Makalah
Makalah
Oleh :
Kelas C
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-
kuliah Pemuliaan Ternak ini merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus
diikuti oleh mahasiswa dalam mengambil mata kuliah Pemuliaan Ternak dalam
sempurna, oleh karena itu kritik demi perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga
Makalah Pemuliaan Ternak ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak. Akhir
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
III PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 9
ii
I
PENDAHULUAN
Islam dan termasuk kedalam negara yang memiliki pemeluk agama Islam terbesar
kebutuhan hewan qurban yang cukup besar dalam pemenuhan ibadah qurban.
Hewan qurban yang biasa disembelih di Indonesia yaitu sapi, kerbau, domba serta
wilayah Indonesia.
keyakinan kaum muslim. Hewan yang digunakan dalam ibadah harus memiliki
kriteria sesuai syar’i yakni cukup umur, sehat, tidak cacat, dan memiliki tampilan
fenotipik yang bagus. Bangsa sapi yang dipasarkan di Indonesia adalah sapi
Peranakan Ongole (PO), sapi Madura, sapi Bali, sapi Jabres, sapi Pasundan, sapi
Limousin dan Simpo sebagai hewan qurban sangat tinggi dibanding dengan jenis
sapi lain
(1) Jenis sapi apa yang sering digunakan masyarakat di Indonesia sebagai
hewan qurban?
memenuhi kebutuhan.
2
1.3 Tujuan
kebutuhan.
II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
diharapkan tersebut (Warwick, dkk. 1990). Seleksi atau peningkatan mutu genetik
kelompok lain. Struktur ternak bibit umumnya berbentuk piramida yang terbagi
menjadi tiga strata (tiers) yaitu pada puncak piramida kelompok elit (nucleus),
kelompok pembiak (multiplier), dan paling bawah kelompok niaga (Warwick dkk.
1990)
pemuliaan diantaranya adalah nilai heritabilitas dan korelasi genetik antar sifat.
keragaman fenotipik total yang disebabkan oleh pengaruh kelompok gen yang
beraksi secara aditif, sedangkan korelasi genetik adalah korelasi yang lebih
banyak dipengaruhi oleh gen-gen yang beraksi secara pleiotropik (Martojo 1992),
cara, rancangan untuk menghitung heritabilitas dan korelasi genetik dapat sama.
pada metoda yang digunakan, ragam genetik populasi, pengambilan contoh dan
4
al. 1990).
untuk meningkatkan produksi daging dengan mutu yang lebih baik dan berat yang
lebih sebelum ternak dipotong. Menurut Abidin (2006) Sapi potong adalah jenis
Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 (Ditjen PKH 2011), daging
sapi merupakan 1 dari 5 komoditas bahan pangan yang ditetapkan dalam RPJMN
Budidaya sapi potong sudah cukup lama secara turun temurun dilakukan
sapi yang tidak sesuai teknologi yang dianjurkan ternak sapi akan dijual sesuai
kebutuhan keluarga.
2.3 Qurban
sapi potong dan daging sapi dalam negeri selama ini 97,7% berbasis peternakan
5
rakyat. Pertumbuhan produksi daging sapi (supply) di dalam negeri dari tahun
seluruh anggota keluarga meskipun jumlahnya banyak atau bahkan yang sudah
Sebab, ini adalah ibadah yang sudah memiliki petunjuk bakunya dalam syariat
yang tidak boleh diubah, baik dikurang atau ditambah. Hewan qurban yang paling
utama adalah unta kemudian sapi untuk jatah qurban satu orang, bukan untuk
patungan, kemudian domba, lalu kambing local, baru kemudian satu unta untuk
patungan tujuh orang (sepertujuh unta), lalu sepertujuh sapi. Hal lain yang
PEMBAHASAN
untuk domba dan sapi local (Dudi, dkk., 2017). Preferensi konsumen untuk
dibandingkan sapi. Hal ini sejalan dengan pendapat Dadi, dkk., (2016) yang
sbagai daging yang dapat mengganggu kesehatan konsumen seperti pada penyakit
yang menginginkan suatu barang atau jasa berdasarkan kemampuan yang dimiliki
untuk memberikan nilai kepuasan terhadap apa yang dibeli atau yang ditawarkan,
sehingga orang yang menginginkan barang atau jasa telah mempunyai sikap
perilaku pembelian.
pada aspek fenotip kuantitatif dan kualitatif sehingga tampilan ternak lebih
diutamakan. Konsumen lebih menyukai sapi silangan yakni Lim-Po dan Sim-Po
disebabkan tampilan kedua sapi ini menunjukkan konformasi yang lebih daripada
domba dan atau sapi lokal. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya dalam
tampilan gagah dengan pola warna bulu yang cerah. Kedua kriteria tersebut
dimiliki oleh sapi Lim-Po dan Sim-Po akibat dari efek heterosis.
6
7
mendorong peternak sapi untuk senantiasa menyilangkan sapi Limousine dan atau
dengan menggratiskan semen sapi lokal yang digiatkan oleh Pemerintah sejak
tahun 2012 sampai dengan saat ini kurang berhasil, dan peternak lebih memilih
didaerah dataran tinggi di pulau Jawa terutama yang berilkim sejuk. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Aryogi dkk. (2005) yang menyatakan bahwa sapi
terhadap rumpun sapi tertentu. Simmental dan Limousine sebagai dua rumpun
sapi yang sangat disukai peternak, sehingga secara tidak langsung telah
Disamping itu juga terjadi pula perkawinan ke arah back cross ataupun
terarah dan terkontrol sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pemusnahan sumber
dan pembinaan kepada peternak dan petugas IB dalam pelaksanaan kawin silang
8
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
(2) Strategi pemuliaan sapi potong di Indonesia yang harus dilakukan adalah
9
DAFTAR PUSTAKA
10