ditunjukkan. di atas, memberikan satuan tegangan a menjadi [N·m] [m] /[m 4 ] = N/m 2
= Pa.
Para pelajar diminta untuk menggambarkan kembali arti dari syarat-syarat yang di-
gunakan untuk mendapatkan persamaan-persamaan di atas. Tegangan yang diberikan
oleh persamaan-persamaan ini menunjukkan bahwa tegangan tersebut bekerja tegaklurus
pada irisan dan berubah secara tinier terhadap sumbu netral. Kenyataan-kenyataan ini
adalah sangat penting. Demikian pula tiga dimensional dari persoalan haruslah selalu
diingat.
Pembahasan yang lalu hanya berlaku untuk keadaan di mana bahan bersifat elastis.
Konsep penting dalam mendapatkan rumus-rumus lenturan dapat diringkaskan sebagai
berikut :
1. Deformasi dianggap memberikan regangan yang berubah secara tinier terhadap
sumbu netral.
2. Sifat-sifat bahan digunakan untuk menghubungkan regangan dan tegangan.
3. Syarat-syarat keseimbangan digunakan untuk menentukan letak sumbu netral dan·
tegangan-tegangan dalam (interval stresses).
Konsep-konsep ini adalah sama dengan konsep yang digunakan untuk mendapatkan
rumus-rumus puntiran.
* Sumbu-sumbu utama per definisi adalah sumbu di mana momcn lembam sikucmpat adalah maksi·
mum a tau minimum. Sumbu-sumbu ini selalu saling tegaklurus antara sesamanya. Hasil momcn iner-
sia yailg didefinisikan olch J yz dA akan mcnjadi no! untuk sumbu-sumbu utarna ini. Sumbu sirnetri
dari sua tu dacrah irisan pcnampan~ sclalu scbuah surnbu utama. U~tuk perincian selanjutnya harap
di lihat lampiran pada Bab 8.
140 MEKANIKA TEKNIK
fzz = t (d + y)Z dA
di mana seperti sebelumnya y diukur dari sumbu yang melalui titik berat. Dengan meng-
kuadratkan besaran-besaran di dalam tanda kurung dan menempatkan konstanta-
konstanta ke luar tanda integral maka
1.:= = d 2 L
dA + 2d L y dA + Ly dA
2
= Ad2 -1· 2d L
y dA + /0
Akan tetapi, karena sumbu dari mana y diukur adalah melalui titik berat dari daerah
luas, maka f y dA a tau jiA adalah no!. Jadi
(5-2)
Persamaan ini merupakan teorema sumbu sejajar. Teorema ini dapat dinyatakan sebagai
berikut: Momen inersia suatu luas terhadap suatu sumbu adalah sama dengan momen
inersia dari luas yang sama terhadap sumbu yang sejajar yang melalui titik berat luas
tersebut, ditambah dengan hasilkali dari luas yang sama dengan kuadrat jarak antara
kedua sumbu.*
* Suatu teorema yang sama dapat pula dibuktikan untuk perkalian (untuk definisi inersia lihatlah
lampiran Bab 8)./yz:. = lyczc + Ad,d, di mana lyc.zc adalah inersia suatu luasA lcrhadap sumbulitik
bcrat Ye. Zc dan lyz adalah pcrkalian dari luas yang sama lcrhadap sl·kumpulan sumbu scjajar y, z .
.larak antara y dan Ye adalah d, dan antara z danzc adalah d,. Selanjutnya hubungan ini hl'Ikl'naan
dcngan Persamaan 5-2a.
LENTURAN MURNI BALOK 141
CONTOH 5-1
Hitunglah momen inersia terhadap sumbu horisontal yang melalui titik herat luas siku-
empat yang terlihat dalam Gambar S-6.
Gambar 5-6
PENYELESAIAN
Titik berat irisan ini terletak pada perpotongan kedua sumbu simetri dari luas siku-
empat. Karena itu lebih baik menulis dA dengan b dy. Jadi
I 3l+h.2, =
[zz = / =
0
fy
A
2
dA =
f +h/2
.
-h/2
y 2 b dy = b Y
3 -h.' 2
bh3
-12' (5-3)
CONTOH 5-2
Hitunglah momen inersia terhadap sua tu diameter dari sua tu luas lingkaran dengan jari-
jari c, seperti yang terlihat dalam Gambar 5-7.
y
y Gambar 5-7
z
142 MEKANIKA TEKNIK
PENYELESAIAN
Karena adanya kemungkinan terjadi keraguan antara I dan Ip untuk suatu irisan lingkar-
an, maka ada baiknya untuk menyebut I sebagai momen inersia sikuempat dari luas
semacam ini.
Untuk mendapatkan I untuk suatu lingkaran, pertama-tama perhatikanlah bahwa
p 2 = z 2 + y 2 , seperti yang dapat dilihat dalam gambar. Dengan menggunakan defmisi J,
dengan memperhatikan simetri terhadap kedua sumbu dan menggunakan Persamaan 3-2
maka
4 =L~~=L~+~~=L~~+L~~
= 1,, + lyy = 21,,
J nc4
I,, = lyy = 2 = 4 (5-4)
CONTOH 5·3
Tentukanlah momen inersia I terhadap sumbu horisontal untuk luas yang terlihat
dalam Gambar 5-8 yang digunakan dalam rumus lenturan.
40
10 20 10
I
I 10 Gambar 5-8
! 30
1 - 60
T
28.3
I
i 20
PENYELESAIAN
Karena momen.inersia diinginkan untuk digunakan dalam rumus lenturan, maka momen
inersia ini haruslah dihadapkan pada sumbu yang melalui titik berat daerah luas. Jadi
yang mula-mula harus diten~adalah titik berat daerah luas. Ha! ini dapat dilakukan
dengan sangat mudah dengan menghitung keseluruhan irisan bagian luar dan kemudian
dengan mengurangkannya dengan rongga di dalam. Untuk baikny!l, pekerjaan ini dilaku-
kan dalam bentuk tabung. Kemudian teorema sumbu sejajar digunakan untuk memper-
oleh momen inersia /.
LENTURAN MURNI BALOK 143
y[mm]
Luas A[mm2] (dari bawah) Ay
y= ~ 1 =
5
:8~ = 28,3 mm dari dasar
bh3 40(60)3
Untuk luas keseluruhan: I.= TI = - -- = 72 x 104 mm 4
12
SEGJEMPAT LINGKARAN
A =bh
lz la= bh3f!2
h/2
A .c bh/2 A= rrR2/2
h la ~ bh3/36 la = O.IIOR4
h/3
0 A = 2rrRavgl A = rrRavgl
avg 3
la = f./2 ~rrR~vgl 10 ""0.095rrRavgl
~~[P[1ncak. _
h~
~h
b
~
Luas segmen para-
A . hh/3 A bhf(n +I) bola adalahA = fhl