Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas tentang Klasifikasi Karies.
Makalah ini disusun berdasarkan banyaknya kasus karies pada saat ini. Disini tim penulis
berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat
menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan.
Gigi adalah salah satu organ vital yang dimiliki tubuh. Jika tidak dijaga dengan baik,
pengunyah dan sekaligus pelengkap nada bicara ini bisa rusak. Penyebab awalnya,
muncul karang gigi, plak menumpuk menjadi karies. Karies gigi merupakan penyakit
kebudayaan yang telah menyebar luas dan bisa dicegah tetapi sebagian besar penduduk
dunia pernah terserang penyakit ini. Prevelensi dan kebutuhan perawatannya
menyebabkan timbulnya profesi yang telah berusaha sekuat tenaga mengusahakan
perawatan Pengetahuan mengenai etiologi dan cara penyebarannya ke seluruh bagian
gigi telah menyediakan dasar-dasar ilmiah bagi upaya pencegahan dan memungkinkan
dilakukannya pendekatan yang rasional.
 Karies dentis sebenarnya berasal dari bahasa Latin, Berarti ‘lubang gigi’ dan ditandai
oleh rusaknya email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan
metabolisme plak bakteri. Proses karies mulai dari permukaan gigi dan terus
berpenetrasi makin kedalam.
 Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang
paling umum dan terbesar luas di sebagian penduduk dunia. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan di Eropa dan Asia disimpulkan 90-100 persen anak-anak di bawah usia 18
tahun terserang karies gigi. Namun pada saat ini banyak orang dewasa yang terserang
penyakit karies gigi tersebut. Timbulnya karies gigi antara lain kurangnya perhatian
masyarakat atau pribadi akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta
didorong pola konsumsi bahan makanan yang dapat memicu timbulnya serangan karies
gigi.

1
1.2 TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan bahan ini adalah untuk membuka jendela pengetahuan
tentang karies tersebut. Harapan tim penulis adalah agar makalah ini tidak hanya
bermanfaat bagi tim ini yang menyusun saja, akan tetapi bermanfaat juga bagi meraka
yang membutuhkan untuk referensi ataupun bahan bacaan semata.

        

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KARIES

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan
sementum. Tandanya adalah adanya deremineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian
pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapt menyebabkan nyeri.
Walaupun demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang
sangat dini penyakit ini dapat dihentikan.

2.2 ETIOLOGI KARIES

Empat faktor utama yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi adalah:

1) Host (Gigi dan saliva)


Aliran saliva mampu menurunkan atau meningkatkan akumulasi plak pada
permukaan gigi dan juga menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat pada
rongga mulut. Oleh karena itu, bila aliran saliva berkurang atau tidak ada, maka
karies gigi akan meningkat.
2) Substrat
Sukrosa merupakan salah satu substrat yang penting dan menonjol diantara
jenis karbohidrat karena terdiri atas molekul-molekul yang lebih kecil sehingga
asam akan lebih mudah masuk ke dalam plak untuk membentuk polisakarida
ekstrasel disamping membentuk asam.
3) Bakteri kariogen
Pembentukan plak merupakan langkah awal dalam proses karies. Bakteri
asidogen dalam plak, terutama Streptococcus mutans dapat menghasilkan asam
yang merupakan faktor penting dalam proses karies gigi. Asam yang terbentuk
dari waktu ke waktu akan menyebabkan pH permukaan gigi turun. Bila pH
mencapai angka 5 atau dibawah 5, maka email mulai larut dan hal ini merupakan
awal terjadinya karies gigi.

3
4) Waktu 
Waktu yang diperlukan untuk terjadinya karies gigi berkisar 12-24 bulan.
Pada pasien dengan kebersihan mulut (oral hygiene) yang buruk dan sering
terdapat sukrosa dalam jumlah yang besar pada mulutnya, maka karies dapat
terjadi dalam waktu 3 bulan.

Empat lingkaran yang menggambarkan paduan faktor penyebab karies. Karies akan timbul hanya
kalau keempat faktor penyebab tersebut bekerja maksimum.

Adapun faktor-faktor pendukung lainnya yang mempengaruhi terjadiya karies gigi:

1)   Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi
yang cukup baik. Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan prosentase karies
gigi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 pasang dengan
prosentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi, dengan prosentase karies yang
tinggi.
2) Ras
      Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Tetapi
keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan prosentase
karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya, pada ras tertentu dengan
rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur,

4
tentu dengan keadaan yang tidak teratur ini akan mempersulit pembersihan gigi,
dan ini akan mempertinggi prosentase karies gigi pada ras tersebut. 
3) Jenis kelamin
      Dari hasil pengamatan yang dilakukan Milhahn-Turkeheim pada gigi M1, terlihat
bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi daripada pria.
Prosentase molar kiri lebih tinggi dibandingkan dengan molar kanan, karena faktor
penguyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi 
4) Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
a)      Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.
b)      Periode pubertas (remaja) umur antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga
kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang menyebabkan prosentase
karies lebih tinggi.
c)      Umur antara 40-50 tahun. Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
menurunnya gusi dan papil, sehingga sisa-sisa makanan sering sukar dibersihkan
5) Makanan
      Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut. Pengaruh ini dapat dibagi
menjadi:
a)      Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unsur-
unsur tersebut diatas berpengaruh pada masapraerupsi dan pasca erupsi dari gigi
geligi.
b)      Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.
Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi merupakan gosok gigi
alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat
membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkoang, dan lain sebagainya.
Sebaliknya, makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi,
seperti coklat, biskuit, dan lain sebagainya.
6)   Unsur kimia
Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi
masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi prosentase karies

5
gigi adalah Fluor. Adapun beberapa unsur kimia yang menghambat terjadinya karies
gigi diantaranya adalah Berillium, Fluor, Aurum (An), Cuprum (Cu), Magnesium (Mg),
Strontium, dan Zinc.
7) Air ludah
Sejak tahun 1901 oleh Rigolet, telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi
ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase gigi yang semakin
meninggi misalnya oleh karena: Aptyalismus, terapi radiasi kanker
ganas, Xerostomia, pasien dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies
yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita umur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies pada seluruh giginya, aplasia kelenjar parotis. 
8) Plak
Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin,
sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limfosit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri.
Plak ini, mula-mula berbentuk agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertumbuhnya bakteri. Tidak dapat disangkal bahwa kita harus menghilangkan plak
sebanyak mungkin, karena plak merupakan awal terjadinya kerusakan gigi. Jadi yang
bersih akan sulit rusak.

2.3 PROSES TERJADINYA KARIES


 Bakteri yang pertama kali berkontak dengan pelikel adalahStreptococcus
mutans karena kedua bakteri ini mempunyai kemampuan melekat pada
gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan bersifat amorf yang berasal
dari glikoprotein saliva pada permukaan email. Selanjutnya, Streptococcus mutans akan
berpoliferase diatas permukaan pelikel dan dalam proses kehidupannya bakteri ini akan
menghasilkan dua enzim, yaitu glukosiltransferase danfruktosiltransferase. Kedua enzim ini
mengubah sukrosa menjadi polisakarida ekstrasel, yaitu glukon dan fruktan
(levan). Glukan yang terbentuk mempunyai peranan penting dalam pembentukan plak gigi,
dibandingkan fruktan. Glukan mempunyai sifat tidak mudah larut dalam air, sangat lengket,
dan tidak mudah dihidrolisis oleh bakteri di dalam plak serta merupakan senyawa yang
stabil. Sifat-sifat tersebut memungkinkan glukan lebih berdaya guna dan berperan sebagai
matriks interbakteri dalam pembentukan plak. Setelah 24 jam, terbentuk lapisan tipis plak

6
yang banyak mengandung bakteri jenis Streptococcussebanyak 95% dari seluruh jumlah
bakteri dalam plak.
Pada tahap awal, karies terlihat sebagai gambaran bercak putih kapur di permukaan
gigi (white spot). Daerah white spot ini akan terlihat jelas pada gigi karena gigi yang asli
berwarna putih transparan dan mengkilat serta dilapisi pelikel (lapisan tipis bening dan tipis
pada gigi). Jika pelikel ditumbuhi oleh kuman maka terbentuklah plak dan hal ini jika
dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (bercampur dengan kalsium), mengeras dan
membentuk karang gigi. Karang gigi inilah yang mengganggu keseimbangan proses
demineralisasi – remineralisasi tadi.
Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat
menempel plak kembali sehingga lama kelamaan karang gigi akan mengendap,tebal dan
menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman biasanya
akibat bercampur dengan rokok,teh dan zat – zat lain yang dapat meninggalkan warna pada
gigi. Jika white spot dapat dideteksi sejak dini maka proses karang gigi menjadi karies gigi
dapat dihentikan dengan cara mempertahankan kebersihan gigi.

2.4 GEJALA KARIES

Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi. Sakit gigi dapat terjadi karena: 
 akar tercemar, tetapi tidak membusuk
 terlalu kuat mengunyah
 gigi patah.

 Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit


berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur
di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi
tampak coklat dan membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat kembali ke asal
(reversibel), namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat
diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah
coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang
terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar

7
ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas,
suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan
nafas tak sedap dan pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat
menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

Biasanya, karies di dalam enamel tidak menyebabkan sakit; keluhan baru timbul jika
pembusukan sudah mencapai dentin yaitu gigi terasa linu. Linu yang dirasakan jika
meminum minuman dingin atau makanan manis menunjukkan bahwa pulpa masih sehat.
Jika pengobatan dilakukan pada stadium ini, maka gigi bisa diselamatkan dengan
penambalan gigi.

Keluhan nyeri atau sakit, biasanya dirasakan dengan sakit berdenyut menandakan
karies sudah mencapai pulpa (rongga dalam gigi yang berisi syaraf, pembuluh darah). 
Nyeri tetap ada walaupun perangsangnya dihilangkan (contohnya air dingin ). Bahkan gigi
terasa sakit meskipun tidak ada perangsangan (sakit gigi spontan). 

Jika bakteri masuk ke dalam pulpa dan pulpa mati, maka untuk sementara waktu
nyeri akan hilang. Tetapi tidak lama kemudian (beberapa jam sampai beberapa hari) jika
dipakai untuk menggigit atau jika lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena,
maka gigi menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung
akar dan menyebabkan abses (penumpukan nanah).  Nanah yang terkumpul di sekitar gigi
cenderung akan mendorong gigi keluar dari kantongnya. Proses menggigit akan
mengembalikan gigi ke tempatnya, disertai nyeri yang luar biasa.  Nanah bisa terus
terkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada gusi di dekatnya atau bisa menyebar
lebih jauh melalui rahang dan mengalir ke dalam mulut atau bahkan menembus kulit di
dekat rahang.

2.5 PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh penderita dan hasil
pemeriksaan gigi dimana ditemukan adanya karies.  Jika karies belum tampak, bisa
dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk membantu menemukan adanya karies.

8
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk
menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai untuk
demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan pada eksplorer dapat merusak
dan membuat lubang.

         Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang
adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun,
dan mengganti peralatan optis/ Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata
biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.

Penegakan diagnosis karies gigi memerlukan pencahayaan yang baik dan obyek (gigi)
yang kering dan bersih. Jika terdapat banyak kalkulus atau plak, maka semuanya harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum mencoba menegakkan diagnosis dengan tepat. Setelah
gigi sudah kering maka tiap kuadran gigi diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan
oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus betul-betul kering dan pengeringannya biasanya
dengan udara yang disemprotkan perlahan-lahan.
Untuk menentukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya
pemeriksaan tanda awal karies diperlukan sonde yang tajam sampai terasa menyangkut.
Sebaiknya hal ini jangan dilakukan pada lesi karies yang masih baru mulai karena sonde
tajam akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde akan membawa bakteri ke
dalam karies sehingga penyebaran karies akan semakin cepat.

2.6 KLASIFIKASI KARIES


1. Menurut kedalamannya, dapat dibagi :
a.  Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email. Biasanya pasien
belum merasa sakit.
b. Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah
dentin. Menyebabkan reaksi hiperemi pulpa, gigi biasanya ngilu, nyeri bila
terkena rangsangan panas atau dingin dan akan berkurang bila rangsanyan
dihilangkan.
c.  Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan
bahkan menembus pulpa. Menimbulkan rasa sakit yang spontan.

9
2. Menurut sistem Black :
a. Klas I : karies ini terjadi pada ceruk dan fisura dari semua gigi, meskipun lebih
ditujukan pada gigi posterior atau pada 2/3 occlusal, baik pada permukaan
labial/lingual/palatal dari gigi-geligi.
b. Klas II : kavitas yang terrdapat pada permukaan aproksimal gigi posterior,karies
Klas II dapat mengenai permukaan mesial dan distal atau hanya salah
satunyasehingga dapat digolongkan menjadi kavitas MO (mesio-oklusal) atau
MOD (mesioo-oklusal-distal). Karena akses untuk perbaikan biasanya dibuat dari
permukaan oklusal, permukaan oklusal dan aproksimal dari gigi direstorasi
sekaligus. Tetapi dilihat dari definisinya kavitas ini adalah lesi proksimal dan
tiidak selalu mencakup permukaan oklusal.
c. Klas III : karies ini terdapat pada permukaan proximal dari gigi-geligi depan dan
belum mengenai incisal edge.
d. Klas IV : kavitas ini adalah kelanjutan dari kavitas Klas III. Lesi ini pada permukaan
proksimal gigi anterior yang telah meluas sampai ke sudut insisal. Jika karies ini
luas atau abrasi hebat dapat melemahkan sudut insisal dan menyebabkan
terjadinya fraktur.
e. Klas V : Karies yang terdapat pada 1/3 cervical dari permukaan buccal/labial atau
lingual palatinal dari seluruh gigi-geligi.
3. Berdasarkan Lokasi :

a. Karies pada permukaan licin/rata.

Merupakan jenis karies yang terjadi pada permukaan yang licin dan paling
bisa dicegah dengan menggosok gigi, proses terjadinya paling lambat. Karies dimulai
sebagai bintik putih buram (white spot) yang terjadi karena telah terjadi pelarutan
email oleh asam sebagai hasil metabolisme bakteri.

b. Karies pada pit dan fissure.

Terbentuk pada gigi belakang, yaitu pada permukaan gigi untuk mengunyah
dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini sulit dibersihkan
karena lekukannya lebih sempit dan tidak terjangkau oleh sikat gigi.

10
b. Karies pada akar gigi.

Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus


permukaan akar (sementum). Pembusukan ini sering terjadi karena penderita
mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi.  Pembusukan akar
merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.  

Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak),


pembusukan akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi
paling dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah).

4. Berdasarkan Waktu Terjadinya


a. Karies Primer, yaitu karies yang terjadi pada lokasi yang belum pernah terkena
riwayat karies sebelumnya.
b. Karies Sekunder, yaitu karies yang rekuren artinya karies yang timbul pada lokasi
yang telah memiliki riwayat karies sebelumnya, biasanya karies ini ditemukan
pada tepi tambalan.
5. Berdasarkan Tingkat Progresifitasnya
a. Karies Akut, yaitu karies yang berkembang dan memburuk dengan cepat.
Misalnya: rampant karies, pasien xerostomia.
b. Karies Kronis, yaitu proses karies yang berjalan dengan lambat. Karies ini
menunjukan warna kecoklatan sampai hitam.
c. Karies terhenti, yaitu karies yang lesinya tidak berkembang lagi, karies ini bisa
disebabkan oleh perubahan lingkungan.
6. Berdasarkan Tingkat Keparahannya
a. Karies Ringan, yaitu jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan,
seperti pit dan fisure, sedangkan kedalamannya hanya mengenai lapisan email
(iritasi pulpa).
b. Karies Sedang, yaitu jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan
aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin
(hiperemi pulpa).
c. Karies Berat/Parah, yaitu jika serangan karies juga meliputi gigi anterior yang
biasanya bebas karies. Kedalamannya sudah mengenai pulpa, baik pulpa yang

11
tertutup maupun pulpa yang terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada
gigi anterior dan posterior sudah meluas ke bagian pulpa.
7. Berdasarkan Etiologi

Berdasarkan etiologi maka ada 2 yang paling umum digunakan oleh para
dokter gigi, yaitu :

a. Karies botol bayi adalah karies yang ditemukan pada gigi susu anak kecil. Karies
botol bayi disebabkan glukosa/gula yang terdapat pada botol susu yang terus
menempel ketika bayi tertidur. Kebiasaan ini banyak dilakukan oleh orangtua
karena tidak ingin repot dengan tangisan si anak. Padahal kebiasaan ini akan
mengakibatkan gula yang terdapat dalam susu akan berinteraksi dengan cepat
untuk membentuk lubang gigi karena terpapar dalam waktu yang lama dengan
mulut anak.
b. Karies rampan adalah karies yang berkembang secara drastis dan terjadi pada
banyak gigi secara cepat pada orang dewasa. Karies rampan banyak terjadi pada
pasien dengan xerostomia(air ludah kurang), kebersihan mulut yang buruk,
penggunaan methampetamin, radiasi berlebihan, dan konsumsi gula berlebihan.

2.7 PENGOBATAN dan PERAWATAN


Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik
dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah
mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan
tambalan (restorasi). Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu
mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan
pulpa. 
Pada stadium lanjut kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang,
dasar mulut atau tenggorokan, diperlukan pemberian obat antibiotik, analgetik untuk
menyembuhkan pembengkakan. selanjutnya bisa dilakukan perawatan akar gigi atau
pencabutan gigi.   Jika gigi dicabut, harus segera diganti. Jika tidak, gigi di sebelahnya
posisinya akan berubah dan mengganggu proses menggigit.
Adapun perawatan yang dapt dilakukan:

12
1. Penambalan. 
Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam gigi atau di
sekitarnya. Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan
untuk gigi belakang, karena sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar.
Perak amalgam relatif tidak mahal dan bertahan sampai 14 tahun. Tambalan
emas lebih mahal, tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies yang sangat
besar. Campuran damar dan porselin digunakan untuk gigi depan, karena
warnanya mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. bahan
ini lebih mahal daripada perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada
gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah. Kaca ionomer merupakan
tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. bahan ini diformulasikan untuk
melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang yang
cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga
digunakan untuk menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang
berlebihan. 
2. Pengobatan saluran akar dan pencabutan gigi. 
Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara untuk
menghilangkan nyeri adalah mengangkat pulpa melalui saluran akar (endodontik)
atau mencabut gigi. Gigi belakang yang telah menjalani pengobatan saluran akar
sebaiknya dilindungi oleh sebuah mahkota, yang akan menggantikan keseluruhan
permukaan untuk mengunyah. Metoda restorasi untuk gigi depan yang telah
menjalani pengobatan saluran akar tergantung kepada jumlah gigi yang tersisa.
Kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau
tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan saluran akar. Jika gigi
dicabut, harus segera diganti. jika tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan
berubah dan mengganggu proses menggigit. 

2.8 PENCEGAHAN KARIES

Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan. 


Rontgen gigi bisa dilakukan setiap 12-36 bulan, tergantung kepada hasil pemeriksaan gigi

13
oleh dokter gigi. Ada 5 strategi umum yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya
karies gigi:

1. Menjaga kebersihan mulut. Kebersihan mulut yang baik mencakup gosok gigi


sebelum atau setelah sarapan dan sebelum tidur di malam hari serta membersihkan
plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari. Hal ini sangat efektif dalam mencegah
terjadinya pembusukan permukaan yang licin.  Menggosok gigi mencegah
terbentuknya plak di pinggir gigi dan flossing dilakukan di sela-sela gigi yang tidak
dapat dicapai oleh sikat gigi.  Menggosok gigi yang baik memerlukan waktu selama 3
menit. Pada awalnya plak agak lunak dan bisa diangkat dengan sikat gigi yang
berbulu halus dan benang gigi minimal setiap 24 jam. Jika plak sudah mengeras maka
akan sulit untuk membersihkannya.
2. Makanan. 
Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi yang paling jahat
adalah gula.  Semua gula sederhana, termasuk gula meja (sukrosa), gula di dalam
madu (levulosa dan dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki
efek yang sama terhadap gigi.  Jika gula bergabung dengan plak, maka dalam waktu
sekitar 20 menit, bakteri Streptococcus mutans di dalam plak akan menghasilkan
asam. Jumlah gula yang dimakan tidak masalah, yang memegang peran penting
adalah lamanya gula berada di dalam gigi.  Orang yang cenderung mengalami karies
harus mengurangi makanan yang manis-manis.  Berkumur-kumur setelah memakan
makanan manis akan menghilangkan gula, tetapi cara yang lebih efektif adalah
dengan menggosok gigi.  Untuk menghindari terbentuknya karies, sebaiknya
meminum minuman dengan pemanis buatan atau minum teh atau kopi tanpa gula.

3. Fluor 
Fluor menyebabkan gigi, terutama email tahan terhadap asam yang menyebabkan
terbentuknya karies.  Sangat efektif mengonsumsi fluor pada saat gigi sedang
tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Penambahan fluor pada air
adalah cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor pada anak-anak.
Tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor, bisa menyebabkan timbulnya bintik-
bintik atau perubahan warna pada gigi.  Jika air yang diminum mengandung sedikit

14
fluor, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida.  Fluor juga bisa dioleskan
langsung oleh dokter gigi pada gigi yang rentan mengalami pembusukan.  Akan lebih
baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor.

4. Penambalan. 
Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang
sulit dijangkau. Setelah dibersihkan, daerah yang akan ditambal ditutup dengan
plastik cair. setelah cairan plastik mengeras, akan terbentuk penghalang yang efektif,
dimana bakteri di dalam lekukan akan berhenti menghasilkan asam karena makanan
tidak dapat menjangkau lekukan tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup lama;
sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60% bertahan sampai 10 tahun; tetapi
kadang perlu dilakukan perbaikan atau penggantian. 

5. Terapi antibakteri.  Beberapa orang memiliki bakteri penyebab pembusukan yang


sangat aktif di dalam mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini kepada
anaknya melalui ciuman. bakteri tumbuh di dalam mulut anak setelah gigi pertama
tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan terjadinya karies. Karena itu
kecenderungan bahwa pembusukan gigi terjadi dalam satu keluarga, tidak selalu
menunjukkan kebersihan mulut maupun kebiasaan makan yang jelek. Pada orang-
orang yang cenderung menderita karies gigi perlu diberikan terapi antibakteri.
Setelah daerah yang membusuk dibuang dan semua lubang serta lekukan ditambal,
maka diberikan obat kumur yang kuat (klorheksidin) selama beberapa minggu untuk
membunuh bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang tidak
berbahaya akan menggantikan bakteri penyebab karies. Untuk membantu
mengendalikan bakteri, bisa digunakan obat kumur fluor setiap hari dan mengunyah
permen karet yang mengandung xilitol.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

   Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini


menyebabkan gigi berlubang.

Empat faktor penyebab utama karies adalah:

1. Host (Gigi dan saliva)


2. Substrat
3. Bakteri kariogen
4. Waktu 
Faktor lain penyebab karies adalah:
1. Keturunan
2. Ras
3. Jenis kelamin
4. Umur
5. Makanan
6.   Unsur kimia
7. Air ludah
8. Plak

Proses terjadinya karies

 Partikel makanan yang tidak dibersihkan bertumpuk menjadi plak.


 Di dalam plak hidup berbagai bakteri, terutama jenis streptokokus mutans, atau
laktobasilus.
 Bila anak sering makan mengandung gula atau sukrosa, bakteri akan
menggunakan sukrosa dan membentuk asam organik.
 Bila suasana sekitar gigi menjadi asam, mineral kalsium dan fosfor akan lepas
dari gigi terjadi proses demineralisasi.

16
 Karena hilangnya mineral, gigi menjadi rapuh dan akhirnya berlubang.

Klasifikasi karies dapat dibagi menjadi:

1. Menurut kedalamannya
2. Menurut sistem Black
3. Menurut lokasi
4. Menurut waktu
5. Menurut tingkat progresifitasnya
6. Menurut tingkat keparahannya
7. Menurut etiologinya

     Cara mencegah karies

 Menggosok gigi adalah salah satu tindakan pencegahan karies.


 Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
 Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan.
 Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat melindungi gigi.
 Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies

17
DAFTAR PUSTAKA

Edwina dan Sally Josyston. 1992. DASAR-DASAR KARIES, PENYAKIT, DAN


PENANGGULANGANNYA. Jakarta: EGC.

file:///C:/Users/Addini%20Islamy/Documents/Semester%203/Konservasi%20Gigi-
Opdent%201/_'s%20Site%20-%20Proses%20Terjadinya%20Karies.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi

file:///C:/Users/Addini%20Islamy/Documents/Semester%203/Konservasi%20Gigi-
Opdent%201/Karies%20(%20Gigi%20Berlubang%20).htm

file:///C:/Users/Addini%20Islamy/Documents/Semester%203/Konservasi%20Gigi-
Opdent%201/Proses%20Gigi%20Berlubang%20(Karies)%20%C2%AB%20Gigiku%20Sehat
%20Senyumku%20Indah.htm

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20092/4/Chapter%20II.pdf

    

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Rekam Medik
    Rekam Medik
    Dokumen3 halaman
    Rekam Medik
    Puskesmas Perawatan Simpang Empat
    Belum ada peringkat
  • Pengumuman Vaksin
    Pengumuman Vaksin
    Dokumen4 halaman
    Pengumuman Vaksin
    Puskesmas Perawatan Simpang Empat
    Belum ada peringkat
  • Revisi Makalah Klompok 2
    Revisi Makalah Klompok 2
    Dokumen19 halaman
    Revisi Makalah Klompok 2
    Puskesmas Perawatan Simpang Empat
    Belum ada peringkat
  • Gingivitis Anak PDF
    Gingivitis Anak PDF
    Dokumen13 halaman
    Gingivitis Anak PDF
    Danu Yudhi
    Belum ada peringkat
  • KARIES
    KARIES
    Dokumen18 halaman
    KARIES
    Puskesmas Perawatan Simpang Empat
    Belum ada peringkat