusia sendirian dalam kehidupannya, manusia tetap
memerlukan adanya manusia lain yang bersama-sama hidup dalam masyarakat. Untuk
mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup setiap orang melakukan
perbuatannya dalam hubungan dengan orang lain yang disebut Mu’amalah. Dalam
pergaulan hidup ini setiap orang mempunyai kepentingan terhadap orang lain.
Timbulah dalam pergaulan hidup ini hubungan hak dan kewajiban

Sepintas kita hanya berpikir bahwa ibadah hanya merupakan hubungan antara
manusia dan penciptanya saja. Padahal, terdapat ibadah yang berhubungan langsung
dengan Allah tanpa ada perantara yang merupakan hablum minallah atau ritual dan ad
a ibadah tidak langsung yang berhubungan dengan muamalah dan disebut hablum min
annas atau hubungan antarmanusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan ibadah Mu’amalah?


2. Apa saja ruang lingkup ibadah Mu’amalah?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini sebagai berikut:

1. Mengetahui ibadah Mu’amalah


2. Mengetahui ruang lingkup ibadah Mu’amalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah Mu’amalah


Pengertian muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperl
uan hidup sehari-hari.
Sederhananya, Mu’amalah diartikan sebagai hubungan antar manusia dengan manusia
untuk saling membantu agar tercipta masyarakat yang harmonis. Hal ini sebagaimana
yang tercantum dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 2, yang artinya:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS Al-Maidah: 2)

B. Sosial Agama
1. Pengertian Pendidikan Sosial

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pendidikan sosial adalah
kegiatan sekolah yang direncanakan dan diarahkan untuk memelihara pembelajaran
sosial dan untuk meningkatkan kemampuan sosial. Dari pengertian ini jelas terlihat
bahwa pendidikan sosial merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di
sekolah untuk memberikan kemampuan hidup bermasyarakat kepada siswa,
walaupun kegiatan ini merupakan kegiatan sekolah, tetapi pada prakteknya mungkin
tidak lepas dari peran serta keluarga dan masyarakat.

Menurut Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Sosial adalah pendidikan anak sejak
kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikis yang
mulia dan bersumber pda akidah islamiyah yang abadi dan persaan keimanan yang
mendalam, agar di masyarakat nanti ia biasa tampil dengan pergaulan dan adab yang
baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan bijaksana. Melihat pengertian
pendidikan sosial di atas, tampaknya Abdullah Nasih Ulwan lebih memberikan
tanggung jawab pendidikan sosial ini kepada orang tua atau keluarga, karena orang
tua merupakan pendidik utama bagi anak untuk membentuk kepribadian yang mulia
dan keluarga adalah lingkungan yang mendominasi kehidupan anak dari kecil
sampai dewasa.
Menurut Drs. Ngalim Purwanto, M.P., pendidikan sosial adalah pengaruh yang
disengaja yang datang dari pendidik dan pengaruh itu berguna untuk menjadikan
anak itu anggota yang baik dalam golongannya dan menjadikan anak itu supaya
dengan sabar berbuat sosial dalam masyarakat dimana saja dan kapan saja ia
berhubungan dengan orang lain.

2. Tujuan Pendidikan Sosial

Dari tujuan pendidikan sosial dalam Al-Qur’an, tujuan pendidikan sosial adalah:

1. Mengenalkan manusia akan peranannya di antara sesama manusia dan tanggung


jawab pribadinya di dalam hidup ini.
2. Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata k
ehidupan.
3. Mengenalkan manusia akan alam ini, mengajak mereka memahami hikmah dici
ptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk dapat mengam
bil manfaat dari alam tersebut.
4. Mengenal manusia akan penciptaan alam ini (Allah) dan memerintahkan beriba
dah kepada-Nya.

