Anda di halaman 1dari 13

ANEKA RAGAM BUDAYA

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Antropologi Budaya

Dosen Pengampu : A. Suryana Drajat, MA

Disusun Oleh:

WAHYU SUHERMAN 51120158

Bismoko Triyustio 51120023

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SERANG RAYA

SERANG
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang
berjudul Aneka Ragam Budaya. Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Antropologi Budaya pada program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Serang Raya.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak terutama dosen pengampu mata kuliah Antropologi Budaya.

Semoga Makalah ini dapat memberi sumbangsih dalam khazanah ilmu pengetahuan,
khususnya kepada penulis pribadi dan kampus tercinta tempat penulis menimba ilmu yakni
Universitas Serang Raya. Mohon kiranya jika ada kritik dan saran yang membangun, sangat
diharapkan dari para pembaca Makalah ini.

Serang, Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
1.2 RUMRSAN MASALAH.......................................................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Konsep Suku Bangsa.............................................................................................................2
2.2 Konsep Daerah Kebudayaan..................................................................................................4
2.3 Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Utara......................................................................4
2.4 Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Latin.......................................................................5
2.5 Sub-sub Kawasan Geografi di Oceania.................................................................................6
2.6 Daerah-daerah kebudayaan di Afrika....................................................................................6
2.7 Daerah-daerah kebudayaan di Asia........................................................................................7
2.8 Suku-suku Bangsa di Indonesia.............................................................................................7
2.9 Ras, Bahasa dan Kebudayaan................................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................................9
Daftar Pustaka................................................................................................................................10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia wilayah yang terbentang sangat luas. Wilayah tersebut terbentang dari
Sabang sampai Merauke. Wilayah yang cukup luas memiliki kekayaan alam yang sangat
indah. Indonesia terkenal sebagai Negara tropis yang memiliki hutan yang lebat, sebagai
paru-paru dunia. 

Saat ini banyak hutan di Indonesia mengalami penggundulan. Serta terjadi


pembakaran lahan yang dekat dengan hutan mengakibatkan hutan pun ikut terbakar.
Kegiatan pembukaan lahan merupakan tindak kriminal. Pemerintah telah memberikan
undang-undang perlindungan kepada hutan sebagai hutan yang dilindungi.

Indonesia pun terkenal sebagai Negara maritime dengan memiliki laut yang luas.
Kekayaan alam yang berada di laut sangatlah diperlukan oleh Negara-negara yang ada di
dunia. Sering kali adanya pencurian di laut Indonesia oleh para nelayan asing seperti
Thailand, Singapur, India, Jepang, Cina, Hongkong dan lain-lain. 

Pemerintah tidak dapat membendung pencurian tersebut karena kurangnya alat yang
canggih untuk menditeksi. Mungkin saja tidak berani untuk melawan karena sudah ada
undang-undang yang disepakati oleh kedua belah pihak. Seandainya kurang dalam
peralatan maupun manusia, pemerintah dapat memperdayakan nelayan sekitar untuk
melawan pencuri ikan. 

1.2 RUMRSAN MASALAH


a. Bagaimana Konsep Suku Bangsa?
b. Bagaimana Konsep Dasar Kebudayaan?
c. Daerah – daerah kebudayaan Amerika Utara?
d. Daerah – daerah kebudayaan Amerika Latin?
e. Sub – sub kawasan geografi di Oceania?
f. Daerah – daerah kebudayaan di Afrika?
g. Daerah – daerah kebudayaan di Asia?
h. Suku bangsa di Indonesia?
i. Ras, Bahasa, dan Kebudayaan?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui konsep suku bangsa yang ada di dunia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Suku Bangsa


1. Suku Bangsa

Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat baik berwujud sebagai
komunitas desa, kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa
menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang di luar warga
masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan atas corak khususnya tadi, suatu kebudayaan
dapat dibedakan dari kebudayaan lain. Pokok perhatian dari suatu deskripsi etnografi
adalah kebudayaan-kebudayaan dengan corak khas seperti itu. Istilah etnografi untuk
suatu kebudayaan dengan corak khas adalah ”suku bangsa” (dalam bahasa inggris disebut
ethnic group dan bila diterjemahkan secara harfiah “kelompok etnik” ).

