Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PPKN

“HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA”

Oleh

Muhammad Yazid Ahda

Muhammad Akmal Cholis Febrian

Mahfud Ihsan Faqih

DOSEN PEMBIMBING :

Ninil Elfira

JURUSAN PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AHLUSSUNNAH BUKIT TINGGI

TP. 1443/2021

1
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur kita kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kepada kita rahmat serta hidayahnya,sehingga makalah Tauhid
tentang Iman kepada hari kiamat dan iman kepada qadha dan qadhar dapat kami
selesaikan.

Sholawat dan salam tidak lupa kami ucapkan kepada baginda kita dialah
nabi Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah SWT untuk memberikan
petunjuk kejalan yang benar kepada seluruh manusia di dunia ini.

Penulis menyadari bahwasannya makalah yang dibuat ini masih terdapat


kekurangan dan kesalahan,sehingga memerlukan perbaikan.Oleh karena
itu,penulis menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah ini lebih
baik lagi.Atas kritik dan saran yang diberikan,penulis mengucapkan segenap
terimakasih sebesar besarnya,dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Bukit Tinggi,14 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. Pengertian Hak dan Kewajiban……….......................................................6


B. Macam Macam Hak Dan Kewajiban………...............................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

A. Kesimpulan...............................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................16

C. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh
pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban
tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para
pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika
keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial
yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu
dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga
negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah
pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum
dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban
seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.
Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang. Apabila
masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak
akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal

4
ini. Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada
memikirkan rakyat, sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum
mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang
berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan
kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28,
yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan
sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini
mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi. Pada para
pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus
menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan
maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan
seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini
kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan makalah yang dapat kami paparkan
adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian hak dan kewajiban?
2. Apa Konsep hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945?
C. Tujuan Berdasarkan
rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari
penulisan makalah ini antara lain:

1. Memahami dan mempelajari pengertian.

2. Memahami Konsep hak dan kewajiban warga negara dalam UUD


1945.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian hak dan kewajiban
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang
yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa
Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik,
kepunyaan, kewenangan, kekuasaan.1
Terkadang kita sering mendengar kata hak dan kewajiban dalam
kehidupan sehari-hari. hak seorang manusia merupakan fitrah yang ada
sejak mereka lahir. Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai
hak dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang
berbeda, tergantung pada misalnya, jabatan atau kedudukan dalam
masyarakat. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban,
penulis ingin memaparkan pengertian hak dan kewajiban. K. Bertens
dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan bahwa dalam pemikiran
Romawi Kuno, kata ius-iurus (Latin: hak) hanya menunjukkan hukum
dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan
undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur
kehidupan masyarakat demi kepentingan umum (hukum dalam arti Law,
bukan right). Pada akhir Abad Pertengahan ius dalam arti subjektif, bukan
benda yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka
hati menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu (right, bukan law).
Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif merupakan
pantulan dari hukum dalam arti objektif. Hak dan kewajiban mempunyai

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak

6
hubungan yang sangat. Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban
sempurna yang selalu berkaitan dengan hak orang lain dan kewajiban tidak
sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna
mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban tidak sempurna
berdasarkan moral.hak merupakan sesuatu yang urgen dalam kehidupan
ini. setiap orang berhak mendapatkan hak setelah memenuhi kewajiban.
Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan,
keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan).2

B. Macam-macam hak dan kewajiban


Ada beberapa contoh pembagian hak dan kewajiban, yaitu Hak legal dan
moral, hak positif dan negatif, hak khusus dan umum, hak individual dan sosial,
dan hak absolut.3
1. Hak legal dan moral

Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum dalam salah
satu bentuk. Hak legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau
sosial. Contoh kasus,mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang
memperoleh tunjangan setiap bulan, maka setiap veteran yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk mendapat tunjangan
tersebut.

Hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja.
Hak moral lebih bersifat soliderisasi atau individu. Contoh kasus, jika
seorang majikan memberikan gaji yang rendah kepada wanita yang
bekerja di perusahaannya padahal prestasi kerjanya sama dengan pria yang
bekeja di perusahaannya. Dengan demikian majikan ini melaksanakan hak
legal yang dimilikinya tetapi dengan melanggar hak moral para wanita
yang bekerja di perusahaannya. Dari contoh ini jelas sudah bahwa hak
legal tidak sama dengan hak moral.

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak

7
T.L. Beauchamp berpendapat bahwa memang ada hak yang
bersifat legal maupun moral, hak ini disebut hak-hak konvensional.
Contoh jika saya menjadi anggota klub futsal Indonesia, maka saya
memperoleh beberapa hak. Pada umumnya hak–hak ini muncul karena
manusia tunduk pada aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang
disepakati bersama. Hak konvensional berbeda dengan hak moral karena
hak tersebut tergantung pada aturan yang telah disepakati bersama anggota
yang lainnya dan hak ini berbeda dengan hak Legal karena tidak tercantum
dalam sistem hukum.

2. Hak Positif dan negatif

Hak Negatif adalah suatu hak bersifat negatif, jika saya bebas
untuk melakukan sesuatu atau memiliki sesuatu dalam arti orang lain tidak
boleh menghindari saya untuk melakukan atau memilki hal itu. Contoh:
hak atas kehidupan, hak mengemukakan pendapat.

Hak positif adalah suatu hak bersifat postif, jika saya berhak bahwa
orang lain berbuat sesuatu untuk saya. Contoh: hak atas pendidikan,
pelayanan, dan kesehatan. Hak negatif haruslah kita simak karena hak ini
terbagi lagi menjadi 2 yaitu: hak aktif dan pasif. Hak negatif aktif adalah
hak untuk berbuat atau tidak berbuat sperti orang kehendaki. Contoh, saya
mempunyai hak untuk pergi ke mana saja yang saya suka atau mengatakan
apa yang saya inginkan. Hak-hak aktif ini bisa disebut hak kebebasan. Hak
negatif pasif adalah hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara
tertentu. Contoh, saya mempunyai hak orang lain tidak mencampuri
urasan pribadi saya, bahwa rahasia saya tidak dibongkar, bahwa nama baik
saya tidak dicemarkan. Hak-hak pasif ini bisa disebut hak keamanaan.

3. Hak khusus dan hak umum

8
Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa
manusia atau karena fungsi khusus yang dimilki orang satu terhadap orang
lain. Contoh: jika kita meminjam Rp. 10.000 dari orang lain dengan janji
akan mengembalikan dalam dua hari, maka orang lain mendapat hak yang
dimiliki orang lain.

Hak Umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi


tertentu, melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak ini dimilki oleh
semua manusia tanpa kecuali. Di dalam Negara kita Indonesia ini disebut
dengan “hak asasi manusia”.

4. Hak Individual dan sosial

Hak individual disini menyangkut pertama-tama adalah hak yang


dimiliki individu-individu terhadap Negara. Negara tidak boleh
menghindari atau mengganggu individu dalam mewujudkan hak-hak yang
ia milki. Contoh: hak beragama, hak mengikuti hati nurani, hak
mengemukakan pendapat, perlu kita ingat hak-hak individual ini
semuanya termasuk yang tadi telah kita bahas hak-hak negative.

Hak Sosial disini bukan hanya hak kepentingan terhadap Negara


saja, akan tetapi sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-
anggota lain. Inilah yang disebut dengan hak sosial. Contoh: hak atas
pekerjaan, hak atas pendidikan, hak ata pelayanan kesehatan. Hak-hak ini
bersifat positif.

5. Hak Absolut

Hak yang bersifat absolut adalah suatu hak yang bersifat mutlak
tanpa pengecualian, berlaku di mana saja dengan tidak dipengaruhi oleh
situasi dan keadaan. Namun ternyata hak tidak ada yang absolut. Menurut

9
ahli etika, kebanyakan hak adalah hak prima facie atau hak pada
pandangan pertama yang artinya hak itu berlaku sampai dikalahkan oleh
hak lain yang lebih kuat. Setiap manusia memiliki hak untuk hidup dan
merupakan hak yang sangat penting. Manusia mempunyai hak untuk tidak
dibunuh namun ini tidak berlaku dalam segala keadaan tanpa alasan yang
cukup kuat. Seseorang yang membela diri akan penyerangan terhadap
dirinya memiliki hak untuk membunuh jika tidak ada cara lain yang harus
dilakukan. Salah satu contoh lain adalah warga masyarakat yang mendapat
tugas membela tanah air dalam keadaan perang. Kedua contoh tersebut
adalah contoh di mana hak atas kehidupan yang seharusnya penting dan
dapat dianggap sebagai hak absolut namun ternyata kalah oleh situasi,
keadaan, alasan yang cukup.

Kebebasan juga merupakan salah satu hak yang sangat penting


namun hak ini tidak dapat dikatakan hak absolut karena hak ini juga dapat
dikalahkan oleh hak lain. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa dan
membahayakan masyarakat sekitarnya dipaksa untuk dimasukkan ke
dalam rumah sakit jiwa meskipun ia menolak. Kebebasan yang dimiliki
orang tersebut merupakannya namun hak tersebut akhirnya kalah oleh hak
masyarakat yang merasa terancam jiwanya.

Hak tidak selalu bersifat absolut karena sesuatu hak akan kalah
oleh alasan atau keadaan tertentu lain yang dapat menggugurkan posisi
hak tersebut.

C. Konsep Hak dan kewajiban negara menurut UUD 1945

Dalam laman mkri.id, Prof. Dr. Notonagoro menyebutkan, hak dan


kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 25 hingga 35
UUD 1945.

Hak warga negara menurut UUD 1945 meliputi:

10
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
(pasal 27 ayat 2).
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan Berkembang”
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
6. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C
ayat 2).
7. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
8. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal
28I ayat 1).

Sementara Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945 meliputi:

1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.

11
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang
lain.
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat 2 menyatakan: “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan antara lain :
1. Antara hak azasi manusia dengan hak dan kewajiban warga negara
terdapat perbedaan namun tidak dapat dipisahkan.
2. HAM bersumber dari kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang Maha
Esa, bersifat universal dan abadi tidak tergantung kepada peraturan
perundang-undangan. Sedangkan hak dan kewajiban warga negara timbul
karena adanya peraturan perundang-undangan.
3. Peraturan perundang-undangan sebagai bagian dari hukum positif yang
menjamin perwujudan HAM dan yang mengatur hak serta kewajiban
warga negara amat diperlukan sebagai kontrol dan pedoman
penyelenggaraan negara serta aktivitas warga negara .
4. Pengakuan HAM dan hak serta kewajiban warga negara merupakan salah
satu atribut dari negara demokrasi yang berdasar atas hukum.
B. Saran
Hendaknya warga negara meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan
HAM, hak dan kewajibannya dengan mengacu pada seluruh peraturan
perundang-undangan yang bersifat responsif. 17 2. Dalam rangka pelaksanaan
tanggung jawab aparat pemerintah terhadap penghormatan, perlindungan,
pemajuan dan penegakkan HAM dan hak serta kewajiban warga negara perlu
menempuh langkah-langkah berikut :

13
1. Menyebarluaskan pemahaman HAM, hak dan warga negara kepada
masyarakat
2. Penciptaan suasana kondusif
3. Secara kontinu melakukan pengkajian, penelitian erat menyempurnakan
peraturan perundangan-undangan dengan melibatkan masyarakat.
4. Peningkatan kualitas kemampuan aparatur pemerintah/penegak hukum
5. Menggalang partisipasi/ dukungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin Lopa, Alqur’an dan HAM, PT Dana Bakti Prima Yasa, Yogyakarta,
1996.

H.A.Mansyur Effendi, Hak Azasi Manusia dalam Hukum Nasional dan


Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta 1994

Theo Huijbers, Filsafat Hukum, Kanisius, Yogyakarta 1995.

Soejono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar PT Raja Grafindo Persada Jakarta.


1990.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak

14

Anda mungkin juga menyukai