Anda di halaman 1dari 21

Penyebaran Islam Di Indonesia

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas


aswaja

KELOMPOK

1. Ahmad Riansyah
2. Ahmad isnal mubarok
3. Fadli rodzaly

JURUSAN SISTEM INFORMASI


UNIVERASITAS NAHDATUL ULAMA’ NTB
THN 2021/2022
KATA PENGANTAR

               Alhamdulillahirabbil‘alamin. Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai
Perkembangan Agama Islam Di Indonesia. 

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………1


Daftar isi ………………………………………………………………………….....2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..3


1.Latar belakang …………………………………………………………………….3
2.Permasalahan ……………………………………………………………………..3
3.Tujuan …………………………………………………………………………….3

BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………............4
1.Awal Masuknya Islam di Indonesia …………………………………………….. 4
2.Cara Masuknya Islam di Indonesia ……………………………………………… 4
3. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara …………………………. 6
4.Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia  …………...................11
5. Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia         ……………………...........12
6.Mengidentifikasi hikmah perkembangan Islam di Indonesia   .............................15

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..16


1.Kesimpulan ……………………………………………………………………....16
2.Saran dan kritik ……………………………………………………………….....16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..16


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, berbagai macam agama dan


kepercayaan seperti Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Budha telah dianut oleh
masyarakat Indoesia. Bahkan pada abad 7-12 M di beberapa wilayah Indonesia telah
berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha.

2. Permasalahan

Menjelaskan tentang begaimana Islam datang ke Indonesia.- Menjelaskan


tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.- Menjelaskan tentang
apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.

3. Tujuan

Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia.-


Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik – Mengenang
kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu.
BAB II
PEMBAHASAN

1.       Awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa
wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.
Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat,
kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah
tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip
perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan
yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca
dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan. Tentang kapan Islam datang masuk ke
Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d
20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada
abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar
Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung
dari Madinah.

2.      Cara Masuknya Islam di Indonesia     

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan atau pun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-
Baqarah ayat 256 :
َ ِ‫ت َوي ُْؤ ِمن بِاهللِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َسكَ بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَى الَ ا ْنف‬
ُ‫صا َم لَهَا َوهللا‬ ِ ‫آلَإِ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن قَد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي فَ َمن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
‫َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬

ARTINYA:“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah


jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat.Karena itu barang siapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;

1. Perdagangan  Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin


kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan
Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi
juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka
berdagang sambil menyiarkan agama Islam

.2. Kultural Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media


kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya
Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan
banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan
lain-lain.
3. Pendidikan Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis
dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang
mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan
Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura,
Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat
strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

4. Kekuasaan politik     Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari


dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan
pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di
seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara
melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah
Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia
dimasa mendatang.

3.  Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara

1. Di Sumatra 
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah
Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah
Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut
berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.

2. Di Jawa
 Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad
pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam
bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi,
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar
sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah
selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri.
Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan
Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu sbb :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik Beliau dikenal juga dengan sebutan
Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian,
ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882
H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik.
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)     Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya
orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal
kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak
mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di
desa Ampel tahun 1481 M. Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir
para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan
Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan
Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada
tahun 1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden
Patah sebagai Sultan.

c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku) Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana
Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan
Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan
Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.

d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat
menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah.
Beliau wafat tahun 1515 M.

e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni
berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan
Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia
utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang
bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang
dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat  Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan
Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang
berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.

g. Syarif Hidayatullah  Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali
dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di
Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid
Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup
bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat
dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.

h. Sunan Kudus  Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15
dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan
sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah
satu warisan budaya Nusantara.

i. Sunan Muria Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan
Kalijaga .beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.

Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :


a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya
dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
3.Sulawesi
Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 M sudah didatangi oleh para pedagang muslim dari
Sumatera, Malaka dan Jawa. Menurut berita Tom Pires, pada awal abad ke-16 di Sulawesi
banyak terdapat kerajaan-kerajaan kecil yang sebagian penduduknya masih memeluk
kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Di antara kerajaan-kerajaan itu yang paling besar dan
terkenal adalah kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562 – 1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa
Tallo berhasil menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandar dan Luwu.
Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan
Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu Pada masa itu, di Gowa Tallo telah
terdapat kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang cukup besar. Kemudian
atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan pengembangan Islam menjadi
lebih intensif dan mendapat kemajuan yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605 Raja
Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin.
dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa melakukan perluasan kekuasaannya.
Daerah Wajo dan Sopeng berhasil ditaklukan dan di-Islamkan. Demikian juga Bone, berhasil
ditaklukan pada tahun 1611 M.
.
4.Kalimantan
Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan terdapat kerajaan-
kerajaan Hindu yang berpusat di Negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang terletak di hulu
sungai Nagara dan Amuntai Kimi. Kerajaan-kerajaan ini sudah menjalin hubungan dengan
Majapahit, bahkan salah seorang raja Majapahit menikah dengan Putri Tunjung Buih.
Hal tersebut tercatat dalam Kitab “Negara Kertagama” karya Empu Prapanca.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur
pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para
muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan. Jalur
kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke
Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan
banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan
melanjutkan misi dakwah ini.
Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu
adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a.   Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis
kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden
Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan
kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden
Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak
bersedia masuk Islam. Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka
sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat
itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden
Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya
adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan
Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang
dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit
Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan Timur
Berdasarkan hikayat Kutai, pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datanglah dua
orang ulama besar bernama Dato Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan. sehingga raja
Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima
dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Kedua ulama itu datang ke Kutai setelah orang-orang Makasar masuk Islam. Proses
penyebaran Islam di Kutai dan sekitarnya diperkirakan terjadi pada tahun 1575 M. raja
Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan
Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para
penggantinya.
5.Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga
menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari
Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan
dakwah Islam di kepulauan ini.Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau
sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama
para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja
Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate
yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam
berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan
Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan, yaitu Ternate dan Tidore.

Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :


a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam
menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c. Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan
oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari
Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau
Waigio dan Pulau Gebi.

4. Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia


Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran aktif para
ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Di antara
Ulama tersebut adalah sebagai berikut:
a. Hamzah Fansuri
Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590. Pengembaraan
intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Mekkah dan Madinah.
Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra Arab.
b. Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari
Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037
H. Ia memperoleh pengetahuan Islam dari banyak guru, di antaranya yaitu; Sayid Ba Alwi bin
Abdullah Al-‘allaham (orang Arab yang menetap di Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-Raniri
(Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin Ayub
Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.

c. Syaikh Abdussamad Al-Palimbani


Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya
adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar.
Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh Muhammad
Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan Daud Al-Tatani.

d Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani


Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan
Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia
juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta
Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan menetap disana
kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi Sayid Abdurrahman An-
Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan di Madinah ia
berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali. Selain itu ia juga
mempunyai guru utama dari Mesir.
Pada tahun 1833 beliau kembali ke Banten. Dengan bekal pengetahuan agamanya ia
banyak terlibat proses belajar mengajar dengan para pemuda di wilayahnya yang tertarik
denga kepandaiannya.. tetapi ternyata beliau tidak betah tinggal di kampung halamannya.
Karena itu pada tahun 1855 ia berangkat ke Haramain dan menetap disana hingga beliau
wafat pada tahun 1897 M/1314 H.
5.Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di
Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai yang terletak di Lhokseumawe berdiri pada abad ke-13.
Raja pertama Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Saleh yang memerintah hingga tahun
1297.Sepeninggal Sultan Malik Al Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al
Tahir. Pada masa pemerintahannya Samudra Pasai berkembang menjadi daerah perdagangan
dan penyebaran Islam.Banyak pedagang muslim Arab dan Gujarat yang tinggal di Samudra
Pasai sehingga Samudra Pasai berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai didorong beberapa faktor yaitu :

Letak Samudra Pasai strategis di tepi selat Malaka Melemahnya kerajaan Sriwijaya yang
menyebabkan Samudra Pasai berkesempatan untuk berkembang Samudra pasai selanjutnya
diperintah oleh Sultan Ahmad. PADA masa ini terjalin dengan kesultanan Dehli di India yang
dibuktikan dengan kedatangan Ibnu Batutah di Samudra Pasai tahun 1345 kerajaan Samudra
Pasai akhirnya mengalami kemunduran sepeninggal Sultan Ahmad. Hal ini disebabkan oleh
terdesaknya perdagangan Samudra Pasai oleh Malaka

2. Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat
Syah setelah berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir. Beberapa faktor yang mendorong
berkembangnya kerajaan Aceh, antara lain :Jatuhnya Malaka dalam kekuasaan Portugis tahun
1511Letak kerajaan Aceh sangat strategis pada jalur perdagangan internasional
Kerajaan Aceh mempunyai pelabuhan dagang yang ramai dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan Aceh akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636).Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke
Deli, Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah.
Dalam upayanya memperluas wilayah ternyata diikuti dengan upacara penyebaran
agama Islam sehingga daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
Corak pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil
dan agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :Tidak ada
raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
Timbulnya pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (teungku)
Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan Syiak
Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641).

3. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15, setelah berhasil
melepaskan diri dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan
Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.Pada masa pemerintahan Raden Patah, Demak
mengalami perkembangan pesat. Faktor-faktor pendorong kemajuan kerajaan Demak adalah :
Runtuhnya kerajaan Majapahit Letak Demak strategis di daerah pantai sehingga hubungan
dengan dunia luar menjadi terbuka.Pelabuhan Bergota di Semarang merupakan pelabuhan
ekspor impor yang sangat penting bagi Demak memiliki sungai sebagai penghubung daerah
pedalaman.Kerajaan Demak dengan bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat
penyebaran agama Islam di Jawa pada masa inilah Masjid Agung Demak dibangun. Ketika
Malaka. Dikuasai Portugis, Demak merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin
Pati Unus dikirim untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami
kegagalan. Pati Unus kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.

4. Kerajaan Pajang

Kerajaan pajang didirikan oleh Joko Tingkir yang telah menjadi raja bergelar Sultan
Hadiwijaya. Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemajuan. Pengganti Sultan
Hadiwijaya adalah putraya bernama pangeran Benowo. Pada masa pemerintahannya, terjadi
pemberontakan Arya Pangiri (Putra Sultan Prawoto). Akan tetapi pemberontakan tersebut
dapat ditumpas oleh Sutawijaya (Putra Ki Ageng Pemanahan). Pangeran Benowo selanjutnya
menyerahkan pemerintahan Pajang kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan
pemerintahan Pajang ke Mataram.

5. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri tahun 1586 dengan raja yang pertama Sutawijaya
yang bergelar Panembahans Senopati (1586-1601). Pengganti Penembahan Senopati adalah
Mas Jolang (1601 – 1613). Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai
untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur dalam
pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak.
Kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai
puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan
sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :

1) Bidang Politik

Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC
di Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal
mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan persediaan makanan
c. Pasukan Mataram kalah dalam persenjataan dan pengalaman perang.

2) Bidang Ekonomi

Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa


sungai di Jawa sebagai irigasi.
3) Bidang Sosial Budaya

Munculnya kebudayaan kejawen yang merupakan kebudayaan asli Jawa dengan


kebudayaan Islam Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa Ilmu pengetahuan dan
seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra Gending Nitisruti dan
Astabrata.Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami
kemunduran sebab penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.

6. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan Fatahillahs setelah menyerahkan Banten kepada putranya.


Pada masa pemerintahan Fatahillah (Sunan Gunung Jati) perkembangan agama Islam di
Cirebon mengalami kemajuan pesat. Pengganti Fatahillah setelah wafat adalah penembahan
Ratu, tetapi kerajaan Cirebon mengalami kemunduran. Pada tahun 1681 kerajaan Cirebon
pecah menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

7. Kerajaan Makasar

Kerajaan Makasar yang berdiri pada abad 18 pada mulanya terdiri dari dua kerajaan
yaitu kerajaan Gowa dan Tallo (Gowa Tallo) yang beribu kota di Sombaopu. Raja Gowa
Daeng Maurabia menjadi raja Gowa Tallo bergelar Sultan Alaudin dan Raja Tallo Karaeng
Matoaya menjadi patih bergelar Sultan Abdullah. Kerajaan Gowa Tallo (Makasar) akhirnya
dapat berkembang menjadi pusat perdagangan yang didorong beberapa faktor, antara lain :

Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku.Letaknya di


muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman Jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan yang
memperjual belikan rempah-rempah. Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran
danpembuatan kapal.
8. Kerajaan Ternate

Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di Sampalu. Agama Islam
mulai disebarkan di Ternate pada abad ke-14. pada abad ke-15 Kerajaan Ternate dapat
berkembang pesat oleh kekayaan rempah-rempah terutama cengkih yang dimiliki Ternate dan
adanya kemajuan pelayaran serta perdagangan di Ternate.Ramainya perdagangan rempah-
rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan dagang yaitu :Uli Lima (Persekutuan
Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin
kerajaan Tidore Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Baabullah. Pada saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan
bersamaan pula dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesaransnya,
Sultan.Baabullah mencapa sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.

KerajaanTidore Kerajaan Tidore berdiri pada abad ke-13 hampir bersamaan dengan
kerajaan Ternate. Kerajaan Tidore juga kaya rempah-rempah sehinga banyak dikunjungi para
pedagang. Pada awalnya Ternate dan Tidore bersaing memperebutkan kekuasaan
perdagangaan di Maluku. Lebih-lebih dengan datangnya Portugis dan Spanyol di Maluku.
Akan tetapi kedua kerajaan tersebut akhirya bersatu melawan kekuasaan Portugis di Maluku.
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada masa
pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai
sambil melakukan penyebaran agama Islam.

6. Mengidentifikasi hikmah perkembangan Islam di Indonesia

Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda dan Jepang, masuk ke Indonesia,
mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Agama Islam agama yang
sempurna, yang ajarannya mencakup berbagai bidang kehidupan manusia, baik dalam
hubungannya dengan Allah (akidah dan ibadah), maupun dalam hubungannya dengan sesama
manusia dan mahluk Allah lainnya (social, politik, ekonomi dan kebudayaan).
Dengan dianutnya agama islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran islam
telah banyak mendatangkan perubahan.Menurut Islam, berperang dalam ragka mewujudkan
dan mempertahankan kemerdekaan bangsa, Negara dan agama merupakan “jihad fi sabilillah”
tersebut dianggap mati syahid, yang imbalannya adalah surga. Perubahan-perubahan cara
berpikir, bersikap dan berbuat yang ditanamkan islam tersebut mendorong umat islam
Indonesia di berbagai pelosok tanah air untuk berjuang mengusir kaum penjajah dengan
berbagai cara, antara lain dengan cara peperangan.Perjuangan mengusi penjajah terus
berlanjut, sampai kaum penjajah betul-betul angkat kaki dari bumi Indonesia.Bangsa Penjajah
yang datang dari Eropa Barat ke Dunia Timur, termasuk Indonesia, dengan semboyan “gold,
glory dan gospel” mewujudkan semboyan tersebut dengan melakukan berbagai usaha dengan
menghalakan segala cara.

Menghadapi sikap dan perilaku yang tidak berperi kemanusiaan dan berperikeadilan,
maka  kerajaan-kerajaan islam dan umat islam dipimpin panglima perangnya masing-masing,
bangkit melawan penjajah.Walaupun perlawanan para pahlawan Islam tersebut dapat
dipatahkan oleh kaum penjajah, namum perlawanan dan perjuangan umat islam terus
berlanjut dengan berbagai bentuk dan cara, sehingga kemerdekaan bangsa dan Negara
Indonesia betul-betul terwujud.
BAB III
PENUTUP

1.     Kesimpulan
Sesungguhnya allah swt menciptakan manusai untuk barpasang-  pasangan menjadikan umat
bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa, dan perlu di ingat untuk menyebarkan
perkembangan umat islam di indonesia perlu waktu berangsur-angsur lamanya dan adanya
perlakuan suwenang-wenang antar sesama manusia.

2.        Kritik Dan Saran


Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan hubungi saya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fadilahmadjid.blogspot.in/2012/02/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia.html
http://elviravhira.blogspot.in/2012/12/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai