Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMULIAAN TERNAK

PEMULIAAN PADA SAPI POTONG UNTUK PEMENUHAN


KEBUTUHAN HEWAN QURBAN

Oleh :
Kelas C

Firda Nurul Afifah 200110180223

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Pemuliaan Ternak yang berjudul

“Pemuliaan Sapi Potong Untuk Pemenuhan Kebutuhan Hewan Qurban”. Mata

kuliah Pemuliaan Ternak ini merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus

diikuti oleh mahasiswa dalam mengambil mata kuliah Pemuliaan Ternak dalam

rangka memperdalam pemahaman terhadap teori terntang pemuliaan sapi potong.

Penulis menyadari Makalah Pemuliaan Ternak ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik demi perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga

Makalah Pemuliaan Ternak ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak. Akhir

kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Bandung, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................. ii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 2

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pemuliaan Ternak...................................................................... 3


2.2 Sapi Potong................................................................................ 4
2.3 Qurban....................................................................................... 4

III PEMBAHASAN

3.1 Jenis Sapi Untuk Qurban di Indonesia........................................ 6


3.2 Strategi Pemuliaan Pada Sapi Potong......................................... 7

IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan.................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 9

ii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama

Islam dan termasuk kedalam negara yang memiliki pemeluk agama Islam terbesar

di dunia. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang memiliki

kebutuhan hewan qurban yang cukup besar dalam pemenuhan ibadah qurban.

Hewan qurban yang biasa disembelih di Indonesia yaitu sapi, kerbau, domba serta

kambing. Meningkatknya kesadaran muslim Indonesia untuk melaksanakan

ibadah qurban menyebabkan peningkatan permintaan hewan qurban di seluruh

wilayah Indonesia.

Peningkatan permintaan sapi untuk kebutuhan qurban dilandasi oleh

keyakinan kaum muslim. Hewan yang digunakan dalam ibadah harus memiliki

kriteria sesuai syar’i yakni cukup umur, sehat, tidak cacat, dan memiliki tampilan

fenotipik yang bagus. Bangsa sapi yang dipasarkan di Indonesia adalah sapi

Peranakan Ongole (PO), sapi Madura, sapi Bali, sapi Jabres, sapi Pasundan, sapi

Limousin dan Simpo sebagai hewan qurban sangat tinggi dibanding dengan jenis

sapi lain

1.2 Rumusan Masalah

(1) Jenis sapi apa yang sering digunakan masyarakat di Indonesia sebagai

hewan qurban?

(2) Bagaimana strategi pemuliaan sapi potong di Indonesia agar dapat

memenuhi kebutuhan.
2

1.3 Tujuan

(1) Mengetahui jenis sapi yang sering digunakan masyarakat di Indonesia

sebagai hewan qurban.

(2) Mengetahui strategi pemuliaan sapi potong di Indonesia agar memenuhi

kebutuhan.
II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pemuliaan Ternak

Pemuliaan ternak adalah usaha jangka panjang dengan suatu tantangan

utama adalah memperkirakan ternak macam apa yang menjadi permintaan di

masa mendatang serta merencanakan untuk menghasilkan ternak-ternak yang

diharapkan tersebut (Warwick, dkk. 1990). Seleksi atau peningkatan mutu genetik

dilakukan pada kelompok-kelompok tertentu kemudian disebarkan pada

kelompok lain. Struktur ternak bibit umumnya berbentuk piramida yang terbagi

menjadi tiga strata (tiers) yaitu pada puncak piramida kelompok elit (nucleus),

kelompok pembiak (multiplier), dan paling bawah kelompok niaga (Warwick dkk.

1990)

Parameter genetik yang penting diketahui dalam menyusun program

pemuliaan diantaranya adalah nilai heritabilitas dan korelasi genetik antar sifat.

Heritabilitas adalah suatu koefisien yang menggambarkan berapa bagian dari

keragaman fenotipik total yang disebabkan oleh pengaruh kelompok gen yang

beraksi secara aditif, sedangkan korelasi genetik adalah korelasi yang lebih

banyak dipengaruhi oleh gen-gen yang beraksi secara pleiotropik (Martojo 1992),

kedua nilai ini berperan di dalam pelaksanaan seleksi.

