Anda di halaman 1dari 13

PENCAPAIAN 8 (DELAPAN) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

OLEH KEPALA SEKOLAH


UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN

Nasyirwan
UPTD Curup Kabupaten Rejang Lebong
e-mail: nasyirwan24@gmail.com

Abstract: The objective of research is to describe the achievement of 8 national standard of


education beetwen private and public school. The method is qualitative descriptive. Collecting
data use observation, documentation and interview. The result of this research: first, the content
standard is not different; second, process standard are not different and qualified; third, graduates
competency standard is different in specific traits; fourth, education and educator standard are
different to authority of principal; fifth, facilities and infrastructure standard are different in
procedural; sixth, management standard done by private schools are more elastic; seventh, finance
standard has difference in sources; eighth, evaluation standard differentially in follow-up
evaluation results.

Keywords: management, education national standard, graduates quality

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang pencapaian 8 standar nasional pendidikan antara
sekolah dasar negeri dengan sekolah dasar swasta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Pengeumpulan data dimulai dari observasi, dokumentasi dan wawancara. Diperoleh hasil
penelitian: pertama, standar isi tidak terdapat perbedaan; kedua, standar proses tidak terdapat
perbedaan dan memenuhi standar; ketiga, standar kompetensi lulusan terdapat perbedaan ciri
khusus terhadap lulusannya; keempat, standar pendidik dan tenaga kependidikan ada perbedaan
dalam kewenangan kepala sekolah; kelima, standar sarana dan prasarana terdapat perbedaan dalam
prosedur memperolehnya; keenam, standar pengelolaan di sekolah swasta lebih leluasa; ketujuh,
standar pembiayaan ada perbedaan pada sumber; kedelapan, standar penilaian terdapat perbedaan
pada tindak lanjut.

Kata kunci: manajemen, standar nasional pendidikan, mutu lulusan

PENDAHULUAN Kondisi saling lempar tanggung jawab ini


Standar Nasional Pendidikan merupakan yang terpantau oleh pemerintah pusat, sehingga
acuan utama yang mengatur tentang standar diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 19
minimal yang harus terpenuhi dalam penge- Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidi-
lolaan sekolah oleh segenap penyelenggara kan dan Undang-undang Sistem Pendidikan
sekolah, yaitu guru dan kepala sekolah. Tuntutan Nasional mengisyaratkan agar sekolah menerap-
profesionalisme seorang guru tidak hanya dari kan Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah
pihak pemerintah saja, melainkan juga diminta yang sering dikenal dengan MBS. Penerapan
oleh pihak masyarakat yang memanfaatkan MBS ini hasruslah memenuhi 8 (delapan) stan-
tenaga guru dalam membimbing, mengajar, dan dar nasional pendidikan (SNP), yakni: 1) standar
mendidik peserta didik. Alasannya tanpa adanya isi; 2) standar proses; 3) standar kompetensi
profesionalisme guru maka akan sangat mustahil lulusan; 4) standar pendidik dan tenaga kepen-
siswa dapat mencapai kualitas hasil belajar yang didikan; 5) standar sarana dan prasarana; 6)
maksimal. Tentunya perlu secara seksama kita standar pengelolaan; 7) standar pembiayaan; 8)
lakukan peninjauan kembali kepada Undang- standar penilaian pendidikan.
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Perbedaan manajemen dalam pengelolaan
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah sekolah akan menghasilkan mutu lulusan yang
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar berbeda juga. Kajian mutu lulusan bukan hanya
Nasional Pendidikan. dilihat dari nilai UN, melainkan karakter yang
dimiliki oleh lulusan suatu sekolah mulai dari

724
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan 725

kematangan sikap kepribadian dan sosial, pengelolaan sumber keuangannya tanpa bantuan
penguasaan pengetahuan, serta keterampilan dari pemerintah daerah.
yang dimiliki menjadi bahan life skill bagi siswa Mirisnya kondisi yang dihadapi oleh
untuk mampu memperjuangkan kelangsungan sekolah negeri dan rumitnya penataan sekolah
hidupnya pada masa yang akan dihadapinya swasta merupakan hal yang menjadi pantauan
nanti, realita ini yang menjadi tolak ukur penulis selaku kepala UPT Disdik Kecamatan
sesungguhnya. Sekolah swasta dan sekolah Curup untuk dapat diperoleh keterangan dan
negeri pada prinsipnya sama-sama memiliki deskripsi yang sesungguhnya sesuai dengan data,
kelebihan dan kekurangan, akan tetapi tetap saja fakta dan realita yang terjadi dan dihadapi oleh
perbedaan mutu lulusan menjadi ukuran sekolah-sekolah tersebut. Untuk itu permasala-
keberhasilan suatu manajemen sekolah yang han ini perlu penulis angkat dalam sebuah
dipandang oleh masyarakat pada umumnya. penelitian dengan topik pembahasan tentang
Sekolah swasta dengan leluasa untuk menyeleksi pencapaian 8 (delapan) standar nasional pendidi-
siswa yang benar-benar berkompeten untuk kan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan
memperoleh mentalitas yang siap untuk mutu lulusan (studi perbandingan antara SD
berkompetisi baik dalam lingkungan sekolahnya Negeri dan SD Swasta di kecamatan Curup
maupun di luar sekolahnya, karena mereka pada Kabupaten Rejang Lebong) yang berada dalam
umumnya sudah dibiasakan berkompetisi secara wilayah kecamatan Curup.
jujur dan mengutamakan kualitas. Kondisi ini SNP adalah kriteria minimal tentang
akan memberikan dampak yang jauh lebih baik, sistem pendidikan diseluruh wilayah NKRI,
ketimbang dampak lulus 100% dengan nilai yang meliputi 8 (delapan) muatan standar, yaitu:
tertinggi tapi berkompetisi secara curang dan 1) Standar Isi (SI), mencakup lingkup materi
tidak jujur. minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
Peliknya kondisi yang dialami manajer mencapai kompetensi lulusan minimal pada
sekolah negeri berbeda dengan rumitnya manajer jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2) Standar
sekolah swasta. Kalau sekolah negeri berupaya Proses (SP), pada satuan pendidikan merupakan
bagaimana caranya untuk dapat memoles pelaksanaan proses pembelajaran secara inter-
sekolah nampak rapi, bersih, bermutu dan aktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
menyenangkan secara fisik untuk mengambil memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
perhatian pemerintah daerah yang memuji aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
penyelenggaraan pendidikannya bagus dan patut prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dicontoh. Sedangkan sekolah swasta bagaimana bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
caranya untuk menciptakan mutu sekolah fisik psikologis peserta didik. 3) Standar Kompetensi
dan non fisik untuk memperoleh perhatian, Lulusan (SKL), untuk pendidikan dasar dan
simpati dan empati dari masyarakat, sehingga menengah melaksanakan Peraturan Menteri
citra sekolah menjadi tujuan masyarakat untuk Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk
memasukkan anaknya ke sekolah swasta. satuan pendidikan dasar dan menengah serta
Kondisi ini telah terjadi dari era reformasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
khususnya sejak diberlakukannya Undang- 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi
Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
desentralisasi (otonomi) daerah. menengah. 4) Standar Pendidik dan Tenaga
Otoritas penuh yang diberlakukan pada Kependidikan (SPTK), di mana pendidik harus
pemerintah daerah terhadap aspek-aspek daerah memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
membuat pengelolaan sekolah juga menjadi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
urusan yang diatur oleh pemerintah daerah dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
banyak dijadikan ikon daerah untuk mendukung mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 5)
prestise politik sang kepala daerah. Tidak sedikit Standar Sarana dan Prasarana (SSP), Setiap
sekolah yang menjadi sasaran ujicoba, sasaran satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
pembinaan dan sasaran penilaian-penilaian meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
tertentu yang dibutuhkan daerah dalam mending- pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
krak rating politiknya, seperti untuk mencapai bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
penghargaan adipura, sekolah sehat, sekolah diperlukan untuk menunjang proses pembela-
berprestasi serta sekolah unggulan, namun jaran yang teratur dan berkelanjutan. 6) Standar
semua diserahkan pemerintah pengelolaannya Pengelolaan (SPl), dalam satuan pendidikan
kepada manajer sekolah termasuk masalah dilakukan oleh manajemen sekolah yang
726 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736

