Anda di halaman 1dari 2

2.

2 Dosis Lansia

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (nugroho, 2000).

Lanjut usia (lansia) mengalami perubahan fisiologis dan biologis seperti


penurunan fungsi organ tubuh dan penurunan kecepatan metabolisme, serta
berkurangnya hormon maupun perubahan keadaan enzim-enzim didalam tubuh,
sehingga perlu penyesuaian dosis untuk lansia yang dikonversi dari dosis dewasa,
konversi dosis sebagai berikut:

Umur (tahun) Dosis


60-70 4/5 dosis dewasa
70-80 3/4 dosis dewasa
80-90 2/3 dosis dewasa
>90 1/2 dosis dewasa

Contohnya :
misal Dosis dewasa parasetamol 500 mg untuk sekali pakai,
berapa dosis untuk lansian berumur 67 tahun.
maka jawabnya : 4/5 x 500 mg = 400 mg untuk sekali pakai lansia umur 67 tahun
(kisaran 60-70 tahun).

Dosis obat untuk penderita geriatrik


Pada umumnya kecepatan absorbsi obat lebih lambat pada lansia dari pada dewasa
muda karena faktor-faktor berikut:
1. Berkurangnya sekresi getah lambung sehingga kecepatan disolusi sediaan tablet &
kapsul menurun , juga kadar ionisasi obat.
2. Perubahan mukosa g.i. dapat memperlambat transpor aktif obat
3. Perubahan kecepatan pengosongan lambung, motilitas usus , menurunnya aliran
darah ke Mesenterik

Pada distribusi obat terdapat hubungan antara penyebaran obat dalam cairan
tubuh dan ikatannya dengan protein plasma (biasanya dengan albumin, tetapi
pada beberapa obat dengan protein lain seperti asam alfa 1 protein), dengan sel darah
merah dan jaringan tubuh termasuk organ target. Pada usia lanjut terdapat penurunan
yang berarti pada massa tubuh tanpa lemak dan cairan tubuh total, penambahan lemak
tubuh dan penurunan albumin plasma. Penurunan albumin sedikit sekali terjadi pada
lansia yang sehat dapat lebih menjadi berarti bila terjadi pada lansia yang sakit,
bergizi buruk atau sangat lemah. Selain itu juga dapat menyebabkan meningkatnya
fraksi obat bebas dan aktif pada beberapa obat dan kadang-kadang membuat efek obat
lebih nyata tetapi eliminasi lebih cepat.

Munculnya efek obat sangat ditentukan oleh kecepatan penyerapan dan cara
penyebarannya. Durasi (lama berlangsungnya efek) lebih banyak dipengaruhi
oleh kecepatan ekskresi obat terutama oleh penguraian di hati yang biasanya membuat
obat menjadi lebih larut dalam air dan menjadi metabolit yang kurang aktif atau
dengan ekskresi metabolitnya oleh ginjal. Sejumlah obat sangat mudah diekskresi
oleh hati, antara lain melalui ambilan (uptake) oleh reseptor di hati dan melalui
metabolisme sehingga bersihannya tergantung pada kecepatan pengiriman ke hati
oleh darah. Pada usia lanjut, penurunan aliran darah ke hati dan juga kemungkinan
pengurangan ekskresi obat yang tinggi terjadi pada labetolol, lidokain, dan
propanolol. Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi beberapa obat.
Umumnya obat diekskresi melalui filtrasi glomerolus yang sederhana dan kecepatan
ekskresinya berkaitan dengan kecepatan filtrasi glomerolus (oleh karena itu
berhubungan juga dengan bersihan kreatinin). Misalnya, digoksin dan antibiotik
golongan aminoglikosida. Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang, begitu juga
dengan aliran darah ke ginjal sehingga kecepatan filtrasi glomerolus berkurang sekitar
30 % dibandingkan pada orang yang lebih muda. Akan tetapi, kisarannya cukup lebar
dan banyak lansia yang fungsi glomerolusnya tetap normal. Fungsi tubulus juga
memburuk akibat bertambahnya usia dan obat semacam penicilin dan litium, yang
secara aktif disekresi oleh tubulus ginjal, mengalami penurunan faali glomerolus dan
tubulus

Anda mungkin juga menyukai