BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Metode Bercerita
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada
orang lain dengan alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,
informasi, atau hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang
dapat didengarkan dengan rasa menyenangkan.
Metode bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi
pengalaman belajar kepada anak. Cerita yang disampaikan harus mengandung
pesan, nasihat, dan informasi yang dapat ditangkap oleh anak, sehingga anak
dapat dengan mudah memahami cerita serta meneladani hal-hal baik yang
terkandung di dalam isi cerita yang telah disampaikan.
Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan kemampuan untuk
mendengarkan cerita. Melalui metode bercerita anak akan dapat mengembangkan
kemampuan bahasanya, dapat mengulang bahasa yang didengarnya dengan
bahasa yang sederhana, sehingga metode bercerita berpengaruh terhadap
kemampuan berbicara anak. Berikut definisi dan pengertian bercerita dari
beberapa sumber buku:
Menurut Hartono (2005), bercerita adalah menyampaikan serangkaian peristiwa
yang dialami oleh sang tokoh. Tokoh dalam cerita dapat berupa manusia,
binatang, dan makhluk-makhluk lain, baik tokoh nyata maupun tokoh-tokoh
rekaan.
Menurut Madyawati (2016), bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara
yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara
menyampaikan berbagai macam ungkapan, perasaan yang sesuai dengan apa yang
dialami, dirasakan, dilihat, dan dibaca.
Menurut Ismoerdijahwati (2007), bercerita merupakan seni atau teknik budaya
kuno untuk menyampaikan suatu peristiwa yang dianggap penting, melalui kata-
kata, imaji dan suara-suara.
Menurut Gunarti dkk (2008), bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk menyampaikan pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka,
yang bisa di lakukan secara lisan dan tertulis dan merupakan sebuah metode dari
suatu kegiatan pengembangan yang ditandai dengan pendidik memberikan
pengalaman belajar kepada anak melalui pembacaan cerita secara lisan.
A. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah anak-anak TPA Tunas Melati Kids yang
berjumlah 14 anak asuh, pendidik TPA Tunas Melati Kids berjumlah 3 orang dan
pimpinan TPA Tunas Melati Kids Kotabumi Selatan Lampung Utara.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpratasi yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati perilaku atau dengan
kata lain sebagai pengamat dan pencatat secara sitematik terhadap gejala yang
tampak pada obyek penelitian. Obyek yang di observasi oleh peneliti adalah
siswa/siswi, pendidik dan kepala sekolah TPA Tunas Melati Kids.
b. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau informasi atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah.
Wawancara adalah pertukaran informasi, opini atau pengalaman dari satu
orang ke orang lainnya. Wawancara bertujuan pasti menggali permasalahan
yang ingin diketahui. Wawancara yang diobservasi oleh peneliti adalah
pendidik dan kepala TPA Tunas Melati Kids.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
diuraikan (analisis), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu
hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi dokumentasi tidak sekedar
mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-
kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil
analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. (Amirin, 2000).
BAB IV ANALISIS DATA
A. Hasil Pengamatan
1. Pemimpin TPA
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TPA
Pemrakarsa Hj. Komariah
Pendirian Tunas Melati Kids
Visi
Generasi islam berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan
kreatif
Misi Menanamkan nilai-nilai islam pada anak sejak
usia dini
Mengembangkan kemampuanintelektual,
bahasa dan emosi anak
Membiasakan anak untuk mandiri
Mengembangkan bakat, keterampilan,
kreativitas dan potensi diri
Tujuan Anak dapat bermain dan belajar dengan baik
dan menyenangkan
Merangsang anak berdaya fikir, cerdas dan
berakhlakul kharimah
Mengasuh kemandirian dan rasa percaya diri
anak
Belajar terhadap dunia secara langsung,
berkomunikasi, bekerjasama, mendengar,
melihat, dan melakukan tindakan positif
Peraturan
Anak-anak dari usia 3-4 tahun, dengan
penerimaan siswa
persyaratan mengisi formulir, Fc kartu keluarga dan
akta kelahiran dan surat keterangan sehat
Keunggulan di TPA Menanamkan akidah sejak dini, mempunyai
Tunas Melati Kids sikap mandiri dan mampu bersosialisasi
dengan lingkungan
Jumlah anak
12 anak
Jumlah
3 orang
Pembimbing
Bentuk TPA 1. Penitiran Setengah hari (Semi Day Care )
2. Penitipan sehari penuh (Full Day Care )
3. Penitipan sewaktu - waktu (Insidental Day Care )
Target TPA Menjadi solusi bagi orang tua yang sibuk dengan
pekerjaannya tidak perlu khawatir karena program TPA
disiapkan juga pengasuh dan pendidik untuk mengawasi
anak-anak pada kegiatan bermain baik diluar atau didalam .
b. Analisis Data
Yayasan Melati Kids telah memprakasai TPA ini dan mempunyai visi
dan misi yakni: Menyiapkan Generasi islam berakhlak mulia, cerdas,
mandiri dan kreatif. Serta, Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mulai bermain mengembangkan moral, agama dan budi pekerti. Yang
juga bertujuan membantu ibu-ibu agar dapat bekerja dengan tenang
sehingga dapat tercapai prestasi kerja optimal menjadikan generasi
robbani yang berakhlakul karimah dan tidak terlantarnya pertumbuhan
dan perkembangan jasmani, rohani dan sosialnya.Jumlah anak yang
dititipkan di TPA ialah 12 orang. Keunggulan di TPA ini ialah anak
belajar sesuai dengan tahapan usianya dan lebih bersih dan terjamin
keamanan serta kenyamanannya. Klasifikasi usia di TPA ini yakni usia 0-
5 tahun, dengan waktu operasionalnya mulai pukul 07.00 s/d 16.00
sepulang bekerja wali murid. TPA ini juga berbentuk:
1. Penitipan Setengah hari (Semi Day Care )
2. Penitipan sehari penuh (Full Day Care )
3. Penitipan sewaktu - waktu (Insidental Day Care )
Jumlah pembimbing/pengasuh di TPA ini berjumlah 3 orang.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat
penelitian maka diperoleh hasil dalam kegiatan becerita adalah sebagai
berikut:hasil wawancara dengan pendidik TPA Tunas Melati Kids
bahwa dalam mengembangkan kemampuan bahsa anak melalui kegiatan
bercerita dapat mengembangkan beberapa aspek kemampuan anak
bukan saja aspek kognitifnya melainkan aspek bahasa juga. Dengan
pengembangan bahasa anak, maka pengembangan kemampuan lainnya
akan terlaksana juga. Dasar kemampuan tersebut inilah akan menambah
wawasan anak selanjutnya. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan kreativitas diri anak Dalam kegiatan ini ingin
mengembangkan bahasa anak serta menanamkan pengetahuan dan
menciptakan sesuatu dengan daya imajinasinya. Hasil wawancara dengan
pimpinan TPA Tunas Melati Kids bahwa berkeyakinan dengan
meletakkan dasar yang kuat untuk kemampuan bahasa, anak akan
menguasi kemampuan tersbut nantinya. Dengan demikian, anak akan
lebih cepat belajar yang lainnya. Kami ingin menumbuh kembangkan
semua aspek perkembangan anak terutama perkembangan bahasanya
kedalam perasaanya lewat social emosional dan semakin cepat anak
belajar yang lain dan berfikir kritis tidak hanya sekedar bermain tetapi
terarah pada suatu pencapaian perkembangan yang optimal yang
dilakukan di TPA Tunas Melati KidsDari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa bercerita dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak. Pendidik
atau pengasuh TPA
2. Pendidik atau pengasuh TPA
a. Tabulasi Data
Wawancara Wawancara
Observasi Dokumentasi
Dengan Guru Dengan Pengelola
B. Analisis Kritis
Perkembangan bahasa anak melalui kegiatan bercerita merupakan suatu kegiatan
yang bermaksud menumbuh kembangkan aspek bahasa anak sehingga sejalan
dengan itu juga dapat melatih perkembangan imajinasi dan sosial anak. Kegiatan
bercerita yang dilakukan para pendidik di TPA Tunas Melati Kids untuk
mengembangkan kemampuan mendengarkan cerita, melalui bercerita anak akan
dapat mengembangkan bahasanya, dapat mengulang bahasa yang didengarnya
dengan bahasa yang sederhana, segingga metode bercerita berpengaruh terhadap
kemampuan berbicara anak.
Kegiatan pengembangan bahasa di TPA Tunas Melati Kids memiliki beberapa
langkah kegiatan dengan metode bercerita yang dilakukan oleh pendidik .
Pendidik mempersiapkan ruang kelas yang nyaman agar kegiatan pembelajaran
bercerita dengan gambar lebih disenangi anak , anak bebas berekspresi ketika
ruangan kelas telah dipersiapkan dengan rapi.
Selanjutnya pendidik mempersiapkan buku cerita serta gambar-gambar untuk
menunjang kegiatan bercerita di TPA Tunas Melati Kids , agar anak lebih tertarik
dan senang mendengarkan pendidik bercerita.
Pendidik mengajak anak duduk melingkar , dan menghadap pendidik untuk
mendengar cerita. Pendidik bercerita dengan gaya dan intonasi yang menarik ,
sehingga anak-anak mendengarkan dan memperhatikan . Setelah bercerita
pendidik melakukan tanya jawab kepada anak-anak tentang isi cerita yang sudah
disampaikan. Bermacam jawaban yang dikemukakan oleh anak . Disini pendidik
mengetahui bahwa menggunakan metode bercerita dapat merangsang anak untuk
berani mengungkapkan pendapatnya tentang apa yang sudah didengar dan
dilihatnya. Dengan metode bercerita anak dapat memperbanyak kosa kata yang
dimilikinya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari permasalahan tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa:
1. TPA Tunas Melati Kids mempunyai program pengembangna bahasa anak
melalui kegiatan bercerita
2. Pengembangan bahasa dapat di capai melalui kemampuan mendengarkan
dan menyimak cerita
3. Kegitan di TPA Tunas Melati Kids juga di siapkan sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan berbahasa anak.
B. Saran
1. Dalam mengembangkan bahasa di TPA Tunas Melati Kids melibatkan
anak dalam kegitan tersebut.
2. Pengembangan bahasa melalui kegitan bercerita harus benar-benar
disesuaikan dengan perkembangan usia anak
3. Laporan ini disana sini masih ada kekekurangan kepada mahasiswa
program S1 PAUD angkatan berikutnya sangat di sarankan untuk
mengembangkan penelitian yang lebih luas pada yang sama menyangkut
koksep, metode dan wilayah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.
Hartono. 2005. Pelatihan Pelatihan Penulisan Cerita atau Dongeng dan Teknik
Penyajiannya sebagai Media Pembelajaran Budi Pekerti bagi Guru Taman
Kanak-kanak Kodya Yogyakarta. Yogyakarta: UNY Press.