Final Nusantara
Final Nusantara
Segala puji hanya bagi ALLAH SWT. Kami memuji, memohon pertolongan dan
ampunan serta perlindungan kepadanya dari segala keburukan amal perbuatan kami. Salawat
dan salam semoga dilimpahkan atas Baginda Rasulullah, keluarga serta sahabatnya.
Berkat rahmat ALLAH SWT kami dapat menyelesaikan laporan ini pada
waktunya.Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing kami ibu Nurul
Fakriyah, M. Arc yang telah memberi bimbingan kepada kami dalam penulisan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
segala segi, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sebagai bahan perbaikan dalam penulisan laporan dimasa mendatang.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi kami sendiri, Amin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................3
1.2 Manfaat Dan Tujuan..........................................................................3
1.2.1 Manfaat.................................................................................3
1.2.2 Tujuan...................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1 letak Geografi Kalimantan Barat .......................................................4
2.2 Pengertian Rumah Panjang Kalimantan Barat .................................5
2.3 Kebudayaan Masyarakat Rumah Panjang..........................................5
2.4 Arsitektur Rumah Panjang Kalimantan Barat....................................7
BAB III
ANALISA...........................................................................................................14
3.1 Teori Arsitektur Nusantara Menurut Prijotomo ...............................14
3.2 Hasil Analisa Menurut Prijotomo …………………………….……14
BAB IV
PENUTUP...........................................................................................................18
4.1 Kesimpulan......................................................................................18
4.2 Saran.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0 o) tepatnya di atas Kota
Pontianak. Karena pengaruh letak ini, maka Kalimantan barat adalah salah satu daerah tropik
dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk provinsi terbesar
keempat di Indonesia. Pertama adalah Provinsi Papua (319.036 km2), kedua adalah Provinsi
Kalimantan Timur (204.534 km2) dan ketiga adalah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564
km2) dan keempat adalah Provinsi kalimantan Barat.
Sumber : Goggle
Letak Geologis
Kalimantan Barat termasuk daerah beriklim equator tropis yang mempunyai curah
hujan yang tinggi yaitu rata-rata 3.000 mm dengan 170 hari hujan setiap tahunnya, sehingga
tumbuh hutan-hutan yang lebat tetapi di lain sisi dapat menyebabkan cepatnya erosi di
daerah pegunungan. Di daerah dataran tinggi terutama di sepanjang daerah perbatasan dengan
Malaysia Timur tanaman perkebunan dapat tumbuh dengan baik seperti kopi, karet, cengkeh,
dan lada, sedangkan di daerah pantai adalah baik untuk usaha pertanian dan penanaman buah-
buahan.
Topografi
Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai
ratusan sungai yang aman jika dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke
Timur sepanjang Lembah Kapuas, serta Laut Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini
berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove.
Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (42,32%) dan
padang/semak belukar/alang-alang (34,11%). Adapun area hutan terluas terletak di
Kabupaten Kapuas Hulu seluas 1.964.491 ha, sedangkan padang/semak belukar terluas
4
berada di Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.374.145 ha. Sementara itu areal perkebunan
mencapai 1.574.855,50 atau 10,73 %.
1. Kepercayaan
Religi asli suku Dayak Kanayatn tidak terlepas dari adat istiadat mereka. Bahkan
dapat dikatakan adat menegaskan identitas religius mereka. Semakin berkembangnya zaman
Masyarakat Dayak sudah mulai menganut agama Islam, Kristen, Katolik, dan Kaharingan
(pribumi), tidak lagi menganut agama menurut adat istiadat.
3. Bahasa
Bahasa yang pertama kali dipakai adalah lambang lambang suara dan bunyi bunyian
seperti mantra dan musik. Maksud lambang ini sama seperti bahasa yaitu mengenal,
menguasai dunia gaib yang dipercaya ada untuk dapat diungkapkan dalam kehidupan nyata.
5
Semakin berkembangnya zaman, membuat masyarakat dayak mengalami berbagai perubahan
dari segi bahasa dimana suku dayak kanayatn yang mendiami wilayah meranti yang
menggunakan bahasa ahe terbagi lagi dalam bahasa moro, sehingga menjadi pencampuran
dialek dan logat dan akhinya menjadi bahasa baru. Seiring berkembangnya zaman, banyak
suku dayak sekarang yang tidak mengerti bahasa ahe/nana sehingga generasi muda sekarang
menggunakan bahasa indonesia yang di dayak-kan.
4. Kesenian
Seni tari dayak kanayatn pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tari
untuk upacara ritual dan tarian kesenian.
tarian upacara ritual dalam masyarakat Dayak Kanayatn, antara lain tari Amboyo
yaitu tari yang digunakan pada upacara Naik Dango, yaitu upacara syukuran padi atau pesta
panen. Sedangkan tarian kesenian biasa disebut sebagai Tari Baliatn yaitu tarian yang
digunakan dalam upacara Baliatn. Semua tarian yang dibawakan dalam upacara itu senantiasa
diiringi irama musik Dayak Kanayatn. Penggunaan musik dan tarian tersebut disesuaikan
dengan upacara.
6. Mata pencahariaan
mata pencaharian masyarakat Suku Dayak selalu berhubungannya dengan hutan. mata
pencaharian masyarakat dipengaruhi oleh faktor geografis yang berkaitan dengan tempat
tinggal, latar belakang pengetahuan (pendidikan), sosial dan kepercayaan. Secara umum,
mata pencaharian masyarakat suku Dayak banyak di lakukan di dalam hutan seperti bertani,
berburu, Berkebun, bercocok tanam, perikanan, peternakan dan bekerja di pemerintahan dan
Swasta.
6
Oleh sebab itu keberadaan hutan sangat berperan penting terhadap kelangsungan
hidup orang Dayak. orang-orang dayak juga memiliki kearifan dalam mengelola hutan
sehingga tidak sembarangan untuk membuka lahan.
Suku Dayak merupakan suku besar dan mempunyai kelompok suku yang sangat
banyak dengan budaya yang beraneka ragam serta masyarakatnya hidup dan berkembang di
wilayah pedalaman pulau Kalimantan. Kebudayaan masyarakat suku Dayak dapat terlihat
dari unsur-unsur budaya seperti sistem religi, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian
mereka yang yang kesemuanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan akan membentuk
suatu kebiasaan dalam kehidupan masyarakat suku dayak.
Dari kesemua unsur kebudayaan yang ada, mereka melahirkan satu konsep hidup.
Konsep hidup ini dapat terlihat dari bentuk rumah tinggal mereka yang secara arsitektural
memiliki ciri fisik yaitu bentuk rumah yang memanjang dengan tiang rumah tinggi yang
mereka sebut sebagai rumah Betang. Rumah panjang disebut sebagai rumah betang karena
pada umumnya memiiliki kesamaan secara keseluruhan dengan rumah panjang,namun
bedanya hanyalah letak rumah adat itu saja, Rumah panjang merupakan rumah ciri khas dari
masyarakat dayak yang tinggal didaerah kalimantan barat, sedangkan rumah panjang betang
itu sendiri berada di setiap kalimantan baik itu kalimantan barat, timur, dan kalimantan
tengah.
Suku Dayak terkenal dengan sistem kekerabatan yang sangat kuat sehingga mereka
cenderung hidup berkelompok dan tinggal dalam satu rumah. Untuk menjaga semua itu
Konsep hidup yang dipegang oleh suku Dayak diwujudkan dalam penataan ruang dalam
rumah tinggal mereka
7
Gambar : Rumah panjang Kalimantan Barat
Sumber: google
8
walaupun tidak sama persis mencoba mengkombinasikan bentuk tradisional dengan bentuk
yang lebih modern.
Luas Bangunan
Desain dari rumah panjang dulu menyerupai rumah panggung memiliki tinggi 6 – 8
meter, dengan panjang 180 meter x lebar 30 meter. Sedangkan rumah panjang sekarang
memiliki ketinggian 5 meter dan panjang 138 meter. Rumah panjang dulu berukuran besar
dan berbentuk memanjang karena ditempati oleh beberapa keluarga secara turun-temurun.
Sedangkan rumah panjang sekarang hanya ditempati oleh satu keluarga saja sehingga ukuran
bangunan relatif kecil karena disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya.
Ket:
1. Teras (tanju)
Bagian ini terletak di bagian depan dan berfungsi sebagai teras.
9
3. Samik.
ruang tamu. Di ruangan ini terdapat satu pene, yaitu meja berbentuk lingkaran yang
digunakan untuk meletakkan hidangan saat menerima tamu.
4. Uakng Mik/ uji bilik (dapur).
Ruangan ini terletak di bagian belakang rumah. Fungsinya sebagai dapur yang
digunakan untuk Para wanita masak di ruangan ini untuk kemudian disajikan dan dimakan
bersama-sama anggota keluarga.
Bentuk ruang
Rumah panjang dulunya hanya berada pada satu dinding dan mempunyai hubungan
langsung dengan bagian luar serta dipisahkan dengan anak tangga sebagai sirkulasi dan
kemudian dilanjutkan dengan ruang ruang lainnya. Sedangkan bentuk ruang pada rumah
panjang sekarang berada pada satu dinding dan mempunyai 2 tangga sebagai jalur
sirkulasi.Umumnya rumah panjang dulu bentuk rumahnya bercouple couple. Dari gambar
inipula bisa kita lihat bahwa nominan material yang digunakan berupa bahan lokal yaitu
papan kayu jati yang dijadikan sebagai lantai luar bangunan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat suku dayak sebagai tempat untuk mengeringkan hasil pertanian mereka.
10
Gambar : Bentuk ruang pada rumah panjang
Elemen Ruang
Lantai dan dinding
Secara Umum lantai dan dinding pada rumah panjang menggunakan lantai yang
terbuat dari papan kayu sebagai bahan utamanya. Namun sekarang karena sudah modern,
beberapa lantai sudah menggunakan keramik, tapi lebih dominan ke kayu dengan ukuran dan
tekstur yang berbeda.
11
Tangga
Tangga pada rumah panjang dulu mempunyai 42 tangga sesuai dengan jumlah rumah
yang ada. Sedangkan tangga pada rumah panjang sekarang hanya mempunyai 2 tangga saja
yang terbuat dari kayu bulat dan dibuat ruas ruas untuk tempat kaki memanjat tangga
tersebut. Setiap pembuatan bagian dari bangunannya, pembuatannya selalu dikaitkan dengan
kepercayaan masyarakat dayak. Jumlah anak tangga pada rumah panjang ini harus berjumlah
ganjil sehingga pada hitungan genap kaki sudah memasuki rumah sehingga terhindar dari
celaka.
Ukiran
Ciri khas kearifan lokal dari rumah panjang ini bisa kita lihat dari ukiran-ukiran motif
yang ada dengan relief yang beraneka ragam. Motif-motif tersebut terdapat pada pintu-pintu
di Rumah panjang, pada tiang penyangga, dan di dekat atap bagian atas atau bawahnya. Motif
tersebut dominan berwarna merah yang melambangkan keberanian.
Sumber : Google
Tiang besar di depan Rumah panjang yang di atasnya terdapat burung Enggang
Gading merupakan simbol kegagahan dan kekuatan bagi Suku Dayak Kalimantan Barat.
Sumber : Google
1. Hulu rumah menghadap arah Timur dan Hilirnya menghadap Barat. Ini menyimbolkan
tentang falsafah hidup orang-orang suku Dayak.
12
2. Dinding rumah terbuat dari kayu berukir dan atap rumah berbentuk pelana memanjang.
3. Ruangan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kegunaan dan fungsinya masing-
masing.
4. Memiliki tangga yang dinamakan hejot berjumlah ganjil dan satu pintu masuk.
5. Di dekat pintu masuk biasanya terdapat sebuah patung (totem) yang dinamakan rancak
sebagai patung persembahan bagi nenek moyang suku Dayak.
6. Bagian tengah rumah biasanya dihuni oleh Pembakas Lewu atau tetua adat.
13
BAB III
ANALISA
1. Ideologi
2. Menghargai sejarah masa lampau
3. Arsitektur nusantara sebuah pengetahuan dari disiplin arsitektur
4. Arsitektur yang berkelanjut
5. Arsitektur nusantara menerima teknologi modern
6. Arsitektur pernaungan
7. Arsitektur tanpa paku tanggap gempa dan konservasi
8. Kebaharian nusantara
9. Tradisi tanpa tulisan
10. Menggunakan ornamen dan dekorasi
11. Asimetrikal Dan Simetrik.
1.Ideologi.
14
lampau walaupun zamannya sudah berbeda, sudah mulai mengkombinasikan arsitektur yang
dulu dengan arsitektur sekarang sehingga identitas bangunan itu sendiri tetap masih ada.
Arsitektur Nusantara bukan sebagai pengetahuan yang mengklaim disiplin ilmu lain
sebagai disiplinnya sendiri. Seperti didalam arsitektur adanya teori tentang kenyamanan
termal pada suatu bangunan, sebenarnya rumus itu tetap tidak dikatakan sebagai rumus
arsitektur, melainkan rumus fisika.
Jadi rumah panjang kalimantan barat ini termasuk arsitektur nusantara yang
merupakan sebuah pengetahuan dari disiplin arsitektur yaitu mengenai kenyaman termal pada
suatu bangunan. Pencahayaan lebih banyak menggunakan pencahayaan alami pada siang hari
dimana matahari masuk melalui pintu, jendela. rumah panjang berkontruksi rumah panggung
dimana angin masuk kedalam bangunan lewat lubang lubang dibawahnya.
Teknologi modern tetap dijadikan sebagai bagian luar dari suatu bangunan, sehingga
perlu dikombinasikan kedalam arsitektur nusantara artinya pengkombinasian antara gagasan
modern dengan gagasan arsitektur klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri
nusantara.
Rumah panjang Kalimantan Barat dari Setiap ruangan dindingnya disekat sekat
yang bahannya terbuat dari papan kayu. Lantai rumah pada umumnya menggunakan kayu
yang terbuat dari bambu, belahan batang pinang atau kayu bulat, Namun materialnya
didominasi oleh beton, namun hal tersebut tidak menghilangkan kesan tradisional dan
kearifan lokal dari rumah adat Kalimantan Barat itu sendiri. Dari sini kita bisa tau bahwa
rumah panjang ini adalah arsitektur nusantara yang mampu menerima teknologi baru yaitu
dengan menggunakan material baru yang dikombinasikan dengan material alami yaitu kayu
kommbinasi beton.
15
6. Arsitektur Pernaungan
Lingkungan masyarakat dua musim seperti indonesia, bangunan diperlukan bukan untuk
melindungi diri dari ancaman iklim yang mematikan,melainkan sebagai penaung terhadap
iklim yang hanya menghadirkan kemarau yang terik dan penghujan yang lebat.
Rumah panjang disebut juga arsitektur pernaungan karena aktifitas didalamnya tidak
hanya melindungi manusia dari serangan binatang buas yang ada di daerah kalimantan barat
tetapi juga melindungi manusia dari iklim tropik yang suhu udara cukup tinggi serta diiringi
kelembaban yang tinggi yang ada di Kalimantan Barat. Arsitektur Rumah panjang tidak
hanya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat kalimantan barat, tetapi juga dijadikan
sebagi tempat kebersamaan untuk kegiatan bermusyarah bersama sama.
Pada rumah panjang Kalimantan Barat disebut sebagai arsitektur Nusantara karena
pada kontruksi rumah panjang itu sendiri pada kolom atau tiangnya tidak dipaku tetapi
menggunakan konstruksi sambungan atau dipasak. Tiang rumah panjang terbuat dari kayu
ulin (kayu besi) yang sangat kuat dan tahan lama sehingga cocok untuk konstruksi utama
bangunan.
8.Kebaharian Nusantara
Nusantara menempatkan diri sebagai arsitektur yang dalam posisi generiknya menunjuk
kepada arsitektur kelautan dan kedaratan. Kebaharian arsitektur pada provinsi kalimantan
barat bisa dilihat dari pertalian antara kalimantan barat dengan bagian utara yaitu serawak
yang merupakan bagian daratan, serta pertalian antara kalimantan barat dengan bagian selatan
yaitu laut jawa dan kalimantan tengah yang merupakan bagian lautan.
16
Arsitektur nusantara merupakan arsitektur berornamen dan berdekorasi. Ornamen
ornamen yang ada di arsitektur nusantara mempunyai beranekaragam bentuk, tergantung dari
bangunan adat itu sendiri dan filosofinya. Ornamen dan dekorasi ini diperlukan untuk
menyempurnakan penampilan bangunan serta mempunyai makna tersendiri bagi
masyarakatnya.
Ornamen dan dekorasi yang ada di rumah panjang adat kalimantan barat sangat erat
kaitannya dengan religi mereka yaitu dorongan emosional keagamaan yang dibuat manusia
berpikir dan berusaha menangkap arti dan jiwa ke dalam wujud yang lebih kongkrit.
Sumber : goggle
Praktik tak ada arsitektur indonesia yang tidak tampil dengan setangkup.baik pada penataan
ruangan didalam bangunan maupun pada penataan bangunan dari suatu pemukiman,
kesetangkupan ini ditampilkan secara nyata.
Pada rumah suku dayak kalimantan barat tidak ditemukan ruang ruang
kesetangkupan, karena sistem yang dijalankan bersifat kebersamaan, bukan sistem kasta
sehingga unsur unsur untuk menempatkan suatu ruangan untuk disucikan,diagungkan tidak
ada di dalam kehidupan masyarakat suku dayak.
Jadi, berdasarkan dari latar belakang masyarakat Kalimantan Barat, kebudayaannya,
Letak geografisnya, serta kepercayaan yang dianut menyimpulkan bahwa masyarakat
Kalimantan Barat yang menduduki rumah panjang termasuk kedalam tripologi “Masyarakat
Tani Pedalaman”Karena letak topografi rumah panjang berada didataran rendah dan
mempunyai ratusan sungai.
17
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kalimantan Barat merupakan daerah yang didiami oleh masyarakat dayak kayanath
pada umumnya dan mempunyai kelompok suku yang sangat banyak dengan budaya yang
beraneka ragam. Kebudayaan masyarakat suku Dayak dapat terlihat dari unsur-unsur budaya
seperti sistem religi, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian mereka yang yang
kesemuanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan akan membentuk suatu kebiasaan
dalam kehidupan masyarakat suku dayak.
Dari kesemua unsur kebudayaan yang ada, lahirlah satu konsep hidup yang mereka
jalani setiap harinya. Konsep hidup ini terlihat dari bentuk rumah tinggal mereka yang secara
arsitektural memiliki ciri fisik yaitu bentuk rumah yang memanjang dengan tiang rumah yang
tinggi, biasa disebut sebagai rumah panjang. Rumah Panjang merupakan rumah adat
masyarakat Kalimantan Barat yang tidak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal, tetapi juga
dijadikan sebagai tempat pusat segala kegiatan tradisional warga masyarakat Dayak, sehingga
mereka lebih kental dengan sesuatu yang bersifat kebersamaan.
Dalam catatan sejarah, Rumah panjang ini tidak dijelaskan secara terperinci kapan
pertama kali dibangun. Namun menjadi bukti sejarah bahwa rumah panjang ini merupakan
sebuah peninggalan massa lalu kehidupan nenek moyang masyarakat dayak yang hidup
berdampingan dengan alam dan masih terus dilestari-kan dan dipertahankan oleh masyarakat
Dayak hingga saat kini.
Rumah panjang ini menjadi saksi bahwa masyarakat kalimantan barat (dayak
kayanatd) masih sangat menghargai sifat kebersamaan dengan membangun rumah dengan
ketinggian 5 meter dan panjang 138 meter dan menggunakan material lokal umumnya pada
bangunan, meskipun sekarang sudah zaman modern, tetapi karakter rumah panjang itu
sebagai arsitektur nusantara masih ada.
Dilihat dari setiap sisi pembangunan rumah panjang ini, mulai dari pertama
pembangunan sampai bangunan menjadi utuh, setiap fase pembangunannya selalu didasari
dengan sikap kebersamaan dan gotong royong.
Berdasarkan hasil kajian teori arsitektur Nusantara menurut prijotomo, rumah panjang
ini termasuk kedalam bagian arsitektur nusantara, dilihat dari kondisinya yang masih utuh
dan dilestarikan sampai hingga kini dan hanya perlu dilakukan pemeliharaan saja untuk tetap
mempertahankan fungsinya selain sebagai tempat tinggal juga melayani kegiatan masyarakat
didalamnya secara kebersamaan.
5.2 Saran
Mempelajari serta menjaga segala aspek peninggalan masa lalu adalah salah satu
bukti kecintaan masyarakat terhadap daerahnya merupakan bagian yang patut dilakukan oleh
tiap masyarakat tak hanya masyarakat kalimantan Barat saja, bahkan Aceh pun harus
menjaga kebudayaan yang begitu banyak memiliki peninggalan sejarah.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang belum
terungkap secara terperinci melalui tulisan ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar
ditelusuri lebih lanjut tentang perkembangan bangunan arsitektur rumah panjang, Kalimantan
Barat.
18
DAFTAR PUSTAKA
- Masa Lalu dalam masa Kini: Arsitektur Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 38
- Kanwil Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1997/1998. Arsitektur Tradisional
Daerah Kalimantan. Palangka Raya: Tenfiah
- Surowiyono, Tutu TW. 1997. Model Rumah Pilihan. Jakarta: Pusaka Sinar Harapan.
- Syarif Ibrahim Alqadri,”Mesianisme dalam masyarakat Dayak di Kalimantan,”dalam
Paulus Florus,ed.,op.cit.,p.19.
- Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun: Alam dan Kebudayaan ( Yogyakarta: PT.Tiara
Wacana,1993),p.133
- Masa Lalu dalam masa Kini: Arsitektur Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 38
19