Anda di halaman 1dari 14

KOPERASI SYARIAH ASB

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KOPERASI SYARIAH AMANAH SEJAHTERA BERSAMA

DEPOK

BAB I.

NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN LAMBANG KOPERASI

Pasal 1

Koperasi ini bernama Koperasi Syariah Amanah Sejahtera Bersama atau disingkat Koperasi Syariah ASB
yang selanjutnya disebut Koperasi.
Daerah kerja Koperasi tercantum pada Anggaran Dasar Koperasi BAB I, Pasal 1, ayat 3.
Surat keputusan pembukaan cabang dan atau perwakilan Koperasi, ditanda-tangani oleh 2 (dua) orang
pengurus yaitu Ketua dan Sekertaris Koperasi.
Lambang Koperasi :

Arti lambang koperasi rangkaian huruf a,s, dan b berbentuk rangkaian roda kendaraan yang menunjuk
ke arah atas dan berjalan di atas tulisan Koperasi Syariah di dalam 3 (tiga) bingkai bintang segi 8 (delapan).
Menggambarkan upaya keras yang harus di tempuh Koperasi Syariah Amanah Sejahtera Bersama (ASB)
secara terus menerus seperti roda kendaraan yang berputar tidak kenal lelah ke segala penjuru angin
dalam rangka memegang amanah anggota koperasi mencapai tujuan sejahtera bersama, walaupun kadang
di bawah kadang di atas yang semuanya dilaksanakan berpedoman Al Qur’an, Al Hadist dan peraturan
perundangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang pada akhirnya semua ikhtiar
hasilnya dipasrahkan kepada Allah SWT.
Arti lambang koperasi warna hijau menggambarkan warna alam, dedaunan, kesegaran, relaksasi,
harmoni, alami, sejuk, yang mempunyai makna koperasi bersifat menenangkan dan menentramkan bagi
seluruh anggotanya karena usahanya dikelola secara syariah.
Arti lambang koperasi warna biru mengambarkan warna langit dan laut yang memberi kesan luas
dunia ini, yang mempunyai makna luasnya bidang usaha koperasi untuk menyejahterakan anggotanya.

Arti lambang koperasi warna kuning memberi kesan kegembiraan, terang, cerah, bersinar, yang
mempunyai makna dalam mencapai tujuan koperasi diperlukan ketegasan, kesejukan, optimis, dan
kerjasama semua anggota koperasi yang dikelola secara akuntabel, transparan, dan profesional.
BAB II.

KEANGGOTAAN

Pasal 2

Tata Cara Penerimaan Anggota

Pengertian umum dan syarat keanggotaan Koperasi tercantum pada Anggaran Dasar Koperasi BAB II
Pasal 10, 11, dan 12.
Anggota Koperasi adalah warga perorangan yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang mendaftarkan diri menjadi anggota dan diterima serta disetujui oleh pengurus.
Permintaan menjadi anggota diajukan secara tertulis / lisan oleh warga perorangan kepada pengurus
Koperasi. Permintaan menjadi anggota harus menyertakan keterangan data diri sesuai dengan Kartu
Tanda Penduduk yang masih berlaku.
Permohonan untuk menjadi anggota Koperasi tersebut diajukan oleh calon anggota kepada Pengurus
Koperasi cq Sekertaris Koperasi. Dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak formulir tersebut
diterima, lengkap dengan kelengkapan administrasi lainnya, pengurus koperasi akan memberi jawaban
kepada calon anggota, diterima atau ditolak. Surat tersebut ditanda-tangani oleh Sekretaris Koperasi.
Pendaftar yang diterima, dicatat dalam buku Daftar Anggota Koperasi.