Dari keempat tujuan pendidikan sosial tersebut, terlihat bahwa pendidikan adalah
proses pembentukan manusia agar dapat bersatu dan bergaul dengan manusia lain
dengan baik yang bertujuan untuk mencapai keridlaan Allah, karena pada dasarnya
manusia adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain (makhluk lain)
dalam menjalankan kehidupannya sesuai dengan tujuan penciptaannya yaitu
sebagai khalifatullah fil ardli, sedangkan pengenalan mansuia terhadap alam
merupakan sarana atau alat yang dapat mengantarkan manusia untuk beriman
kepada Allah dan memperoleh keridlaannya.

Demikianlah di antara tujuan-tujuan pendidikan dalam Al-Qur’an, dari beberapa


uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sosial di dalam Al-Qur’an
adalah membangun masyarakat yang dipimpin oleh ketaqwaan kepada Allah dan
ditopang oleh keadilan sosial, masyarakat yang dikendalikan oleh aturan-aturan yang
berdasarkan rasa kasih sayang, cinta kebaikan, toleransi, rasa persaudaraan,
kebebasan berpikir yang disertai dengan rasa tanggung jawab dan demokrasi dalam
arti yang sebenarnya.

3. Adab Pergaulan dalam Islam

Rasulullah adalah sosok yang menyenangkan. Wajahnya sumringah di hadapan


sahabat-sahabatnya. Beliau amat baik kepada keluarganya dan amat penyayang
kepada anak-anak.

a. Moral – Respek – Komunikatif

Menjadi gaul yang islami bisa kita lakukan dengan tiga kunci, yaitu:

1. Moral, artinya selalu berkomitmen kepada aturan-aturan dan nilai-nilai Isla


m.
2. Respek, artinya menghargai orang lain
3. Komunikatif, Pandai menjalin komunikasi.
b. Pergaulan Seorang Muslim denganNon Muslim

Dalam perkara-perkara umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik
dengan non muslim sekalipun. Contoh baik: Nabi berdiri ketika iring-iringan
jenazah non muslim melewati beliau.

c. Pergaulan Sesama Muslim

Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu
bangunan yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya. Pergaulan
sesama muslim dibalut dengan ukhuwah islamiyah. Ada banyak hak saudara
kita atasdiri kita, diantaranya sebagaimana dalam hadits Nabi:

1. Jika diberi salam hendaknya menjawab


2. Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan
3. Jika diundang hendaknya menghadirinya
4. Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk
5. Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar kepemaka
mannya
6. Jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya juga:  tidak menghiba
h saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha m
embantu dan meringankan bebannya, dan sebagainya. Jika kamu mencintai
saudaramu, ungkapkan. Hadiah juga bisa menumbuhkan rasa cinta diantara
kita. Jangan mudah mengkafirkan sesama muslim kecuali jika ada sebab ya
ng benar-benar jelas.
d. Pergaulan Antar Generasi

Yang tua menyayangi yang lebih muda, sedangkan yang muda menghormati
yang lebih tua.

e. Pergaulan dengan Orang yang Dihormati

Hormatilah orang yang dihormati oleh kaumnya. Bagi orang-orang yang biasa
dihormati, jangan gila hormat, penghormatan harus tetap dalam bingkai syariat
Islam. Contoh orang-orang yang bisa dihormati: tokoh masyarakat, pejabat atau
penguasa, orang-orang yang mengajari kita, dan sebagainya.

1) Pergaulan dengan Orang Tua dan Keluarga

Bersikap santun dan lemah lembut kepada ibu dan bapak, terutama jika
telah lanjut usianya. Terhadap keluarga, hendaknya kita senantiasa saling
mengingatkan untuk tetap taat kepada ajaran Islam. Sebagaimana Nabi
telah melakukannya kepada Ahlu Bait. Dan Allah berfirman:
Quuanfusakumwaahliikumnaara.

2) Pergaulan dengan Tetangga

Tetangga harus kita hormati. Misalnya dengan tidak menzhalimi, menyakiti


dan mengganggunya, dengan membantunya, dengan meminjaminya sesuatu
yang dibutuhkan, memberinya bagian jika kita sedang masak-masak.

