Anda di halaman 1dari 2

Pemimpin Dalam

Islam
Persoalan kepemimpinan adalah persoalan yang sangat penting dan strategis, karena ia sangat
menentukan nasib sebuah masyarakat dan bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa di antara
ciri masyarakat yang unggul dan menguasai peradaban adalah masyarakat memiliki pemimpin
yang berwibawa, tegas dan adil, berpihak pada kepentingan masyarakat, memiliki visi yang kuat,
dan mampu menghadirkan  perubahan kearah yang baik.

Ajaran Islam secara tegas menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan variabel yang tidak
boleh diabaikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Al-Quran telah banyak
memberikan gambaran tentang adanya hubungan positif antara pemimpin yang baik dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam, seorang
nabi yang juga dipercaya untuk memegang amanah mengelola keuangan dan perekonomian
masyarakat. Nabi Yusuf, dengan bermodalkan kejujuran dan kecerdasannya (QS. Yusuf: 55),
mampu menyelamatkan Mesir dari krisis pangan dan krisis ekonomi berkepanjangan.

Di bawah kepemimpinan beliau, Mesir mampu mempertahankan tingkat kemakmurannya


meskipun kondisi perekonomian global saat itu berada pada situasi yang tidak menguntungkan
akibat musim paceklik yang sangat dahsyat, sehingga supply barang kebutuhan pokok menjadi
terganggu.

Demikian pula dengan kepemimpinan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang mampu
menciptakan revolusi peradaban hanya dalam waktu 23 tahun. Beliau adalah tipikal pemimpin
yang sangat luar biasa dan tidak ada tandingannya. Potensi para sahabat mampu dioptimalkan
dengan baik, sehingga mereka dapat memerankan dirinya sebagai anasirut taghyir atau agen-agen
perubahan masyarakat. Bagaimana Abdurrahman bin Auf radhiyallahu 'anhu, dengan potensi
yang dimilikinya, oleh Rasulullah dijadikan sebagai kunci penting yang mampu menggerakkan
perekonomian masyarakat. Kemudian Abu Bakar radhiyallahu 'anhu dan Umar bin Khattab
radhiyallu 'anhu, dipersiapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai negarawan
besar. Demikian pula dengan Khalid bin Walid radhiyallahu 'anhu yang dioptimalkan perannya
yang sangat disegani dan ditakuti dunia pada saat itu. Ali bin Abi Thallib radhiyallahu 'anhu 
dididik menjadi ilmuwan dan pemimpin yang dipersiapkan sejak muda. Abu Zhar al-Ghifari
radhiyallahu 'anhu, yang dididik menjadi tokoh yang menjadi penyeimbang dan pengingat
penguasa untuk tidak bermain-main dengan jabatannya. Masih banyak contoh para sahabat
lainnya, yang mampu menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban manusia.

Yang sangat luar biasa adalah, Rasul mampu menjadikan mereka sebagai tim yang solid dan
kompak, sehingga melalui tangan mereka dakwah Islam tersebar luas ke seluruh Jazirah dan ke
penjuru dunia. Kesemuanya membuktikan bahwa persoalan kepemimpinan bukan merupakan
persoalan kecil yang dapat dipermainkan. Ia adalah persoalan serius yang kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya di yaumil akhir. Karena itu, ajaran Islam telah mengingatkan umatnya
untuk berhati-hati di dalam memilih pemimpin, karena salah memilih memimpin berarti sama
dengan turut berkontribusi dalam menciptakan kesengsaraan masyarakat. Tanggung jawab
seorang pemimpin sangat besar  baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia.

Wajarlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah bisa tidur nyenyak sebelum
memastikan bahwa masyarakatnya bisa tidur nyenyak. Bahkan hal tersebut terbawa hingga
menjelang ajal, dimana beliau sangat mengkhawatirkan keadaan umatnya. Karena itu, Rasulullah
telah mengingatkan bahwa pemimpin yang baik dan adil akan menjadi salah satu dari 7 golongan
yang akan mendapat naungan dan perlindungan Allah di hari kiamat nanti (HR Bukhari), dan
sebaliknya pemimpin yang kejam dan tidak amanah, merupakan salah satu dari 3 kelompok yang
kategorikan sebagai penyakit kronis agama (HR Daelamy), yang hanya akan membawa
kemadharatan dan kesengsaraan bagi agama dan masyarakat. 

Karena persoalan kepemimpinan terkait dengan urusan dunia dan akhirat, maka Al-Qur'an
melarang kaum muslimin mengangkat pemimpin non muslim yang memusuhi Allah dan
RasulNya serta kaum muslimin secara keseluruhan (QS. Al-Quran Mumtahanah: 1). Terdapat
pula larangan mengangkat pemimpin dari kalangan Yahudi dan Nasrani (QS. Al-Maidah: 51).
Juga melarang mengangkat pemimpin yang mempermainkan ajaran agama (QS Al-Maidah: 57-
58). Dan salah satu doa yang selalu dibaca oleh 'ibadurrahman (hamba-hamba Allah), adalah doa
yang berkaitan dengan kepemimpinan dari kalangan orang-orang yang bertawa (QS. Al-Furqan:
74).

Dari ayat-ayat tersebut, dapatlah diketahui bahwa kepemimpinan dalam pandangan Al-Qur'an
adalah amanah yang sangat berat, yang pertanggungjawabannya bersifat duniawi dan ukhrawi,
dan berdimensi ibadah. Ketaatan kepada pemimpin merupakan keniscayaan bagi orang-orang
yang beriman (QS An-Nisa' : 59).

Ciri Pemimpin yang Baik.

Ada beberapa ciri pemimpin yang baik, yang akan berhasil dalam kepemimpinannya.

 Senantiasa bersikap adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Begitu pentingnya masalah ini
sampai-sampai Rasulullah menyatakan sejamnya keadilan pemimpin jauh lebih baik
dibandingkan dengan seribu rakaat shalat sunnah (al-hadits). Pemimpin yang adil,
disamping ilmunya para ulama, kepemurahannya kaum kaya, dan doanya kaum dhuafa
akan menjadi pilar utama.
 Senantiasa menjadi pengayom dan pembela masyarakat, sehingga masyarakat merasa
aman dan terlindungi. Kehidupan menjadi tenteram dan bahagia. Kebijakan yang
dikeluarkan pun tidak akan menjadi kebijakan yang merugikan rakyat. Ketika terjadi
konflik antara kepentingan rakyat kecil, maka ia akan lebih memilih untuk membela
kepentingan rakyat kecil.
 Berpihak dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Khalifah Umar bin Khattab
radhiyallahu 'anhu adalah contoh pemimpin yang selalu berpatroli setiap malam,
memastikan bahwa rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Demikian pula dengan khalifah
Umar bin Abdul Azis, yang mampu mengentaskan kemiskinan melalui instrumen zakat,
hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. Inilah model kepemimpinan yang selalu
didambakan kehadirannya oleh seluruh masyarakat kapan dan dimanapun, termasuk
Negara yang kita cintai ini. Mudah-mudahan melalui pemimpin yang demikianlah,
Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih baik dan sejahtera.

Oleh Al-Hijri

Anda mungkin juga menyukai