Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi ALLAH SWT. Kami memuji, memohon pertolongan dan
ampunan serta perlindungan kepadanya dari segala keburukan amal perbuatan kami. Salawat
dan salam semoga dilimpahkan atas Baginda Rasulullah, keluarga serta sahabatnya.
Berkat rahmat ALLAH SWT kami dapat menyelesaikan laporan ini pada
waktunya.Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing kami ibu Nurul
Fakriyah, M. Arc yang telah memberi bimbingan kepada kami dalam penulisan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
segala segi, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sebagai bahan perbaikan dalam penulisan laporan dimasa mendatang.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi kami sendiri, Amin.

Banda Aceh, 8 juni 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................3
1.2 Manfaat Dan Tujuan..........................................................................3
1.2.1 Manfaat.................................................................................3
1.2.2 Tujuan...................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1 letak Geografi Kalimantan Barat .......................................................4
2.2 Pengertian Rumah Panjang Kalimantan Barat .................................5
2.3 Kebudayaan Masyarakat Rumah Panjang..........................................5
2.4 Arsitektur Rumah Panjang Kalimantan Barat....................................7

BAB III
ANALISA...........................................................................................................14
3.1 Teori Arsitektur Nusantara Menurut Prijotomo ...............................14
3.2 Hasil Analisa Menurut Prijotomo …………………………….……14

BAB IV
PENUTUP...........................................................................................................18
4.1 Kesimpulan......................................................................................18
4.2 Saran.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan munculnya globalisasi ini mampu mengakibatkan hilangnya hal-hal


khusus pada suatu daerah berubah dan menjadi sebuah tatanan yang baru. kenyataan inilah
yang tidak dapat dihindari dan dipungkiri lagi bahwa perkembangan zaman sangat
mempengaruhi bagaimana arsitektur itu tumbuh dan berkembang. Pasang surut
perkembangan Arsitektur di Indonesia ini menunjukan bahwa harus ada sebuah pemikiran
yang diikuti dengan gerakan secara bersama-sama untuk menemukan kembali jati diri atau
identitas arsitektur di Indonesia.
Mempelajari arsitektur Nusantara merupakan upaya awal bagi kita menyeimbangkan
kembali keadaan yang sudah mulai timpang, dimana arsitektur Nusantara berada pada
keadaan yang timpang, sehingga harus disetimbangkan. Jika sudah setimbang akan ada
harapan bahwa arsitektur Nusantara ini akan muncul dipermukaan dan menjadi bagian yang
diakui dari arsitektur dunia. Namun hal ini tidaklah mudah ketika diterapkan dalam
arsitektur masa kini. Dimana saat ini manusia dituntun untuk melakukan segala sesuatu
dengan cepat termasuk dibidang arsitektur, yang jika dibandingkan dengan arsitektur
nusantara yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun sebuah bangunan
arsitektur, karena melihat berbagai nilai yang ada mulai dari nilai ke Tuhanan, kemanusiaan,
kebersamaan dalam berkehidupan, keselarasan hidup manusia dan alam, serta konsep
keindahan dalam bentuk artefak, yang kesemuanya mempunyai makna dan filosofi yang
terkandung didalamnya.

1.2 MANFAAT DAN TUJUAN


1.2.1 Manfaat
1. Mengetahui sejarah arsitektur nusantara di Kalimantan Barat serta bagaimana
perkembangannya dari tahun ke tahun.
2. Mengetahui Bagaimana kaitan antara arsitektur rumah panjang Kalimantan
Barat dengan Teori arsitektur nusantara.
3. Mengetahui tipologi masyarakat kalimantan barat dilihat dari segi letak
geografis, matapencaharian, dan lainnya.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui sejarah arsitektur nusantara di Kalimantan Barat.
2. Mengetahui kaitan arsitektur rumah panjang Kalimantan Barat dengan Teori
arsitektur nusantara.
3. Mengetahui tipologi masyarakat kalimantan barat berdasarkan macam macam
tipologi masyarakat.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Letak Geografis Wilayah Kalimantan Barat


Propinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara
garis 2 08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT dan 114o10 BT pada peta bumi.
o

Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0 o) tepatnya di atas Kota
Pontianak. Karena pengaruh letak ini, maka Kalimantan barat adalah salah satu daerah tropik
dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi.
Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk provinsi terbesar
keempat di Indonesia. Pertama adalah Provinsi Papua (319.036 km2), kedua adalah Provinsi
Kalimantan Timur (204.534 km2) dan ketiga adalah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564
km2) dan keempat adalah Provinsi kalimantan Barat.

Gambar : Peta kalimantan barat beserta batasan wilayahnya

Sumber : Goggle

Letak Geologis
Kalimantan Barat termasuk daerah beriklim equator tropis yang mempunyai curah
hujan yang tinggi yaitu rata-rata 3.000 mm dengan 170 hari hujan setiap tahunnya, sehingga
tumbuh hutan-hutan yang lebat tetapi di lain sisi dapat menyebabkan cepatnya erosi di
daerah pegunungan. Di daerah dataran tinggi terutama di sepanjang daerah perbatasan dengan
Malaysia Timur tanaman perkebunan dapat tumbuh dengan baik seperti kopi, karet, cengkeh,
dan lada, sedangkan di daerah pantai adalah baik untuk usaha pertanian dan penanaman buah-
buahan.
Topografi
Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai
ratusan sungai yang aman jika dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke
Timur sepanjang Lembah Kapuas, serta Laut Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini
berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove.
Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (42,32%) dan
padang/semak belukar/alang-alang (34,11%). Adapun area hutan terluas terletak di
Kabupaten Kapuas Hulu seluas 1.964.491 ha, sedangkan padang/semak belukar terluas
4
berada di Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.374.145 ha. Sementara itu areal perkebunan
mencapai 1.574.855,50 atau 10,73 %.

2.2 Pengertian Rumah panjang Kalimantan Barat


Rumah panjang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai
penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak. Rumah Panjang ini adalah sebuah
peninggalan sejarah massa lalu dan masih terus dilestari-kan dan dipertahankan oleh
masyarakat Dayak hingga saat kini. Sebuah peninggalan sejarah masa lalu yang menceritakan
secara tersirat kehidupan suku Dayak di massa lampau dalam hidup berdampingan dengan
alam. Rumah panjang ini menjadi simbol yang kokoh dari kehidupan komunal masyarakat
Dayak. Bagi masyarakat Dayak rumah panjang adalah simbol representatif kebudayaan yang
sekaligus mencerminkan identitas dan karakter dari kebudayaan masyarakat Dayak itu
sendiri. Rumah panjang/rumah betang tidak hanya sekedar ungkapan legendaris kehidupan
nenek moyangnya, melainkan juga suatu sistem organisasi sosial serta sistem
kemasyarakatan, sehingga menjadi titik sentral kehidupan warga dayak. Sistem nilai budaya
yang dihasilkan dari proses kehidupan rumah panjang, menyangkut soal makna dari hidup
manusia; makna dari pekerjaan; karya dan perbuatan; persepsi mengenai waktu; hubungan
manusia dengan alam sekitar dan soal hubungan dengan sesama.
Di dalam rumah panjang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan
masyarakat diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Nilai
utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah panjang adalah nilai kebersamaan. Rumah
panjang selain sebagai tempat kediaman juga merupakan pusat segala kegiatan tradisional
warga masyarakat Dayak. Saat ini, rumah panjang di Kalimantan Barat dapat dikatakan
hampir punah karena jumlahnya yang sedikit.

2.3 Kebudayaan masyarakat Kalimantan Barat

1. Kepercayaan
Religi asli suku Dayak Kanayatn tidak terlepas dari adat istiadat mereka. Bahkan
dapat dikatakan adat menegaskan identitas religius mereka. Semakin berkembangnya zaman
Masyarakat Dayak sudah mulai menganut agama Islam, Kristen, Katolik, dan Kaharingan
(pribumi), tidak lagi menganut agama menurut adat istiadat.

2. Sistem Pengetahuan / pendidikan


Sistem pendidikan pada suku dayak mengalami perkembangan dari berbagai segi,
bisa kita lihat dari hal yang paling kecil yaitu dari segi mata pencaharian masyarakat
setempat. Sebelum mengenal pendidikan formal suku Dayak hanya mendidik anak-anak
mereka dengan system berburu dan bertani yang menjadi mata pencaharian mereka.

3. Bahasa
Bahasa yang pertama kali dipakai adalah lambang lambang suara dan bunyi bunyian
seperti mantra dan musik. Maksud lambang ini sama seperti bahasa yaitu mengenal,
menguasai dunia gaib yang dipercaya ada untuk dapat diungkapkan dalam kehidupan nyata.

5
Semakin berkembangnya zaman, membuat masyarakat dayak mengalami berbagai perubahan
dari segi bahasa dimana suku dayak kanayatn yang mendiami wilayah meranti yang
menggunakan bahasa ahe terbagi lagi dalam bahasa moro, sehingga menjadi pencampuran
dialek dan logat dan akhinya menjadi bahasa baru. Seiring berkembangnya zaman, banyak
suku dayak sekarang yang tidak mengerti bahasa ahe/nana sehingga generasi muda sekarang
menggunakan bahasa indonesia yang di dayak-kan.

4. Kesenian
Seni tari dayak kanayatn pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tari
untuk upacara ritual dan tarian kesenian.
tarian upacara ritual dalam masyarakat Dayak Kanayatn, antara lain tari Amboyo
yaitu tari yang digunakan pada upacara Naik Dango, yaitu upacara syukuran padi atau pesta
panen. Sedangkan tarian kesenian biasa disebut sebagai Tari Baliatn yaitu tarian yang
digunakan dalam upacara Baliatn. Semua tarian yang dibawakan dalam upacara itu senantiasa
diiringi irama musik Dayak Kanayatn. Penggunaan musik dan tarian tersebut disesuaikan
dengan upacara.

Gambar : Tari Baliantn


Sumber : Google

5. Sistem Kekerabatan dan sosial


Sistem pertalian darah suku Dayak Kanayatn menggunakan sistem bilineal/parental
(ayah dan ibu). Dalam mengurai hubungan kekerabatan, seorang anak dapat mengikuti jalur
ayah maupun ibu. Hubungan kekerabatan terputus pada sepupu delapan kali. Hubungan
kekerabatan ini penting karena hubungan ini menjadi tinjauan terutama pada perkara
perkawinan agar tidak merusak keturunan.
Dari segi Sosial adalah nilai kebersamaan yang mereka terapkan dari perancanaan
sebelum dan setelah diadakannya segala aktifitas selalu didasari dengan gotong royong
dalam bekerja.

6. Mata pencahariaan
mata pencaharian masyarakat Suku Dayak selalu berhubungannya dengan hutan. mata
pencaharian masyarakat dipengaruhi oleh faktor geografis yang berkaitan dengan tempat
tinggal, latar belakang pengetahuan (pendidikan), sosial dan kepercayaan. Secara umum,
mata pencaharian masyarakat suku Dayak banyak di lakukan di dalam hutan seperti bertani,
berburu, Berkebun, bercocok tanam, perikanan, peternakan dan bekerja di pemerintahan dan
Swasta.

6
Oleh sebab itu keberadaan hutan sangat berperan penting terhadap kelangsungan
hidup orang Dayak. orang-orang dayak juga memiliki kearifan dalam mengelola hutan
sehingga tidak sembarangan untuk membuka lahan.

2.4 Arsitektur Rumah Panjang Kalimantan Barat

Suku Dayak merupakan suku besar dan mempunyai kelompok suku yang sangat
banyak dengan budaya yang beraneka ragam serta masyarakatnya hidup dan berkembang di
wilayah pedalaman pulau Kalimantan. Kebudayaan masyarakat suku Dayak dapat terlihat
dari unsur-unsur budaya seperti sistem religi, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian
mereka yang yang kesemuanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan akan membentuk
suatu kebiasaan dalam kehidupan masyarakat suku dayak.
Dari kesemua unsur kebudayaan yang ada, mereka melahirkan satu konsep hidup.
Konsep hidup ini dapat terlihat dari bentuk rumah tinggal mereka yang secara arsitektural
memiliki ciri fisik yaitu bentuk rumah yang memanjang dengan tiang rumah tinggi yang
mereka sebut sebagai rumah Betang. Rumah panjang disebut sebagai rumah betang karena
pada umumnya memiiliki kesamaan secara keseluruhan dengan rumah panjang,namun
bedanya hanyalah letak rumah adat itu saja, Rumah panjang merupakan rumah ciri khas dari
masyarakat dayak yang tinggal didaerah kalimantan barat, sedangkan rumah panjang betang
itu sendiri berada di setiap kalimantan baik itu kalimantan barat, timur, dan kalimantan
tengah.
Suku Dayak terkenal dengan sistem kekerabatan yang sangat kuat sehingga mereka
cenderung hidup berkelompok dan tinggal dalam satu rumah. Untuk menjaga semua itu
Konsep hidup yang dipegang oleh suku Dayak diwujudkan dalam penataan ruang dalam
rumah tinggal mereka

7
Gambar : Rumah panjang Kalimantan Barat
Sumber: google

Bentuk Rumah panjang secara Arsitektural


Pembagian Bangunan
Dalam setiap aspek kehidupan, suku Dayak dahulu selalu didasari oleh kepercayaan
terhadap penguasa tertinggi yang menempati 2 alam yaitu alam atas dan bawah serta manusia
berada diantara kedua alam tersebut. Pandangan tersebut mempengaruhi dalam pembagian
bangunan rumah tradisional suku Dayak. secara umum bangunan dibagi menjadi 3 bagian
yaitu kepala, badan, dan kaki. Atap dianalogikan sebagai kepala, dinding sebagai badan dan
pondasi/ kolom struktur sebagai kaki.
Secara prinsip pembagian bangunan rumah panjang sekarang pun sama dengan
panjang dulu dimana rumah dibagi menjadi 3 bagian. Namun yang membedakan adalah
pandangan yang mempengaruhi dalam pembagian bangunan rumah, dimana dalam
pengambilan bentuk bangunan tidak didasari oleh kepercayaan terhadap religi melainkan
mencoba memanfaatkan hikmat serta keuntungan-keuntungan fisik serta teknisnya seperti
pertama, ia sehat, tidak langsung terkena kelembaban dan serangan binatang - binatang yang
mengganggu bahkan membahayakan.

Gambar : replika bentuk rumah betang atau rumah panjang


Sumber : google

Makna Pemilihan Bentuk Bangunan


Berdasarkan pada kepercayaan, penguasa alam tertinggi menempati dua alam dan
manusia berada diantaranya, sehingga suku Dayak dulu beranggapan bahwa aman jika hidup
diantara alam tersebut, maka mereka memilih rumah panggung sebagai bentuk rumah tinggal
mereka dan dianalogikan kedalam bentuk bangunan seperti kolong rumah sebagai alam
bawah dan badan bangunan sebagai alam tengah. Sedangkan rumah sekarang, dalam
pemilihan bentuk bangunan hanya sekedar menilai bentuk rumah. Bentuk rumah dulu

8
walaupun tidak sama persis mencoba mengkombinasikan bentuk tradisional dengan bentuk
yang lebih modern.

Luas Bangunan
Desain dari rumah panjang dulu menyerupai rumah panggung memiliki tinggi 6 – 8
meter, dengan panjang 180 meter x lebar 30 meter. Sedangkan rumah panjang sekarang
memiliki ketinggian 5 meter dan panjang 138 meter. Rumah panjang dulu berukuran besar
dan berbentuk memanjang karena ditempati oleh beberapa keluarga secara turun-temurun.
Sedangkan rumah panjang sekarang hanya ditempati oleh satu keluarga saja sehingga ukuran
bangunan relatif kecil karena disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya.

Pola Ruang Rumah Panjang


Pembagian Ruang
Pembagian ruang pada rumah panjang dibagi menjadi teras, ruang tamu, ruang
keluarga, bilik, dan uangk mik. Dalam pembagian ruang pun selalu didasari pada
kepercayaan terhadap penguasa alam tertinggi. Selain itu juga karena pengetahuan suku
Dayak pada saat itu belum semaju seperti sekarang sehingga cara berpikir mereka pun sangat
sederhana dan kebutuhan akan ruang pun sangat sederhana. Namun, pada rumah panjang
sekarang penempatan ruang ruang tertentu tidak lagi didasari pada area area suci. Sebenarnya
perbedaan antara rumah panjang dulu dengan sekarang tidak terlalu jauh perbedaannya.
Rumah panjang dulu, satu kamar tidur ditinggali oleh satu orang penghuni, sedangkan rumah
panjang sekarang satu kamar tidur ditinggali oleh satu keluarga.

Ket:
1. Teras (tanju)
Bagian ini terletak di bagian depan dan berfungsi sebagai teras.

2. bilik atau Ruang keluarga 


Ruang keluarga adalah ruang sederhana yang mempunyai panjang 6 meter dan lebar 6
meter, dan kamar tidur bagi penghuni rumah. Jumlah bilik sangat banyak tergantung jumlah
keluarga yang mendiami rumah tersebut. Rumah panjang ini akan bertambah jumlah biliknya
jika penghuni rumah ini menikah dan memiliki anak.

9
3. Samik.
ruang tamu. Di ruangan ini terdapat satu pene, yaitu meja berbentuk lingkaran yang
digunakan untuk meletakkan hidangan saat menerima tamu.
 
4. Uakng Mik/ uji bilik (dapur).
Ruangan ini terletak di bagian belakang rumah. Fungsinya sebagai dapur yang
digunakan untuk Para wanita masak di ruangan ini untuk kemudian disajikan dan dimakan
bersama-sama anggota keluarga.

Gambar:denah dan ruang rumah panjang

Bentuk ruang
Rumah panjang dulunya hanya berada pada satu dinding dan mempunyai hubungan
langsung dengan bagian luar serta dipisahkan dengan anak tangga sebagai sirkulasi dan
kemudian dilanjutkan dengan ruang ruang lainnya. Sedangkan bentuk ruang pada rumah
panjang sekarang berada pada satu dinding dan mempunyai 2 tangga sebagai jalur
sirkulasi.Umumnya rumah panjang dulu bentuk rumahnya bercouple couple. Dari gambar
inipula bisa kita lihat bahwa nominan material yang digunakan berupa bahan lokal yaitu
papan kayu jati yang dijadikan sebagai lantai luar bangunan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat suku dayak sebagai tempat untuk mengeringkan hasil pertanian mereka.

10
Gambar : Bentuk ruang pada rumah panjang

Elemen Ruang
Lantai dan dinding
Secara Umum lantai dan dinding pada rumah panjang menggunakan lantai yang
terbuat dari papan kayu sebagai bahan utamanya. Namun sekarang karena sudah modern,
beberapa lantai sudah menggunakan keramik, tapi lebih dominan ke kayu dengan ukuran dan
tekstur yang berbeda.

Gambar : Lantai rumah panjang dulunya


Sumber : google

Gambar : Lantai rumah panjang sekarang


Sumber : google
Plafond dan Kolom
rumah panjang dulu tidak menggunakan plafond hanya terdiri dari kerangka-kerangka
yang memperlihatkan struktur atap, dimana struktur tersebut sudah menjadi satu kesatuan
dengan elemen ruang yang lain, sedangkan pada rumah panjang sekarang struktur atap sudah
mulai ditutup sehingga ada plafond seperti yang terlihat pada gambar diatas. Untuk kolomnya
antara rumah panjang dulu dengan rumah panjang sekarang sama sama menggunakan
material kayu sebagai bahan utamanya,terutama kayu ulin.

11
Tangga
Tangga pada rumah panjang dulu mempunyai 42 tangga sesuai dengan jumlah rumah
yang ada. Sedangkan tangga pada rumah panjang sekarang hanya mempunyai 2 tangga saja
yang terbuat dari kayu bulat dan dibuat ruas ruas untuk tempat kaki memanjat tangga
tersebut. Setiap pembuatan bagian dari bangunannya, pembuatannya selalu dikaitkan dengan
kepercayaan masyarakat dayak. Jumlah anak tangga pada rumah panjang ini harus berjumlah
ganjil sehingga pada hitungan genap kaki sudah memasuki rumah sehingga terhindar dari
celaka.

Ukiran
Ciri khas kearifan lokal dari rumah panjang ini bisa kita lihat dari ukiran-ukiran motif
yang ada dengan relief yang beraneka ragam. Motif-motif tersebut terdapat pada pintu-pintu
di Rumah panjang, pada tiang penyangga, dan di dekat atap bagian atas atau bawahnya. Motif
tersebut dominan berwarna merah yang melambangkan keberanian.

Gambar : ukiran pada pintu rumah panjang

Sumber : Google

Tiang besar di depan Rumah panjang yang di atasnya terdapat burung Enggang
Gading merupakan simbol kegagahan dan kekuatan bagi Suku Dayak Kalimantan Barat.

Gambar : ukiran didepan rumah panjang

Sumber : Google

Dan keunikan rumah panjag :

1. Hulu rumah menghadap arah Timur dan Hilirnya menghadap Barat. Ini menyimbolkan
tentang falsafah hidup orang-orang suku Dayak.

12
2. Dinding rumah terbuat dari kayu berukir dan atap rumah berbentuk pelana memanjang.

3. Ruangan dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kegunaan dan fungsinya masing-
masing.

4. Memiliki tangga yang dinamakan hejot berjumlah ganjil dan satu pintu masuk. 

5. Di dekat pintu masuk biasanya terdapat sebuah patung (totem) yang dinamakan rancak
sebagai patung persembahan bagi nenek moyang suku Dayak.

6. Bagian tengah rumah biasanya dihuni oleh Pembakas Lewu atau tetua adat.

13
BAB III

ANALISA

3.1 Teori arsitektur nusantara menurut prijotomo :

1. Ideologi
2. Menghargai sejarah masa lampau
3. Arsitektur nusantara sebuah pengetahuan dari disiplin arsitektur
4. Arsitektur yang berkelanjut
5. Arsitektur nusantara menerima teknologi modern
6. Arsitektur pernaungan
7. Arsitektur tanpa paku tanggap gempa dan konservasi
8. Kebaharian nusantara
9. Tradisi tanpa tulisan
10. Menggunakan ornamen dan dekorasi
11. Asimetrikal Dan Simetrik.

3.2 Hasil Analisa Menurut Prijotomo:

1.Ideologi.

Arsitektur Nusantara berpedoman pada semboyang ke-Bhineka-an Tunggal Ika yang


memiliki kandungan beribu gambaran dan persepsi tentang nusantara. Nusantara itu sendiri
merupakan sebuah setting tempat yang luas, terdiri dari beberapa pulau dan berisikan
penduduk dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Rumah Panjang kalimantan barat merupakan arsitektur nusantara, karena berada
didalam indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa lainnya, dan memiliki
kebudayaan yang tidak sama dengan suku lain yang seindonesia.
Sebagai contoh : pada masyarakat kalimantan barat tari untuk upacara ritual, tari yang
digunakan pada upacara Naik Dango, yaitu upacara syukuran padi atau pesta panen yang
diiringi dengan musik dan pemujaan kepada tuhannya.
Upacara ini mungkin banyak dilaksanakan oleh masyarakat dari daerah selain kalimantan
barat, tetapi cara pelaksanaannya yang berbeda.

2. Menghargai Sejarah Masa lampau.

Arsitektur nusantara menjadikan arsitektur klasik indonesia sebagai akar


kearsitekturan.
Rumah panjang kalimantan barat termasuk dalam arsitektur nusantara yang
menghargai masa lampau dan menerima kondisi masa sekarang, dimana dulunya asal rumah
panjang ini tidak menggunakan plafond,sehingga terlihat kerangka kerangka yang
memopang struktur atap dan material bangunan umumnya menggunakan kayu. Namun
seiring berkembangnya zaman rumah replika dari rumah panjang itu sendiri sudah
mengalami sedikit perubahan mulai dari penggunakan kaca, material pintu dan lain
sebagainya. Jadi disini terlihat jelas bahwa arsitektur nusantara ini menghargai sejarah masa

14
lampau walaupun zamannya sudah berbeda, sudah mulai mengkombinasikan arsitektur yang
dulu dengan arsitektur sekarang sehingga identitas bangunan itu sendiri tetap masih ada.

2. Arsitektur nusantara sebuah pengetahuan dari disiplin arsitektur

Arsitektur Nusantara bukan sebagai pengetahuan yang mengklaim disiplin ilmu lain
sebagai disiplinnya sendiri. Seperti didalam arsitektur adanya teori tentang kenyamanan
termal pada suatu bangunan, sebenarnya rumus itu tetap tidak dikatakan sebagai rumus
arsitektur, melainkan rumus fisika.

Jadi rumah panjang kalimantan barat ini termasuk arsitektur nusantara yang
merupakan sebuah pengetahuan dari disiplin arsitektur yaitu mengenai kenyaman termal pada
suatu bangunan. Pencahayaan lebih banyak menggunakan pencahayaan alami pada siang hari
dimana matahari masuk melalui pintu, jendela. rumah panjang berkontruksi rumah panggung
dimana angin masuk kedalam bangunan lewat lubang lubang dibawahnya.

4. Arsitektur yang berkelanjutan

Keberlanjutan arsitektur nusantara menuntun adanya pengkinian. Tujuan dari


pengkinian arsitektur nusantara adalah menjaga kesinambungan dan keharmonisan antar
arsitektur nusantara dengan arsitektur masa kini.
Keberlanjutan dari rumah panjang itu sendiri bisa dilihat dari segi material yang
digunakan pada rumah yaitu dominan kayu asli yang bisa bertahan lama pada masa dulunya,
dan masa sekarang sudah dipadukan material kayu dengan material yang lebih modern
sehingga kondisi aslinya tetap terjaga, sehinga disebut sebagai arsitektur yang berkelanjutan.

5. Arsitektur nusantara menerima teknologi modern

Teknologi modern tetap dijadikan sebagai bagian luar dari suatu bangunan, sehingga
perlu dikombinasikan kedalam arsitektur nusantara artinya pengkombinasian antara gagasan
modern dengan gagasan arsitektur klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri
nusantara.
Rumah panjang Kalimantan Barat dari Setiap ruangan dindingnya disekat sekat
yang bahannya terbuat dari papan kayu. Lantai rumah pada umumnya menggunakan kayu
yang terbuat dari bambu, belahan batang pinang atau kayu bulat, Namun materialnya
didominasi oleh beton, namun hal tersebut tidak menghilangkan kesan tradisional dan
kearifan lokal dari rumah adat Kalimantan Barat itu sendiri. Dari sini kita bisa tau bahwa
rumah panjang ini adalah arsitektur nusantara yang mampu menerima teknologi baru yaitu
dengan menggunakan material baru yang dikombinasikan dengan material alami yaitu kayu
kommbinasi beton.

15
6. Arsitektur Pernaungan

Lingkungan masyarakat dua musim seperti indonesia, bangunan diperlukan bukan untuk
melindungi diri dari ancaman iklim yang mematikan,melainkan sebagai penaung terhadap
iklim yang hanya menghadirkan kemarau yang terik dan penghujan yang lebat.

Rumah panjang disebut juga arsitektur pernaungan karena aktifitas didalamnya tidak
hanya melindungi manusia dari serangan binatang buas yang ada di daerah kalimantan barat
tetapi juga melindungi manusia dari iklim tropik yang suhu udara cukup tinggi serta diiringi
kelembaban yang tinggi yang ada di Kalimantan Barat. Arsitektur Rumah panjang tidak
hanya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat kalimantan barat, tetapi juga dijadikan
sebagi tempat kebersamaan untuk kegiatan bermusyarah bersama sama.

7. Arsitektur tanpa paku tanggap gempa dan konservasi

Bangunan Nusantara adalah bangunan dengan sistem konstruksi (tektonika)


sambungan ( pasang lubang). Cara penyambungan pasak dan lubang maupun pada pen dan
lubang. Keduanya tidak dilakukan dengan ketepatan yang tinggi,sehingga sambungan
sambungan ini bisa bergerak gerak.

Pada rumah panjang Kalimantan Barat disebut sebagai arsitektur Nusantara karena
pada kontruksi rumah panjang itu sendiri pada kolom atau tiangnya tidak dipaku tetapi
menggunakan konstruksi sambungan atau dipasak. Tiang rumah panjang terbuat dari kayu
ulin (kayu besi) yang sangat kuat dan tahan lama sehingga cocok untuk konstruksi utama
bangunan.

8.Kebaharian Nusantara
Nusantara menempatkan diri sebagai arsitektur yang dalam posisi generiknya menunjuk
kepada arsitektur kelautan dan kedaratan. Kebaharian arsitektur pada provinsi kalimantan
barat bisa dilihat dari pertalian antara kalimantan barat dengan bagian utara yaitu serawak
yang merupakan bagian daratan, serta pertalian antara kalimantan barat dengan bagian selatan
yaitu laut jawa dan kalimantan tengah yang merupakan bagian lautan.

9. Tradisi tanpa tulisan


Masyarakat Nusantara adalah masyarakat dari tradisi lisan,bukan dari tradisi tulis.
Didalam masyarakat lisan, ucapan, dan benda menjadi alat atau perantaraan yang digunakan
untuk mencatat dan merekam pengetahuannya.
Dalam suku dayak (Masyarakat kalimantan barat ) kebudayaan dan adat-istiadat
bukanlah sesuatu hal yang biasa bagi masyarakat dayak, tetapi sudah mendarah daging dan
berakar dalam kehidupan masyarakat Dayak itu sendiri. Segala bentuk wujud kebudayaan
tidak ditemukan dalam bentuk tulisan, tetapi diwariskan secara turun menurun dari generasi
ke generasi dalam bentuk adat istiadat dan tingkah laku masyarakat itu sendiri seperti
pengucapan mantra dan nyanyian nyanyian yang biasa diucapkan dalam upacara adat
sepanjang tahun.
10. Menggunakan Ornamen dan Dekorasi

16
Arsitektur nusantara merupakan arsitektur berornamen dan berdekorasi. Ornamen
ornamen yang ada di arsitektur nusantara mempunyai beranekaragam bentuk, tergantung dari
bangunan adat itu sendiri dan filosofinya. Ornamen dan dekorasi ini diperlukan untuk
menyempurnakan penampilan bangunan serta mempunyai makna tersendiri bagi
masyarakatnya.
Ornamen dan dekorasi yang ada di rumah panjang adat kalimantan barat sangat erat
kaitannya dengan religi mereka yaitu dorongan emosional keagamaan yang dibuat manusia
berpikir dan berusaha menangkap arti dan jiwa ke dalam wujud yang lebih kongkrit.

Ornamen ornamen di rumah panjang dulu dan sekarang :

Gambar : Motif patung berupa manusia

Sumber : goggle

Gambar : Ornamen yang menunjukkan keagungan

12. Ruang asymmetrical – symmetry

Praktik tak ada arsitektur indonesia yang tidak tampil dengan setangkup.baik pada penataan
ruangan didalam bangunan maupun pada penataan bangunan dari suatu pemukiman,
kesetangkupan ini ditampilkan secara nyata.

Pada rumah suku dayak kalimantan barat tidak ditemukan ruang ruang
kesetangkupan, karena sistem yang dijalankan bersifat kebersamaan, bukan sistem kasta
sehingga unsur unsur untuk menempatkan suatu ruangan untuk disucikan,diagungkan tidak
ada di dalam kehidupan masyarakat suku dayak.
Jadi, berdasarkan dari latar belakang masyarakat Kalimantan Barat, kebudayaannya,
Letak geografisnya, serta kepercayaan yang dianut menyimpulkan bahwa masyarakat
Kalimantan Barat yang menduduki rumah panjang termasuk kedalam tripologi “Masyarakat
Tani Pedalaman”Karena letak topografi rumah panjang berada didataran rendah dan
mempunyai ratusan sungai.

17
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kalimantan Barat merupakan daerah yang didiami oleh masyarakat dayak kayanath
pada umumnya dan mempunyai kelompok suku yang sangat banyak dengan budaya yang
beraneka ragam. Kebudayaan masyarakat suku Dayak dapat terlihat dari unsur-unsur budaya
seperti sistem religi, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian mereka yang yang
kesemuanya tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan akan membentuk suatu kebiasaan
dalam kehidupan masyarakat suku dayak.
Dari kesemua unsur kebudayaan yang ada, lahirlah satu konsep hidup yang mereka
jalani setiap harinya. Konsep hidup ini terlihat dari bentuk rumah tinggal mereka yang secara
arsitektural memiliki ciri fisik yaitu bentuk rumah yang memanjang dengan tiang rumah yang
tinggi, biasa disebut sebagai rumah panjang. Rumah Panjang merupakan rumah adat
masyarakat Kalimantan Barat yang tidak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal, tetapi juga
dijadikan sebagai tempat pusat segala kegiatan tradisional warga masyarakat Dayak, sehingga
mereka lebih kental dengan sesuatu yang bersifat kebersamaan.
Dalam catatan sejarah, Rumah panjang ini tidak dijelaskan secara terperinci kapan
pertama kali dibangun. Namun menjadi bukti sejarah bahwa rumah panjang ini merupakan
sebuah peninggalan massa lalu kehidupan nenek moyang masyarakat dayak yang hidup
berdampingan dengan alam dan masih terus dilestari-kan dan dipertahankan oleh masyarakat
Dayak hingga saat kini.
Rumah panjang ini menjadi saksi bahwa masyarakat kalimantan barat (dayak
kayanatd) masih sangat menghargai sifat kebersamaan dengan membangun rumah dengan
ketinggian 5 meter dan panjang 138 meter dan menggunakan material lokal umumnya pada
bangunan, meskipun sekarang sudah zaman modern, tetapi karakter rumah panjang itu
sebagai arsitektur nusantara masih ada.
Dilihat dari setiap sisi pembangunan rumah panjang ini, mulai dari pertama
pembangunan sampai bangunan menjadi utuh, setiap fase pembangunannya selalu didasari
dengan sikap kebersamaan dan gotong royong.
Berdasarkan hasil kajian teori arsitektur Nusantara menurut prijotomo, rumah panjang
ini termasuk kedalam bagian arsitektur nusantara, dilihat dari kondisinya yang masih utuh
dan dilestarikan sampai hingga kini dan hanya perlu dilakukan pemeliharaan saja untuk tetap
mempertahankan fungsinya selain sebagai tempat tinggal juga melayani kegiatan masyarakat
didalamnya secara kebersamaan.

5.2 Saran
Mempelajari serta menjaga segala aspek peninggalan masa lalu adalah salah satu
bukti kecintaan masyarakat terhadap daerahnya merupakan bagian yang patut dilakukan oleh
tiap masyarakat tak hanya masyarakat kalimantan Barat saja, bahkan Aceh pun harus
menjaga kebudayaan yang begitu banyak memiliki peninggalan sejarah.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak hal-hal yang belum
terungkap secara terperinci melalui tulisan ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar
ditelusuri lebih lanjut tentang perkembangan bangunan arsitektur rumah panjang, Kalimantan
Barat.

18
DAFTAR PUSTAKA

- Masa Lalu dalam masa Kini: Arsitektur Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 38
- Kanwil Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1997/1998. Arsitektur Tradisional
Daerah Kalimantan. Palangka Raya: Tenfiah
- Surowiyono, Tutu TW. 1997. Model Rumah Pilihan. Jakarta: Pusaka Sinar Harapan.
- Syarif Ibrahim Alqadri,”Mesianisme dalam masyarakat Dayak di Kalimantan,”dalam
Paulus Florus,ed.,op.cit.,p.19.
- Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun: Alam dan Kebudayaan ( Yogyakarta: PT.Tiara
Wacana,1993),p.133
- Masa Lalu dalam masa Kini: Arsitektur Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Hlm 38

19

Anda mungkin juga menyukai