Namun di sini digunakan istilah “suku bangsa” saja karena sifat kesatuan dari
suatu suku bangsa bukan “kelompok” melainkan “golongan”. Konsep yang tercakup
dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran
dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan kesadaran dan identitas tadi sering
kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Jadi, “kesatuan
kebudayaan” ditentukan oleh warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri. Deskripsi
mengenai kebudayaan suatu suku bangsa biasanya merupakan isi dari sebuah karangan
etnografi. Namun karena ada suku bangsa yang besar sekali, terdiri dari berjuta-juta
penduduk(seperti suku bangsa sunda), maka ahli antropologi yang membuat sebuah
karangan etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa besar
itu dalam deskripsinya. Umumnya ia hanya melukiskan sebagian dari kebudayaan suku
bangsa itu.

2. Beragam Kebudayaan Suku Bangsa

Seorang antropolog tentu menghadapi masalah perbedaan asas dan kompleksitas


dari unsur kebudayaan. Para antropolog sebaiknya membedakan kesatuan masyarakat
suku-suku bangsa di dunia berdasarkan atas kriteria mata pencarian dan sistem ekonomi
ke dalam enam macam (a) masyarakat pemburu dan peramu (hunting and gathering
societies), (b) masyarakat peternak (pastoral societies), (c) masyarakat peladang
(societies of shifting cultivators), (d) masyarakat nelayan (fishing communities), (e)
masyarakat petani pedesaan (peasant communities), dan (f) masyarakat perkotaan
kompleks (complex urban societies). Kebudayaan suku bangsa yang hidup dari berburu
dan meramu (hunting and gathering societies) pada bagian terakhir abad ke-20 ini sudah
hampir tidak ada lagi di muka bumi ini. Mereka kini tinggal di daerah-daerah terisolasi di
daerah-daerah pinggiran atau daerah-daerah terpencil yang karena keadaan alamnya tidak

2
suka didiami oleh bangsa-bangsa lain. Di Negara kita suku-suku bangsa yang hidup dari
meramu, yaitu meramu sagu, masih ada di daerah-daerah rawa-rawa di pantai-pantai Irian
Jaya. Kebudayaan peternak yang hidup dalam pastoral societies hingga kini masih ada di
daerahdaerah padang rumput stepa atau sabana di Asia Barat Daya, Asia Tengah, Siberia,
Asia Timur Laut, Afrika Timur, atau Afrika Selatan. Kehidupan suku-suku peternak
berpindah-pindah dari suatu perkemahan ke perkemahan lain dengan menggembala
ternak mereka menurut musim-musim tertentu.

Mereka memerah susu ternak lalu membuat menjadi mentega, keju, dan hasil
olahan lain dari susu yang dapat disimpan lama. Selama berpindah-pindah mereka harus
menjaga ternaknya dengan baik agar tidak di curi oleh kelompok-kelompok peternak
lainnya. Jumlah ternak yang mereka miliki sering kali mencapai beratus-ratus ekor sapi
atau domba. Kehidupan seperti itu menyebabkan bahwa bangsa-bangsa peternak itu
sering sangat agresif sifatnya. Para peladang di daerah tropis (pengairan sungai kongo
Afrika Tengah, Asia Tenggara termasuk Indonesia(di luar jawa dan bali), dan di daerah
pengairan Amazon di Amerika Selatan) mempergunakan teknik bercocok tanam yang
sama. Mereka mulai dengan membersihkan belukar bawah dalam hutan, kemudian
menebang pohon-pohon dan membakar daun-daun, dahan, dan balok-balok pohon yang
ditebang. Di ladang yang di buka di tengah hutan secara demikian, mereka menanam
berbagai macam tanaman tanpa pengolahan tanah yang intensif (hanya seperlunya saja),
dan tanpa irigasi. Apabila setelah dua-tiga kali panen tanah tidak menghasilkan lagi
karena kehabisan zat-zatnya, maka ladang ditinggalkan, dan mereka membuka ladang
yang baru di hutan sampingnya, dengan teknik yang tetap sama. Bercocok tanam di
ladang merupakan suatu mata pencarian yang dapat juga menjadi dasar suatu peradaban
yang kompleks dengan masyarakat perkotaan, sistem kenegaraan, dan seni bangunan
serta pertukangan yang tinggi.

Kebudayaan nelayan yang hidup dalam fishing communities ada di seluruh dunia:
di sepanjang pantai, baik dari negara-negara yang berada di pinggir benua-benua,
maupun di pulaupulau. Secara khusus desa-desa nelayan itu biasanya terletak di daerah
muara-muara sungai atau di sekitar sebuah teluk. Kebudayaan petani pedesaan, yang
hidup dalam peasant communities pada masa sekarang merupakan bagian terbesar dari
objek perhatian para ahli antropologi, karena suatu proporsi terbesar dari penduduk dunia
masa kini memang masih merupakan petani yang hidup dalam komunitas-komunitas
desa, yang berdasarkan pertanian, khususnya bercocok tanam menetap secara tradisional
dengan irigasi. Hampir semua masyarakat pedesaan di Indonesia, dan khususnya di Jawa,
merupakan peasant societies yang berdasarkan bercocok tanam dengan irigasi secara
tradisional dan penduduk yang orientasi kebudayaannya merupakan golongan pegawai
(kebudayaan priyayi) di kota-kota administratif. Kebudayaan perkotaan yang kompleks
telah menjadi objek perhatian para ahli antropologi, terutama sesudah Perang Dunia II.
Pada masa itu timbul banyak negara baru bekas jajahan, dengan penduduk yang biasanya

3
terdiri dari banyak suku bangsa, golongan bahasa, atau golongan agama, dalam wadah
satu negara nasional yang merdeka. Masalah yang berhubungan dengan gejala hubungan
interaksi antarsuku bangsa di kota-kota besar dan juga beberapa masalah yang menjadi
pokok perhatian antropologi spesialisasi, sebagian besar juga timbul di kota-kota,
menyebabkan ada perhatian luas dari para ahli antropologi terhadap masyarakat kota, dan
timbulnya subilmu antropologi spesialisasiyang disebut “antropologi perkotaan” (urban
anthropology).

2.2 Konsep Daerah Kebudayaan


Suatu daerah kebudayaan adalah suatu daerah pada peta dunia yang oleh para ahli
antropologi disatukan berdasarkan persamaan unsur-unsur atau ciri-ciri kebudayaan yang
mencolok. Dengan pengolongan seperti itu, berbagai suku bangsa yang tersebar di suatu
daerah di muka bumi diklasifikasikan berdasarkan unsur-unsur kebudayaan yang
menunjukkan persamaaan, untuk memudahkan para ahli antropologi melakukan penelitian
analisa komparatif. Ciri-ciri kebudayaan yang dijadikan dasar dari suatu pengolongan daerah
kebudayaan bukan hanya unsur-unsur kebudayaan fisik saja (misalnya alat-alat yang
digunakan berbagai jenis mata pencaharian hidup, yaitu alat bercocok tanam, alat berburu,
dan alat transportasi, senjata, bentukbentuk ornamen, gaya pakaian, bentuk rumah, dsb),
tetapi juga unsur-unsur kebudayaan abstrak seperti unsur-unsur organisasi kemasyarakatan,
system perekonomian, upacara keagamaan, adat istiadat dll. Persamaan ciri-ciri mencolok
dalam suatu daerah kebudayaan biasanya hadir lebih kuat pada kebudayaan-kebudayaan
yang menjadi pusat pada kebudayaan yang bersangkutan, dan makin tipis didalam
kebudayaan-kebudayaan yang jaraknya makin jauh dari pusat tersebut.

2.3 Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Utara


Kesembilan daerah kebudayaan di Amerika Utara menurut klasifikasi Clark Wissler adalah:

1. Daerah kebudayaan Eskimo

2. Daerah kebudayaan Yukon-Mackenzie

3. Daerah kebudayaan pantai barat laut

4. Daerah kebudayaan dataran tinggi

5. Daerah kebudayaan Plains

6. Daerah kebudayaan hutan timur

7. Daerah kebudayaan Dataran California (California Great Basin)

8. Daerah kebudayaan barat daya

9. Daerah kebudayaan tenggara

4
10. Daerah kebudayaan Meksiko

2.4 Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Latin


1. Sistem Penggolongan Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Latin Benua Amerika
Selatan dan Amerika Tengah pertama-tama dibagi ke dalam daerah-daerah kebudayaan
Amerika Latin oleh J.M. Cooper. Sistem itu membedakan adanya empat tipe kebudayaan di
Amerika Latin, yaitu:

(1) Circum Caribbean Cultures;

(2) Andean Civilization;

(3) Tropical Forest Cultures;

(4) dan Marginal Cultures.

Suatu sistem pembagian daerah-daeerah kebudayaan yang lebih detail dibuat oleh
G.P. Murdock, yang membagi seluruh benua ke dalam 24 culture areas. Dalam buku J.H.
Steward dan L.C. Faron berjudul Native Peoples of South America (1959) yang
merupakan suatu ikhtisar dari seluruh bahan yang tercantum dalam Handbook of the
South American Indians, pada dasarnya masih juga di pakai sistem klasifikasi Cooper,
tetapi dengan beberapa perbaikan menjadi lima tipe, yaitu:

(1) Cultures with Theocratic and Militaristic Chiefdoms;

(2) Andean Cultures;

(3) Southern Andean Cultures;

(4) Tropical Forest Cultures; dan

(5) Cultures of Nomadic Hunters and Gatheres.

2. Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Latin a. Daerah kebudayaan Cacique meliputi


kebudayaan-kebudayaan yang dulu maupun sekarang tersebar di Kepulauan Karibia, di
Negara-negara Venezuela dan Columbia bagian utara, di Equador dan Bolivia bagian timur.
b. Daerah kebudayaan Andes meliputi daerah dari kebudayaan zaman Pre-Inca, zaman
kejayaan Negara Inca di pegunungan Andes, dan suku-suku bangsa rakyat Indian dalam
zaman setelah runtuhnya Negara Inca di Negara Peru dan Bolivia bagian barat. c. Daerah
kebudayaan Andes Selatan meliputi kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup di bagian
utara Negara Chili dan Argentina. d. Daerah kebudayaan rimba tropis meliputi kebudayaan
suku-suku bangsa di perairan sungai Amazon dan anak-anak sungainya, serta di bagian besar
dari Negara Brazil. e. Daerah kebudayaan berburu dan meramu adalah daerah yang dulu oleh
Cooper disebut Marginal culture Area, dan meliputi kebudayaan suku-suku bangsa yang
tidak mengenal bercocok tanam.

5
2.5 Sub-sub Kawasan Geografi di Oceania
Kebudayaan-kebudayaan dari penduduk kepulauan di Lautan Teduh dalam keseluruhan
belum pernah dibagi ke dalam culture areas oleh para ahli antropologi, dan memang lebih
mudah untuk menggolongkan beragam kebudayaan yang tersebar di beratus-ratus kepulauan
di kawasan itu menurut empat subkawasan geografis, yaitu: kebudayaan penduduk asli
Australia, Irian dan Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia. Walaupun pembagian itu
merupakan suatu pembagian yang terutama berdasarkan ciri-ciri geografi, namun tampak
juga perbedaan secara umum mengenai ciri-ciri antropologi fisik, bahasa, sistem
kemasyarakatan, dan kebudayaan dari penduduk yang mendiami masing-masing empat
subkawasan dari oseania itu.

2.6 Daerah-daerah kebudayaan di Afrika


Berikut ini kedelapanbelas Kombinasi pembagian daerah kebudayaan Afrika :

1. Daerah kebudayaan Afrika Utara

2. Daerah kebudayaan Hilir Nil

3. Daerah kebudayaan Sahara

4. Daerah kebudayaan Sudan Barat

5. Daerah kebudayaan Sudan Timur

6. Daerah kebudayaan Hulu Tengah Nil

7. Daerah kebudayaan Afrika Tengah

8. Daerah kebudayaan Hulu Selatan Nil

9. Daerah kebudayaan Tanduk Afrika

10. Daerah kebudayaan Pantai Guinea

11. Daerah kebudayaan ”Bantu” Khatulistiwa

12. Daerah kebudayaan “Bantu” Danau-danau

13. Daerah kebudayaan “Bantu” Timur

14. Daerah kebudayaan “Bantu” Tengah

15. Daerah kebudayaan “Bantu” Barat Daya

16. Daerah kebudayaan “Bantu” Tenggara

17. Daerah kebudayaan Choisan

6
18. Daerah kebudayaan Madagaskar

2.7 Daerah-daerah kebudayaan di Asia


1. Daerah Kebudayaan Asia Tenggara

2. Daerah Kebudayaan Asia Selatan

3. Daerah Kebudayaan Asia Barat Daya

4. Daerah Kebudayaan Cina

5. Daerah Kebudayaan Stepa Asia Tengah

6. Daerah Kebudayaan Siberia

7. Daerah Kebudayaan Asia Timur Laut

2.8 Suku-suku Bangsa di Indonesia


Klasifikasi dari berbagai suku bangsa di wilayah Indonesia biasanya masih berdasarkan
sistem lingkaran-lingkaran hukum adat, yaitu:

1. Aceh

2. Gayo-Alas dan Batak, 2a. Nias dan Batu

3. Minangkabau, 3a. Mentawai

4. Sumatera Selatan, 4a. Enggano

5. Melayu

6. Bangka dan Belitong

7. Kalimantan

8. (8.a) Sangir-Talaud

9. Gorontalo

10. Toraja

11. Sulawesi selatan

12. Ternate 13. Ambon Maluku,

13a. kepulauan Barat Daya

14. Irian

7
15. Timor

16. Bali dan Lombok

17. Jawa Tengah dan Timur

18. Surakarta dan Yogyakarta

19. Jawa Barat

2.9 Ras, Bahasa dan Kebudayaan


Sejumlah manusia yang memiliki ciri-ciri ras tertentu yang sama, belum tentu
mempunyai bahasa induk yang termasuk satu rumpun bahasa, apalagi mempunyai satu
kebudayaan yang tergolong satu daerah kebudayaan. Misalnya ada beberapa orang Thai,
beberapa orang Khmer, dan beberapa orang sunda. Ketiga golongan itu mempunyai ciri-ciri
ras yang sama, yang dalam ilmu antropologi fisik sering kali disebut ciri-ciri ras Paleo-
Mongoloid. Namun bahasa induk masing-masing orang tadi termasuk keluarga bahasa yang
sangat berlainan. Bahasa Thai termasuk keluarga bahasa Sino-Tibetan; bahasa Khmer
termasuk keluarga bahasa Austro-Asia, dan bahasa sunda termasuk keluarga bahasa
Austronesia. Demikian pula kebudayaan ketiga gabungan orang-orang itu berlainan satu
dengan yang lain. Kebudayaan Thai dan Khmer terpengaruh oleh agama Buddha Theravada,
tetapi kebudayaan sunda terpengaruh oleh agama Islam.

Dalam zaman sekarang ini, komunikasi antara manusia dan mobilitas manusia di seluruh
penjuru muka bumi kita ini makin meluas, maka pembauran antara manusia dari beragam ras,
beragam bahasa, dan beragam kebudayaan juga menjadi makin intensif. Walaupun demikian,
untuk keperluan analisis antropologi secara histori kita perlu mengetahui pola-pola
penyebaran yang asli dari beragam ras, bahasa, dan kebudayaan di muka bumi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwa dalam aneka ragam kebudayaan dan masyarakat terdapat konsep suku bangsa
yang terdiri dari suku bangsa dan beragam kebudayaannya, konsep daerah kebudayaan yang
mengklasifikasikan beragam suku bangsa berdasarkan persamaan unsur kebudayaannya,
daerah kebudayaan di Amerika Utara yang diklasifikasikan menjadi Sembilan daerah
kebudayaan menurut Clark Wissler, daerah kebudayaan Amerika Latin tentang sistem
penggolongan daerah kebudayaan dan daerah kebudayaannya, empat sub kawasan geografi
dari oceania, delapanbelas daerah kebudayaan di Afrika, tujuh daerah kebudayaan di Asia,
sembilanbelas suku bangsa di Indonesia, ras, bahasa, dan kebudayaan.

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami buat, semoga apa yang telah kami uraikan dalam makalah ini
terutama dalam aneka ragam kebudayaan dan masyarakat dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca. Dan tidak lupa apabila ada kesalahan baik itu dalam penulisan ataupun dalam
penguraiannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

9
Daftar Pustaka

https://pdfcoffee.com/aneka-ragam-kebudayaan-dan-masyarakat-b-punk-22222222-pdf-free.html

https://www.kompasiana.com/pestalianasilalahi/5e4733d1097f3631347c1612/aneka-ragam-
budaya

10

Anda mungkin juga menyukai