Nilai heritabilitas dan korelasi genetik dapat dihitung dengan berbagai

cara, rancangan untuk menghitung heritabilitas dan korelasi genetik dapat sama.

Pendugaan terhadap besarnya nilai heritabilitas akan berbeda-beda tergantung

pada metoda yang digunakan, ragam genetik populasi, pengambilan contoh dan
4

banyaknya data serta kondisi populasi tempat heritabilitas dihitung (Warwick et

al. 1990).

2.2 Sapi Potong

Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan

daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara

mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

untuk meningkatkan produksi daging dengan mutu yang lebih baik dan berat yang

lebih sebelum ternak dipotong. Menurut Abidin (2006) Sapi potong adalah jenis

sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti

tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik.

Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai

kontribusi terbesar sebagai penghasil daging, serta untuk pemenuhan kebutuhan

pangan khususnya protein hewani. Berdasarkan Rencana Strategis Ditjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 (Ditjen PKH 2011), daging

sapi merupakan 1 dari 5 komoditas bahan pangan yang ditetapkan dalam RPJMN

2010-2014 sebagai komoditas strategis.

Budidaya sapi potong sudah cukup lama secara turun temurun dilakukan

petani ternak sapi potong di perdesaan. Umumnya pemahaman petani ternak

dalam membudidayakan sapi potong masih sekedar tabungan dengan cara

pemeliharaan tradisional, cukup memberikan pakan seadanya dengan kandang

sapi yang tidak sesuai teknologi yang dianjurkan ternak sapi akan dijual sesuai

kebutuhan keluarga.

2.3 Qurban

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam P4UI (2013) penyediaan

sapi potong dan daging sapi dalam negeri selama ini 97,7% berbasis peternakan
5

rakyat. Pertumbuhan produksi daging sapi (supply) di dalam negeri dari tahun

2005-2013 terus meningkat, namun belum mampu mengimbangi laju permintaan

(demand) yang semakin meningkat, sehingga untuk memenuhi permintaan

tersebut diperlukan impor.

Umat Islam bersepakat bahwa berquban itu disyariatkan, sebagaimana

keterangan beberapa ulama. Berqurban seekor kambing, pahalanya mencakup

seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak atau bahkan yang sudah

meninggal sekalipun. Tidak semua hewan bisa dijadikan sembelihan qurban.

Sebab, ini adalah ibadah yang sudah memiliki petunjuk bakunya dalam syariat

yang tidak boleh diubah, baik dikurang atau ditambah. Hewan qurban yang paling

utama adalah unta kemudian sapi untuk jatah qurban satu orang, bukan untuk

patungan, kemudian domba, lalu kambing local, baru kemudian satu unta untuk

patungan tujuh orang (sepertujuh unta), lalu sepertujuh sapi. Hal lain yang

terpenting adalah hewan-hewan qurban ini harus dalam keadaan sehat.


III

PEMBAHASAN

3.1 Jenis Sapi Untuk Qurban di Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi konsumen qurban pada

sapi Lim-Po dan Sim-Po menunjukkan proporsi tertinggi, sedangkan sebaliknya

untuk domba dan sapi local (Dudi, dkk., 2017). Preferensi konsumen untuk

menggunakan domba sebagai hewan qurban termasuk kategori rendah

dibandingkan sapi. Hal ini sejalan dengan pendapat Dadi, dkk., (2016) yang

menunjukkan adanya kecenderungan prefersni konsumen terhadap daging domba

sbagai daging yang dapat mengganggu kesehatan konsumen seperti pada penyakit

kronis. Menurut Marwan (1990) preferensi pelanggan adalah sikap pelanggan

yang menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki

untuk memberikan nilai kepuasan terhadap apa yang dibeli atau yang ditawarkan,

sehingga orang yang menginginkan barang atau jasa telah mempunyai sikap

perilaku pembelian.

Preferensi konsumen pada pelaksanaan ibadah qurban mengindikasikan

pada aspek fenotip kuantitatif dan kualitatif sehingga tampilan ternak lebih

diutamakan. Konsumen lebih menyukai sapi silangan yakni Lim-Po dan Sim-Po

disebabkan tampilan kedua sapi ini menunjukkan konformasi yang lebih daripada

domba dan atau sapi lokal. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya dalam

pelaksanaan ibadah qurban, konsumen akan memilih ternak yang memiliki

tampilan gagah dengan pola warna bulu yang cerah. Kedua kriteria tersebut

dimiliki oleh sapi Lim-Po dan Sim-Po akibat dari efek heterosis.

6
7

3.2 Strategi Pemuliaan Pada Sapi Potong

Fenomena selera konsumen ternak untuk keperluan ibadah qurban sangat

mendorong peternak sapi untuk senantiasa menyilangkan sapi Limousine dan atau

Simmental dengan sapi PO. Implikasinya adalah, program Insemniasi Buatan

dengan menggratiskan semen sapi lokal yang digiatkan oleh Pemerintah sejak

tahun 2012 sampai dengan saat ini kurang berhasil, dan peternak lebih memilih

semen sapi Limousine dan Simmental walaupun harus membayar mahal.

Sapi silangan Simmental-PO dan Limousin-PO banyak ditemukan

didaerah dataran tinggi di pulau Jawa terutama yang berilkim sejuk. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Aryogi dkk. (2005) yang menyatakan bahwa sapi

Simpo dan Limpo lebih cocok dikembangkan di daerah dataran tinggi.

Persilangan sangat ditentukan oleh keinginan kuat dan fanatisme peternak

terhadap rumpun sapi tertentu. Simmental dan Limousine sebagai dua rumpun

sapi yang sangat disukai peternak, sehingga secara tidak langsung telah

menjadikan perkawinan IB kearah up grading sapi betina lokal mereka.

Disamping itu juga terjadi pula perkawinan ke arah back cross ataupun

perkawinan tidak jelas karena beragamnya penggunaan sapi eksotik. Sementara

itu, pemerintah belum memberikan arah, program dan kontro

Strategi pemuliaan sapi potong di Indonesia yang harus dilakukan adalah

membuaat kawasan pemurnian dan kawasan persilangan antarbangsa sapi yang

terarah dan terkontrol sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pemusnahan sumber

daya genetik ternak lokal. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengawasan

dan pembinaan kepada peternak dan petugas IB dalam pelaksanaan kawin silang
8

anatarbangsa sapi Limousine-PO dan atau Simmental-PO sehingga tidak

mencemari sapi lokal lainnya.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

(1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi konsumen qurban pada

sapi Lim-Po dan Sim-Po menunjukkan proporsi tertinggi

(2) Strategi pemuliaan sapi potong di Indonesia yang harus dilakukan adalah

membuat kawasan pemurnian dan kawasan persilangan antarbangsa sapi

yang terarah dan terkontrol sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

pemusnahan sumber daya genetik ternak lokal. Langkah selanjutnya

adalah melakukan pengawasan dan pembinaan kepada peternak dan

petugas IB dalam pelaksanaan kawin silang anatarbangsa sapi Limousine-

PO dan atau Simmental-PO sehingga tidak mencemari sapi lokal lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2006. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka, Jakarta


Aryogi, Sumadi dan W. Hardjosubroto. (2005). Performans Sapi Silangan
Peranakan Ongole di Dataran Rendah (Studi Kasus Di Kecamatan Kota
Anyar Kabupaten Probolinggo Jawa Timur). Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
[BPS Jateng] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2013. Jawa Tengah
dalam Angka 2013 (Central Java in Figures 2013). Semarang (ID): Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.
Dadi Suryadi, Sri Rahayu, Cecep Firmansyah, Dan Sondi Kuswaryan. (2016).
Preferensi Konsumen Terhadap Daging Domba di Jawa Barat.
Sosiohumaniora, Volume 18 No. 1 Maret 2016 : 25 - 31
[Ditjen PKH] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2011.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
2010-2014 Edisi Revisi. Jakarta [ID]: Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Dudi dan Dedi Rahmat. Strategi Pemuliaan Sapi Potong yang Berkelanjutan untuk
Pemenuhan Kebutuhan Hewan Qurban. JANHUS Journal of Animal
Husbandry Service. Garut
Martojo, H.1992. Peningkatan mutu genetik ternak. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Marwan, Asri. (1990). Marketing. BPFE Universitas Gadjah Mada. Cetakan
Kedua. Hal:12.
Warwick, E.J., J.M. Astuti dan W. Hardjosubroto, 1990. Pemuliaan ternak.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai