Anda di halaman 1dari 22

BAB 5

Perhitungan Biaya Produksi dan


Perhitungan Keuntungan

Source: Freepik.com
Peta Konsep

•Perhitungan Biaya Produksi dan Perhitungan Keuntungan


•Pengertian Biaya Produksi
•Jenis Biaya Produksi

•Penerimaan (Revenue)

•Laba Maksimum
PENDAHULUAN

Perhitungan biaya produksi dapat


menjadi jantung keputusan untuk
berbagai hal di dalam bisnis. Untuk
menghasilkan barang yang berkualitas
dan berdaya saing tinggi, seorang
pengusaha perlu memperhatikan biaya
produksi yang juga terkait dengan strategi
penetapan harga. Walaupun melakukan
produksi dengan biaya seefesien mungkin
merupakan hal yang ingin dicapai oleh
setiap perusahaan, hal ini tidak serta Source: Pixnio.com
merta memberikan keuntungan yang
maksimum bagi perusahaan.
A Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi semua


adalah
pengorbanan yang perlu dilakukan
untuk suatu proses produksi yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut
harga pasar yang berlaku, baik yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi.

Source: GeorgeRooney/Flickr.com
B Jenis Biaya Produksi

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang


digunakan dalam proses produksi
yang sifatnya tetap tidak
bergantung pada jumlah produksi.
Ada atau tidak ada kegiatan produksi,
biaya ini tetap diperhitungkan

Source: Freepik.com
B Jenis Biaya Produksi

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang


jumlahnya berubah-ubah
bergantung pada banyak atau
sedikitnya jumlah produksi.
Biaya-biaya ini harus dikeluarkan
sesuai dengan banyaknya jumlah
produksi.

Source: Rqreport/Flickr.com
B Jenis Biaya Produksi

3. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total adalah biaya yang merupakan penjumlahan


dari biaya variabel dan biaya tetap atau biaya
keseluruhan dalam melakukan proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Biaya total tentu
didapatkan dari penjumlahan biaya variabel dan biaya
tetap. Jika ditulis secara matematis adalah sebagai
berikut.

Keterangan :
TC = Total Cost (Biaya total)
VC = Variable Cost (Biaya variabel)
TC = VC + FC FC = Fixed Cost (Biaya tetap)
B Jenis Biaya Produksi

4. Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-rata merupakan


AC = AFC + AVC
penjumlahan dari biaya variabel
rata-rata dengan biaya tetap Keterangan :
AC = Average Cost (biaya rata-rata)
rata-rata atau dengan rumus: AFC = Average Fixed Cost (biaya tetap rata-rata)
AVC = Average variable cost (biaya variabel rata-rata)
B Jenis Biaya Produksi

5. Biaya Marjinal (Marginal Cost)


Biaya ini dapat dihitung dengan
membandingkan perubahan pada
Biaya marjinal merupakan biaya total setiap unit output yang
berurutan
konsep biaya terpenting dalam
ilmu ekonomi. biaya marjinal
setiap tingkat output ialah
tambahan biaya yang diperlukan
untuk memproduksi satu unit
output tambahan.
MC = TCn – TCn–1
C Penerimaan (Revenue)
Pemilik faktor produksi alam, seperti petani atau
pemilik perkebunan dengan balas jasa berupa
sewa.

Pemilik faktor produksi tenaga kerja, seperti


Penerimaan dapat diartikan sebagai sejumlah uang tenaga ahli, tenaga buruh, dan tenaga terampil
yang diterima oleh masyarakat dari berbagai dengan balas jasa berupa upah dan gaji.
sumber. Berdasarkan kaitannya dengan penerimaan,
masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok, Pemilik faktor produksi modal, seperti pemilik
salah satunya berdasarkan kepemilikan terhadap modal besar, modal kecil, dan modal menengah
faktor produksi. dengan balas jasa berupa bunga modal.

Pemilik faktor produksi kewirausahaan, seperti


pengusaha besar, pengusaha menengah, dan
pengusaha kecil dengan balas jasa berupa laba.
C Penerimaan (Revenue)
1. Jenis-Jenis Penerimaan

1. Penerimaan total

Penerimaan yang
didapat perusahaan dari
penjualan produknya.
Keterangan:
Secara matematis
TR = Penerimaan Total (Total Revenue)
penerimaan total dapat TR = P × Q P = Harga (Price)
ditulis: Q = Jumlah barang yang terjual (Quantity)
C Penerimaan (Revenue)
1. Jenis-Jenis Penerimaan

2. Penerimaan rata-rata

Penerimaan rata-rata
per satuan produk yang
dijual. Secara
Keterangan:
matematis, penerimaan AR = Penerimaan rata-rata ( Average Revenue )
rata-rata dirumuskan TR = Penerimaan Total ( Total Revenue )
sebagai berikut. Q = Jumlah barang yang terjual ( Quantity)
C Penerimaan (Revenue)
1. Jenis-Jenis Penerimaan

3. Penerimaan marjinal

Tambahan penerimaan
Keterangan:
akibat penambahan 1
MR = Penerimaan marjinal
unit barang yang dijual . TRn = Penerimaan total unit ke– n
Rumus penerimaan atau TRn – 1 = Penerimaan total sebelum n
marjinal sebagai berikut. Δ = Perubahan
C Penerimaan (Revenue)
2. Kurva Penerimaan
Kurva penerimaan menjelaskan hubungan antara harga dengan kuantitas barang sehingga kita dapat
mengetahui penerimaan total, rata-rata, dan marjinal. Perhatikan contoh di bawah ini.
C Penerimaan (Revenue)
3. Analisis Titik Impas (Break Even Point – BEP)

Analisis titik impas (break even point) adalah salah


satu analisis yang sangat perlu diketahui oleh
pengusaha untuk dapat melakukan tindakan agar dia
mendapat keuntungan pada saat yang akan datang.
Analisis titik impas berhubungan dengan analisis
biaya, jumlah biaya, jumlah penjualan atau
penerimaan, dan jumlah unit yang harus dihasilkan
untuk menuju suatu keadaan yang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
C Penerimaan (Revenue)
3. Analisis Titik Impas (Break Even Point – BEP)

a. Pengertian analisis titik impas

Analisis titik impas (break even point)


sebuah cara untuk menganalisis hubungan
dari biaya, pendapatan, dan laba. Titik
pulang pokok/ Break Even Point (BEP) adalah
keadaan ketika total penerimaan sama
dengan total biaya yang dikeluarkan.
C Penerimaan (Revenue)
3. Analisis Titik Impas (Break Even Point – BEP)
b. Gambar kurva titik impas

Dalam penentuan titik impas dapat


dilakukan dengan grafik sehingga kita
dapat mengetahui hubungan antara
biaya, penjualan (volume penjualan) dan
laba. Di samping itu, kita dapat
menentukan besarnya biaya yang
tergolong biaya tetap dan biaya variabel
sehingga laba dan rugi dari suatu produksi
akan terlihat.

Source: Wikimedia.org
C Penerimaan (Revenue)
3. Analisis Titik Impas (Break Even Point – BEP)
c. Hal-hal yang harus diperhatikan pada titik impas
Keterangan:
Secara matematika rumus dasar dari analisis titik impas 𝝅 = Laba
mendasarkan rumus laba nominal perusahaan , yaitu: TR = Total Revenue (Penerimaan total)
TC = Total Cost (Biaya Total)

Karena keadaan titik impas memperlihatkan tidak ada laba dan


tidak ada rugi , maka π = 0, dengan demikian Laba akan mencapai maksimum jika:
• Turunan pertama fungsi laba = 0 atau πʹ = 0
• Turunan kedua fungsi laba lebih kecil dari nol (0)
TR – TC = 0
atau negatif π” > 0
TR = TC
C Penerimaan (Revenue)
3. Analisis Titik Impas (Break Even Point – BEP)
d. Menghitung titik impas dengan Matematika

Titik impas adalah suatu kondisi di mana perusahaan


tidak menderita kerugian dan tidak mendapat laba
atau pada saat penerimaan sama dengan jumlah biaya
dengan kata lain TR = TC. sehingga: TR = P × Q
0 = TR (total Revenue) – TC (Total Cost)
TR = TC atau TC = TR Keterangan:
TR = Total Revenue (total penerimaan)
P = Price (Harga untuk satu unit)
Q = Quantity (jumlah unit penjualan)
Maka rumus perhitungannya,

Keterangan:
Q merupakan kuantitas pada saat
terjadinya titik impas dalam bentuk
unit
D Laba Maksimum
Dari hasil analisis antara jumlah biaya dan penerimaan, perusahaan dapat
menentukan berapa jumlah produksi yang akan mendatangkan profit atau
keuntungan bagi perusahaan. Profit atau laba adalah kelebihan penerimaan dari
biaya. Penambahan produksi dapat menurunkan harga jual yang diharapkan
mampu meningkatkan penjualan dan menciptakan
keuntungan.

Kondisi yang menunjukkan titik keuntungan maksimum perusahaan berada


pada titik di mana penerimaan marginal sama dengan biaya marginal . Saat
penerimaan marginal lebih besar dari biaya marginal , perusahaan dapat
menambah unit produksi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar
lagi.

Anda mungkin juga menyukai