Anda di halaman 1dari 11

MATEMATIKA KIMIA II

RESUME VEKTOR

DISUSUN OLEH

NAMA : Yuma Nur Alfath

NIM : 1910412020

DOSEN PENGAMPU : Riri Lestari, M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
RESUME VEKTOR

A.Pengertian Vektor
Vektor adalah sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor juga dapat
digambarkan sebagai panah yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya
disebut juga Besar Vektor. Jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B
bisa ditulis dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya terdapat tanda garis/ panah
seperti    atau    atau bisa juga :

B. Menggambar Vekto
Sebuah vektor itu digambarkan dengan sebuah anak panah (→) yang terdiri
atas pangkal, panjang dan arah anak panah. Perhatikan gambar contoh vektor
berikut ini:

Seperti anak panah pada gambar diatas, pangkal anah panah tersebut
menunjukkan titik tangkap (titik awal) dari sebuah vektor, panjang anak panah
tersebut mewakili besar atau suatu nilai vektor (semakin panjang anak panah maka
akan semakin besar juga nilai atau harga vektor, begitu juga sebaliknya), sedangkan
pada arah anak panah menunjukkan arah vektor.
Untuk dapat lebih jelas tentang cara menggambarkan vektor, sperhatikan
contoh gambar vektor di bawah ini.

(a) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 5 N ke arah kanan

(b) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 10 N ke arah kiri.


C. Penjumlahan Vektor
C.1 Penjumlahan Vektor dengan Aturan Segitiga
Seperti namanya, ketiga vektor dalam penjumlahan vektor dengan
aturan segitiga membentuk sebuah bentuk segitiga. Pada penjumlahan vektor
dengan aturan segitiga melibatkan tiga vektor. Vektor pertama adalah  ,
vektor ke dua adalah  , dan vektor ke tiga merupakan resultan kedua vektor
(penjumlahan kedua vektor   dan  ). Gambaran penjumlahan vektor dengan
aturan segitiga dapat dilihat pada gambar di bawah.

 
C.2 Penjumlahan vektor dengan Aturan Jajargenjang
Seperti halnya penjumlahan vektor dengan aturan segitiga,
penjumlahan dua vektor dengan aturan jajar genjang juga melibatkan tiga
vektor, yaitu vektor pertama ⃗ α , vektor ke dua b⃗ , dan resultan dari kedua
vektor a⃗
+¿ b ¿ . Jika pada penjumlahan vektor dengan aturan segitiga
membentuk bangun segitiga, maka tidak begitu dengan penjumlahan vektor
dengan aturan jajargenjang. Ketiga vektor pada penjumlahan vektor dengan
aturan jajargenjang akan membentuk bangun jajargenjang jika ujung-ujung
ketiga vektor dihubungkan dengan garis bantu. Gambaran bentuk
penjumlahan vektor dengan aturan jajargenjang dapat dilihat pada gambar di
bawah.

 
Rumus Penjumlahan Dua Vektor
Misalkan diketahui dua buah vektor pada dimensi 2 dinyatakan dalam arah
⃗ x 2 , y 2) . Maka arah vektor untuk penjumlahan dua vektor
 a⃗ =(x 1 , y1 ) dan  b=(
dinyatakan dengan rumus berikut.  
a⃗ + ⃗b=¿)
Berikut ini rumus untuk menentukan panjang hasil penjumlahan dua vektor

D.Perkalian skalar dengan vektor


Operasi pekalian skalar vektor pada Matematika dibedakan menjadia dua
yaitu perkalian skalar vektor secara aljabar dan perkalian skalar secara geometri.
Perkalian skalar vektor yang akan dibahas meliputi perkalian skalar vektor,
perkalian skalar dua vektor, dan perkalian skalar vektor yang membentuk suatu
sudut tertentu. Perkalian skalar vektor dapat dipahami sebagai perubahan
vektor awal dengan skala terentu. Perubahan panjang pada vektor yang terjadi
bisa lebih panjang, lebih pendek, atau sama dengan vektor awal. Perkalian
skalar vektor juga dapat mengubah arah vektor awal, bisa searah atau
berlawanan. Nama lain dari perkalian skalar vektor atau perkalian skalar dua
vektor matematika dapat diartikan juga sebagai kelipatan vektor.
PERKALIAN SKALAR DUA VEKTOR adalah Perkalian skalar antara
vektor a dan b adalah a · b  , dengan 

E. VEKTOR BASIS R3
Vektor yang berada pada ruang tiga dimensi (x, y, z).jarak antara dua titik vektor
dalam   dapat diketahui dengan pengembangan rumus phytagoras. Jika
titik   dan titik   maka jarak AB adalah

Atau jika  , maka

Vektor   dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu dalam

kolom   atau dalam baris  . Vektor


juga dapat disajikan sebagai kombinasi linier dari vektor basis   dan   
dan   berikut:
Operasi Vektor di R3
Operasi vektor di   secara umum, memiliki konsep yang sama dengan operasi
vektor di   dalam penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian.
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^3
Penjumlahan dan pengurangan vektor di   sama dengan vektor di   yaitu:

Dan

Perkalian vektor di R^3 dengan skalar


Jika   adalah vektor dan k adalah skalar. Maka perkalian vektor:

F.PERKALIAN TITIK

Perkalian titik (dot product) dari dua vektor a dan b dinotasikan dengan a ‧ b.


Perkalian titik disini tidak sama dengan perkalian aljabar seperti yang sudah kita
kenal, karena yang dilibatkan disini adalah vektor, bukan bilangan.
Diberikan dua buah vektor,
a = [a1 , a2 , a3]
b = [b1 , b2 , b3]
dengan θ adalah sudut antara a dan b, seperti yang terlihat pada gambar.
Dengan bantuan aturan cosinus, kita peroleh
|b -  a|  = |a|  + |b|  - 2|a| |b| cos θ
2 2 2

|a| |b| cos θ = ( |a|  + |b|  - |b -  a|  )     (*)


2 2 2

Substitusikan
|a|  = a  + a  + a  ,
2
1
2
2
2
3
2

|b|2 = b  + b  + b  ,


1
2
2
2
3
2

|b -  a|  = (b  - a )  + (b  - a )  + (b  - a ) ,


2
1 1
2
2 2
2
3 3
2

pada ruas kanan persamaan (*), lalu sederhanakan hingga diperoleh

|a| |b| cos θ = a  b  + a  b  + a  b     (**)


1 1 2 2 3 3

Persamaan terakhir ini cukup menarik, karena mampu menjelaskan hubungan antara
panjang, sudut, dan komponen-komponen suatu vektor secara bersamaan.

Persamaan yang didominasi oleh operasi perkalian inilah yang kemudian menjadi ide
dalam pendefinisian perkalian titik dua vektor.

 Definisi 
Misalkan a dan b adalah vektor-vektor bukan nol. Perkalian titik atau dot
product dari a dan b, ditulis a ‧ b, didefinisikan

a ‧ b = |a| |b| cos θ

dimana
|a| = panjang a
|b| = panjang b
θ = sudut antara a dan b

Dengan demikian, persamaan (**) dapat ditulis menjadi

a ‧ b = a b  + a b  + a b


1  1 2  2 3  3

Perkalian titik dari dua vektor akan menghasilkan skalar. Oleh sebab itu, perkalian titik
sering disebut dengan perkalian skalar (skalar product).

Contoh 1
Dua buah vektor u dan v membentuk sudut sebesar 60°. Jika |u| = 4 dan |v| = 7,
maka u ‧ v = ...

Jawab :
u ‧ v = |u| |v| cos 60°
u  ‧ v = 4 ‧ 7 ‧ ½

u  ‧ v = 14

Contoh 2
Diketahui p dan q adalah vektor-vektor di R , dengan  p = 2i - 3j + 4k dan q = 3i - k.
3

Tentukan nilai p ‧ q

Jawab :
p = [2 , -3 , 4]
q = [3 , 0 , -1]

p ‧ q = 2 ‧ 3  +  (-3) 0  +  4 (-1)


p  ‧ q = 6 + 0 - 4
p  ‧ q = 2

Sifat-Sifat Perkalian Titik

Jika a, b dan c adalah vektor, dan k adalah skalar/bilangan, maka

1.   a ‧ a = |a|2

2.   a ‧ b = b ‧ a
3.   a ‧ (b + c) = a ‧ b + a ‧ c
4.   a ‧ (kb) = k(a ‧ b) = (ka) ‧ b

Kita tahu bahwa

 Dua vektor yang saling tegak lurus membentuk sudut sebesar 90°
 Dua vektor yang searah membentuk sudut sebesar 0°
 Dua vektor yang berlawanan arah membentuk sudut sebesar 180°
 Ketika θ lancip, maka cos θ > 0
 Ketika θ tumpul, maka cos θ < 0

Apabila fakta-fakta diatas kita terapkan pada definisi perkalian titik, akan kita peroleh
kesimpulan sebagai berikut.

