PENDAHULUAN
1
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan bahan ini adalah untuk membuka jendela pengetahuan
tentang karies tersebut. Harapan tim penulis adalah agar makalah ini tidak hanya
bermanfaat bagi tim ini yang menyusun saja, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka
yang membutuhkan untuk referensi ataupun bahan bacaan semata.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan
sementum. Tandanya adalah adanya deremineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian
pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapt menyebabkan nyeri.
Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang
sangat dini penyakit ini dapat dihentikan.
Empat faktor utama yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi adalah:
3
4) Waktu
Waktu yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi berkisar 12-24 bulan.
Pada pasien dengan kebersihan mulut (oral hygiene) yang buruk dan sering
terdapat sukrosa dalam jumlah yang besar pada mulutnya, maka karies dapat
terjadi dalam waktu 3 bulan.
Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies. Karies akan timbul hanya
kalau keempat faktor penyebab tersebut bekerja maksimum.
1) Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi
yang cukup baik. Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan prosentase karies
gigi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 pasang dengan
prosentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi, dengan prosentase karies yang
tinggi.
2) Ras
Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Tetapi
keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan prosentase
karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya, pada ras tertentu dengan
rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur,
4
tentu dengan keadaan yang tidak teratur ini akan mempersulit pembersihan gigi,
dan ini akan mempertinggi prosentase karies gigi pada ras tersebut.
3) Jenis kelamin
Dari hasil pengamatan yang dilakukan Milhahn-Turkeheim pada gigi M1, terlihat
bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi daripada pria.
Prosentase molar kiri lebih tinggi dibandingkan dengan molar kanan, karena faktor
penguyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi
4) Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
a) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.
b) Periode pubertas (remaja) umur antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga
kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang menyebabkan prosentase
karies lebih tinggi.
c) Umur antara 40-50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
menurunnya gusi dan papil, sehingga sisa-sisa makanan sering sukar dibersihkan
5) Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut. Pengaruh ini dapat dibagi
menjadi:
a) Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unsur-
unsur tersebut diatas berpengaruh pada masapraerupsi dan pasca erupsi dari gigi
geligi.
b) Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.
Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi merupakan gosok gigi
alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat
membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkoang, dan lain sebagainya.
Sebaliknya, makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi,
seperti coklat, biskuit, dan lain sebagainya.
6) Unsur kimia
Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi
masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi prosentase karies
5
gigi adalah Fluor. Adapun beberapa unsur kimia yang menghambat terjadinya karies
gigi diantaranya adalah Berillium, Fluor, Aurum (An), Cuprum (Cu), Magnesium (Mg),
Strontium, dan Zinc.
7) Air ludah
Sejak tahun 1901 oleh Rigolet, telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi
ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase gigi yang semakin
meninggi misalnya oleh karena: Aptyalismus, terapi radiasi kanker
ganas, Xerostomia, pasien dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies
yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita umur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies pada seluruh giginya, aplasia kelenjar parotis.
8) Plak
Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin,
sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limfosit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri.
Plak ini, mula-mula berbentuk agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertumbuhnya bakteri. Tidak dapat disangkal bahwa kita harus menghilangkan plak
sebanyak mungkin, karena plak merupakan awal terjadinya kerusakan gigi. Jadi yang
bersih akan sulit rusak.
6
yang banyak mengandung bakteri jenis Streptococcussebanyak 95% dari seluruh jumlah
bakteri dalam plak.
Pada tahap awal, karies terlihat sebagai gambaran bercak putih kapur di permukaan
gigi (white spot). Daerah white spot ini akan terlihat jelas pada gigi karena gigi yang asli
berwarna putih transparan dan mengkilat serta dilapisi pelikel (lapisan tipis bening dan tipis
pada gigi). Jika pelikel ditumbuhi oleh kuman maka terbentuklah plak dan hal ini jika
dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (bercampur dengan kalsium), mengeras dan
membentuk karang gigi. Karang gigi inilah yang mengganggu keseimbangan proses
demineralisasi – remineralisasi tadi.
Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat
menempel plak kembali sehingga lama kelamaan karang gigi akan mengendap,tebal dan
menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman biasanya
akibat bercampur dengan rokok,teh dan zat – zat lain yang dapat meninggalkan warna pada
gigi. Jika white spot dapat dideteksi sejak dini maka proses karang gigi menjadi karies gigi
dapat dihentikan dengan cara mempertahankan kebersihan gigi.
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena:
akar tercemar, tetapi tidak membusuk
terlalu kuat mengunyah
gigi patah.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang
terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar
7
ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas,
suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan
nafas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat
menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
Biasanya, karies di dalam enamel tidak menyebabkan sakit; keluhan baru timbul jika
pembusukan sudah mencapai dentin yaitu gigi terasa linu. Linu yang dirasakan jika
meminum minuman dingin atau makanan manis menunjukkan bahwa pulpa masih sehat.
Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa diselamatkan dengan
penambalan gigi.
Keluhan nyeri atau sakit, biasanya dirasakan dengan sakit berdenyut menandakan
karies sudah mencapai pulpa (rongga dalam gigi yang berisi syaraf, pembuluh darah).
Nyeri tetap ada walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air dingin ). Bahkan gigi
terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi spontan).
Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu
nyeri akan hilang. Tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika
dipakai untuk menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena,
maka gigi menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung
akar dan menyebabkan abses (penumpukan nanah). Nanah yang terkumpul di sekitar gigi
cenderung akan mendorong gigi keluar dari kantongnya. Proses menggigit akan
mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai nyeri yang luar biasa. Nanah bisa terus
terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa menyebar
lebih jauh melalui rahang dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan menembus kulit di
dekat rahang.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh penderita dan hasil
pemeriksaan gigi dimana ditemukan adanya karies. Jika karies belum tampak, bisa
dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk membantu menemukan adanya karies.
8
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk
menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai untuk
demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan pada eksplorer dapat merusak
dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang
adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun,
dan mengganti peralatan optis/ Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata
biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.
Penegakan diagnosis karies gigi memerlukan pencahayaan yang baik dan obyek (gigi)
yang kering dan bersih. Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka semuanya harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum mencoba menegakkan diagnosis dengan tepat. Setelah
gigi sudah kering maka tiap kuadran gigi diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan
oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus betul-betul kering dan pengeringannya biasanya
dengan udara yang disemprotkan perlahan-lahan.
Untuk menentukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya
pemeriksaan tanda awal karies diperlukan sonde yang tajam sampai terasa menyangkut.
Sebaiknya hal ini jangan dilakukan pada lesi karies yang masih baru mulai karena sonde
tajam akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde akan membawa bakteri ke
dalam karies sehingga penyebaran karies akan semakin cepat.
9
2. Menurut sistem Black :
a. Klas I : karies ini terjadi pada ceruk dan fisura dari semua gigi, meskipun lebih
ditujukan pada gigi posterior atau pada 2/3 occlusal, baik pada permukaan
labial/lingual/palatal dari gigi-geligi.
b. Klas II : kavitas yang terrdapat pada permukaan aproksimal gigi posterior,karies
Klas II dapat mengenai permukaan mesial dan distal atau hanya salah
satunyasehingga dapat digolongkan menjadi kavitas MO (mesio-oklusal) atau
MOD (mesioo-oklusal-distal). Karena akses untuk perbaikan biasanya dibuat dari
permukaan oklusal, permukaan oklusal dan aproksimal dari gigi direstorasi
sekaligus. Tetapi dilihat dari definisinya kavitas ini adalah lesi proksimal dan
tiidak selalu mencakup permukaan oklusal.
c. Klas III : karies ini terdapat pada permukaan proximal dari gigi-geligi depan dan
belum mengenai incisal edge.
d. Klas IV : kavitas ini adalah kelanjutan dari kavitas Klas III. Lesi ini pada permukaan
proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai ke sudut insisal. Jika karies ini
luas atau abrasi hebat dapat melemahkan sudut insisal dan menyebabkan
terjadinya fraktur.
e. Klas V : Karies yang terdapat pada 1/3 cervical dari permukaan buccal/labial atau
lingual palatinal dari seluruh gigi-geligi.
3. Berdasarkan Lokasi :
Merupakan jenis karies yang terjadi pada permukaan yang licin dan paling
bisa dicegah dengan menggosok gigi, proses terjadinya paling lambat. Karies dimulai
sebagai bintik putih buram (white spot) yang terjadi karena telah terjadi pelarutan
email oleh asam sebagai hasil metabolisme bakteri.
Terbentuk pada gigi belakang, yaitu pada permukaan gigi untuk mengunyah
dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini sulit dibersihkan
karena lekukannya lebih sempit dan tidak terjangkau oleh sikat gigi.
10
b. Karies pada akar gigi.
11
tertutup maupun pulpa yang terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada
gigi anterior dan posterior sudah meluas ke bagian pulpa.
7. Berdasarkan Etiologi
Berdasarkan etiologi maka ada 2 yang paling umum digunakan oleh para
dokter gigi, yaitu :
a. Karies botol bayi adalah karies yang ditemukan pada gigi susu anak kecil. Karies
botol bayi disebabkan glukosa/gula yang terdapat pada botol susu yang terus
menempel ketika bayi tertidur. Kebiasaan ini banyak dilakukan oleh orangtua
karena tidak ingin repot dengan tangisan si anak. Padahal kebiasaan ini akan
mengakibatkan gula yang terdapat dalam susu akan berinteraksi dengan cepat
untuk membentuk lubang gigi karena terpapar dalam waktu yang lama dengan
mulut anak.
b. Karies rampan adalah karies yang berkembang secara drastis dan terjadi pada
banyak gigi secara cepat pada orang dewasa. Karies rampan banyak terjadi pada
pasien dengan xerostomia(air ludah kurang), kebersihan mulut yang buruk,
penggunaan methampetamin, radiasi berlebihan, dan konsumsi gula berlebihan.
12
1. Penambalan.
Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam gigi atau di
sekitarnya. Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan
untuk gigi belakang, karena sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar.
Perak amalgam relatif tidak mahal dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan
emas lebih mahal, tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies yang sangat
besar. Campuran damar dan porselin digunakan untuk gigi depan, karena
warnanya mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. bahan
ini lebih mahal daripada perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada
gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah. Kaca ionomer merupakan
tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. bahan ini diformulasikan untuk
melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang
cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga
digunakan untuk menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang
berlebihan.
2. Pengobatan saluran akar dan pencabutan gigi.
Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara untuk
menghilangkan nyeri adalah mengangkat pulpa melalui saluran akar (endodontik)
atau mencabut gigi. Gigi belakang yang telah menjalani pengobatan saluran akar
sebaiknya dilindungi oleh sebuah mahkota, yang akan menggantikan keseluruhan
permukaan untuk mengunyah. Metoda restorasi untuk gigi depan yang telah
menjalani pengobatan saluran akar tergantung kepada jumlah gigi yang tersisa.
Kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau
tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan saluran akar. Jika gigi
dicabut, harus segera diganti. jika tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan
berubah dan mengganggu proses menggigit.
13
oleh dokter gigi. Ada 5 strategi umum yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya
karies gigi:
3. Fluor
Fluor menyebabkan gigi, terutama email tahan terhadap asam yang menyebabkan
terbentuknya karies. Sangat efektif mengonsumsi fluor pada saat gigi sedang
tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Penambahan fluor pada air
adalah cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor pada anak-anak.
Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor, bisa menyebabkan timbulnya bintik-
bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air yang diminum mengandung sedikit
14
fluor, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan
langsung oleh dokter gigi pada gigi yang rentan mengalami pembusukan. Akan lebih
baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor.
4. Penambalan.
Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang
sulit dijangkau. Setelah dibersihkan, daerah yang akan ditambal ditutup dengan
plastik cair. setelah cairan plastik mengeras, akan terbentuk penghalang yang efektif,
dimana bakteri di dalam lekukan akan berhenti menghasilkan asam karena makanan
tidak dapat menjangkau lekukan tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup lama;
sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60% bertahan sampai 10 tahun; tetapi
kadang perlu dilakukan perbaikan atau penggantian.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
16
Karena hilangnya mineral, gigi menjadi rapuh dan akhirnya berlubang.
1. Menurut kedalamannya
2. Menurut sistem Black
3. Menurut lokasi
4. Menurut waktu
5. Menurut tingkat progresifitasnya
6. Menurut tingkat keparahannya
7. Menurut etiologinya
17
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Addini%20Islamy/Documents/Semester%203/Konservasi%20Gigi-
Opdent%201/_'s%20Site%20-%20Proses%20Terjadinya%20Karies.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi
file:///C:/Users/Addini%20Islamy/Documents/Semester%203/Konservasi%20Gigi-
Opdent%201/Karies%20(%20Gigi%20Berlubang%20).htm
file:///C:/Users/Addini%20Islamy/Documents/Semester%203/Konservasi%20Gigi-
Opdent%201/Proses%20Gigi%20Berlubang%20(Karies)%20%C2%AB%20Gigiku%20Sehat
%20Senyumku%20Indah.htm
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20092/4/Chapter%20II.pdf
18