3) Pergaulan Antar Jenis


Sudah menjadi fithrah, laki-laki tertarik kepada wanita dan demikian pula
sebaliknya. Islam telah mengatur bagaimana rasa tertarik dan rasa cinta
diantara dua jenis manusia itu dapat disalurkan. Bukan dengan pacaran dan
pergaulan bebas. Tetapi dengan ikatan yang kuat (mitsaqghaalizh):
pernikahan. Jadi, ada batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan diluar pernikahan.

4) Rambu-rambu Islam tentang pergaulan

Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).


Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang MahaPencipta, Yang Maha
Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya.  Diaturunkan ketetapan
syariat agar manusia hidup tenteram dan teratur.

4. Contoh Sosialisasi dalam Islam

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki beragam cara dan tradisi dalam bergaul
dan memperlakukan sesama mereka. Antara satu suku dengan suku bangsa yang lain
mempunyai ciri khas tersendiri dalam bergaul. Panutan umat Muslim yaitu Baginda
Rasulullah SAW, beliau adalah sosok yang sangat baik dalam bergaul.Cara beliau
bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya sangatbaik.Beliau tidak pernah
mencelamakanan apapun, tidak pernah membentak pembantu, tidak pernah berlaku
kasar terhadap perempuan bahkanmendoakan agar cepat sembuh ketika orang yang
telah berlaku jahat terhadap Rasulullah mengalami musibah sakit.

Seperti yang kita ketahui bahwa pada tahun 2016 , globalisasi menyebabkan
perkembangan teknologi semakin canggih. Informasi semakin mudah didapatkan
serta komunikasi antar manusia juga semakin mudah untuk dilakukan dimananpun
dan kapanpun.Perkembangan media teknologi saatini semakin canggih dalam
kehidupan sosial masyarakat ,karena semakin meluasnya penggunaan internet dan
handphone. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi internet telah
mengubah perilaku dan peradaban manusia secara global kearah yang lebih
kompleks.Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap orang atau instansi tidak
terlepas dari penggunaan media telekomunikasi internet.Salah satu dari fenomena
terbesar dari penggunaan internet adalah situsjejaring sosial.Intensitas komunikasi
dan sosialisasi manusia di dunia nyata semakin berkurang karena kecenderungan
manusia yang lebih menyukai berkomunikasi dan bersosialisasi melalui dunia maya.

Media sosialseperti Facebook, Twitter, Path, Youtobe, WhatsApps, Instagram


dengan fitur-fitur like, share-feed, tweet-retweet, upload-download, path-repath,
selfie-regram, post-repost telah menjadi kosa kata modern yang akrab dengan
keseharianmasyarakat Indonesia hampir satu dekade terakhir, namun
euforiaclikaktivism menunjukkan potret masyarakat pada dua kondisi. Pertama,
mereka yang mampu mengakses dan berbaagi informasi secara fungsional, semakin
berpengetahuan, semakin berdaya, dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat
teknologi informasi-komunikasi. Golongan kedua adalah mereka yang gagap
teknologi, hanya mengikuti tren, menjadi sasaran empuk pasar teknologi, dan terus
berkutat dengan cerita dan keluhan dampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari.

Sekalipun banyak orang menyebutkan internet adalah dunia tanpa batas, namun
seperti hal nya interaksi dalam dunia nyata, saat bersinggungan dengan orang lain
maka sudah pasti ada aturan formal apapun etika yang harus dipatuhi. Di dunia maya
seseorang tidak bisa bebas bertindak tanpa peduli kepentingan orang lain. Dalam
kaitan ini, di singkatkan dari “internet etiket” Netiket atau Nettiquette adalah
penarapan prinsip-prinsip etika dalam berkomunikasi menggunakan internet.

C. Ekonomi Islam
1. Pengertian
a. Muhammad Abdul Manan
Ilmu ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
b. M. Umer Chapra
ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya relisasi kebah
agiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang b
erada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memeberikan k
ebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan
dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.
c. Syed Nawab Haider Naqvi
ilmu ekonomi Islam merupakan kajian tentang perilaku ekonomi orang Islam re
presentatif dalam masyarakat muslim moderen.
Berdasarkan pendapat tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam adal
ah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis,
dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara
yang Islami

2. Dasar Hukum Ekonomi Islam


a. Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan ketentuan-ketentuan hukum muamalat yang sebagian be
sar berbentuk kaidah-kaidah umum, kecuali itu jumlahnya pun sedikit. Misalnya
dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 188 terdapat larangan makan harta dengan cara ya
ng tidak sah, antara lain melalui suap
b. Hadits
Hadist memberikan ketentuan-ketentuan hukum muamalat yang lebih terperinci
dari pada Al-Qur’an.

3. Karakteristik Ekonomi Islam


Ekonomi Islam menekankan pada 4 sifat, yaitu:
a. Kesatuan (unity)
b. Keseimbangan (equilibrium)
c. Kebebasan (free will)
d. Tanggung Jawab (responsibility)

4. Tujuan Ekonomi Islam


a. Mencapai sukses atau falah (kebahagiaan, kemenangan) manusia di dunia dan di
akhirat.
b. Menjadikan distribusi sumber-sumber ekonomi, kekayaan dan pendapatan wajar
dan merata. Dalam Islam, terdapat pelarangan bahwa harta tidak boleh hanya di
kuasai oleh beberapa orang/kelompok saja.
c. Memenuhi kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, rumah kepada semua an
ggota masyarakat.
d. Membangun dan mengembangkan keadilan sosial bagi seluruh anggota masyara
kat.
e. Membangun dan mengembangkan persaudaraan dan persatuan antara sesama m
uslim.
f. Pengembangan moral dan material dalam masyarakat Islam.
g. Mencegah penumpukan harta dan menjaga agar harta selalu berputar.
h. Penghapusan eksploitasi manusia atas manusia lainnya.

5. Unsur Pokok Ekonomi Islam


a. Unsur spiritualitas, moralitas, etika
b. Unsur pengelolaan yang efektif dan efisien
c. Unsur pengetahuan dan keahlian
d. Unsur kerja atau usaha
e. Unsur perdagangan dan produksi barang dan jasa
f. Unsur keuntungan pengganti riba
g. Unsur larangan produksi barang jasa haram
h. Unsur larangan riba
i. Unsur larangan Judi
j. Unsur larangan Gharar
k. Unsur modal dan menjaui hutang
l. Unsur kerja sama dan risk sharing
m. Unsur amanah : kesucian kontrak dan menepati janji

6. Asas Ekonomi Islam


a. Asas suka sama suka
b. Asas keadilan
c. Asas saling menguntungkan
d. Asas tolong menolong dan dilarang adanya pemerasan dan eksploitasi

7. Operasional Kebijakan Ekonomi Syariah


Dalam Islam, kita kenal dengan adanya konsep Zakat, Infaq, Shadaqah, Waqaf (ZIS
WA). Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan Sebagian pendapatan atau h
arta seseorang yang telah memenuhi syarat Syariah islam guna diberikan kepada ber
bagai unsur masyarakat yang telah ditetapkan dalam Syariah islam. Sementara infaq,
shadaqah, dan wakaf merupakan pengeluaran sukarela yang juga sangat dianjurkan d
alam islam.

8. Konsep Riba
Riba secara bahasa berarti tambahan. Sedangkan menurut istilah riba berarti pengam
bilan tambahan dari harta pokok secara batil. Secara umum, riba adalah pengambilan
tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau
bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam (Antonio, 2001:37).
Riba dikelompokkan menjadi 2:
a. Riba utang-piutang
1) Riba Qardh
Suatu tambahan yang diambil dengan tingkat kelebihan tertentu yang disyar
atkan kepada yang berhutang.
2) Riba Jahiliyyah
Suatu tambahan yang diberikan dari pokok pinjaman dikarenakan peminja
m tidak bisa membayar hutang dengan tepat waktu
b. Riba jual beli
1) Riba Fadhl
Pertukaran barang ribawi sejenis dengan takaran yang berbeda.
2) Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertu
karkan dengan barang jenis ribawa lainnya.

9. Dasar Hukum Pelarangan Riba


a. Larangan riba dalam Al-Qur’an
1) QS. Ar-Rum ayat 39, yang berisi menolak anggapan bahwa pinjaman riba y
ang pada zahirnya untuk menolong mereka yang memerlukan sebagai sesua
tu perbuatan yang mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT.
2) QS. An-Nisa’ ayat 160-161, yang berisi pengharaman riba melalui kecaman
Allah SWT terhadap praktik riba yang dilakukan oleh kaum Yahudi.
3) QS. Ali-Imran ayat 130, yang berisi bahwa riba yang diharamkan adalah ya
ng bersifat berlipat ganda, dengan praktik pengambilan bunga (tambahan) d
engan tingkat yang cukup tinggi. Kriteria berlipat ganda dalam ayat ini buk
an merupakan syarat terjadinya riba, hal ini dikarenakan sifat karakteristik d
ari praktik pembungaan uang pada saat itu.
4) QS. Al-Baqarah ayat 278-279, yang berisi bahwa Allah SWT mengharamka
n dengan jelas segala bentuk tambahan yang diambil dari pinjaman.

b. Larang Riba dalam Hadits


1) “Ingatlah bahwa semua riba yang diamalkan pada zaman jahiliyyah dihapus
kan dari amalan kamu. Kamu berhak mengambil modal (uang pokok) yang
kamu berikan, niscaya kamu tidak menzalami dan didzalami.”(H.R Musli
m)
2) “Jubir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang merima riba,o
rang yang membayarnya, orang yang mencatatnya dan dua orang saksinya,
kemudia beliau bersabda “Mereka itu semuanya sama” (H.R Muslim)
3) “Dari Abu Hurairah r.a, Nabi bersabda, pada malam mi’raj saya telah berte
mu dengan orang yang perutnya besar seperti rumah, didalamnya dipenuhi
ular-ular yang kelihatan dari luar, lalu saya bertanya kepada Jibril, siapakah
mereka?, Jibril menjawab, mereka orang-orang yang memakan riba.” (H.R I
bnu Majah)

c. Larangan riba dalam Ijma’ Ulama


1) Fatwa MUI
Pada tanggal 16 Desember 2013, Ulama komisi Fatwa MUI se-Indonesia m
enetapkan bahwa bank, asuransi, pegadaian, koperasi, dan lembaga keuanga
n lainnya maupun individu yang melakukan praktek bunga adalah haram. In
i berarti umat Islam tidak boleh melakukan transaksi pada lembaga keuanga
n tersebut. Pada awalnya fatwa pelarangan riba ini tidak berlaku untuk selur
uh wilayah di Indonesia. Untuk wilayah tertentu yang belum terdapat kantor
atau jaringan lembaga keuangan syariah diperbolehkan untuk melakukan ke
giatan transaksi berdasarkan prinsip atau hajat (keperluan). Namun ketika s
udah terdapat akses didalam lembaga keuangan syariah maka secara mutlak
transaksi pada lembaga keuangan konvesional diharamkan.
2) Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Semua sidang OKI yang kedua yang dilaksanakan di Karachi, Pakistan pad
a Desember 1970, telah menyetujui dua agenda yaitu:
a) Praktek bank dengan sistem bunga tidak sesuai dengan syariat islam
b) Perlu segera didirikan bank alternatif yang menjalankan operasinya ber
dasarkan prinsip syariah. Hasil inilah yang melandasi didirikannya Isla
mic Development Bank (IDB)

