PENGELOLAAN

PERSEDIAAN

PRODI MANAJEMEN
SEMESTER III
By.SRI WAHYUTI, SE, MM
 PERSEDIAAN
➢ MERUPAKAN SALAH SATU JENIS AKTIVA LANCAR YANG ADA
DALAM SUATU PERUAHAAN DAN UMUMNYA MEMPUNYAI JUMLAH
YANG CUKUP BESAR
➢ ADALAH BAHAN ATAU BARANG YANG DISIMPAN YANG DIGUNAKA
UNTUK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU
➢ PERSEDIAAN AKAN DISAJIKAN DALAM NERACA SEBESAR HARGA
PEROLEHAN (METODE FIFO, LIFO ATAU AVERAGE ATAU HARGA
TERENDAH ANTARA HARGA PEROLEHAN DENGAN HARGA PASAR)
BAGAIMANA PERUSAHAAN MENGKLASIFIKASIKAN PERSEDIAANNYA
TERGANTUNG PADA JENIS PERUSAHAAN
• PERUSAHAAN DAGANG, PERSEDIAANNYA DINAMAKAN PERSEDIAAN
BARANG DAGANGAN
• PERUSAHAAN MANUFAKTUR, MULA-MULA PERSEDIAANNYA BELUM
SIAP UNTUK DIJUAL SEHINGGA PERLU DIOLEH TERLEBIH DAHULU,
PERSEDIAANNYA DIKLASIFIKASIKAN DALAM 3 JENI YAITU BAHAN BAKU
(MATERIALS INVENTORY),BARANG DALAM PROSES (GOODS IN PROCESS
INVENTORY) DAN BARANG JADI (FINISHED GOODS INVENTORY)

MENGAPA HAUS DILAKUKAN MANAJEMEN PERSEDIAAN????

 FUNGSI PERSEDIAAN

• MENGHILANGKAN RESIKO KETERLAMBATAN PENGIRIMAN

BAHAN BAKU
• MENGHILANGKAN RESIKO JIKA MATERIAL YANG DIPESAN
TIDAK BAIK
• MENGHILANGKAN RESIKO TERHADAP KENAIKAN HARGA
BARANG SECARA MUSIMAN
• UNTUK MENYIMPAN BAHAN BAKU YANG DIHASILKAN SECARA
MUSIMAN
 BIAYA DALAM PERSEDIAAN
1. BIAYA PEMESANAN ( Ordering Cost) adalah biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan
(semua biaya administrasi dan penempatan order, biaya
pemilihan pemasok)
2. BIAYA PENYIMPANAN ( Carrying Cost) adalah biaya yang
dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang
(biaya modal,biaya simpan, biaya risk)
3. BIAYA KEKURANGAN PERSEDIAAN (Shortage Cost) adalah biaya
yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada
waktu diperlukan (biaya kehilangan waktu produksi bagi mesin
dan karyawan)
1. BAHAN BAKU YANG TELAH DITERIMA PERUSAHAAN,
DISIMPAN DIBAGIAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU
2. SETIAP BAHAN BAKU DICATAT DENGAN JELAS IDENTITASNYA,
MULAI DARI NAMA, TANGGAL MASUK
3. PEMBUNGKUSAN DAN PENGEPAKAN DILAKUKAN SEBAIK-
BAIKNYA
4. PENGADAAN BARANG
5. MENGONTROL BATAS WAKTU PENGGUNAAN
6. MELAKUKAN STOCK OPNAME SECARA BERKALA
7. PENGAWASAN SECARA AKUNTANSI
BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST)
• Adalah semua biaya yang timbul sebagai akibat pemesanan.
• Merupakan biaya untuk melakukan pemesanan dan menerima barang pesanan, tidak
dipengaruhi oleh jumlah persediaan rata-rata (BIAYA TETAP) : biaya persiapan,
penerimaan, pengecekan, penimbangan, biaya lainnya sampai persediaan siap untuk
diproses
• Ordering Cost = frekuensi pemesanan x biaya sekali pesan
= S/Q x FV N x FV
Jika ada biaya tetap dalam setahun
= S/Q x FV + FT N x FV + FT
Dimana : S = jumlah kebutuhan total selama satu periode/biaya tetap untuk setiap pemesanan
Q = kuantitas pemesanan setiap kali pesan
N = frekuensi pemesanan setiap tahun
FV = biaya pesan setiap kali pesan
FT = biaya pesan yang sifatnya tetap selama satu tahun

Ordering Cost makin kecil jika jumlah yang dipesan makin besar
BIAYA PENYIMPANAN (CARRING COST)

• Mencakup semua biaya yang dikeluakan perusahaan untuk menyimpan dalam

perode tertentu
• RUMUS :
• BIAYA PENYIMPANAN TOTAL (TCC)
= biaya penyimanan x harga per unit x rata-rata persediaan
= C x P x A atau CP x A
dimana : C = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase
CP = by.penyimpanan per unit yang dinyatakan dalam nilai rupiah
A = rata-rata persediaan (Q/2)
TCC = total caring cost
BIAYA PERSEDIAAN TOTAL (TIC) = biaya pemesanan toral + biaya penyimpanan
= TOC + TCC
 CONTOH SOAL

• PT. INDRA UNGGUL berharap bisa menjual produknya dengan lancar dan kebutuhan
barang yang akan dijual sebesar 60.000 unit selama satu tahun dengan harga
sebesar Rp. 2000,- Rencana akan dilakukan pemesanan dua bulan sekali. Biaya
setiap kali pesan Rp. 100.000,- tanpa biaya pesan tetap dalam setahun. PT. Indra
Unggul diketahui bahwa biaya penyimpanan dalam prosentasi sebesar 20% jumlah
unit sekal pesan (Q) sebesar S/N = 60000 unit / 6 kali
• HITUNG : TOC; TIC dan TCC
 JAWABAN
1. BIAYA PEMESANAN TOTAL (TOC)
TOC = biaya sekali pesan x frekuensi pemesanan
= FV x N
= Rp. 100.000 x (12 bulan/2 bulan) = Rp. 600.000,-
2. BIAYA PENYIMPANAN TOTAL (TCC)
TCC = by.penyimpanan x harga per unit x rata-rata persediaan
=CxPxA
= 20% x Rp. 2000 x (10000 unit / 2) = Rp. 2.000.000,-
3. BIAYA PERSEDIAAN TOTAL (TIC) = TOC + TCC
= Rp. 600.000 + Rp. 2.000.000,-
= Rp. 2.600.000,-
 BIAYA KEHABISAN BAHAN

• BIAYA INI TIMBUL PADA SAAT PERUSAHAAN TIDAK

DAPAT MEMENUHI PERMINTAAN KARENA
PERSEDIAAN TIDAK CUKUP
• MELIPUTI BIAYA PESAN SECARA CEPAT/KHUSUS DAN
BIAYA PRODUKSI KARENA ADANYA OPERASI EKSTRA
• BIAYA KEHABISAN BAHAN INI JUGA DAPAT BERUPA
KEHILANGAN KEUNTUNGAN KARENA PELANGGAN
MEMUTUSKAN UNTUK PINDAH KE PERUSAHAAN
PESAING
• SAFETY STOCK (SS), Adalah persediaan minimum yang
harus ada dalam perusahaan untuk menjaga kontinunitas
perusahaan
• ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ), Merupakan volume
atau jumlah pembelian yang paling ekonomis (optimal) untuk
dilaksanakan dalam setiap kali pembelian bahan mentah
• REORDER POINT (ROP), Adalah saat/titik dimana
pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan
• METODE PENILAIAN PERSEDIAAN (FIFO, LIFO, AVERAGE)
 SAFETY STOCK
• Adalah persediaan minimum yang harus ada dalam perusahaan untuk
menjaga kontinunitas perusahaan
• Faktor yang mempengaruhi besarnya safety stock :
1. Sulit/tidaknya barang diperoleh
2. Kebiasaan pemasok menyerahkan barang
3. Besar kecilnya jumlah barang yang dibeli setiap saat
4. Sering tidaknya mendapat pesanan mendadak
 ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

• MERUPAKAN VOLUME ATAU JUMLAH PEMBELIAN YANG PALING

EKONOMIS (OPTIMAL) UNTUK DILAKSANAKAN DALAM SETIAP KALI
PEMBELIAN BAHAN MENTAH
• ADA TIGA JENIS BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERSEDIAAN YANG
HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM MENENTUKAN PERSEDAIAAN YANG
OPTIMAL YAITU :
1. BIAYA PESAN (ORDERING COST)
2. BIAYA SIMPAN (CARRYING COST)
3. BIAYA KEHABISAN BAHAN (STOCKOUT COST)
 MODEL EOQ
• Merupakan kuantitas barang persediaan yang akan dipesan sehingga dapat
meminimalkan total biaya persediaan selama periode perencanaan perusahaan
• Untuk menentukan kuantitas optimal menggunakan model EOQ dengan rumus sbb :

dimana : S = jumlah total permintaan selama 1 periode

FV = biaya pesan setiap kali pesan
C = biaya penyimanan dalam bentuk persentase
P = harga per unit
CONTOH DARI PT. INDRA UNGGUL DIATAS, DIMANA FREKUENSI PEMBELIAN HARUS
DICARI DULU, SEBELUMNYA HARUS TAHU BERAPA JUMLAH UNIT SETIAP MELAKUKAN
PEMESANAN (Q)

