MAKALAH
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Antropologi Budaya
Disusun Oleh:
SERANG
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang
berjudul Aneka Ragam Budaya. Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Antropologi Budaya pada program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Serang Raya.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak terutama dosen pengampu mata kuliah Antropologi Budaya.
Semoga Makalah ini dapat memberi sumbangsih dalam khazanah ilmu pengetahuan,
khususnya kepada penulis pribadi dan kampus tercinta tempat penulis menimba ilmu yakni
Universitas Serang Raya. Mohon kiranya jika ada kritik dan saran yang membangun, sangat
diharapkan dari para pembaca Makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
1.2 RUMRSAN MASALAH.......................................................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Konsep Suku Bangsa.............................................................................................................2
2.2 Konsep Daerah Kebudayaan..................................................................................................4
2.3 Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Utara......................................................................4
2.4 Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika Latin.......................................................................5
2.5 Sub-sub Kawasan Geografi di Oceania.................................................................................6
2.6 Daerah-daerah kebudayaan di Afrika....................................................................................6
2.7 Daerah-daerah kebudayaan di Asia........................................................................................7
2.8 Suku-suku Bangsa di Indonesia.............................................................................................7
2.9 Ras, Bahasa dan Kebudayaan................................................................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................................9
Daftar Pustaka................................................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia pun terkenal sebagai Negara maritime dengan memiliki laut yang luas.
Kekayaan alam yang berada di laut sangatlah diperlukan oleh Negara-negara yang ada di
dunia. Sering kali adanya pencurian di laut Indonesia oleh para nelayan asing seperti
Thailand, Singapur, India, Jepang, Cina, Hongkong dan lain-lain.
Pemerintah tidak dapat membendung pencurian tersebut karena kurangnya alat yang
canggih untuk menditeksi. Mungkin saja tidak berani untuk melawan karena sudah ada
undang-undang yang disepakati oleh kedua belah pihak. Seandainya kurang dalam
peralatan maupun manusia, pemerintah dapat memperdayakan nelayan sekitar untuk
melawan pencuri ikan.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui konsep suku bangsa yang ada di dunia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat baik berwujud sebagai
komunitas desa, kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa
menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang di luar warga
masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan atas corak khususnya tadi, suatu kebudayaan
dapat dibedakan dari kebudayaan lain. Pokok perhatian dari suatu deskripsi etnografi
adalah kebudayaan-kebudayaan dengan corak khas seperti itu. Istilah etnografi untuk
suatu kebudayaan dengan corak khas adalah ”suku bangsa” (dalam bahasa inggris disebut
ethnic group dan bila diterjemahkan secara harfiah “kelompok etnik” ).
Namun di sini digunakan istilah “suku bangsa” saja karena sifat kesatuan dari
suatu suku bangsa bukan “kelompok” melainkan “golongan”. Konsep yang tercakup
dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran
dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan kesadaran dan identitas tadi sering
kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Jadi, “kesatuan
kebudayaan” ditentukan oleh warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri. Deskripsi
mengenai kebudayaan suatu suku bangsa biasanya merupakan isi dari sebuah karangan
etnografi. Namun karena ada suku bangsa yang besar sekali, terdiri dari berjuta-juta
penduduk(seperti suku bangsa sunda), maka ahli antropologi yang membuat sebuah
karangan etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa besar
itu dalam deskripsinya. Umumnya ia hanya melukiskan sebagian dari kebudayaan suku
bangsa itu.
2
suka didiami oleh bangsa-bangsa lain. Di Negara kita suku-suku bangsa yang hidup dari
meramu, yaitu meramu sagu, masih ada di daerah-daerah rawa-rawa di pantai-pantai Irian
Jaya. Kebudayaan peternak yang hidup dalam pastoral societies hingga kini masih ada di
daerahdaerah padang rumput stepa atau sabana di Asia Barat Daya, Asia Tengah, Siberia,
Asia Timur Laut, Afrika Timur, atau Afrika Selatan. Kehidupan suku-suku peternak
berpindah-pindah dari suatu perkemahan ke perkemahan lain dengan menggembala
ternak mereka menurut musim-musim tertentu.
Mereka memerah susu ternak lalu membuat menjadi mentega, keju, dan hasil
olahan lain dari susu yang dapat disimpan lama. Selama berpindah-pindah mereka harus
menjaga ternaknya dengan baik agar tidak di curi oleh kelompok-kelompok peternak
lainnya. Jumlah ternak yang mereka miliki sering kali mencapai beratus-ratus ekor sapi
atau domba. Kehidupan seperti itu menyebabkan bahwa bangsa-bangsa peternak itu
sering sangat agresif sifatnya. Para peladang di daerah tropis (pengairan sungai kongo
Afrika Tengah, Asia Tenggara termasuk Indonesia(di luar jawa dan bali), dan di daerah
pengairan Amazon di Amerika Selatan) mempergunakan teknik bercocok tanam yang
sama. Mereka mulai dengan membersihkan belukar bawah dalam hutan, kemudian
menebang pohon-pohon dan membakar daun-daun, dahan, dan balok-balok pohon yang
ditebang. Di ladang yang di buka di tengah hutan secara demikian, mereka menanam
berbagai macam tanaman tanpa pengolahan tanah yang intensif (hanya seperlunya saja),
dan tanpa irigasi. Apabila setelah dua-tiga kali panen tanah tidak menghasilkan lagi
karena kehabisan zat-zatnya, maka ladang ditinggalkan, dan mereka membuka ladang
yang baru di hutan sampingnya, dengan teknik yang tetap sama. Bercocok tanam di
ladang merupakan suatu mata pencarian yang dapat juga menjadi dasar suatu peradaban
yang kompleks dengan masyarakat perkotaan, sistem kenegaraan, dan seni bangunan
serta pertukangan yang tinggi.
Kebudayaan nelayan yang hidup dalam fishing communities ada di seluruh dunia:
di sepanjang pantai, baik dari negara-negara yang berada di pinggir benua-benua,
maupun di pulaupulau. Secara khusus desa-desa nelayan itu biasanya terletak di daerah
muara-muara sungai atau di sekitar sebuah teluk. Kebudayaan petani pedesaan, yang
hidup dalam peasant communities pada masa sekarang merupakan bagian terbesar dari
objek perhatian para ahli antropologi, karena suatu proporsi terbesar dari penduduk dunia
masa kini memang masih merupakan petani yang hidup dalam komunitas-komunitas
desa, yang berdasarkan pertanian, khususnya bercocok tanam menetap secara tradisional
dengan irigasi. Hampir semua masyarakat pedesaan di Indonesia, dan khususnya di Jawa,
merupakan peasant societies yang berdasarkan bercocok tanam dengan irigasi secara
tradisional dan penduduk yang orientasi kebudayaannya merupakan golongan pegawai
(kebudayaan priyayi) di kota-kota administratif. Kebudayaan perkotaan yang kompleks
telah menjadi objek perhatian para ahli antropologi, terutama sesudah Perang Dunia II.
Pada masa itu timbul banyak negara baru bekas jajahan, dengan penduduk yang biasanya
3
terdiri dari banyak suku bangsa, golongan bahasa, atau golongan agama, dalam wadah
satu negara nasional yang merdeka. Masalah yang berhubungan dengan gejala hubungan
interaksi antarsuku bangsa di kota-kota besar dan juga beberapa masalah yang menjadi
pokok perhatian antropologi spesialisasi, sebagian besar juga timbul di kota-kota,
menyebabkan ada perhatian luas dari para ahli antropologi terhadap masyarakat kota, dan
timbulnya subilmu antropologi spesialisasiyang disebut “antropologi perkotaan” (urban
anthropology).
4
10. Daerah kebudayaan Meksiko
Suatu sistem pembagian daerah-daeerah kebudayaan yang lebih detail dibuat oleh
G.P. Murdock, yang membagi seluruh benua ke dalam 24 culture areas. Dalam buku J.H.
Steward dan L.C. Faron berjudul Native Peoples of South America (1959) yang
merupakan suatu ikhtisar dari seluruh bahan yang tercantum dalam Handbook of the
South American Indians, pada dasarnya masih juga di pakai sistem klasifikasi Cooper,
tetapi dengan beberapa perbaikan menjadi lima tipe, yaitu:
5
2.5 Sub-sub Kawasan Geografi di Oceania
Kebudayaan-kebudayaan dari penduduk kepulauan di Lautan Teduh dalam keseluruhan
belum pernah dibagi ke dalam culture areas oleh para ahli antropologi, dan memang lebih
mudah untuk menggolongkan beragam kebudayaan yang tersebar di beratus-ratus kepulauan
di kawasan itu menurut empat subkawasan geografis, yaitu: kebudayaan penduduk asli
Australia, Irian dan Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia. Walaupun pembagian itu
merupakan suatu pembagian yang terutama berdasarkan ciri-ciri geografi, namun tampak
juga perbedaan secara umum mengenai ciri-ciri antropologi fisik, bahasa, sistem
kemasyarakatan, dan kebudayaan dari penduduk yang mendiami masing-masing empat
subkawasan dari oseania itu.
6
18. Daerah kebudayaan Madagaskar
1. Aceh
5. Melayu
7. Kalimantan
8. (8.a) Sangir-Talaud
9. Gorontalo
10. Toraja
14. Irian
7
15. Timor
Dalam zaman sekarang ini, komunikasi antara manusia dan mobilitas manusia di seluruh
penjuru muka bumi kita ini makin meluas, maka pembauran antara manusia dari beragam ras,
beragam bahasa, dan beragam kebudayaan juga menjadi makin intensif. Walaupun demikian,
untuk keperluan analisis antropologi secara histori kita perlu mengetahui pola-pola
penyebaran yang asli dari beragam ras, bahasa, dan kebudayaan di muka bumi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa dalam aneka ragam kebudayaan dan masyarakat terdapat konsep suku bangsa
yang terdiri dari suku bangsa dan beragam kebudayaannya, konsep daerah kebudayaan yang
mengklasifikasikan beragam suku bangsa berdasarkan persamaan unsur kebudayaannya,
daerah kebudayaan di Amerika Utara yang diklasifikasikan menjadi Sembilan daerah
kebudayaan menurut Clark Wissler, daerah kebudayaan Amerika Latin tentang sistem
penggolongan daerah kebudayaan dan daerah kebudayaannya, empat sub kawasan geografi
dari oceania, delapanbelas daerah kebudayaan di Afrika, tujuh daerah kebudayaan di Asia,
sembilanbelas suku bangsa di Indonesia, ras, bahasa, dan kebudayaan.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga apa yang telah kami uraikan dalam makalah ini
terutama dalam aneka ragam kebudayaan dan masyarakat dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca. Dan tidak lupa apabila ada kesalahan baik itu dalam penulisan ataupun dalam
penguraiannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
9
Daftar Pustaka
https://pdfcoffee.com/aneka-ragam-kebudayaan-dan-masyarakat-b-punk-22222222-pdf-free.html
https://www.kompasiana.com/pestalianasilalahi/5e4733d1097f3631347c1612/aneka-ragam-
budaya
10