Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ELEKTIF HERBAL 2019

Jahe merah untuk mengatasi batuk berdahak

Disusun oleh : Moh Syafiuddin 720621447

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN
ISI………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI...........…………………………………………..……………………………………….ii

BAB l PENDAHULUAN.…………..……....…………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang..…...……………………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…..……………………………………………………………………………..2

1.3 Tujuan ……..………………………………………………………………………………………2

1.4 Menfaat…......……………………………………………………………………………………..3

BAB ll KAJIAN TEORI…………………..……………………………………………….………….4

2.1 Marfologi dan klasifikasi jahe merah………………………………..……………......................4

2.2 Kandungan jahe merah……………………………………………………………………………5

2.3 Memfaat jahe merah ………………………………………..…………………………………….5

BAB lll SOP DAN FORMULASI………………………...………………………………………….6

3.1 Alat……………....………………………………………………………………………………..6

3.2 Bahan……………………………………………..……………………………………………….6

BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................
BAB l

PENDAHULUAN

1,1 Latar belakang

Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) sudah lama dikenal ampuh menyembuhkan berbagai
macam penyakit, dibandingkan dengan jahe gajah atau jahe emprit. Meskipun demikian, kebanyakan
orang umumnya lebih mengenal jahe gajah, yakni sebagai bumbu dapur, rempah-rempah, dan bahan
obat-obatan. Jahe sudah banyak digunakan sebagai obat tradisional dengan cara pengolahan yang
sederhana dan sifatnya turun-menurun. Saat ini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, telah berkembang cara-cara modern menggunakan teknologi dalam pengolahan jahe,
khususnya jahe merah menjadi obat. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, baik dari dalam negeri
maupun mancanegara, jahe memiliki efek farmakologis yang berkhasiat sebagai obat dan mampu
memperkuat khasiat obat lain yang dicampurkannya. Dari ketiga jenis jahe yang ada, jahe merahlah
yang lebih banyak digunakan sebagai obat, karena kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya paling
tinggi dibandingkan dengan jenis jahe yang lain sehingga lebih ampuh menyembuhkan berbagai
macam penyakit. Buku ini menjelaskan mengenai produk-produk olahan jahe dengan harapan para
petani, perajin, dan pengusaha dapat memanfaatkan informasi yang disampaikan untuk
mengembangkan produk-produk olahan jahe, khususnya jahe merah. Bagaimanapun jahe merah
memiliki potensi yang

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah

1. Bagaimana klarifikasi dan marfologi jahe merah


2. Apa kandungan jahe merah
3. Apa manfaat jahe merah

1.3 Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah:

1. Memdeskripsikan tentang klasifikasi dan marfologi jahe merah


2. Mendeskripsikan kandungan jahe merah
3. Mendeskripsikan memfaat jahe merah
4. Mendeskripsikan aromaterapi jahe merah untuk mengatasi obat batuk.
1.4 Manfaat

Tujuan dalam makalah ini adalah:

1. Memberi informasi tentang klasifikasi dan marfologi jahe merah


2. Memberi informasi tentang kandungan jahe merah
3. Memberi informasi tentang memfaat jahe merah
4. Memberi informasi tentang formulasi jahe merah untuk mengatasi batuk.
BAB ll

KAJIAN TEORI

2.1 Marfologi Dan Klasifikasi Jahe Merah

Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) Kajian jahe merah yang dijelaskan
meliputi pengertian, taksonomi, morfologi, kandungan serta manfaat dari jahe merah.
Jahe termasuk dalam famili Zingiberaceae (Lely et al. 2016). Jahe merah
termasuk tanaman jenis rimpangan-rimpangan yang dapat tumbuh di daerah dataran
rendah sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian 0 sampai 1.500 meter dari
permukaan air laut (Ismi, 2017). Jahe merah merupakan salah satu dari varian jahe yang
memiliki rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibandingkan dengan jahe jenis yang lain.
Kulit jahe merah berwarna merah muda hingga jingga muda, dan dagingnya sedikit
cokelat (Martani, 2015). Jahe merah seringkali dimanfaatkan sebagai bahan bumbu
masak, selain itu jahe secara empiris juga digunakan sebagai salah satu komponen
penyusun berbagai ramuan obat (Handrianto, 2016).

(a) (b)

Gambar 2.1 Jahe Merah. (a) daun, (b) batang, (c) rimpang
(Sumber: Imtiyaz et al. 2013, Hapsoh 2008, Wijayakusuma 2007)
2.2 Taksonomi Jahe Merah
Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi atau kedudukan tanaman jahe merah dalam
taksonomi tumbuhan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Jahe Merah


Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Kelas Monocotyledonae
Ordo Zingiberales
Famili Zingiberaceae
Genus Zingiber
Zingiber officinale Roxb.var.
Spesies
Rubrum
(Hapsoh, 2008)
2.3 Morfologi Jahe Merah
Menurut Lentera (2002, hlm: 8-9), morfologi atau bentuk dan bagianbagian luar
dari jahe merah dijelaskan sebagai berikut:
a. Batang
Batang jahe merah memiliki bentuk bulat dengan ukuran kecil berwarna
hijau, tetapi batang bagian bawah berwarna kemerahan, struktur batang agak keras
karena diselubungi oleh pelepah daun. Tinggi tanaman mencapai 34,18-62,28 cm
b. Daun
Daun jahe merah tersusun berselang-seling secara teratur dan memiliki warna yang
lebih hijau (gelap) dibandingkan jenis tanaman jahe lainnya. Permukaan daun bagian
atas berawarna hijau muda dibandingkan dengan permukaan bagian bawahnya.
c. Rimpang
Rimpang jahe berwarna merah hingga jingga muda. Ukuran rimpang jahe merah
lebih kecil dibandingkan dengan jahe gajah dan jahe emprit yakni panjang rimpang
12,33-12,60 cm, tinggi mencapai 5,86-7,03 cm, dan berat rata-rata 0,29-1,17 kg.
Akar beserat agak kasar dengan panjang 17,03- 24,06 cm dan diameter akar
mencapai 5,36-5,46 cm.
2.4 Kandungan Jahe Merah
Rimpang jahe merah mengandung minyak atsiri dan oleoresin serta senyawa-
senyawa lain.
a. Minyak Atsiri
Kandungan minyak atsiri menghasilkan aroma harum pada jahe (Handrianto, 2016).
Menurut Budi Setyawan (2015, hlm. 103) dalam meilanisari (2017) menyatakan
“Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah
zingiberen dan zingiberol”. Jahe merah mempunyai kandungan minyak atsiri sebesar
3,9%, pada jahe emprit terdapat sebesar 3,5% dan jahe gajah sebesar 2,5%, sehingga
dikatakan minyak atsiri pada jahe merah lebih banyak dibandingkan pada jenis jahe
lainnya (Setiadi et al. 2014). Pernyataan tersebut juga didukung oleh Guntari, et al.
(2017, hlm: 1230) bahwa “Jahe merah mengandung minyak atsiri yang lebih tinggi
dibandingkan jahe varitas lain..”

Tabel 2.2 Komposisi Macam-macam Jahe

(A. Daryono 2009 dalam B. Daryono et al. 2015)

Minyak atsiri yang tersusun atas beberapa komponen, yaitu α-pinena, kamfena,
kariofilena, β-pinena, α-farnesena, sineol, dl-kamfor, isokariofilena, kariofilena-oksida,
dan germakron yang dapat menghasilkan antibakteri untuk menghambat pertumbuhan
bakteri (Mulyani 2010 dalam Handrianto 2016). Senyawa monoterpene (α-pinene,β-
pinene, α-terpinene) dalam minyak atsiri jahe merah mengganggu fungsi membran sel
bakteri. Kerusakan yang terjadi pada membran sel menyebabkan terganggunya transport
nutrisi (senyawa dan ion) sehingga sel bakteri mengalami kekurangan nutrisi yang
diperlukan bagi pertumbuhannya (Handrianto, 2016). 14

