Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

“TRANSPORTASI MATERIAL & STORAGE”

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

1. Fitri Andriani (122020021)


2. Siti Aisyah Putri Shaffira (122020032)

Dosen Pengampu: Netty Herawati, S.T, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat AllAh SWT. Karena atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa hambatan. Kemudian shalawat
beserta salam kami junjungkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad. SAW selaku utusan
Allah.SWT.

Kami sebagai penyusun dari makalah ini meminta maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan atau penyusunan didalam
makalah ini. Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Alat Industri Kimia yang sudah memberikan kami sebuah materi, yang mana materi
tersebut akan kami jelaskan di dalam makalah ini.

Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Akhir kata, Kami
memohon ampun kepada Allah SWT. Dan maaf yang sedalam-dalamnya atas segala
kekhilafan yang sudah kami perbuat.

Palembang, 8 November 2021

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Transportasi Padatan 4
2.2 Transportasi Fluida dan Gas 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi material adalah pemindahan material, baik material padat, cair


ataupun gas dari satu tempat ke tempat lain. Pemindahan material secara mekanik
dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama adalah pemindahan material jarak
dekat, misalnya bongkar muat, pada kapal atau gerobak barang dari suatu instalasi ke
instalasi lainnya. Kedua adalah pemindahan material jarak jauh, misalnya dengan
kapal, kereta atau motor penggerak lainnnya, maupun piping system, pompa,
kompresor, dan blower untuk zat cair atau gas.

Pemindahan solid (handling of solid) dengan jarak dekat dapat dilakukan dengan
bantuan tenaga manusia meliputi penyekopan, pemindahan, dan pengangkatan.
Karena ke mampuan manusia yang terbatas, maka diciptakan peralatan untuk
membantu dalam pemindahan material tersebut. Peralatan tersebut antara lain Screw
Conveyor, Belt conveyor, Bucket elevator, dan Pneumatic Conveyor.

Untuk sarana transfortasi fluida, dapat digunakan pipa dan tube, pompa, kompesor,
ataupun blower untuk pemindahan material berupa gas. Faktor yang perlu
diperhatikan dalam transportasi padatan maupun fluida adalah karakteristik operasi,
kapasitas (aliran, volumetric per satuan waktu), kebutuhan daya dan efisiensi
mekanik, disamping juga keandalan mutu dan kemudahan pemeliharaan. Untuk
peralatan yang kecil, kesederhanaan dan kemudahan operasi lebih diutamakan
disamping efisiensi mekanik yang tinggi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip proses transportasi material ?
2. Apakah perbedaan fungsi peralatan transportasi material ?
3. Bagaimana cara melakukan pemilihan yang digunakan dalam transportasi
material?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mampu menjelaskan prinsip proses transportasi material
2. Mampu menjelaskan perbedaan fungsi peralatan transportasi material
3. Mampu melakukan pemilihan peralatan yang diguanakan dalam transportasi
material

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Transportasi Padatan

1. Conveyor

Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan


bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat
transportasi untuk mengangkut bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan
kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan
diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor
yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk
padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan
antara lain tergantung pada :

 Kapasitas material yang ditangani 


 Jarak perpindahan material 
 Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi 
 Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties)  
 Harga peralatan tersebut. 

2. Klasifikasi Conveyor

Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat


diklasifikasikan sebagai berikut : 

a. Belt Conveyor
b. Chain Conveyor : 
               1. Scraper Conveyor
               2. Apron Conveyor
               3. Bucket Conveyor 
               4. Bucket Elevator

c. Screw Conveyor 
d. Pneumatic Conveyor  

a. Belt Conveyor
Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup
sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap
pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor

v
ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik,
kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang
akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk
yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas. 

Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu : 

 Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut


maksimum sampai dengan 18.
 Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan. 
 Kapasitas tinggi. 
 Serba guna. 
 Dapat beroperasi secara kontinu.
 Kapasitas dapat diatur. 
 Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.
 Dapat naik turun. 
 Perawatan mudah. 

Kelemahan-kelemahan dari belt conveyor : 

 Jaraknya telah tertentu. 


 Biaya relatif mahal.
 Sudut inklinasi terbatas.  

vi
b. Chain Conveyor

Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :  

 Scraper Conveyor
 Apron Conveyor
 Bucket Conveyor 
 Bucket Elevator

Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai


sebagai alat bantu untuk menggerakkan material.

 Scraper Conveyor

Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling


murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat
digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini
digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak
mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan. 

Karakteristik dan performance dari scraper conveyor:  

 Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°.


 Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m.
 Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam. 
 Harganya murah. 

Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor:

 Mempunyai jarak yang pendek. 


 Tenaganya tidak konstan. 

vii
 Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. 
 Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap. 

 Apron Conveyor

Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk
beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor
yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang
dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu
dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan
dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang
lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain
digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja
untuk mengangkut bahan yang berat.

Karakteristik dan performance dan apron conveyor: 

 Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°.


 Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam. 
 Kecepatan maksimum 100 ft/m. 
 Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun
yang besar.
 Perawatan murah.  

Kelemahan -kelemahan apron konveyor : 

viii
 Kecepatan yang relatif rendah. 
 Kapasitas pengangkutan yang kecil 
 Hanya satu arah gerakan  

 Bucket Conveyor

Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai


conveyor apron yang dalam. 

Karakteristik dan performance dari bucket conveyor: 

 Bucket terbuat dari baja 


 Bucket digerakkan dengan rantai 
 Biaya relatif murah. 
 Rangkaian sederhana. 
 Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan. 
 Kecepatan sampai dengan 100 ft/m. 
 Kapasitas kecil 100 ton/jam. 

Kelemahan -kelemahan bucket conveyor: 

 Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in. 


 Investasi mahal. 
 Kecepatan rendah.
 

ix
 Bucket Elevator

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan


kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut
yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang melebihi 30°.
Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan
kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor.
Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang
dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket)
yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya
masing -masing. Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat
dibagi atas : 

- Minneapolis Type

Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan


untuk mengangkut butiran dan material kering yang sudah
lumat. 

x
- Buckets for Wet or Sticky Materials. 

Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut


material yang cenderung lengket. 

- Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar


dan material yang berat.

3. Screw Conveyor

Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk
halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor)Alat ini pada
dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga
bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. 

Macam-macam flight adalah: 

 Sectional flight  : Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau


pendek  yang disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh-
dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku

xi
keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang
panjang.
 Helicoid flight  : Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita
panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros . Untuk membentuk
suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat
pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. 
 Special flight, terbagi: 

1. cast iron flight  : digunakan dimana suhu dan tingkat


kerusakan tinggi 
2. ribbon flight     : Untuk bahan yang lengket
3. cut flight         : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight
pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara
memotong-motong flight biasa lalu membelokkan
potongannya ke berbagai arah.

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah,


biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek.
Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut
hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang
dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu
poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang
satunya lagi.

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebuah wadah
antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian
dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan
sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah
yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang
konveyor.  menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya
semuanya terbuat dari besi.

4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau
berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic
conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut
oleh aliran udara.

Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain: 

 Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.


 Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.
 Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu. 

xii
Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan
kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem
pengangkulan. Bahan - bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat
dipindah - pindahkan ujungnya.
Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi
akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini
mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga
akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah
produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring
ditempatkan diantara siklon dan pompa.

Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang


kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat
seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak
mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen. Konveyor ini juga
dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan
kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis.
Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok
atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor
lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran
udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan
tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan
untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung
pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-
lain. Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya
lebih besar dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan
yang sama. Perhitungan-perhitungan pada konveyor pneumatik sama sekali
empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-data
peralatan pabrik.

2.2. Transportasi Fluida dan Gas

1. Pipa dan Tube


Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan factor-faktor
sebagai berikut.
1.      Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi
energi pengaliran.
2.      Jangan kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube
yang digunakan.

Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair
dapat dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual
dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada
umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam

xiii
panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia
dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung
pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan
dinding tube licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan
ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan
sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan
solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau
cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor
(casting), dan piercing.

2. Valve
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan
ukuran dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk
membuka dan menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi
tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar
aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis valve yang
paling sering digunakan :

1.      Gate Valve


Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem
perpipaan. Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off),
tetapi tidak untuk mengatur besar kecil aliran (throttling). Kelebihan
Gate Valve, minimnya halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh,
sehingga aliran bisa maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui
badan valve yang berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji
vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser naik turun saat
handel valve diputar. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka,
maka akan menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi
aliran zat bisa menyebabkan getaran pada baji valve sehingga
menghasilkan suara gemeretak.

2.      Globe Valve


Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan
besar kecil aliran (throttling) diperlukan. Desain Globe Valve yang
sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran zat didalam
valve, sehingga tekanan menurun drastis dan menyebabkan turbulensi
di dalam valve itu sendiri. Dengan demikian, Globe Valve tidak
disarankan diinstal pada sistem yang menghindari penurunan tekanan,
dan sistem yang menghindari tahanan pada aliran.

3.      Angle Valve


Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi
dimana pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun
angle valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi
pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan.

4.      Ball Valve


Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain.
Ball valve menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang

xiv
tembus, diapit oleh dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering
dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar
kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini
dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat
cair. Ball valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan
ankle untuk membuka atau menutup valve dengan sudut 90°.
Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya tekanan pada saat
valve dibuka penuh.

5.      Butterfly Valve


Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang dioperasikan
dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh
dengan sudut 90°. Wafer ini tetap berada ditengah aliran, dan
dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan
tertutup, wafer tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran
terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran,
sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure
drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off
ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas
dalam jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak
memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/
sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).

6.      Relief Valve


Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve
yang lain. Valve ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih
yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah
kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja,
relief valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih
ekstrim. Relief valve menggunakan pegas baja yang secara otomatis
akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman. Level
tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level
tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal,
relief valve secara otomatis akan tertutup kembali.

7.      Check Valve


Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan
Globe Valve. Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada
beberapa jenis check valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu
Swing Check dan Lift Check. Swing Check Valve biasanya
dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh
beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve
sebagai Ball Check Valve. Check Valve tidak menggunakan handel
untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari
aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran
balik (backflow) Check Valve sering digunakan sebagai pengaman dari
sebuah equipment dalam sistem perpipaan.

xv
3. Pompa
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilah pompa (pump), kipas
(fan), blower (penghembus) dan compressor tidaklah mempunyai arti yang
tepat. Misalnya pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump)
adalah mesin-msin untuk memampatkan gas. Namun demikian, pompa adalah
alat untuk memindahkan zat cair, sedangkan kipas, blower atau kompressor
berfungsi untuk menambahkan energi pada gas. Kipas membuang gas
(biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau talang besar,
biasanya berupa mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang
dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air saja.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik
yang membuatnya.

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Transportasi material adalah pemindahan material, baik material padat, cair ataupun
gas dari satu tempat ke tempat lain.
Pemindahan solid (handling of solid) dengan jarak dekat dapat dilakukan dengan
bantuan tenaga manusia meliputi penyekopan, pemindahan, dan pengangkatan.
Karena ke ampuan manusia yang terbatas, maka diciptakan peralatan untuk
membantu dalam pemindahan material tersebut. Peralatan tersebut antara lain Screw
Conveyor, Belt conveyor, Bucket elevator, dan Pneumatic Conveyor.
Untuk sarana transfortasi fluida, dapat digunakan pipa dan tube, pompa, kompesor,
ataupun blower untuk pemindahan material berupa gas.

3.2. Saran
Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan penulis
juga berharap agar makalah ini bisa menunjang kemampuan dan keahlian analis atau
laporan dalam mata kuliah Alat Industri Kimia khususnya.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

www.bagasdika.web.id/.../TRANSPROTASI%20PAD.

distantina.staff.uns.ac.id/.../1-materi-transportasi-padat.

http://diditnote.blogspot.com/2013/01/alat-transportasi-industri.html
http://id.scribd.com/doc/284014104/Peralatan-Transportasi-Material
https://titoaldilaputra.wordpress.com/2013/12/20/resume-peralatan-industri-proses/

xviii

Anda mungkin juga menyukai