= 30.000.000

= 5.477 UNIT
Jumlah unit yang dipesan (N) = S/Q
= 60.000 unit : 5.477 unit
= 11 kali
Biaya Pemesanan total (TOC) = N x FV
= 11 x Rp. 100.000
= Rp. 1.100.000
Biaya Penyimpanan Total (TCC) = C x P x A
= 20% x Rp. 2000 x 2.739 unit
= Rp. 1.095.600,-
Total Biaya Persediaan (TIC) = TOC + TCC
= Rp. 1.100.000 + Rp. 1.095.600
= Rp. 2.195.600,-

Jadi menggunakan EOQ lebih hemat sebesar Rp. 404.400,-

 REORDER POINT (ROP)

• ADALAH SAAT/TITIK DIMANA PEMESANAN HARUS DILAKUKAN LAGI UNTUK

MENGISI PERSEDIAAN
• FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH :
1. PENGGUNAAN MATERIAL SELAMA PEMESANAN (PROCUREMENT LEAD
TIME)
2. BESARNYA SAFETY STOCK
• MENETAPKAN JUMLAH PENGGUNAAN SELAMA LEAD TIME DITAMBAH
DENGAN PERSENTASE TERTENTU
• MENETAPKAN PENGGUNAAN SELAMA LEAD TIME DITAMBAH DENGAN
PENGGUNAAN SELAMA PERIODE TERTENTU SEBAGAI SAFETY STOCK
 ROP

• ROP = LEAD TIME IN WEEKNESS X WEEKLY USAGE

• ROP = (LEAD TIME IN WEEKS X WEEKS USAGE) – GOODS IN TRANSIT
• ROP = SAFETY STOCK + (LEAD TIME IN WEEKS X WEEKLY USAGE
• ROP = SAFETY STOCK + PENGGUNAAN SELAMA LEAD TIME
• LEAD TIME ADALAH WAKTU YANG DIPERLUKAN SEJAK DIMULAINYA PELAKSANAAN
USAHA-USAHA YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMESAN BARANG SAMPAI BARANG
TERSEBUT DITERIMA DAN DITEMPATKAN DALAM GUDANG PERUSAHAAN
• GOODS IN TRANSIT MERUPAKAN BARANG YANG SUDAH DIPESAN, TETAPI BELUM
DITERIMA
DARI SOAL PT. INDRA UNGGUL DIASUMSIKAN 1 TAHUN 360 HARI, PERUSAHAAN MELAKUKAN PEMESANAN
DIGUNAKAN DALAM WAKTU TUNGGU SELAMA 5 HARI

• ROP = waktu pemesanan x penggunaan unit setiap waktu

= 5 hari x (5.477 unit : 33 hari)
= 5 hari x 166 unit
= 830 unit
EOQ = 5.477 unt Tingkat pemakaian rata rata

ROP
830

HARI
0 28 33 66
5 hari
 SAFETY STOCK

• Pada saat pemesanan tanpa safety stock 830 unit

ditambah dengan persediaan pengamanan 200
unit maka ROP = 1030 unit, besadasarkan kasus
pada PT Indra unggul maka biaya persediaan total
adalah ????
SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN

1. RED LINE METHOD, ADALAH PENGEDALIAN PERSEDIAAN DENGAN CARA

MENGGAMBAR SUATU GARIS MERAH DI SEKELILING BAGIAN DALAM KOTAK
TEMPAT MENYIMPANAN PERSEDIAAN
2. TWO-BIN METHOD, ADALAH PENGENDALIAN PERSEDIAAN YANG TITIK
PEMESANAN ULANG DICAPAI JIKA SALAH SATU DARI DUA PETI
PENYIMPANAN PERSEDIAAN KOSONG
3. COMPUTERIZED INVENTORY CONTROL SYSTEM , ADALAH SISTEM
PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTER
4. JUST IN TIME SYSTEM , ADALAH SISTEM PENGENDLIAN PERSEDIAANYANG
PRODUSEN MENGKOORDINASIKAN PRODUKSINYA DENGAN PEMASOK SEHINGGA
BB DLL TIBA TEPAT WAKTU
 METODE NILAI PERSEDIAAN
• Penilaian persediaan BERTUJUAN untuk mengetahui nilai
persediaan yang dipakai/dijual atau persediaan yang tersisa
dalam suatu periode.
• Terdapat tiga metode yang digunakan dalam penilaian
persediaan, yaitu :
1. METODE FIRST IN FIRST OUT (FIFO), Metode ini didasarkan atas
asumsi bahwa harga barang persediaan yang sudah terjual atau
dipakai dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu
masuk, persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang
yang terakhir masuk
2. METODE LAST IN FIRST OUT (LIFO), Metode ini mengasumsikan bahwa
nilai barang yang terjual/terpakai dihitung berdasarkan harga
pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai persediaan akhir
dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk
3. METODE RATA-RATA TERTIMBANG (WA), Nilai persediaan pada
metode ini didasarkan atas harga rata-rata barang yang dibeli
dalam suatu periode tertentu.
 Contoh kasus persediaan
Perusahaan X mempunyai rencana pembelian bahan baku selama tahun
2019 sebesar 12.000 unit. Biaya pesan pada setiap kali pesan Rp. 75.000,-
dan biaya simpan sebesar Rp. 200,- dari rata rata bahan yang disimpan
Unit yang dipesan setiap kali pesan masing-masing 1000 unit, 2000 unit, 3000
unit, 4000 unit, 6000 unit dan 12.000 unit. Berapa biaya pembelian yang
paling ekonomis ???
JAWABAN
Tabel perhitungan biaya persediaan
Frekuensi Pembelian 12 x 6x 4x 3x 2x 1x

Jumlah pembelian (Q) 1000 2000 3000 4000 6000 12000

Biaya pesan 900.000 450.000 300.000 225.000 150.000 75.000

Biaya Simpan 100.000 200.000 300.000 400.000 600.000 1.200.000

TOTAL BIAYA 1.000.000 650.000 600.000 625.000 750.000 1.275.000

Biaya persediaan paling minimal pada pembelian 3000 unit setiap kali
pesan dengan biaya Rp. 600.000,-
 Contoh kasus EOQ

Perusahaan X mempunyai rencana pembelian bahan baku selama tahun

2020 sebesar 12.000 unit. Biaya pesan pada setiap kali pesan Rp. 75.000,-
dan biaya simpan sebesar Rp. 200,- dari rata rata bahan yang disimpan
Unit yang dipesan setiap kali pesan masing-masing 1000 unit, 2000 unit,
3000 unit, 4000 unit, 6000 unit dan 12.000 unit. Berapa persediaan yang
paling optimal???
JAWABAN
2 FV S 2 𝑋 12.000 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑥 𝑅𝑝 75.000
𝐸𝑂𝑄 = 𝐶𝑃
= 200

= 3000 UNIT

Jika dihitung besarnya biaya persediaan adalah

12000 3000
=( 𝑥 𝑅𝑝. 75.000 ) + 𝑥 𝑅𝑝. 200
3000 2
= Rp. 600.000,-
 CONTOH KASUS TIGA METODE YANG DIGUNAKAN DALAM
PENILAIAN PERSEDIAAN

• Data persediaan bahan baku yang dipakai dalam suatu proses peoduksi selama satu
bulan terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tangal Keterangan Jumlah (unit) Harga satuan Total (Rupiah)

1 Juni Persediaan awal 300 1.000 300.000

10 Juni Pembelian 400 1.100 440.000

15 Juni Pembelian 200 1.200 240.000

25 Juni Pembelian 100 1.200 120.000

Jumlah 1.000 1.100.000

• Misalnya pada tanggal 30 Juni jumlah persediaan akhir sebanyak 250 unit, maka jumlah
bahan baku yang terpakai sebesar 750 unit.

HITUNG BERAPA Harga pokok bahan baku yang terpakai dan Nilai persediaan akhir dengan
menggunakan metode FIFO, LIFO dan Av erage (harga rata-rata) barang yang dibeli dalam
suatu periode tertentu.
➢ Harga pokok bahan baku yang terpakai dapat dihitung sbb : (FIFO)
300 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 300.000
400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.000
50 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 60.000
750 unit = Rp. 800.000

Nilai persediaan akhir :

100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
150 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 180.000
250 unit = Rp. 300.000

➢ Harga pokok barang bahan baku yang dipakai : (LIFO)

100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
200 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 240.000
400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.000
50 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 50.000
750 unit = Rp. 850.000

Nilai persediaan akhirnya :

250 @ Rp. 1.000 = Rp. 250.000
➢ Nilai rata-rata persediaan : (RATA-RATA)
= Rp. 1.100.000 : 1000 = Rp. 1.100 per unit
Nilai persediaan yang terpakai :
= 750 x Rp. 1.100 = Rp. 825.000
Nilai persediaan akhir :
= 250 x Rp. 1.100 = Rp. 275.000

Unit Metode FIFO Metode LIFO Metode Rata-Rata

Penjualan (Rp) 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Harga pokok (Rp) 800.000 850.000 825.000
Laba (Rp) 700.000 650.000 675.000
Persediaan akhir (Rp) 300.000 250.000 275.000