Anda di halaman 1dari 6

DM 2 SLEMAN

Resume MANTUBA
Manhaj Ishlah

Oleh :

Laila Yurin Nabila

Komisariat Shalahuddin Al Ayyubi

KAMMI DAERAH SOLO RAYA

2019
Konsep dakwah yang dibawa -dalam buku manhaj ishlah- adalah konsep dakwah yang
komprehensif dan universal yang mencakup seluruh sudut pemahaman islam dan mampu
menjawab realita kehidupan nyata. Kerusakan umat yang terjadi sejak runtuhnya kekhilafahan
dan hilangnya persatuan ummat tidak didasari oleh penjajahan tenatara asing terhadap negeri
muslim atau kemunduran teknologi di segala bidang. Ummat dan tapak penyokongnya telah
berada jauh di luar kawasan keberadaan dan kewujudannya. Yaitu di tubuh ummat itu sendiri.

Maka dari itu projek kebangkitan dan rekonstruksi harus dimulakan sesuai dengan langkah
yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. Bermula dari pembinaan pribadi muslim secara
individu, lalu pembinaan keluarga -pembinaan komunitas muslim hingga pembinaan ke
masyarakat-, sampai akhirnya tiba pada fase penetapan keberadaan dan pendirian sebuah
negara dan terus berkelanjutan hingga memimpin dunia seisinya.

Berulang kali Hasan al Banna menegaskan dalam tulisan risalahnya, “Ila Ayyi Syai-in Nad’u
an Nas” dengan mengatakan, “Wahai kaum, sesungguhnya kami berdakwah kepada kalian
dengan al Qur’an di tangan kanan dan sunnah di tangan kiri, dan perbuatan para salaful
ummah dari umat ini merupakan sumber kekuatan kami, kami mengajak kalian kepada islam,
nilai-nilai islam, hukum dan petunjuk islam.”

Hal pertama yang sangat dijaga Hasan al Banna dalam membangunkan jamaah dan membentuk
personaliti seorang muslim adalah implementasi rukun tajarrud (menyucikan diri) dan tidak
bergantung kepada seorang tokoh atau lembaga, namun seharusnya ikatan seorang muslim dan
kesetiaan tertingginya hanya kepada Allah azza wa jalla.

Hingga pernah suatu kali Hasan al Banna menghadiri sebuah majelis yang besar, salah seorang
peserta yang hadir berdiri menyambutnya -sebagaimana dilakukan kepada setiap pembesar dan
pemimpin politik- namun beliau menolak perlakuan tersebut dan tidak mendiamkannya, lalu
berkata, “Sesungguhnya hari dimana diserukan nama Hasan Al Banna tidak akan pernah
terjadi, seharusnya seruan kita adalah, Allah ghayatuna (Allah tujuan kami), Ar Rasul
Dza’imuna (Rasulullah pemimpin kami), Al Qur’an Dusturuna (Al Qur’an pedoman kami), Al
Jihad Sabiluna (Jihad adalah jalan juang kami), Al Maut fi Sabilillah asma amanina (Mati di
jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi), Allah Maha Besar dan pujian kesempurnaan hanya
milik Allah”

Dia juga berkata, “Sesungguhnya keikhlasan adalah dasar sebuah kejayaan dan sesungguhnya
ditangan Allah-lah semua urusan. Sesungguhnya para pendahulu kalian yang mulia tidak
mencapai kemenangan kecuali dengan kekuatan iman mereka, kesucian jiwa dan kebersihan
diri, serta keikhlasan hati dan amal mereka dari ikatan apapun atau fikiran. Mereka
menjadikan segala sesuatu bersesuaian dengan nilai-nilai keikhlasan tersebut, sehingga jiwa
mereka menyatu dengan akidah, dan akidah mereka menyatu dengan jiwa-jiwa mereka.
Merekalah sesungguhnya gagasan itu, dan gagasan itulah mereka. Jika kalian demikian maka
fikirkanlah, sesungguhnya Allah mengilhamkan kepada kalian kecerdasan dan kebenaran,
maka amalkanlah dan sesungguhnya Allah membantu kalian dengan kekuatan dan kejayaan,
namun jika diantara kalian ada yang menghidap penyakit hati, yang tujuan hidupnya
berpenyakit, yang kehilangan harapan dan keinginan, yang memiliki luka masa lalu, maka
keluarkanlah dia dari barisan kalian, kerana sesungguhnya dia adalah penghalang turunnya
rahmat, yang terkurung tanpa ada taufik (petunjuk).”

Sesungguhnya binaan Hasan Al Banna tidak mengidolakan sesorang dan tidak menyembah
mereka. Mereka mengetahui benar kedudukan para tokoh dan menempatkan mereka pada
tempat sewajarnya serta selalu menjaga adab islam dan petunjuk Rasulullah dalam melakukan
interaksi dengan para pemimpin atau imam mereka.

Beliau menjelaskan tugas dan peran muslim secara rinci serta persiapan yang harus dimiliki,
“Tugas kita adalah memimpin dunia dan memberikan petunjuk kepada manusia seluruhnya
kepada aturan islam yang benar dan ajaran-ajarannya yang tiada ajaran lain yang dapat
membahagiakan manusia selain ajaran-ajarannya”.

Beliau selalu memberikan perhatian kepada pemuda dan menjadikan mereka sebagai darah
segar yang mengalir di tubuh umat islam yang mampu membangkitkan dan menggerakkannya.

Hasan Al Banna adalah seorang pembaharu urusan agama pada masanya. Beliau menyeru
manusia untuk beriman kepada Allah dan kembali kepada ajaran Rasulullah saw. Beliau juga
menempuh jalan yang pernah dijalani para ulama terdahulu, menyerukan dakwahnya dan
mengembalikan konsep berfikir islami yang benar dan berasaskan kepada,

Pertama, membebaskan akidah dari tipuan kejumudan dan yang terkandung di dalamnya
berupa khayalan dan syubhat sebagai perbaikan figur yang benar sebagai seorang muslim bagi
semesta, serta akidah yang dapat memberikan pengaruh dalam melahirkan para pejuang, agar
dapat melahirkan kembali personaliti muslim yang berakhlak seperti yang pernah dibangun
Rasulullah di rumah Arqam bin Abi Arqam. Dengan adanya personal yang baik ini -pria
maupun wanita-, kelak akan membangun sebuah keluarga yang mampu melahirkan para
pejuang yang menciptakan sebuah umat yang berdiri tegak di atas budi pekerti dan akhlak
mulia sebelum ia berdiri di atas sebuah negara.
Kedua. Menyucikan akal seorang muslim dari fikiran yang terpecah belah terhadap Islam,
karena hal tersebut hanya akan memperbesar perbedaan dalam masalah furu’ dan meniadakan
berfikir secara universal terhadap islam.

Ketiga, menghancurkan kejumudan yang dialami oleh akal akibat tertutupnya pintu ijtihad
yang sebenarnya mematikan kecerdasan untuk menciptakan dan memberi pandangan hingga
akhirnya menjatuhkan diri pada lubang taklid buta yang tercela.

Maka dari itu untuk mengembalikan konsep berfikir yang baik dan benar, diperlukan sebuah
pandangan yang universal terhadap islam seperti yang dimiliki oleh para pendahulu, yaitu
pejuang yang mengambil ajaran ini dari konsep yang diajarkan Rasulullah saw. Dengan konsep
yang diajarkan Rasulullah, mereka membangun sebuah tamadun, mendirikan sebuah
pemerintahan dan mereka memimpin tamadun di muka bumi.

Ia adalah sebuah konsep yang sempurna dan universal yang mengajak saudara-saudaranya ikut
bersama menjadi sebahagian untuk membangun sebuah jamaah yang memberikan darah dan
jiwanya untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi, dan membuat panji-panji kejahatan
menjadi hina dan tercela. Demikian juga yang dilakukan oleh Hasan Al Banna. Apa yang
dibawa oleh Imam Hasan Al Banna adalah sebuah pembaharuan, walaupun sebenarnya Imam
Syahid hanya memperbaharui sesuatu yang lama yang hampir dilupakan.

Ketidakkaruan yang sedang dihadapi umat tidak semudah seperti yang diyakini sebagian orang.
Apa yang telah merasuki fikiran, kebingungan dan pencerobohan pemikiran pada akhirnya
akan menghalangi terwujudnya tujuan yang hendak dicapai dan menghalangi misi yang
dibawa. Permasalahan seperti ini tidak mungkin dapat disembuhkan dalam waktu sehari
semalam atau dengan nasihat yang rutin dari salah seorang ulama tersohor, atau buku yang
dihafal teks atau naskahnya. Ia sesungguhnya adalah penderitaan yang telah berlangsung lama,
yang memerlukan tarbiyah dan usaha yang gigih. Karena misi yang ingin dicapai adalah
mendirikan agama yang tegak di atas sebuah negara dan tamadun, serta menyadarkan umat
yang akan memimpin dunia.

Sesungguhnya manhaj yang mampu melahirkan para pejuang yang mampu memenuhi ikrar
kepada Allah, memerlukan beberapa hal, pemahaman yang benar (al fahmu ash shahih),
pembentukan yang cermat, keimanan, ketulusan cinta, pengorganisasian yang rapi agar dapat
membuat jalunan jamaah yang diserukan Allah dengan panggilan, “wahai orang-orang yang
beriman,” yaitu orang yang senantiasa memiliki hubungan yang baik dengan Allah. Agar
mereka menjadi ahli ibadah terlebih dahulu sebalum menjadi pemimpin, maka dengan ibadah
mereka akan dihantarkan untuk memimpin dengan sebaik-baiknya, hal itu tentu dilakukan
dengan manhaj yang jelas, amalan yang terus menerus, budi pekerti yang tinggi, nafas yang
panjang, kesabaran dengan sebaik-baiknya, nasihat kebaikan, perbincangan yang bijak,
kesadaran, serta evaluasi yang cermat.

Mengapa demikian? Karena perbaikan manhaj apapun yang digunakan untuk keperluan
manusia, dan dakwah kebenaran apapun dan tidak bersandar pada nilai Al Qur’an dan sunnah
maka ia ialah dakwah yang rapuh dan akan tercabut akarnya dari permukaan bumi. Namun jika
ia bersatu dengan sumber gizi, kekuatan dan kehidupannya maka akarnya tertancap kuat dan
dahannya menjulang tinggi ke langit dan akan memberikan buah di setiap waktu dengan seizin
Allah.

Hasan Al Banna telah menjelaskan nilai-nilai ini dengan jelas tanpa ada kesamaran dan
keraguan, baik dari segi kejelasan ide, kesatuan pandangan dan etika, kesatuan target dan
tujuan dan kesatuan visi serta kesamaan prasarana yang mewujudkannya. Hasan Al Banna
mengetahui bahwa masyarakat sangat memerlukan penjelasan untuk mengemas gerakan dan
penjelasan pandangan untuk menyamakan barisan, serta penjelasan ide agar dapat berjalan
secara benar dan mewujudkan cita-cita yang diharapkan.

- Kami katakan kepada mereka yang berbeda pendapat dengan kami, “Marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami
dan kamu..” (Q.S Ali Imran:65)
- Kepada mereka yang mendebat kami, kami katakan, “Katakanlah: “Tujukkanlah bukti
kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.””(Q.S Al Baqarah:111)
- Kepada mereka yang membangkang, kami katakan, “dan sesungguhnya kami atau
kamu (orang-orang musyrik) pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata.” (Q.S Saba’:24)
- Untuk para penyeru dakwah islam yang berbeda pandangan dengan kami, maka kami
katakan kepada mereka, “mari kita saling tolong menolong dalam perkara yang kita
sepakati dan saling memberitahu dan memaafkan dalam perkara-perkara yang tidak
kita sepakati”
Namun jika mereka mengabaikan seruan itu, maka akan kami katakan, “Semoga
keselamatan selalu dilimpahkan kepada kalian dan kami tidak menginginkan apapun
kecuali ikatan cinta karena Allah”
- Karena sesungguhnya syiar setiap dai yang menyerukan agama Allah adalah, “Serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” (Q.S Al Baqarah:83)

Akun instagram : @yurinnabila

Anda mungkin juga menyukai