Pasal 3

Berakhirnya Keanggotaan

Berakhirnya keanggotaan koperasi adalah seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi Bab II
Pasal 13.
Keputusan atas berakhirnya keanggotaan koperasi ditanda-tangani oleh Sekertaris Koperasi.
Dalam hal anggota yang bersangkutan memiliki hutang kepada koperasi, maka akan langsung dipotong
pada simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela dan simpanan lain yang terdapat pada koperasi.
Dan jika jumlah tersebut masih belum mencukupi, maka sisanya tetap menjadi kewajiban bagi yang
bersangkutan untuk melunasinya yang dituangkan dalam Surat Pernyataan.
Simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dapat dikembalikan kepada anggota yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut : Anggota yang bersangkutan mengajukan surat permohonan pencairan
simpanan wajib dan simpanan pokok, dengan menyebutkan jumlah yang akan dicairkan, serta cara
pencairan (tunai atau transfer), jika pencairan dilakukan dengan cara transfer, maka yang bersangkutan
harus menyebutkan rekening bank. Surat tersebut ditujukan kepada Bendahara Koperasi.
Anggota yang telah berhenti dan dikeluarkan oleh pengurus dapat menjadi anggota kembali dengan
mendaftarkan diri sebagai anggota baru lagi dan membuat pernyataan sanggup memenuhi ketentuan
yang berlaku.
BAB III.

PENERIMAAN ANGGOTA LUAR BIASA

Pasal 4

Ketentuan umum, hak, dan kewajiban anggota luar biasa tertuang dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB
II Pasal 20 dan 21.
Anggota luar biasa adalah warga perorangan yang berdomisili atau bertempat tinggal diwilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Anggota luar biasa adalah warga perorangan yang telah melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
yang besarnya seperti yang diberlakukan bagi Anggota Koperasi biasa.
Permintaan menjadi anggota luar biasa diajukan secara tertulis dan diajukan kepada pengurus Koperasi.
Permintaan menjadi anggota luar biasa harus menyertakan data diri sesuai dengan Kartu Tanda
Penduduk yang masih berlaku.
Pengurus Koperasi memberikan keputusan dalam tenggang waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan segera
disampaikan kepada pendaftar.
Pendaftar yang diterima dicatat dalam buku daftar anggota luar biasa Koperasi.

BAB IV.

PERMODALAN

Pasal 5

Simpanan Anggota

Ketentuan yang mengatur Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib diatur pada Anggaran Dasar Koperasi
BAB III Pasal 22, 23, dan 24.
Simpanan-simpanan anggota pada Koperasi terdiri :

Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Sukarela

Simpanan Pokok harus dipenuhi dalam waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah mendaftar.
Anggota Koperasi wajib membayar Simpanan Wajib pada setiap bulan, setiap saat atau sekaligus dalam
1 (satu) tahun yang berjalan.
Pasal 6

Modal Pinjaman

Ketentuan modal pinjaman diatur pada Anggaran Dasar Koperasi BAB III, Pasal 27.
Pengikatan pinjaman pada pihak ke-3 dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus Lengkap dengan
persetujuan pengawas dan dilaporkan ke Rapat Anggota.
Penggunaan pinjaman dilakukan oleh pengurus untuk pembiayaan usaha Koperasi berdasarkan Rencana
Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.

Pasal 7

Modal Penyertaan

Ketentuan modal penyertaan diatur pada Anngaran Dasar Koperasi BAB III Pasal 28.
Untuk memenuhi kebutuhan anggota, Koperasi dapat bekerjasama dengan anggota dalam bentuk:

Penyertaan modal anggota pada unit usaha Koperasi.


Penyertaan modal Koperasi pada usaha-usaha anggota.

Dalam usaha ekonomi yang ada kaitannya dengan kebutuhan anggota koperasi, Koperasi dapat
mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk penyertaan modal.
Dalam hal terdapat kelebihan kemampuan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka
peluang usaha dengan non anggota.
Kerjasama tersebut dapat dilakukan dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Anggota.
Kerjasama sesuai diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengorbankan asas dan prinsip-prinsip
Koperasi.

BAB V.

RAPAT ANGGOTA

Pasal 8

Ketentuan umum rapat anggota, wewenang rapat anggota, penyelnggaraan rapat anggota telah diatur
pada Anggaran Dasar Koperasi BAB IV Pasal 32, 33, 34, 35, 36, 37, dan 38.
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi wajib diikuti oleh anggota sebagai peserta.
Sifat anggota sebagai peserta RAT adalah individual dan tidak dapat diwakilkan.
Anggota luar biasa bisa diundang pengurus untuk mengikuti RAT.
Anggota yang berhak mengikuti RAT Koperasi adalah anggota yang sampai tutup buku tahun yang
berjalan telah melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
Hak suara anggota dan penggunaannya diatur dalam tata tertib RAT.
Anggota mempunyai hak untuk dipilih dan memilih dalam setiap pergantian pengurus dan pengawas
Koperasi.
Setiap anggota berhak menyampiakan saran dan koreksi terhadap pengurus baik secara tertulis ataupun
lisan .
Jika anggota koperasi melebihi 500 orang maka Rapat Anggota dapat dilakukan dengan sistem delegasi,
yaitu setiap 10 (sepuluh) orang diwakili 1 (orang) anggota untuk menjadi delegasi dalam RAT.
Satu orang delegasi mempunyai 1 (satu) hak suara.
Pengurus menyampaikan pemberitahuan dan atau undangan RAT kepada anggota dalam waktu
selambat-lambatnya 14 hari sebelum rapat diselenggarakan.
Menyampaikan acara dan tata tertib rapat untuk disahkan dalam rapat anggota.
Memimpin rapat-rapat dengan berpegang teguh pada tata tertib dan acara rapat.
Membuat notulensi dan berita acara Rapat Anggota yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
Membuat surat keputusan tentang hasil rapat untuk disampaikan kepada anggota, pengawas dan
pejabat berwenang.

BAB VI.

RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA

Pasal 9

Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) Koperasi wajib diikuti oleh anggota sebagai peserta.
Sifat anggota sebagai peserta RALB adalah individual dan tidak dapat diwakilkan.
Anggota yang berhak mengikuti RALB Koperasi adalah anggota yang sampai tutup buku tahun yang
berjalan telah melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
Hak suara anggota dan penggunaannya serta pimpinan rapat diatur dalam tata tertib RALB.
Menyampaikan pemberitahuan dan atau undangan rapat kepada anggota dalam waktu selambat-
lambatnya 14 hari sebelumnya.
Menyampaikan acara dan tata tertib rapat untuk disahkan dalam rapat anggota.
Memimpin rapat-rapat dengan berpegang teguh pada tata tertib dan acara rapat.
Membuat notulensi dan berita acara Rapat Anggota yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
Membuat surat keputusan tentang hasil rapat untuk disampaikan kepada anggota, pengawas dan
pejabat berwenang.

BAB VII.

KEPENGURUSAN

Pasal 10
Susunan Pengurus dan Tugas Tanggung Jawab Pengurus

Susunan Pengurus Koperasi adalah sebagai berikut : Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
Uraian tugas Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Koperasi adalah:

Ketua :

Ketua Koperasi memiliki tanggung jawab baik kedalam maupun keluar organisasi, dengan uraian tugas
sebagai berikut :

– Memimpin Koperasi dan mengkoordinasikan kegiatan seluruh Anggota Pengurus dan Pengelola.

– Mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan. Melaksanakan segala perbuatan sesuai dengan
Keputusan Rapat anggota dan Rapat Pengurus.

– Ketua bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.

Sekretaris

Tugas utama sekretaris adalah sebagai penanggungjawab administrasi koperasi, adapun uraian tugasnya
sebagai berikut :

-Bertanggung jawab kegiatan administrasi dan perkantoran.

-Mengusahakan kelengkapan organisasi.

-Mengatur jalannya perkantoran.

-Memimpin dan mengarahkan tugas karyawan.

-Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan bersama bendahara dan pengawas.

-Menyususn rancangan rencana program kerja organisasi.

Sekretaris berwenang :

-Mengambil keputusan dibidang kesekretariatan.

-Menandatangani surat-surat bersama ketua.


-Menetapkan pelaksanaan bimbingan organisasi dan penyuluhan.

-Sekretaris bertanggung jawab kepada rapat Pengurus melalui Wakil Ketua;

Bendahara

Pada dasarnya tugas pokok bendahara adalah mengurus kekayaan dan keuangan koperasi, antara lain :

-Bertanggung jawab masalah keuangan koperasi.

-Mengatur jalannya pembukuan keuangan.

-Menyusun anggaran setiap bulan.

-Mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang.

-Menyusun rencana anggaran dan pendapatan koperasi.

-Menyusun laporan keuangan.

-Mengendalikan anggaran.

Bendahara berwenang :

-Mengambil keputusan dibidang pengelolaan keuangan dan usaha.

-Bersama dengan ketua menandatangani surat yang berhubungan dengan bidang keuangan dan usaha.

Persyaratan untuk menjadi pengurus tercantum dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB IV Pasal 41.

Pasal 11

Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian Pengurus


Proses pemilihan pengurus adalah sebagai berikut :

Pemilihan pengurus dilakukan secara langsung atau formatur.


Tata cara pemilihan diatur dalam tata tertib rapat pemilihan pengurus.

Pemilihan secara formatur adalah sebagai berikut ;

Jumlah anggota sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang yang dipilih
dari kalangan pengurus demisioner dan anggota.
Semua anggota formatur dipilih oleh dan dari rapat anggota.

Dalam pemilihan pengurus baru, anggota pengurus lama yang dipertahankan sebanyak-banyaknya
adalah 1/3 (sepertiga).
Formatur yang tidak berhasil membentuk pengurus, dalam jangka waktu yang telah ditentukan, wajib
mengembalikan mandat kepada rapat anggota secara tertulis.

Pasal 12

Selama belum terbentuk pengurus baku, maka pengurus lama yang ada merupakan pengurus dalam
keadaan demisioner yang berwenang melakukan pekerjaan pengurus untuk urusan rutin.
Dalam hal formatur mengembalikan mandat maka pengurus (demisioner) segera mengadakan rapat
anggpta untuk pemilihan pengurus selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan kemudian terhitung mulai tanggal
penyerahan mandat oleh fssormatur.

Pasal 13

Anggota pengurus sebelum memangku jabatanya, wajib menadatangani surat pernyataan yang bunyinya
adalah sebagai berikut :

Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus Koperasi Syariah Amanah
Sejahtera Bersama akan selalu berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan dan undang-undang koperasi,
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan-peratuaran yang berlaku di koperasi serta
melaksanakan ketentuan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Koperasi Syariah Amanah
Sejahtera Bersama akan bekerja dengan aktif, jujur, tertib sehingga kepentingan anggota Koperasi bisa
terlayani dengan baik.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Koperasi Syariah Amanah
Ssejahtera Bersama akan menjauhkan perbuatan–perbuatan yang merugikan gerakan koperasi pada
umumnya dan Koperasi Syariah Amanah Sejahtera Bersama pada khususnya.

Pasal 14
Pengurus koperasi yang melakukan perbuatan tidak sesuai dengan AD/ART dapat diberhentikan dengan
tata cara pengenaan saknsi seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB XII Pasal 85 ayat 3.
Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan, pemberhentian sementara harus diakhiri dengan
keputusan rapat pengurus lengkap dalam bentuk :

Pemberhentian sementara dicabut atau


Pemberhentian sementara tetap berlaku sampai ada keputusan rapat anggota berikutnya.

Anggota pengurus yang pemberhentian sementara dicabut, harus kembali ke kepengurusan semula
kecuali yang bersangkutan menyatakan penolakan secara tertulis.
Anggota pengurus yang pemberhentiannya tidak diterima atau disahkan oleh rapat anggota harus
kembali pada kepengurusan semula kecuali yang bersangkutan menyatakan penolakan secara tertulis.
Anggota pengurus yang pemberhentiannya disahkan oleh rapat anggota maka pengurus tersebut harus
berhenti dari jabatannya.

BAB VIII.

PENGAWAS

Pasal 15

Persyaratan untuk dipilih menjadi Pengawas tercantum dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB IV Pasal 48.
Anggota pengawas terdiri dari :

Pengawas Syariah
Pengawas Manajemen

Anggota Pengawas Syariah dipilih berdasarkan ketentuan Dewan Pengawas Syariah Majelis Ulama
Indonesia dan atau peraturan perundangan yang berlaku.
Anggota Pengawas Manajemen dipilih secara langsung oleh Rapat Anggota dari kalangan anggota atau
oleh formatur pemilihan pengurus apabila pemilihan anggota pengawas tersebut bersamaan dengan
pemilihan pengurus.

Pasal 16

Pengawas Manajemen sebelum memangku jabatan wajib menandatangani surat pernyataan yang isinya
sebagai berikut :

Bahwa saya dalam menjalankan tugas kewajiban sebagai pengawas Koperasi Syariah ASB akan selalu
berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta
peraturan-peraturan yang berlaku pada Koperasi. Dan melaksanakan ketentuan tersebut dengan jujur dan
sebaik-baiknya.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas / kewajiban sebagai pengawas Koperasi Syariah ASB akan bekerja
dengan rutin, tertib, cermat dan bersemangat sehingga kepentingan koperasi dan anggota-anggotanya
mendapatkan pelayanan sebaik-baiknya.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas / kewajiban sebagai pengawas Koperasi Syariah ASB akan
menjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang merugikan gerakan koperasi pada umumnya dan Koperasi
Syariah ASB serta anggota pada khususnya.

Pasal 17

Ketentuan-ketentuan uang kehormatan dan atau penggantian biaya bagi anggota pengawas, ditetapkan
dalam anggaran belanja yang disahkan oleh rapat anggota.
Untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan tugas dan kewajiban pengawas, salah seorang diantaranya
menjadi koordinator yang ditetapkan dalam rapat pengawas.

Pasal 18

Dalam hal anggota pengawas tidak lagi memenuhi ketentuan-ketentuan diatas, diberhentikan sebagai
anggota pengawas.
Dalam hal pengawas melanggar anggaran dasar, atas permintaan pengurus rapat anggota dapat
memberhentikan anggota pengawas yang bersangkutam.
Tata tertib pembelaan diri oleh pengurus juga berlaku untuk pengawas.

BAB IX.

KARYAWAN DAN PENGELOLAAN USAHA

Pasal 19

Karyawan adalah pelaksana terlatih dan profesional yang ditunjuk untuk mengelola dan
mengembangkan aset-aset Koperasi dan dipimpin oleh seorang Manajer dan Kepala Unit Usaha.
Manajer membawahi 3 (tiga) Kepala Unit Usaha yang masing-masing kepala unit dapat memiliki
karyawan.
Karyawan dipilih dan di seleksi oleh pengurus sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
pendidikannya dan diangkat melalui perjanjian atau kontrak kerja yang dibuat secara tertulis.
Karyawan melaksanakan semua kebijakan pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus.
Karyawan bertugas untuk merancang rencana kerja, mengelola dan menjalankan usaha sehari-hari.
Pengelola mendapat gaji bulanan yang besarnya di tetapkan pengurus berdasarkan perkembangan
usaha Koperasi, kesepakatan, dan pertimbangan kemajuan bisnis Koperasi yang ditentukan oleh Pengurus.
Pengelola mendapat bonus dari SHU dan THR setiap tahun, yang besarnya sesuai dengan, kinerja,
kesepakatan dan ketetapan Pengurus.

Pasal 20

Pengelola melaksanakan rapat pengelola yaitu rapat yang hanya di hadiri oleh seluruh staf pengelola
Koperasi.
Rapat pengelola dipimpin oleh manajer dan apabila berhalangan dapat digantikan oleh salah satu
karyawan di bawahnya.
Rapat pengelola terdiri atas :
Rapat pengelola harian, yaitu rapat koordinasi yang dilaksanakan pengelola secara rutin setiap hari
sebelum operasional, untuk mengetahui kesiapan staf pengelola, serta pemberian motivasi dan doa.
Rapat Pengelola mingguan, yaitu rapat koordinasi yang dilaksanakan pengelola rutin pekanan untuk
menilai pekerjaan satu pekan dan menyiapkan rencana kerja pekan berikutnya.
Rapat pengelola bulanan, yaitu rapat koordinasi yang menilai kinerja Pengelola, Laporan Keuangan,
L/R, Penilaian Kesehatan Koperasi, Penilaian Aktiva Produktif (NPL) dari tiap penerima pembayaran dan
sosialisasi kebijakan operasional yang perlu dilakukan.
Rapat Pengelola mingguan dan bulanan dibuatkan notulensi rapat yang terdokumentasi dengan tertib
dan di tandatangani oleh pemimpin rapat/manajer.

BAB X.

KEGIATAN USAHA

Pasal 21

Kegiatan usaha Koperasi meliputi :


Perdagangan umum
Jasa
Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS), yang terdiri dari :

Simpanan :
Simpanan Wadiah
Simpanan Mudharabah
Simpanan Pendidikan
Simpanan Kurban
Simpanan Rekreasi
Simpanan Umroh/Haji
Simpanan jenis lain sesuai kebutuhan
Pembiayaan :
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Ijaroh
Pembiayaan Qard
Pengaturan lebih lanjut kegiatan USPPS diatur dalam Peraturan Khusus.
BAB XI.

SISA HASIL USAHA

Pasal 22

Pembagian bagian Sisa Hasil Usaha kepada masing-masing anggota dilakukan setelah perhitungan
dengan kewajiban-kewajibannya kepada Koperasi.
Pendapatan bersih dari Sisa Hasil Usaha tersebut dibagikan untuk :

a Dana Cadangan 25,0 %


b Anggota 55,0 %
c Pengurus 10,0 %
d Karyawan 5,0 %
e Pendidikan, Kesehatan, dan atau Sosial 5,0 %

BAB XII.

SUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Pasal 23

Ketentuan pembukuan Koperasi tercantum dalam Anggaran Dasar Koperasi BAB IX Pasal 71.
Laporan keuangan Koperasi meliputi :

Neraca
Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Laporan Sumber dan Penggunaan dana zakat
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan yang berasal dari infaq, sodaqohdan waqaf serta dana
social lainnya
Catatan atas Laporan Keuangan

BAB XIII.

SANKSI
Pasal 24

Ketentuan dan tata cara pengenaan sanksi bagi anggota, pengurus, dan pengawas telah diatur dalam
Anggaran Dasar Koperasi BAB XII Pasal 85.

BAB XIV.

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 25

Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota dan diputuskan oleh 50% lebih 1 (satu) dari
yang hadir.
Hasil amandemen/ perubahan terhadap ART didokumentasikan oleh pengurus.

BAB XV.

PENUTUP

Pasal 26

Anggaran Rumah Tangga koperasi dibuat sebagai pelengkap dari Anggaran Dasar yang telah dibuat
sebelumnya.
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditambah dan dirubah oleh Rapat Anggota sesuai perkembengan yang
ada.
Hal-hal yang beum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan khusus
dan/atau Surat Keputusan Pengurus yang dibuat oleh Pengurus dan selanjutnya disahkan oleh Rapat
Anggota.
Apabila hal-hal yang diatur didalam Anggaran Rumah Tangga ini ternyata bertentangan dengan
Anggaran Dasar, maka yang berlaku adalah Anggaran Dasar.

Pasal 26

Anggaran Rumah Tangga ini disetujui dan disahkan oleh Rapat Anggota Koperasi pada hari Sabtu tanggal
13 Mei 2017.
Akta Anggaran Rumah Tangga ini ditandatangani oleh kami yang diberi kuasa oleh Rapat Anggota pada
hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017.

1. H. Wahnarno Hadi ttd


2.. H. Abdul Malik Madjid ttd
3, Muhammad Fadli Nurhasan ttd

Download ART
Join our Newsletter
Keep Updated
Copyright © 2021 KOPERASI SYARIAH ASB – OnePress theme by FameThemes

Anda mungkin juga menyukai