Besarnya kandungan minyak atsiri dipengaruhi oleh unsur tanaman. Artinya,


semakin tua umur jahe tersebut, semakin tinggi kandungan minyak atsirinya. Namun,
selama dan sesudah pembungaan, persentase kandungan minyak atsiri tersebut
berkurang, sehingga dianjurkan tidak melakukan pemanenan pada saat itu. Dengan
demikian, selain umur tanaman, kandungan minyak atsiri jahe juga dipengaruhi oleh
umur panen (Tim lentera, 2002 dalam Ismi 2017).

Khasiat rimpang jahe adalah sebagai pelega perut, obat batuk, obat rematik,
penawar racun, antitusif, laksatif dan antasida, juga sebagai antioksidansp (Nursal et al.
2006 dalam Ismi 2017). Jahe merah selain memiliki kandungan minyak atsiri dan
oleoresin, juga memiliki kandungan senyawa-senyawa lain seperti gingerol, 1,8-cineole,
10- dehydrogingerdione, 6-gingerdione, arginine, a-linolenic acid, aspartic, β- sitosterol,
caprylic acid, capsaicin, chlorogenis acid, farnesal, farnesene, farnesol, dan unsur pati
seperti tepung kanji, serta serat-serat resin dalam jumlah sedikit (Lentera, 2002
BAB III

SOP DAN FORMOLASI

3.1. Alat
Alat yang di gunakan dalam pembuatan minuman jahe merah ini ada pisau, penangas air,
botol plastik, kompor gas
3.2. Bahan
Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan minuman jahe merah ini adalah jahe merah,
madu, air hangat, dan lemon

Cara pembuatan :

1. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan takaran yang di butuhkan. jahe merah ( 1 biji/di
potong sedang) madu ( 4 sendok makan) air hangat ( segelas sedang ) dan juga lemon ( 1
biji )
2. Panaskan air hingga mendidih. Bila sudah mendidih masukan potongan jahe yang tadi
sudah di potong biarkan jahe di dalam air hangat selama 15 menit.
3. Matikan kompor siapkan gelas sedang . Lalu tuangkan larutan jahe yang sudah di rebus
tadi. Tuangkan madu lalu di aduk sampai merata
4. Setelah semua bahan yang tadi sudah di tuangkan lalu ambil perasan lemon yg tadi sudah
di peras
5. Diamkan minuman jahe merah selama 10 menit lalu minuman jahe merah sudah siap di
minum
BAB IV

PENUTUP

3.3. Kesimpulan
Batuk berdahak terjadi ketika tubuh menghasilkan lebih banyak dahak atau lendir pada
saluran pernafasan sedangkan batuk kering merupakan batuk yang tidak mengeluarkan dahak.
Baik batuk berdahak maupunbatuk tidak berdahak di sebabkan berbagai macam faktor.
Minuman jahe merah ini memberikan ragam efek pada yang meminumnya seperti memberi
kehangatan pada leher dan memberikan kesegaran dan juga bisa menyembuhkan batuk
berdahak tersebut dan juga berbagai macam penyakit lainya
Daftar pustaka

- Lentera, tim khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib. agroMedia, 2002.
- putri, M. (2020). Khasiat dan manfaat jahe merah. Alprin
- PAKPAHAN, tri lamtiut merah (zingiber officinale roscoe) terhadap kadar asam urat. Jurnal
agromidicine, 2015, 2.4 : 530-535
- bulfiah siti noor fadhilah manfaat “jahe merah dalam menurunkan kadar kolestrol darah”
jurnal penelitian perawat profesional, (1), 81- 88

Anda mungkin juga menyukai