Anda di halaman 1dari 16

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI MEDIA

FLASHCARD (KARTU BERGAMBAR)

Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Sentra Main Peran

TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta

Tahun Pelajaran 2021/2022

Diajukan sebagai tugas Praktik Profesi Keguruan (PPL-G)

Dosen Pembimbing : Annisa Purwani, M. Pd

Disusun Oleh :

Irma Mulyani

NIM : 0106.1801.011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

DR. KH. EZ MUTTAQIEN PURWAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Purwakarta

Anak Usia Dini ( AUD ) merupakan masa pertumbuhan yang paling penting karena
menentukan masa perkembangan selanjutnya. Anak Usia Dini menempati posisi paling
penting dalam perkembangan otaknya. Selanjutnya dinyatakan bahwa karena perkembangan
otaknya tersebut, usia 0 – 8 tahun dinamakan sebagai usia emas ( golden age )1. Pendidikan
juga merupakan bagian penting dari kehidupan sekaligus membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih di tentukan oleh instingnya. Sedangkan
manusia belajar merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan
yang lebih berarti2.

Berdasarkan undang-undang 2003 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal seperti, Kelompok Bermain
(Play Group) dan jalur informal seperti, Taman Penitipan Anak (TPA). Fungsi utama adanya
PAUD adalah mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan
kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), dan sosial emosional.3

Lingkup perkembangan anak usia dini (PAUD) terdiri atas lima aspek
perkembangan salah satunya perkembangan salah satunya adalah perkembangan bahasa.
Perkembangan bahasa sangat penting dalam perkembangan anak karena bahasa dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari anak. Bahasa adalah suatu bentuk komunikasientah itu lisan,
tertulis atau isyarat-yang berdasarkan pada suatu sistem dan simbolsimbol. (Santrok,
2007:353) Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran, sehingga orang lain
memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial. Jadi, tidak heran jika bahasa
merupakan salah satu indikator dalam keberhasilan dan kesusksesan seorang anak. Anak

1
Rahman Hibama S. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Galah
2
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tujuan Filosofis, (Yogyakarta : SUKAPress,
2014), h. 73
3
Undang-undang tahun 2003 tentang Pendidikan Anak Usia Dini
yang dianggap aktif dalam berbicara, terkadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Sebelum anak memahami pengetahuan yang lain, anak perlu menggunakan bahasa agar dapat
memahami setiap pengetahuan baru yang diterimanya. Anak akan mampu mengembangkan
kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca sebagai pendukung
dalam keaksaraan ditingkat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode
pembelajaran yang interaktif untuk memberikan semangat dan menantang anak untuk lebih
meningkatkan pembelajaran serta mampu menggunakan bahasa yang berkualitas.

Metode pembelajaran penting dalam proses pembelajaran, dikarenakan metode


pembelajaran merupakan strategi yang digunakan untuk menstransfer materi. Keberhasilan
metode pembelajaran tidak terlepas dari adanya media atau alat permainan edukatif yang
menunjang materi yang akan disampaikan oleh pendidik. Ada banyak Alat Permainan
Edukatif ( APE ) yang sangat membantu anak dalam memberikan stimulasi terhadap
perkembangan bahasa anak, antara lain alat peraga berupa buku gambar / poster, mendengar
lagu, menonton film, mendengarkan suara kaset, membaca buku cerita,atau mendongeng.
Segala aktivitas yang dapat merangsang kemampuan anak dalam berbahasa dapat diciptakan
sendiri. Pendidik dapat menggunakan berbagai aktivitas yang dirancang sendiri di sekolah
sesuai dengan target dan perkembangan anak. Pendidik dapat berimprovisasi dengan cara
menerapkannya pada anak sesuai dengan kondisi dan lingkungannya. Beberapa permainan
atau kegiatan yang dapat dimodifikasi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak,
misalnya: permainan memilih benda, menebak suara binatang, peran anggota keluarga
(berperan sebagai ayah, ibu, dan sebagainya.), dan permainan anak-anak yang lain.

Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh pendidik di satuan Taman Kanak –
kanak saat ini adalah terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah untuk
menunjang kegiatan pembelajaran khususnya untuk mengembangkan perkembangan bahasa
bagi anak. Di lain sisi, adanya keterbatasan pengetahuan guru dalam membangun
pembelajaran yang menarik, inovatif dan menyenangkan.

Pembelajaran yang hanya menekankan anak pada kemampuan membaca dan


menulis menulis tanpa ada unsur bermain didalamnya akan dapat menyebabkan anak menjadi
jenuh serta kegiatan anak hanya sekedar melaksanakan perintah dari guru berupa tugas-tugas
yang harus dilakukan oleh anak. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
monoton dan kurangnya media yang digunakan, sehingga pembelajaran menjadi tidak
menarik dan membosankan. Disini masih ada beberapa anak yang belum bisa menyebutkan
bunyi huruf sesuai dengan bentuknya, menunjukan lambang huruf, menyusun huruf menjadi
sebuah kata. Anak hanya dapat mengikuti atau mencontoh kata-kata yang ditulis guru di
papan tulis sehingga mereka belum mampu mencocokan gambar dengan tulisannya. Jadi
membaca harus kita ajarkan kepada anak sejak dini, jika tidak dari dini kita ajarkan maka
akan berdampak pada anak, karena untuk dapat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih
tinggi salah satunya adalah dapat membaca, tidak lupa kita dapat menggunakan strategi yang
menarik agar anak tidak merasa bosan dalam belajar dan merasa senang, sehingga proses
belajar dapat terus berjalan dengan baik.

Anak dapat langsung terlibat dalam permainan melalui alat atau media simbolnya
atau lambangnya misalnya dengan menggunakan media kartu bergambar ada berbagai media
yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan membaca anak salah satunya
adalah menggunakan flashcard atau yang lebih dikenal dengan kartu kata bergambar.
Menurut Arsyad, Flashcard adalah kartu kecil berisi gambar teks, atau tanda simbol yang
design.4 Penggunaan gambar pada sebuah muka kartu memiliki dampak besar pada proses
belajar dan penanaman konsep dalam ingatan. (Madden, 2002: 244-245) Jadi media kalender
gambar cerita adalah sekumpulan kartu yang berupa huruf-huruf yang di disain untuk
mempermudah anak dalam membedakan bunyi.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Flashcard adalah media
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu-kartu bergambar
dilengkapi dengan kata yang dapat melatih anak dalam membaca permulaan dan
memperbanyak kosa kata pada anak. Gambar yang terdapat pada flashcard biasanya benda-
benda yang terdapat disekitar dan mudah untuk dijumpai misalnya, binatang, buah-buahan,
anggota tubuh, tanaman dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran di sekolah, Flashcard
masih jarang digunakan guru karena memang memerlukan keterampilan dalam pembuatan
dan juga sangat dibutuhkan keinginan yang kuat dari dalam diri guru untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan kartu kata bergambar.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu melakukan upaya dalam


meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak dengan menggunakan Flashcard
dengan harapan kemampuan membaca permulaan anak dapat berkembang dengan baik dan
perkembangan bahasa anak dapat tercapai.

4
Mutia Khairani, “Media Flashcard Braille Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunanetra”
Jurnal Pendidikan Khusus
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan yang dapat dilakukan


pembahasan lebih mendalam, yaitu Apakah penggunaan media flashcard dapat meningkatkan
perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui penggunaan media flashcard dapat
meningkatkan perkembangan bahasa anak pada usia 5-6 tahun Di TK Mutiara Insani
Kabupaten Purwakarta.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan peneliitan yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dan kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh suatu informasi tentang penggunaan media
flashcard untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun di TK Mutiara
Insani Kabupaten Purwakarta.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada


pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Pengembangan kemampuan
berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berbahasa secara lisan
dengan lingkungannya.Perkembangan bahasa termasuk dalam kecerdasan linguistik.
Melalui bahasa, maka kecerdasan 13 linguistik anak akan terasah dan kemampuan otak
anak untuk berkomunikasi menjadi berkembang dengan baik. Oleh sebab itu, kecerdasan
linguistic anak harus terus dilatih agar kemmapuan bahasa dan komunikasinya dapat
berkembang dengan baik (Schiller, 2005: 62-63).

Konteks pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan, berbicara,


membacadan menulis dini. Dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak,guru/tutor
dapat memilih strategi dan metode secara bervariasi.Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa adalah kegiatan yang dapat
menstimulasi kemampuan mendengarkan, berbicara dan menulis. Menurut Pangastuti
(2015 : 223) perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu:

a. Periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik
inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat
paling menakjubkan bagi orang tua.
b. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu: Tahapan perkembangan
bahasa anak terdiri dari 3 tahapan yaitu: (1) Fase satu kata atau Holofrase, (2) lebih
dari satu kata (3) Fase ketiga adalah fase diferensiasi.

Menurut Laura E. Berk (dalam Asrori, 2015:188) bahwa perkembangan


bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan.
Sesungguhnya bahasa itu kompleks, namun pada umumnya berkembang pada individu
dengan kecepatan luar biasa pada awal masa kanak-kanak yang sedang belajar berbahasa
adalah sedemikian beranekaragam dan rumitnya sehingga kadang-kadang tampak seperti
sesuatu yang ajaib.
Menurut Dhieni (2009: 3.1) perkembangaan bahasa sebagai salah satu dari
kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan
usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan berbahasa anak dapat meliputi
perkembangan berbicara, menulis, membaca dan menyimak. Pemahaman tentang
karakteristik perkembangan berbahasa anak secara naturall diperlukan dalam rangka
memberikan pengalaman berbahasa yang tepat pada anak sesuai dengan kebutuhannya.

2. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran di PAUD sangat diperlukan media pembelajaran atau alat


permainan edukatif, para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup krmungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntunan zaman. Kata media berasal dari kata Latin medius
yang secara harfiah berarti “tengah atau perantara”.

Menurut Santoso media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang
menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Secara umum media
merupakan alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan
belajar sihingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

3. Pengertian Flashcard

Flashcard adalah kartu yang berisikan gambar-gambar (benda, binatang, dan


sebagainya) yang dapat digunakan untuk melatih anak mengeja dan memperkaya kosa
kata. Media ini menjadi petunjuk dan rangsangan bagi anak untuk memberikan respon
yang digunakan. Flashcard biasanya berukuran 12 cm x 8 cm atau dapat disesuaikan
dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Flashcard adalah sejumlah kartu bergambar
yang dibuat dengan tangan atau dicetak dari foto-foto dan terdapat keterangan tentang
gambar yang digunakan untuk membantu dalam pengajaran siswa.5

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Flashcard merupakan kartu


yang berisikan gambar-gambar (benda, binatang, dan sebagainya) yang dibuat dengan
tangan atau dicetak dari foto-foto dan terdapat keterangan tentang gambar yang
digunakan untuk membantu dalam pengajaran siswa yang disesuaikan dengan materi

5
Efendi, N. F, Pendidikan Dalam Keperawatan (Jakarta: Salemba Medika, 2008).
pelajaran, sehingga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan pesan yang hendak
disampaikan.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan berbagai pengertian dan teori di atas dapat kita ketahui bahwa tahapan
perkembangan bahasa anak dapat distimulus dengan menggunakan media atau kegiatan yang
dirancang dengan oleh guru. Maka praktikan akan menggunakan media flashcard (kartu
bergambar) untuk melakukan penelitian tindakan kelas di sentra main peran di TK Mutiara
Insani usia 5-6 tahun.

C. Model Tindakan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan (PTK). McNiff dalam bukunya
yang berjudul Action Research Principes and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan
sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
Konsep model tindakan yang digunakan adalah model penelitian tindakan yang
dikembangkan oleh model Kemmis dan Mc Taggart.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Meningkatkan Perkembangan Bahasa Melalui Media Flashcard Pada Usia 5-6 Tahun di TK
Mutiara Insani Kabupaten Purwakarta.”
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Praktikan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada Sekolah TK di Kabupaten


Purwakarta. Berikut ini adalah data tempat praktikan melaksanakan Praktik Profesi Lapangan
Keguruan (PPL-G) :

Nama Sekolah : TK Mutiara Insani


Alamat : Kompleks Masjid IpikGandamana No. 01 RT 01/01 Kelurahan munjul
jaya kec/kab. Purwakarta Provinsi Jawa Barat 41117
No telp. (0264) 8309684
Email : mutiarainsani001@gmail.com
Waktu Penilaian : September 2021
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di TK Mutiara Insani
Purwakarta di semester 1 Tahun ajaran 2021/2022. Adalah anak didik kelompok B
usia 5-6 tahun.
2. Obyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di TK Mutiara Insani adalah Kelompok B
kelas Siti Khadijah Usia 5-6 Tahun yang berjumlah 5 orang
C. Desain dan Prosedur Tindakan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan (PTK). McNiff dalam bukunya
yang berjudul Action Research Principes and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan
sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.
Gideonse juga mengatakan bahwa PTK merupakan suatu investigasi terkendali terhadap
berbagai faset pendidikan dan pembelajaran dengan cara reflektif dan sistematis. (Arikunto,
2010: 146).

D. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsini Arikunto (2009:126), “Instrumen penelitian yaitu alat yang


digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar dalam melaksanakan penelitian lebih
mudah dan memperoleh hasil yang baik”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar
observasi checklist dan dokumentasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan untuk menyajikan hasil dari pengumpulan data. Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah lembar observasi anak. Hal-hal yang perlu diobservasi
adalah tahapan perkemangan bahasa anak.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan


teknik observasi, dan dokumentasi. Menurut Wina Sanjaya (2009: 86), observasi merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung
dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lainnya terkumpul, (Sugiono, 2010 : 207). Analisis data disini proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
taanbahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Untuk mengetahui efektifitas suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, pada
penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskripsi kualitatif. Analisis data deskripsi
kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat untuk mengetahui sejauh perkembangan
bahasa anak terstimulus dengan menggunakan media flashcard.
BAB IV

LAPORAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam penelitian ini sama disetiap siklusnya. Penelitian
dikatakan selesai jika sudah mencapai indikator keberhasilan. Setiap siklus dalam
penelitian ini terdapat empat langkah yaitu pengamatan awal, perencanaan, tindakan
observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pada setiap siklus merupakan dasar dan
pengambilan keputusan untuk menyusun siklus berikutnya. Siklus dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
a) Siklus I
 Observasi Awal
Praktikan pada awalnya menemui guru kela kelompok Siti Khadijah untuk
menyampaikan tujuan penelitian dan seluruh rencana pada tahapan proses
penelitian yang akan pratikan lakukan di sentra main peran. Setelah
melakukan kegiatan ini maka langkah selanjutnya praktikan melaksanakan
observasi di sentra main peran terhadap kelomok Siti Khadijah
 Perencanaan pelaksanaan tindakan
Perencanaan kegiatan dilaksanakan setelah peneliti melakukan observasi
awal. Kegiatan yang akan kan dilaksanakan pada perencanaan, yaitu peneliti
menentukan target kompetensi, mendesain metode pembelajaran
menggunakan media kalender gambar ceria untuk setiap siklus, membuat
instrumen perkembangan bahasa, membuat lembar observasi, membuat
RPPH untuk setiap pertemuan tindakan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
 Pelaksanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan diadakan observasi kemampuan awal anak
tentang perkembangan bahasa anak khususnya dalam hal perbedaan bunyi
( fonologi )yang hasilnya akan dibandingkan dengan hasil observasi pada
siklus I dan siklus II. Observasi awal ini untuk memperoleh data informasi
tentang perkembangan bahasa anak. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam
empat kali tindakan ( pembelajarn menggunakan media flashcard ) yaitu 2
kali pada siklus I dan 2 pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi tindakan pada saat proses kegiatan pembelajaran dan hasil
dari kegiatan pembelajaran.
 Observasi
Observasi yang dilakukan menggunakan instrumen observasi yang meliputi
indikator yang di desain berdasarkan fokus penelitian. Kemudian peneliti
juga menggunakan alat bantu berupa kamera agar data lebih valid.
 Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan perubahan
kemampuan fonologi anak sebelum dilakukan tindakan dan sesudah
dilakukan tindakan. Penelitian ini menganalisis cara meningkatkan
kemampuan berbahasa ( fonologi ) anak usia 5 – 6 tahun. Pada kegiatan
refleksi peneliti bersama dengan guru mengevaluasi hasil dari tindakan yang
dilakukan pada siklus I dan melakukan revisi serta melihat perubahan
kemampuan berbahasa ( fonologi ) anak apakah terjadi peningkatan. Hasil
kegiatan refleksi ini sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman pada
perencanaa tindakan siklus berikutnya atau siklus II.
Hasil Penelitian
No Nama
BB MB BSH BSB
1. Adriel
2. Hamizan
3. Irsyad
4. Khalisa
5. Khayla
Tabel 2. Tingkat pencapaian perkembangan bahasa pada siklus I

b) Siklus II
 Perencanaan
Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk membuat program kegiatan
pembelajaran berbasis media kalender duduk ceria pada siklus II. Langkah
perencanaan pada siklus II adalah mempersiapkan dan menyediakan sarana yang
dibutuhkan, membuat program kegiata pembelajaran menggunakan media
flashcard. Membuat lembar observasi dan wawancara.
 Tindakan
Melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan
 Observasi
Pengamatan pengetahuan anak dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
instrumen observasi seperti lembar observasi, alat bantu kamera, dan catatan
lapangan.
 Refleksi
Pada tahap refleksi di siklus II yaitu mentabulasikan data dan dilanjutkan dengan
analisis presentase berdasarkan data asasmen awal dan asesmen akhir. Peneliti
brdiskusi dengan guru dan kepala sekolah serta membuat interpretasi hasil
penelitian. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan berhasil manakala
Kemampuan anak dalam membedakan bunyi huruf (fonologi) sudah meningkat
ada 3 anak yang mencapai kriteria Berkembang Sesuai Harapan dari keseluruhan
jumlah anak sebanyak 5 anak yang ada pada kelas B. (Arikunto, 2010: 128)
Hasil Penelitian
No Nama
BB MB BSH BSB
1. Adriel
2. Hamizan
3. Irsyad
4. Khalisa
5. Khayla
Tabel 2. Tingkat pencapaian perkembangan bahasa pada siklus II
B. Pembahasan

Pada observasi awal yang peneliti lakukan adalah merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan anak untuk mengembangkan bahasa anak (fonologi). Aktivitas yang dilakukan
adalah mengamati dalam kegiatan mengembangkan aspek bahasa anak terutama dalam segi
fonologi anak melalui media flashcard. Sekolah mendukung dalam sarana dan prasarana
seperti lapangan yang ada di sekolah TK Mutiara Insani. Guru di sekolah sangat ramah dan
menerima baik dalam penelitian ini. Anak sangat antusias dalam melakukan permainan media
flashcard karena pada dasarnya anak suka bermain. Perencanaan kegiatan dilaksanakan
setelah peneliti melakukan observasi awal. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada
perencanaan, yaitu peneliti menentukan target kompetensi, mendesain media pembelajaran
untuk setiap siklus, membuat instrument perkembangan bahasa , membuat lembar observasi,
membuat Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian untuk setiap pertemuan
tindakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, membuat jadwal pembelajaran. Kegiatan
yang dilakukan adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada saat
proses tindakan dan hasil dari kegiatan melakukan. Peneliti menata media gambar atau
flashcard dan menjelaskan tentang cara menggunakan media tersebut.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan bahasa (fonologi) anak


pada siklus I diperoleh hasil 2 anak (BB), 2 anak (MB) dan 1 Anak (BSH) . Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan bahasa anak khususnya dalam hal membedakan bunyi
huruf yang sama (fonologi ) masih belum meningkat secara optimal. Sedangkan, pada siklus
II anak mengalami peningkatan yang signifikan, memperoleh hasil 2 anak (MB) dan 3 ank
(BSH)

B. Saran

Setelah kegiatan penelitian ini praktikan mengharapkan agar guru bisa menyajikan
lebih banyak kegiatan atau media permainan yang dapat menstimulus setiap perkembangan
anak terutama perkembangan bahasa anak
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika
Cipta

Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tujuan Filosofis, Yogyakarta :
SUKAPress, 2014.

Efendi, N. F, Pendidikan Dalam Keperawatan Jakarta: Salemba Medika, 2008

Mutia Khairani, “Media Flashcard Braille Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Tunanetra” Jurnal Pendidikan Khusus.

Rahman Hibama S. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Galah

Santrock, John W. (2007). Perkembangan anak,edisi kesembilan,jilid 1. Jakarta : Erlangga

Undang-undang tahun 2003 tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Anda mungkin juga menyukai