Anda di halaman 1dari 10

TEORI SOSIOLOGI MODERN

TEORI
DRAMATURGI
Erving Goffman DISUSUN OLEH
JAELITA PEBRIANDI
ARDARILA TANSURI
PUJI HARMAESURI
YULI RAHMAWATI

Evring Goffman lahir 11 Juni 1922 di Alberta,


Kanada dan keturunan Yahudi. Ia memutuskan
berhenti dari Universitas dan memilih karier di
The National Film Board (Lembaga Film
Nasional), Kanada. Disana, ia bertemu dengan
Denis Wrong, orang yang kemudian menulis
sebuah kritik klasik pada sosiologi
deterministik. Awalnya Goffman belum tertarik
terhadap sosiologi sebab ia pernah mengkaji
kimia, kemudian pindah ke sosiologi yang ia
kembangkan di Universitas Chicago.
HISTORISAS Pada tahun 1949, Goffman mendapat gelar MA dan tahun
1953 mendapat gelar Ph.D di Universitas Chicago serta
TOKOH melakukan penelitian dan mengajar. Selesai desertasi, ia

PENGGAGAS bergabung dengan mantan gurunya yakni Herbert


Blummer di Universitas California,
Dramaturgi mempelajari konteks dari perilaku
manusia dalam mencapai tujuannya dan bukan
untuk mempelajari hasil dari perilakunya tersebut.
Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar
manusia ada "kesepakatan perilaku yang disetujui
yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari
maksud interaksi sosial tersebut. Bermain peran
merupakan salah satu alat yang dapat mengacu
kepada tercapainya kesepakatan tersebut.

KONTEKS
Dalam teori Dramaturgi menjelaskan bahwa identitas
manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas

SOSIAL
tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi yang mandiri.
Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari

LATAR TEORI
interaksi dengan orang lain. Disinilah dramaturgis masuk,
bagaimana kita menguasai interaksi tersebut. Dalam
dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama dengan
pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusaha
untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan
kepada orang lain melalui "pertunjukan dramanya sendiri.
ASUMSI Teori Dramatugri

Dasar Teori Dramatugri


Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di
dalam kegiatan interaksi satu sama lain sama halnya dengan pertunjukkan
sebuah drama. Dalam hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan
segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang
dilakukannya. Identitas seorang aktor dalam berinteraksi dapat berubah,
tergantung dengan siapa sang aktor berinteraksi
Teori dramaturgi tidak terlepas dari pengaruh Cooley mengenai the looking glass self,
di dalamnya menjelaskan mengenai bagaimana seseorang tampil seperti orang lain,
bagaimana penilaian orang lain atas penampilan yang dilakukan seseorang dan
bagaimana seseorang tersebut mengembangkan perasaannya atas penilaian dari
orang lain.
ASUMSI Teori Dramatugri

Dasar Teori Dramatugri


Secara lebih rinci, teori Dramaturgi Goffman tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut (Supardan,2011:158):
1 .Dalam suatu situasi sosial, seluruh kegiatan dari
partisipan tertentu disebut sebagai suatu penampilan
(performence), sedangkan orang-orang lain yang
2. Para aktor adalah mereka yang melakukan tindakan-tindakan atau penampilan
rutin. Yang dimaksud tindakan rutin (routine) disini menurut Goffman dalam
Dadang Supardan, 2011 yaitu membatasi sebagai pola tindakan yang telah
ditetapkan sebelumnya, terungkap pada saat melakukan pertunjukan dan yang
juga dapat dilakukan maupun diungkapkan pada kesempatan lain.
3 . Individu dapat menyajikan suatu pertunjukan (show) bagi orang lain,
tetapi kesan (impression) pelaku terhadap pertunjukan tersebut dapat
berbeda- beda. Seseorang dapat bertindak sangat meyakinkan atas tindakan
yang diperlihatkannya
ASUMSI Teori Dramatugri

Dasar Teori Dramatugri


5 .Karena itulah perlu dibedakan antara panggung
depan (front region) atau panggung belakang (back
stage).
Panggung depan adalah bagian penampilan individu yang secara
teratur berfungsi sebagai metode umum untuk tampil di depan
publik sebagai sosok yang ideal.
Sedangkan pada panggung belakang, terdapat sejenis “masyarakat
rahasia” yang tidak sepenuhnya dapat dilihat di atas permukaan.
Contoh kasus
Di luar nalar akal sehat. Entah apa yang ada di dalam pikiran seorang Ratna
Sarumpaet kala itu. Ia dan drama kebohongan penganiayaannya membuat publik
tak habis pikir. Ratna bersandiwara di tengah hiruk pikuk realitas ‘panggung’
politik dua kubu (pro petahana dan anti pemerintah). Ratna memosisikan diri di
barisan oposisi pemerintah. Ia pun diketahui menjadi aktor dalam serangkaian
kampanye #2019GantiPresiden. Tak hanya di Jakarta, ia tercatat aktif bersuara
kepada masyarakat untuk tidak memilih kembali presiden yang saat ini menjabat.
Gerakan #2019GantiPresiden pun merambah ke berbagai daerah di Indonesia.
Aksinya gencar menyampaikan kritik terhadap pemerintah menuai simpati bagi
sesama tokoh di barisan oposisi. Tercatat pada 18 Maret 2018, Ratna Sarumpaet
berpidato dalam sebuah acara bertajuk ‘Bandung Informal Meeting‘ di Bandung. Ia
menyampaikan rasa sedihnya karena nasib rakyat Indonesia semakin terpuruk.
Analisis Kasus
Berdasarkan kasus yang ditampilkan Ratna Sarumpae diatas
merupakan teori Dramaturgi, Erving Goffman yang terjadi diatas
panggung politik dimana Ratna Sarumpaet bermaksud meyakinkan
masyarakat atas segala gegasannya, akan tetapi sandiwara
politiknya terbongkar saat salah ‘bermain peran’ dengan drama
penganiayaan yang disebarkan melalui media sosial.
Jika dikaitkan dengan teori dramaturgi erving Goffman kasus diatas
merupakan kasus yang terjadi diatas panggung karena berdasarkan
asumsi dasar dari teori dramaturgi sendiri ada 2 asumsi yaitu drama
panggung depan dan panggung belakang. Layaknya seorang aktor dan
aktris, jika berada di depan panggung (front stage), mereka harus
memiliki kemampuan untuk menjadi orang lain atau sebuah karakter
yang berbeda. Sedangakan back stage ini merupakan karakter asli dari
diri mereka yang tidak bisa mereka sembunyikan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Teori dramaturgi bila disimpulkan secara singkat, memandang bahwa kehidupan manusia itu sebagai
sebuah panggung sandiwara, dimana manusia memainkan peran yang ia dapat, sebaik mungkin agar
audience mampu mengapresiasi dengan baik pementasan tersebut. Pertunjukan yang terjadi di masyarakat
untuk memberi kesan yang baik untuk mencapai tujuan. Teori dramaturgi menjelaskan bahwa identitas
manusia adalah tidak stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi
yang mandiri, identitas manusia. bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain.
Manusia adalah actor yang berusaha untuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang
lain melalui "pertunjukan dramanya sendiri".

SARAN
Maka dari itu kita harus bisa memposisikan diri sebaik mungkin, jangan kebiasaan saat di
back stage (rumah, kontrakan, indekos, tongkrongan) dibawa ke front stage (tempat
kerja, kampus, dan sekolah). Disisi lain, teori dramaturgi menyampaikan sebuah message
bahwa jangan terlalu mudah menilai penampilan orang. Manusia itu tetap memiliki dua
sisi, nice personality or bad personality.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai