Wewenang Bidan :
1. Permenkes Nomor 5380 / IX / 1963
Wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara
mandiri , dengan didampingi tugas yang lain.
d. Pasal 11.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud pasal
8 huruf a, bidan berwenang untuk :
1). Memberikan immunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
2). Bimbingan sernam hamil
3). Episiotomi
4). Penjahitan luka episiotomi
5). Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan dilanjutkan dengan
perujukan
6). Pencegahan anemia
7). Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
8). Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfeksia
9). Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
10). Pemberian minum dengan sonde / pipet
11). Pemberian obat bebas,uterotonika untuk post partum dan manajemen
aktif kala III
12). Pemberian surat keterangan kelahiran
13). Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan
e. Pasal 13.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
sebagaimana dimaksud dalam mpasal 8 huruf b, bidan berwenang untuk :
1). Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam
rahim dalam rangka menjalankan tugas pemerintah dan kondom
2). Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah dengan supervisi dokter
3). Memberikan penyuluhan / konseling ,pemilihan kontrasepsi
4). Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahimk di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah
5). Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan
pada masa pra nikah dan pra konsepsi.
f. Pasal 13.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf c, bidan berwenang untuk :
1). Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu
dan anak
2). Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
3). Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalah gunaan narkotika psikotropika
dan zat adiktif lainnya (NAFZA). Serta penyakit lainnya.
g. Pasal 14.
1). Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang / pasien
tidak ada dokter ditempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
2). Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter, dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan
pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud didalam
pasal 8
3). Di daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat
adalah kecamatan atau kelurahan/ desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota
4). Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 telah terdapat
dokter kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku
h. Pasal 15
1). Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang
memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter
2). Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diselenggarakan sesuai
dengan model pelatihan yang ditetapkan oleh menteri
3). Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud ayat 2 memperoleh
sertfikat
i. Pasal 16.
Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya
menempatkan bidan yang pendidikan Diploma III kebidanan dengan
Pendidikan Diploma kebidanan yang talah mengikuti pelatihan.
5. Permenkes Nomor 1464 /Menkes/ Per /X/ 2010
a. Pasal 9
Dalam menyelenggarakan praktik, bidan berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi :
1). Pelayanan kesehatan ibu
2). Pelayanan kesehatan anak dan
3). Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
b. Pasal 10.
1). Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan pada masa prahamil , kehamilan , masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan
2). Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
a). Pelayanan konseling pada masa prahamil
b). Pelayanan antenatal pada kehamilan norma
c). Persalinan normal
d). Pelayanan ibu nifas normal
e). Pelayanan ibu menyusui
f). Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
3). Dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 2,
bidan berwenang untuk :
a). Episiotomi
b). Penjahitan luka jalan lahir tingkat 1 dan
c). Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d). Pemberian tablet Fe kepada ibu hamil
e). Pemberian Vit a dosis tinggi pada ibu nifas
f). Fasilitas / bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI
eksklusif
g). Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan post partum
h). Penyuluhan dan konseling
i). Binbingan pada kelompok ibu hamil
j). Pemberian surat keterangan kematian
k). Pemberian surat keterangan cuti persalinan
e. Pasal 11
1). Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada pasal 9 huruf b
diberikan pada bayi baru lahir , bayi, anak balita dan anak pra sekolah
2). Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 bidan berwenang untuk :
a). Melakukan asuhan bayi BBL normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K1, perawatan BBL pada
masa neonatal ( 0 – 8 hari) dan perawatan tali pusat
b). Penangan hipotermi pada BBL dan segera merujuk
c). Penanganan kegawatdarutan dilanjutkan dengan perujukan
d). Pemberian immunisasi rutin sesuai program pemerintah
e). Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
f). Pemberian konseling dan penyuluhan
g). Pemberian surat keterangan kelahiran
h). Pemberian surat kematian
d. Pasal 12
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf c, bidan berwenang untuk :
1). Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
2). Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
e. Pasal 13
1).. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, pasal 11
dan pasal 1 yang menjalankan program pemerintah berwenang
pelayanan kesehatan meliputi :
a). Pemberian alat kontrasepsi dalam rahim dan pemberian pelayanan
alat kontrasepsi bawah kulit
b). Asuhan antenatal terintegrasi dan intervensi khusus penyakit kronis
tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter
c). Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yg
ditetapkan
d). Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja dan penyehatan
lingkungan
e). Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah
dan anak sekolah
f). Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
g). Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan
terhadap IMS termasuk pemberian kondom dan penyakit lainnya
h). Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya atau NAFZA melalui informasi dan edukasi
i). Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
2). Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi ,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,
merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap IMS dan penyakit
lainnya serta pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya ( NAFZA) hanya dapat dilatih untuk itu.
f. Pasal 14.
1). Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yg tidak memiliki
dokter, dapat melakukan pelayananagi kesehatan ,diluar kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.
2). Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
adalah kecamatan atau kelurahan/ desa yang ditetapkan oleh kepala dinas
kesehatan kabupaten. Kota
3). Dalam daerah bagaimana sebagai dimaksud pada ayat 2 telah terdapat
dokter, kewenangan bidan sebagai dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku
g. Pasal 1.
1). Pemerintah daerah provinsi / kabupaten/ kota menugaskan bidan
praktik mandiri untuk melaksanakan program pemerintah
2). Bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program
pemerintah berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah
daerah provinsi . kabupaten / kota
h. Pasal 16.
1). Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah kota dan
pemerintah daerah harus mempertahankan bidan dengan pendidikan
minimal Diploma III Kebidanan
2). Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana pada ayat 1,
pemerintah kota dan pemerintah daerah dapat menempatkan bidan
yang telah mengikuti pelatihan
3). Pemerintah daerah provinsi / kabupaten . kota bertanggung jawab
menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan di
daerah yang tidak memiliki dokter.
TUGAS PERTEMUAN KE VI
1. Buatlah Resume dari materi pertemuan ke VI ( Wewenang Bidan)
2. Buast soal pilihan ganda dengan 4 option jawaban setiap mahasiswa
membuat ( lima) buah soal ( soal tidak boleh sama)