Misalkan a dan b adalah vektor, dengan θ adalah sudut yang dibentuk oleh kedua vektor
tersebut. 
Jika a tegak lurus b, maka

a ‧ b = 0

Jika a searah dengan b, maka

a ‧ b = |a| |b|

Jika a berlawanan arah dengan b, maka


a ‧ b = -|a| |b|

Jika θ lancip (0 < θ < 90°), maka


a ‧ b > 0

Jika θ tumpul (90° < θ < 180°), maka


a ‧ b < 0

G. PERKALIAN SILANG
Perkalian silanga A x B pada vektor didefinisikan sebagai suatu vektor yang
arahnya tegak lurus pada bidang dimana vektor A dan B berada dan mengikuti
aturan tangan kanan, sementara besarnya vketor tersebut sama dengan hasil kali
dari besar kedua vektor dengan sinus sudut apit antara kedua vektor tersebut.
Secara matematis dirumuskan
A x B = A sin θ
Berikut adalah hal-hal penting dalam perkalian silang dua buah vektor
Nilia 0º Pada perkalian titik dua vektor berlaku sifat distributif sebagaimana
dijelaskan di atas.
Perkalian silang bersifat anti komutatif
A x B = -B x A
Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus yaitu sudut apit teta = 90º maka
|A x B| = AB
Jika kedua vektoe A dan B segaris (teta = 0º) dapat searah atau verlawanan maka
AxB=0
Untuk lebih memahami perkalian vektor dan juga penentuan arah menggunakan
kaidah tangan kanan silahkan perhatikan ilustrasi berikut
Misalnya perkalian silang dua vektor A dan vektor B kita tuliskan sebagai A x B (A
silang B). Perkalian silang ini hasilnya adalah berupa vektor C. Karena berupa
vektor maka ia punya besar dan juga arah.
Besar Vektor Hasil Perkalian Silang

Sesuai rumus di atas, kita dapat menyimpulkan besarnya hasil perkalian silang
vektor A dan B (A x B) adalah hasil kali vektor A dengan komponen vektor B yang
tegak lurus dan sebidang dengan vektor A.

A x B = A (B sin θ) = AB sin θ
Bagiaman kalau kita balik menjadi perkalian silang vektor B dengan vektor A?
Kita buat ilustrasinya terlebih dahulu seperti gambar di bawah ini

Dari gambar di atas perkalian silang antara vektor B dan vektor A adalah hasil kali
besar vektor B dengan komponen vektor A yang tegak lurus dan sebidang dengan
vektor B.
B x A = B (A sin θ) = BA sin θ
Arah Vektor Hasil Perkalian Silang
Sekarang bagaimana menetukan arah dari hasil perkalian silang vektor A x B dan B
x A?
Arah  Hasil Perkalian Silang A x B

Seperti disebutkan sebelumnya perkalian silang hasilnya adalah vektor bukan


skalar. Jadi ia juga punya arah. Besarnya hasil perkalian sudah kita temukan
rumusnya di atas, sekarang kita akan belajar bagaimana menentukan arahnya. Kita
gambar dulu kedua vektor A dan B (vektor A dan B ada bidang datar yang sama)
Kita misalkan hasil perkalian silang A x B adalah vektor C. Arah vektor C nih tegak
lurus dengan bidang vektor A dan B. Untuk menentukan arahnya kita bisa
menggunakan kaida tangan kanan. Kita menggunakan tangan dengan empat jari
digenggamkan dan ibu jari yang diacungkan. Kita genggamkan jari searah dengan
arah dari A ke B (karena perkalian silang  A x B) sehingga arahnya akan berlawanan
dengan arah jarum jam. Kita tegakkan ibu jari dan arah yang ditunjukkan oleh ibu
jari tersebut adalah arah vektor C. Ibu jari menunjuk ke atas.

  Arah Hasil Perkalian Silang B x A


Caranya seperti sebelumnya karena B x A maka arah genggaman jari (selain ibu jari)
sesuai arah B ke A. Arahnya adalah searah dengan arah jarum jam. Maka ibu jari
menunjuk kebawah. Simak ilustrasi berikut.

Anda mungkin juga menyukai