10. Solusi Islam terhadap Alternatif Pengganti Pelarangan Bunga


Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam mena
warkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) ketika pemilik modal (surplus spe
nding unit) bekerja sama dengan pengusaha (deficit spending unit) untuk melakukan
kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan, keuntungan dibagi bersama d
an apabila kegiatan usaha menderita kerugian, kerugian juga ditanggung bersama. Si
stem bagi hasil ini dapat berbentuk mudharabah atau musyarakah dengan berbagai v
ariasinya.
a. Mudharabah
terdapat kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak (shahibul mal) menyed
iakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya sebagai mudharib (pengelola). K
euntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangk
an dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selam
a kerugian itu bukan akibat kelalaian mudharib. Namun, seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kelalaian mudharib, maka mudharib juga harus bertanggung
jawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001).
b. Musyarakah
pemodal dalam Islam tidak berhak meminta rate of return yang nilainya tetap da
n tidak seorangpun berhak mendapatkan tambahan dari pokok modal yang ditan
amkannya tanpa keikutsertaannya dalam menanggung resiko (Masyhuri, 2005).

Manfaat system bagi hasil :


a. Mampu menjamin adanya keadilan dan tidak adanya pihak yang tereksploitasi (t
erdzalimi)
b. Terbangun pemerataan dan kebersamaan serta menciptakan suatu tatanan ekono
mi yang lebih merata
D. Politik dan Ham dalam Islam
1. Pengertian Politik Menurut Islam
Politik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh sebab
itu, di dalam buku-buku para ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah. Dalam Al
Muhith, siyasah berakar kata sâsa -yasûsu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusuh
a siyasatan berarti Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusinya, melat
ihnya, dan mendidiknya). al-Siyasah juga berarti mengatur, mengendalikan, meng
urus, atau membuat keputusan, mengatur kaum, memerintah, dan memimpinya.

Secara tersirat dalam pengertian siyasah terkandung dua dimensi yang berkaitan
satu sama lain, yaitu:
a. “Tujuan” yang hendak di capai melalui proses pengendalian,
b. “Cara” pengendalian menuju tujuan tersebut

Secera istilah politik islam adalah pengurusan kemaslahatan umat manusias


esuai dengan syara’. Pengertian siyasahlainya oleh Ibn A’qil, sebagaimana yan
g dikutip oleh Ibnu Qayyim, politik Islam adalah segala perbuatan yang memba
wa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kemafsadatan,
sekalipunRasullah tidak menetapkannya dan (bahkan) Allah SWT tidak menent
ukanya.Pandangan politik menurut syara’, realitanya pasti berhubungan dengan
masalah mengatur urusan rakyat baik oleh negara manapun.
Sehingga definisi dasar menurut realita dasar ini adalah netral. Hanya saja tiap ide
ologi (kapitalisme, sosialisme, dan Islam) punya pandangan tersendiri tentang atur
an dan hukum mengatur sistem politik mereka.Dari sinilah muncul pengertian poli
tik yang mengandung pandangan hidup tertentu dan tidak lagi “netral”.

2. Pengertian Hak Asasi Manusia Menurut Islam


Berdasarkan beberapa definisi para ahli, HAM adalah berbagai fasilitas dasar
yang diberikan oleh Tuhan kepada umat manusia, yang diantara sesama manusia ters
ebut memiliki fasilitas yang sama. Hanya pada level praktisnya, antara yang satu den
gan yang lainnya akan ditemukan banyak perbedaan. Hal ini tergantung pada sejauh
mana manusia itu sendiri mampu mengusahakan hak tersebut secara optimal. Misaln
ya manusia sama-sama mempunyai hak untuk hidup pada kenyataannya kehidupan
manusia itu ada yang hidupnya dapat memberi manfaat kepada orang lain, ada juga
yang hidupnya justru membahayakan (merugikan)bagi orang lain.

3. Dalil Berpolitik Dalam Islam


Rasulullah SAW sendiri menggunakan kata politik (siyasah) dalam sabdanya:
"Adalah Bani Israil, mereka diurusi (siyasah) urusannya oleh para nabi (tasusu
humul anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya.
Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak para khalifah." (Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
Jelaslah bahawa politik atau siyasah itu bermakna adalah mengurusi urusan m
asyarakat. Rasulullah SAW. bersabda:"Siapa saja yang bangun di pagi hari dan dia h
anya memperhatikan urusan dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa d
i sisi Allah; dan barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin,
maka dia tidak termasuk golongan mereka (yaitu kaum Muslim). (Hadis Riwayat
Thabrani)

4. Asas-asas Sistem Politik Islam


a. Hakimiyyah Ilahiyyah
Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilandan kedaulatan hukum t
ertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlakAllah.Dan
Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhakdisembah) melainkan Dia, bag
i-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, danbagi-Nyalah segala penent
uan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(Al-Qasas: 70)Hakimiyya
h Ilahiyyah membawa pengertian-pengertian berikut:Bahawasanya Allah Pe
melihara alam semesta yang pada hakikatnya adalahTuhan yang menja
di pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi manusiakecuali patuh
dan tunduk kepada sifat IlahiyagNya Yang Maha EsaBahawasanya hak untu
k menghakimi dan meng adili tidak dimiliki olehsesiap kecuali Allah
Bahawasanya hanya Allah sahajalah yang memiliki hak mengeluarka
n hukumsebab Dialah satu-satuNya PenciptaBahawasanya hanya Allah sahaja y
ang memiliki hakmengeluarkan peraturan-peraturan sebab Dialah satu-satu
Nya PemilikBahawasanya hukum Allah adalah suatu yang benar sebabhany
a Dia sahaja yang Mengetahui hakikat segala sesuatu dan di tangan
Nyalahsahaja penentuan hidayah dan penentuan jalan yang selamat dan luru
sHakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa terasutama kepada sistem
politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi Rububiyyahdan Uluhiyyah.

b. Risalah
Risalah bererti bahawa kerasulan beberapaorang lelaki di kalangan manusia
sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammads.a.w adalah suatu asa
s yang penting dalam sistem politik Islam. Melaluilandasan risalah i
nilah maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allahdalam bidang perun
dangan dalam kehidupan manusia. Para rasul meyampaikan,mentafsir dan
menterjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan dan perbuatan.Dalam sis
tem politik Islam, Allah telah memerintahkan agar manusia menerima segal
a perintah dan larangan Rasulullahs.a.w. Manusia diwajibkan tunduk kep
ada perintah-oerintah Rasulullah s.a.w dantidak mengambil selain daripa
da Rasulullah s.a.w untuk menjadi hakim dalamsegalaperselisihan yang terjad
i di antara mereka. Firman Allah:Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan
Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untukAllah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar dian
tara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah;
danbertakwalah kepada Allah.SesungguhnyaAllah sangat keras hukuman-Ny
a.(Al-Hasyr: 7)Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hinggamereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terha
dap putusan yang kamuberikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
(An-Nisa’: 65)

c. Khilafah
Khilafah berarti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumiini
adlah sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaanyang telah diamana
hkanini, maka manusia hendaklah melaksanakan undang-undang Allah
dalam batas yangditetapkan. Di atas landasan ini, maka manusia bukanlah
penguasa atau pemiliktetapi hanyalah khalifah atauwakilAllah yang menjadi P
emilik yang sebenar.Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (me
reka) di mukabumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan
bagaimana kamu berbuat.(Yunus:14)Seseorang khalifah hanya menjadi kh
alifah yang sah selama mana iabenar-benar mengikuti hukum-hukum Alla
h. Ia menuntun agar tugas khalifahdipegang oleh orang-orang yang m
emenuhi syarat-syarat berikut:Terdiridaripada orang-orang yang benar-benar
boleh menerima dan mendukung prinsip-prinsiptanggngjawab yang terangku
m dalam pengertian kkhilafahkecerdasan, kearifanserta kemampuan inte
lek.Tidakterdiri daripada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap A
llah sertabertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan olehNya. Terdiridarip
ada orang-orang yang berilmu, berakal sihat, memiliki. Terdiridaripada oran
g-orang yang amanah sehingga daptdipikulkan tanggungjawab kepadamerek
a dengan yakindan tanpa keraguan

5. Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam


Islam mempunyai pandangan egaliteran kepada pemeluknya. Ajarannya tidak
membedakan asal usul apakah ia dari golongan elite, ningrat, jutawan, pangkat, tekn
okrat, ataupun rakyat jelata; mereka diperlakukan sama. Sebab ditinjau dari segi man
usiawi, mereka sama-sama manusia, sehingga yang membedakan manusia dengan m
anusia lain hanyalah ketakwaannya kepada Allah SWT.
Islam menerangkan bahwa Allah SWT telah memberikan kebebasan seluas-lu
asnya kepada manusia untuk memilih tindakannya. Akan tetapi kebebasan tersebut d
ibatasi oleh tanggung jawab manusia itu sendiri, sesuai dengan petunjuk al-Qur'an da
lam memanfaatkan kebebasan tersebut. Allah SWT memberikan kebebasan itu yang
disebut sebagai hak asasi manusia. Manusia bebas berbuat apa saja, tetapi harus sena
ntiasa dibarengi dengan tanggung jawab.
Hak asasi manusia diberikan oleh Allah SWT kepada semua manusia sebagai
makhluk ciptaan-Nya dengan tujuan agar manusia mampu memanfaatkan hak-hakny
a tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan tanggung jawab yan
g telah dibebankan Allah SWT kepadanya yaitu menjadi khalifatullah fil Ardli sekali
gus sebagai hamba Allah SWT yang bertanggung jawab.
Terlepas dari latar belakang etnik, agama maupun politik, Allah telah mengan
ugerahkan pada manusia 3 kemuliaan (karamah) yaitu :
a. Karamah fardiyah (kemuliaan individu) yang berarti bahwa Islam melindun
gi aspek-aspek kehidupan manusia, baik aspek spiritual maupun aspek material.
b. Karamah Ijtima’iyah (kemuliaan kolektif) yang berarti bahwa Islam menja
min sepenuhnya persamaan di antara individu-individu.
c. Karamah Siyasiah (kemuliaan politik) yaitu Islam memberi hak politik kepa
da individu untuk memilih atau dipilih pada posisi politik.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibadah merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksanakan segala perintah-Nya. Ibadah muamalah adalah suatu kegiatan yang men
gatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia u
ntuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Ruang lingkup ibadah muamalah
meliputi sosial, ekonomi, politik dan HAM dalam islam.
B. Saran
Tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempur
naan. Tentunya, penyusun akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada su
mber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, tim penyusun san
gat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini. Dengan adanya t
ambahan pengetahuan melalui makalah berjudul “Ibadah Mu’amalah” ini, semoga tim
penyusun dapat membantu dan menambah ilmu pengetahuan bagi siapa pun yang me
mbaca makalah ini.

Daftar Pustaka
Rusby Zulkifli, Ekonomi Islam, Pekanbaru : Pusat Kajian Pendidikan Islam FAI UIR, 2017
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012), h.169-
170
Ika Yunia Fauzia O. Cit., h. 202
Soerjono, S. 1982.Sosiologi Suatu Pengantar.Rajawali, Jakarta.
Drijarkara, N. 1989. Filsafat Manusia. Cetakan Kedelapan. Kanisius, Yogyakarta.
Nanang Tahqiq,PolitikIslam,Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 12-13
A. Syafi’I Maarif, 1987: 130
Maududi, Maulana Abul A’la, 1995, Hak-hak Asasi Manusia Dalam Islam, terj. Bambang Iri
ana, Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai