Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tafsir Mufrodat
1. Al-Qur’an surat An-Nisa 7-9
(bagi laki-laki) dan mereka itu diberi kekuatan (kekuasaan) lebih
dibanding perempuan(dan bagi perempuan) dan mereka orang-orang yang
lemah ( ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya)
dan mereka itu ialah guru-guru dan saudara-saudara seagama dan yang
meninggalkan (harta waris) mereka dengan keberkahan dan cahaya-
cahaya pada mereka (menurut bagian yang telah ditentukan) sesuai dengan
kadar hitungan mereka (dan apabila satu pembagian itu hadir) pada tempat
sohabat mereka dan tempat penyebutan mereka( beberapa kerabat). (maka
beritahulah mereka harta itu) dari pembagian-pembagian yang sesuai
dengan bagian mereka(dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
baik )dalam kerinduan dan penunjukan jalan dan penetapan ringan(rendah)
dunya menurut Allah dan mulianya ahlullah pada dunya dua kampung
akirat(hendaklah takut kepada orang yang sekiranya mereka meninggalkan
dibelakang mereka keturunan yang lemah) dari pertengahan orang-orang
yang menju Allah atau yang pemula( yang mereka hawatir terhadap
kesejahteraan ) daribacaan yang berbeda-beda) dengan(pada) erjalanan
atau kematian( oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah)
kami mewasiatkan kepada mereka denaan taqwa. (dan) yang( hendak
mereka berbicara dengan perkataan ang benar) yaitu ilahiyat sesungguhnya
taqwa yang mendawamkan dzikir dua langkah yang menyampaikan
seprang hamba kepada Allah.
2. Qur’an surata an-nissa ayat 11-12
(allah mensyariatkan) allah memerintahkan kalian (keppada allah
tentang) pembagian warisan(untuk anak-anak kalian) dengan perkara yang
menyebutkan (bagi laki-laki) dari mereka (sama dengan bagian) bagian (2
anak perempuan) apabila kumpul dua anak perempuan itu dengan anak
laki-laki, maka bagian laki-laki setengah harta dan bagian bagian-bagian
anak perempuan se tengah, maka jika terbukti bersama seorang laki-laki
itu hanya satu anak perempuan , maka bagian perempuan itu sepertiga dari
bagian anak laki-laki dua pertiga dan jika sendirian saja anak laki-laki
mamka dapat seluruh harta waaris (maka jika mereka)anak-anaka
(perempuan) saja (yang jumlahnya lebih dari dua pertiga dan harta yang
ditinggalkan) orang yang meninggal dan begitu juga dengan anak-anak
perempuan karena bagi dua saudara perempuan, dengan firman allah
(maka bagian mereka berdua sepertiga dari harta yang ditinggalkan) maka
keduanya lebih utama dan karena sesungguhnya anak perempuan berhak
dapat sepertiga bersama laki-laki dan bersama perempuan lebih utama.
(dan jumlahnya lebih diterngkan itu sambung dari diterangkan untuk
mencegah penyangkalan tambahan bagian dengan bertambahnya bilangan,
maka unntuk mereka penghakan dua anak perempuan dua pertiga dari
sepertiga untuk satu anak perempuan bersama satu anak laki-laki. Dan jika
anak perempuan ) yang dilahirkan (satu) dan pada bacaan lain dengan rofa
maka terbukti adalah sempurna (maka untuknya setengah harta yang
ditinggalkan dan kedua ibu bapak ) yang telah meninggal dan mengganti
dari keduanya (bagian masing-masing) dari keduanya seperenam dari harta
yang ditinggalkan jika dia (yang meninggal) mempunyai anak laki-laki
atau perempuan.
(maka jika dia yang meninggal) tidak punya anak dan dia diwarisi
(oleh kedua ibu bapaknya) saja atau bersama suami (maka ibunya)
sepertiga harta atau jika harta setelah itu suami dan yang sisa untuk bapak
(jika dia meninggal) mempunnyai beberapa saudara dua atau lebih anak
laki-laki atau anak perempuan (maka ibunya dapat seperenam) dan sisanya
untuk bapak dan tidak adanay sesuatupun dari harta waris untuk saudara
dari laki-laki pada apa yang telah disebut( pembagian-pembagian tersebut
diatas) setelah dipenuhi (wasiat yang dibuatnya) dan bian itu fail dan
maf’ul (atau)telah dibayar( hutangnya) kepadanya dan pengajuan wasiat
pada utang dan jika terbukti itu wasiat yangdiakhirkan dari utang dalam
memenuhi pada perhatian adanya( tentang) orangtua kalian dan anak-anak
kalian) mubtada dan khobarnya ( kemudian mengetahui siapa diantara
mereka yang lebih banyak manfaatnya bagi kalian) di dunia dan akhirat
,sesungguhna anak laki-lakinya bermanfaat baginya maka berikan
kepadanya warisan, terbukti itubapa manfaat. Dansebagainya dan pastinya
orang yang tau terhadap keadaan itu yaitu Allah ( maha mengetahui) dan
makhliknya (lagi mahabijaksana) pada perkara yang Allah mengurus
kepada mereka untu tidak berhenti Allah disifati dengan sifat tersebut.
(dan bagimu (suami-suamimu) yaitu seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isttri-istrimu jika mereka tidak punya anak) dari kalian
atau dari selain kalian (mereka jika mereka (istri-istrimu) punya anak maka
kamau dapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah
(dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau(setelah bayar) uangnya) dan
mendapatkan dengam anak pada harta yang ditinggalkan anak laki-laki
dengan ijma (pada istri dapat) istri-istri dihitung yang pertama (seperempat
harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak punya anak maka jika kamu
punya anak) dari mereka atau selain dari mereka (maka para istri dapat
seper delapan dari harta yang kamu tinggalkansetelah dipenuhi) wasiat
yang kamu buat atau( setelah dibayar) utang-utang mu) dan anak laki-laki
pada hal itu seperti anak secara ijma (dan jika seseorang laki-laki) sifat dan
khobar(meninggal) yang tidak meninggalkan ayah dan anak (atau
perempuan) dari ibu dan membaca demikian yaitu Ibnu Masud dan yang
lainya(maka bagi masing0masing dari kedua jenis saudara itu seperenam
harta) dari harata yang ditinggalkan (tapi jika mereka terbukti) saudara
laki-laki dan saudara perempuan dari Ibu (lebih dari seorang)seorang
(maka mereka sama-sama dalam bagian yang sepertiga itu)0 sempurna
dalam bagian itu anak laki-laki dan anak perempuan mereka (setelah
dipenuhi) yang wasiat dibuatnya atau( setelah dibayar) utangnya dengan
tidak menyusahkan ) keadaan dari pembuat wasiat yakni tidak memesukan
madorot kepada harta waris dengan membuat wasiat kepada kalian (dari
Allah dan Allah maha mengetahuai) pada perkara yang Allah urus bagi
makhluknya nyatana tia pirang-pirang kaparduan ( lagi maha penyantun)
dengan diakhirkan akibat menyalahinya tetap dan assunah menentukan
warisan dari laki-laki dengan (pada) orang yang bukan padanya yaitu
yang dicegah dari pembunuhan atau perbedaaan utang atau roqqin.

B. Sebab- Sebab Turunya Ayat


Disebutkan bahwasanya ayat ini diturunkan dari suatu sebab bahwasanya
orang-orang jahiliyah memberi waris kepada laki-laki selain perempuan.
Seperti perkara: yang syekh Hasan bin Yahya berkata; Syeh
Muddurrazzaq telah mengabarkan kepada kami : Syeh Mu’ammar telah
mengabarkan kepada kami, dari sohabat Qotadah, beliau berkata: orang-orang
jahiliyah tidak memberi waris kepada wanita, dan tidak memberi sesuatupun
kepada anak wanita, maka diturunkanlah surat An-nisa ayat:7
Pertama: orang jahiliah tidak memberi waris kepada wanita, dan tidak
memberi sesuatupun kepada anak laki-laki yang masih kecil, mereka
menjadikan warisan untuk laki-laki yang dewasa, maka Allah menurunkan
surat An-nisa ayat 7
Kedua: diriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata: orang jahiliah tdak
memberi waris kepada anak-anak perempuan dan tidak memberi waris
kepada anak laki-laki yang masih kecil , sehingga mereka mengetahui, lalu
seorang sahabat ansor meninggal. Dikatakan ia Aus bin Tsabit, dia
meninggalkan dua anak perempuan dan seorang anak laki-lakai yang kecil,
lalu datang dua anak perempuan dan mereka mengambil semua harta waris
nya. Lalu istri Aus berkata kepada anak-anaknya,lalu istri Aus datang kepada
Rasul untuk menerangkan kejadian itu, maka turunlah Q.S An-NNIsa ayat 7,
lalu Rasul mengirim surat kepada keduanya,dan berkata kepada keduanya:
tidak ada yang berhak sesuatupun dari harta waris, sungguh aku telah
menerangkan bahwasanya bagi laki-laki dan perempuan ada bagian masing-
masing, kemudian turunlah firman Allah Q.S An-nisa ayat 11.
C. Asfek-Asfe Hukum
1. Q.S An-Nisa ayat 7-9
Hukum pertama: apa yang dimaksud dengan assafaqa pada ayat mulia?
Para muafir berbeda pendapat tentang maksud lafad assafaqoadalam
ayat mulia,berkata sebagian dari mereka:yang dimaksud dengan
assafaqoa anak-anak bayi dan anak-anak kecil yangbelum sempurna
kecerdasanya dan pendapat itu diambil dari syekhZuhri ibnu Zaid.
Hukum kedua: apakah dilarang9dicegah) mendapatwaris bagi bayi-
bayinya?
Para ahli fiqih mengambil hukum dari dari ayat ini bahwasanya
(menetapkan) wajib kepada pencegahan bagi bayi-bayi untuk
mendapatkan waris.karena sesungguhnya Allah melarang kami dari
penerimaan harta waris-harta mereka bayi-bayi atau anak-anak yang
belum sempurna kecerdasanya. Sehingga kami (meningkatkan)
mengembangkan kecerdasanya. Dan bayi-bayi itu telah sampai kepada
baligh yang diawali dengan ikhtilam (mimpi basah).
Hukum ke 3:apakah dilarang (dicegah) bagi yang dewasa?
Jumhur ulama berpendapat bahwasanya orang dewasa dicegah
kepadanya esperti dicegahnya kepada anak kecil ketika terbukti safihan
(belum tamyiz).dan Abu Hanifah berpendapat bahwasanya orang yang
sampai 15 tahun, hartanya (harta waris) diserahkan kepadanya sama saja.
Baik kepada orang yang sudah tamyiz atau yang belum tamyiz
Hukum ke 4:Apakah dibolehkan bagi ang mengurus harta anak yatim
untuk makan darii harta anak yatim?

Firman Allah menunjukan: (dan siapa orang yang


kaya,maka( suruhlah ia untuk menahan) dan siapa orang yang faqir maka
suruhlah ia untuk memekan ( memberi makan) dengan cara yang baik.

Anda mungkin juga menyukai