memiliki kewenangan untuk mengelola sekolah Pencapaian standar sarana dan prasarana antara
sedemikian rupa. 7) Standar Pembiayaan (SPb), SD Negeri dan SD Swasta; (6) Pencapaian
yang dilakukan dalam manajemen sekolah sesuai standar pengelolaan antara SD Negeri dan SD
dengan standar nasional pendidikan terdiri atas Swasta; (7) Pencapaian standar pembiayaan
biaya investasi bantuan pendidikan, biaya antara SD Negeri dan SD Swasta; dan (8)
personal biaya operasional satuan pendidikan. 8) Pencapaian standar penilaian pendidikan antara
Standar Penilaian Pendidikan (SPP), yang SD Negeri dan SD Swasta.
dilakukan di sekolah dasar mengacu pada sistem Secara teoritis penelitian ini diharapkan
penilaian berkelanjutan yang dikembangkan oleh dapat memberikan masukan untuk mengem-
tim jaringan kurikulum. Standar penilaian bangkan ilmu pengetahuan khususnya mata
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri kuliah manajemen berbasis sekolah, perencanaan
atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidikan, inovasi dan paradigm pendidikan.
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat
dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. memberikan manfaat yang positif kepada: (1)
Standar penilaian pendidikan yang dilakukan di bagi guru adalah sebagai bahan masukan
SD dilakukan melalui penilaian tertulis, lisan tentang perbandingan pencapaian 8 (delapan)
dan praktek. standar nasional pendidikan antara SD Negeri
Secara umum rumusan masalah penelitian dan SD Swasta; (2) bagi Kepala Sekolah adalah
ini adalah bagaimanakah perbandingan pen- sebagai bahan masukan untuk pencapaian 8
capaian 8 (delapan) standar nasional pendidikan (delapan) standar nasional pendidikan antara SD
antara SD Negeri dan SD Swasta di UPT Disdik Negeri dan SD Swasta; (3) Bagi Dinas
Kecamatan Curup? Secara khusus rumusan Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong sebagai
masalah penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah bahan masukan tentang perbandingan pencapai-
perbandingan pencapaian standar isi antara SD an 8 (delapan) standar nasional pendidikan
Negeri dan SD Swasta?; (2) bagaimanakah antara SD Negeri dan SD Swasta.
perbandingan pencapaian standar proses antara
SD Negeri dan SD Swasta?; (3) bagaimanakah METODE
perbandingan pencapaian standar kompetensi Penelitian ini memfokuskan pada upaya
lulusan antara SD Negeri dan SD Swasta?; (4) menganalisis fenomena yang berhubungan
bagaimanakah perbandingan pencapaian standar dengan pencapaian 8 (delapan) standar nasional
pendidik dan tenaga pendidikan antara SD pendidikan antara SDN Negeri dan Swasta di
Negeri dan SD Swasta?; (5) bagaimanakah UPT Disdik Kecamatan Curup. Rentetan kegia-
perbandingan pencapaian standar sarana dan tan penelitian yang penulis lakukan adalah
prasarana antara SD Negeri dan SD Swasta?; (6) melalui kegiatan awal yakni dengan cara meng-
bagaimanakah perbandingan pencapaian standar observasi objek penelitian, mencari dokumen-
pengelolaan antara SD Negeri dan SD Swasta?; dokumen dan dilanjutkan dengan melakukan
(7) bagaimanakah perbandingan pencapaian kegiatan wawancara pada sumber yang dapat
standar pembiayaan antara SD Negeri dan SD memberikan keterangan tentang data-data yang
Swasta?; and (8) Bagaimanakah perbandingan penulis perlukan dalam penelitian dan
pencapaian standar penilaian pendidikan antara pembahasan nantinya.
SD Negeri dan SD Swasta? Subyek penelitian yang penulis maksud-
Secara umum penelitian ini bertujuan kan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
untuk mendeskripsikan perbandingan pencapai- guru, siswa, kepala desa dan tokoh masyarakat
an 8 (delapan) standar nasional pendidikan di sekitar lingkungan sekolah. Subyek penelitian
antara SD Negeri dan SD Swasta di UPT Disdik tersebut penulis ambil melalui teknik purpossive
Kecamatan Curup. Secara khusus tujuan pene- sampling, yaitu memilih sampel yang didasarkan
litian ini adalah untuk mendeskripsikan perban- pada tujuan penelitian sehingga dalam pelak-
dingan pencapaian 8 (delapan) standar nasional sanaan wawancara yang dilakukan terarah sesuai
pendidikan berikut ini: (1) pencapaian standar isi dengan sasaran penelitian.
antara SD Negeri dan SD Swasta; (2) Analisis data dalam penelitian kualitatif
Pencapaian standar proses antara SD Negeri dan adalah proses mengatur urutan data, mengor-
SD Swasta; (3) Pencapaian standar kompetensi ganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori,
lulusan antara SD Negeri dan SD Swasta; (4) dan situasi uraian data.” Analisis data merupa-
Pencapaian standar pendidik dan tenaga pendidi- kan proses pencarian dan penataan secara
kan antara SD Negeri dan SD Swasta; (5) sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan,
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan 727

rekaman foto, dokumen, dan material lainnya dijelaskan di atas bahwa sekolah swasta ada
untuk kemudian diinterpretasikan dan diberikan tuntutan khusus yang dipersyaratkan oleh pihak
makna guna meningkatkan pemahaman peneliti yayasan, sehingga mereka mempunyai ciri
terhadap fokus penelitian yang kemudian pembeda dengan sekolah lain baik sama-sama
disajikan sebagai hasil penelitian. swasta maupun dengan sekolah negeri.
Teknik yang penulis gunakan untuk Penyusunan silabus mata pelajaran pada
menganalisis data dalam penelitian ini adalah SDITA dalam setiap mata pelajaran disusun
teknik induksi analitik, namun bukan untuk berdasarkan ketentuan BSNP, sehingga standar
menguji teori tertentu melainkan mengembang- yang diinginkan oleh pemerintah pusat dapat
kan teori. Karena induksi analitik ini bertolak tercapai dan pengembangan yang dinginkan
dari problem atau pertanyaan dan isu spesifik yaya-san tetap berjalan sesuai dengan tujuan
yang dijadikan fokus penelitian. Analisis data yayasan. Penyusunan silabus pada SDN 15
dalam penelitian ini dilakukan sejak data Curup Kota dilakukan berdasarkan ketentuan
dikumpulkan dari lapangan selama penelitian dari BSNP meskipun banyak juga yang
berlangsung sehingga proses pengumpulan data diadopsi dari silabus yang telah tersebar pada
dan analisis data dilakukan secara bersamaan situs-situs internet, hal ini dimaksudkan untuk
dan menyatu. Pekerjaan mengumpulkan data menyesuaikan dengan beberapa silabus yang
dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan disusun oleh sekolah-sekolah lain sebagai
cara menuliskan, mengedit, mengkalsifikasi, perbandingan dan untuk penyempurnaan.
mereduksi, dan menyajikannya secara sistematik. Artinya dalam konteks penyusunan
silabus secara umum sudah dilakukan berdasar-
HASIL DAN PEMBAHASAN kan ketentuan BSNP karena sudah melibatkan
Hasil pihak-pihak yang memang seharus-nya terlibat.
1. Pencapaian Standar Isi Akan tetapi pada sekolah negeri seperti yang
Dalam pelaksanaan kurikulum di SDN 15 dijelaskan di atas masih banyak pertimbangan
Curup Kota secara umum kurikulum sekolah dan perban-dingan yang mereka adopsi dari
disusun dan dikembangkan oleh sekolah silabus-silabus sekolah-sekolah ternama yang
berdasar-kan petunjuk dan acuan Badan Standar diambil dari internet. Hal ini menunjukkan
Nasional Pendidikan (BSNP). Hal senada juga bahwa ada upaya untuk melakukan penyem-
di SDITA bahwa sesuai dengan pengembangan purnaan dan mengingin-kan bentuk dan
mutu sekolah dan berdasarkan konsep mana- susunan silabus yang lebih sempurna. Sedang-
jemen ber-basis sekolah, maka SDITA menyu- kan pada sekolah swasta, mereka lebih
sun dan mengembangkan sendiri kurikulum menginginkan ada muatan khusus dalam silabus
sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan mereka untuk menjadi produk unggulan dan
meskipun harus mengacu pada standar nasional menjadi suatu ciri khas bagi mereka untuk
yang ditetapkan BSNP. Artinya pelaksanaan memberikan kepuasan pada peserta didik dan
kurikulum yang dilakukan oleh SD Negeri dan masyarakat dalam rangka berkompetisi untuk
SD Swasta yang menjadi objek penelitian menarik minat masyarakat secara luas dalam
menyatakan bahwa mereka sama-sama menyu- menyekolahkan anaknya ke SDITA Curup.
sun dan mengembang-kan kurikulum sesuai Penetapan KKM yang dilakukan oleh
kebutuhan sekolah dengan mengacu pada pihak sekolah baik swasta maupun negeri
standar nasional pendidikan. adalah melalui pembentukan tim kerja yang
SDITA terhadap penyelenggaraan dan bertugas menyusun dan menetapkan rumusan
penerapan kurikulum dilakukan dalam bentuk KKM secara bersama-sama antar guru, kepala
pengajaran berdasarkan prinsip pelaksanaan sekolah dan perwakilan wali murid atau komite
kurikulum yang sudah disusun dan disahkan sekolah. KKM yang dimiliki sekolah harus
oleh yayasan dan dinas pendidikan. Secara dikirim pada dinas pendidikan kabupaten
panduan, prinsip dan mekanisme dalam penyu- sebagai kontrak kerja guru dan kepala sekolah
sunan dan pengembangan kurikulum tidak dalam melaksanakan tugas pokok dan
terdapat perbeda-an yang banyak antara SD fungsinya masing-masing untuk dapat diukur
swasta dan SD negeri di lingkungan wilayah keberhasilan guru dan sekolah dalam melak-
kerja UPT-Disdik Kecama-tan Curup, akan sanakan proses pembelajaran dalam pendidikan.
tetapi berbicara muatan kurikulum yang
diterapkan pada sekolah swasta dan sekolah 2. Pencapaian Standar Proses
negeri memiliki perbedaan. Sebagaimana
728 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736

Secara umum guru membuat Rencana sangat panjang dan kewenangan kepala
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun pada sekolahpun tidak sampai pada tindakan.
setiap mata pelajaran. RPP disusun untuk setiap
pertemuan pembelajaran, walaupun untuk 3. Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
perte-muan berikutnya terkadang sudah disusun Siswa di SDITA melalui proses pembe-
juga pada saat ada waktu yang lebih banyak dan lajaran yang kontekstual dan berorientasi pada
memungkinkan. RPP disusun berdasarkan ren- ilmu pengetahuan dan teknologi akan mem-
cana tatap muka, setiap pertemuan dipisah dan peroleh pengalaman belajar untuk menunjukkan
memiliki lembaran tersendiri karena disahkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan
dan ditandatangani oleh kepala sekolah. RPP inovatif dalam pengambilan keputusan. Lain
yang disusun menurut keterangan yang halnya dengan siswa di SDN 15 Curup Kota
diperoleh harus berdasarkan pada sistematika memiliki ketergantungan dengan kemampuan
dan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh guru dalam mengajar, bila guru mampu
BSNP. RPP yang disusun digunakan untuk menerapkan kompetensinya secara baik tentu
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dan siswa akan memperoleh pengalaman belajar
dilakukan sesuai dengan BSNP baik muatan yang baik, namun terkadang guru tidak
yang dimasukkan maupun sistematika yang memiliki motivasi yang tinggi untuk menerap-
dianjurkan. kan kompetensi secara maksimal.
Keterangan tersebut menunjukkan bahwa Sedangkan pada siswa kelas 1 dan kelas
sekolah telah melakukan upaya untuk 2, proses pembelajarannya banyak bermain dan
mengawasi guru dalam penyusunan RPP. Akan menggunakan media-media yang menarik, baik
tetapi terdapat perbedaan yang berkenaan dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Hal
dengan muatan RPP yang disusun oleh sekolah demikian ditujukan agar siswa kelas rendah
swasta terhadap sekolah negeri yang dalam dapat mengalami dan merasakan yang sebenar-
skenarionya ditekan-kan untuk realitas dan nya tentang beberapa kondisi konkrit yang
benar-benar yang akan diterapkan dalam proses harus mereka tahu dan kuasai. Seperti halnya
pembelajaran. Keadaan ini dimaksudkan oleh dengan mengenal huruf, mengenal angka,
sekolah swasta dalam mengevaluasi kinerja menyusun huruf dan angka serta menulis.
guru yang dapat dipertahan-kan atau akan Selanjutnya pada kelas rendah bahwa membaca
mendapatkan pertimbangan khusus dalam dan menulis merupakan syarat mutlak untuk
penetapannya sebagai tenaga pendidik pada naik kelas, karena bila belum mampu menulis,
waktu selanjutnya. membaca dan berhitung akan sangat berdampak
Proses pembelajaran dilaksanakan oleh pada jenjang kelas selanjutnya.
guru yang menyusun RPP disesuaikan dengan Keterangan di atas terdapat persamaan
skenario yang telah dirancangnya dan dican- yang signifikan antara sekolah swasta dan
tumkan sesuai dengan urutan pembelajaran sekolah negeri dalam menyikapi kemampuan
yang sesungguhnya. RPP yang disusun oleh intelektual siswa. Akan tetapi pada sekolah
guru dan dilaksanakan dalam proses swasta yang kemampuan financial sekolahnya
pembelajaran mem-berkan kemudahan bagi sudah baik tentu memiliki kemampuan yang
guru yang bersangkutan untuk mengingat dan lebih disbanding sekolah negeri yang hanya
menerapkan langkah-langkah pembelajaran bergantung pada dana pemerintah. Artinya
tersebut. Bagi kepala sekolah SDITA dapat terdapat perbedaan yang terjadi pada sekolah
secara langsung melakukan tindak lanjut negeri dan sekolah swasta dalam bentuk
terhadap hasil pengawasan proses pembelajaran kelengkapan alat peraga dan media pembe-
yang secara berkelanjutan dan berkesinam- lajaran, serta kemampuan sumber daya manusia
bungan. Upaya-upaya tindak lanjut dapat yang dimiliki, dan juga berkenaan dengan
dilakukan dalam bentuk pembinaan intensif, keleluasaan wewenang yang diperankan oleh
pemberian reward, pemberian teguran atau kepala sekolah dalam bertindak terhadap
pem-berhentian bila dianggap benar-benar personal yang dipimpinnya.
mengece-wakan pihak sekolah dan yayasan. Selanjutnya bagi siswa yang mampu
Lain halnya dengan SDN 15 Curup Kota yang memahami dan menerapkan kecintaannya
tidak memung-kinkan untuk melakukan tindak terhadap tanah air dan bangsa maka ia akan
lanjut secara maksimal kepada guru yang rajin belajar, serta tidak akan berbuat buruk
berstatus PNS karena proses dan prosedurnya bagi sekolah dan dirinya, dan akan memiliki
berbagai prestasi dalam berkompetisi sesuai
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan 729

minat dan bakatnya. Sehingga siswa yang di Curup, misalnya pendidikan kesehatan
berprestasi akan memberikan kekhususnan wanita diambil dari tamatan akademi kebi-
baginya untuk dapat naik kelas walaupun danan.”
nilainya dianggap memiliki kekurangan. Sementara bidang studi PAI dan
Namun sekolah akan memperhitung-kan siswa Penjaskes diajar oleh guru bidang studi yang
tersebut sebagai siswa yang mampu member- relevan sudah memiliki guru yang relevan yakni
kan yang terbaik untuk sekolah pada bidang guru yang tamatan PGA melanjutkan pendidi-
lomba tertentu. kan ke strata 1 (S-1) Pendidikan Agama Islam
SDITA Curup merupakan sekolah yang di STAIN Curup, atau yang penjaskes juga ada
berlandaskan pada ajaran Islam yang member- guru yang dari SGO melanjutkan pendidikan
kan banyak tentang aturan-aturan sosial yang kejenjang S-1 Penjaskes Universitas Bengkulu.
berlaku di lingkungannya sesuai dengan ajaran Hal yang sama juga di SDITA semua guru
agama Islam. Sedangkan di SDN 15 Curup sesuai dengan kualifikasi dan klasifikasi
Kota siswanya diberikan pengarahan secara keilmuannya. Sehingga dalam penerapan komp-
terintegrasi untuk mengenal nilai sosial budaya etensi pedagogiknya sesuai dengan prinsip-
didalam proses pembelajaran. Pada penerapan- prinsip pembelajaran, demikian juga dengan
nya siswa di sekolah negeri maupun di sekolah kompetensi keperibadian dan profesionalnya.
swasta tetap diberikan beberapa kemampuan Jabatan kepala sekolah yang diemban
dasar tentang nilai-nilai sosial, meskipun di oleh kepala sekolah SDITA dan SDN 15 Curup
sekolah negeri bersifat niali sosial budaya sama-sama berstatus sebagai guru, memiliki
secara umum sedangkan di sekolah swasta yang sertifikat pendidik, dan memiliki SK sebagai
di anut oleh SDITA diarahkan pada nilai sosial kepala sekolah secara jelas dan sah. Sebagai
budaya Islam. tenaga pendidik yang telah menerima sertifikat
Kebersihan dan kesehatan juga dibiasa- pendidik profesional tentu sudah memiliki
kan oleh sekolah kepada siswa agar mereka kualifikasi pendidikan minimal S-1 dengan
peduli pada hidup bersih, sehat, bugar, aman memiliki Akta Mengajar IV, serta telah
dan memanfaatkan waktu luang sebagai wujud memiliki pengalaman mengajar setidaknya 5
kesadaran untuk hidup disiplin dan lebih baik. tahun. Hal tersebut tentu akan memberikan
Hal ini tidak diberikan secara pilih kasih dan pengalaman untuk seorang kepala sekolah
berlaku secara tertentu saja, melainkan secara dalam kemampuan manajerial yang ditunjukkan
keseluruhan, berkeadilan dan memiliki kesama- dengan keberhasilan mengelola siswa.
an dalam menjaga kebersihan, keteriban, serta Tenaga administrasi memiliki kemam-
keindahan sekolah. Hal ini tergambar dari hasil puan mengoperasikan komputer secara baik,
observasi kelas yang peneliti lakukan di SDITA staf tata usaha ini memiliki kemampuan yang
dan SDN 15 yang dalam proses pembelajaran- bagus dalam mengoperasikan komputer dengan
nya dilakukan melalui variasi metode mulai dari berbagai aplikasi dan officenya. Penjaga seko-
ceramah hingga diskusi dan pengamatan. Hal lah yang diinginkan oleh sekolah adalah
ini menunjukkan bahwa upaya untuk penjaga sekolah yang memiliki kemampuan
menciptakan siswa terbiasa hidup bekerja sama dalam tata kelola keruangan sekolah, seperti
baik dalam kelompok maupun dalam ling- kebersihan lingkungan, penataan ruang, pena-
kungan secara umum dapat ditanamkan melalui taan taman, penataan fasilitas lainnya sehingga
kebiasaan proses pembelajaran yang kontek- berfungsi sepenuhnya, walaupun kewenangan-
stual dan kooperatif. nya berbeda tapi keinginan memiliki tenaga
yang berkompetensi pada bidangannya sudah
4. Pencapaian Standar Pendidik dan Tenaga menjadi target dalam prekrutan tenaga oleh
Kependidikan suatu instansi atau lembaga. Sehingga benar-
Guru yang mengajar di sekolah ini sudah benar dapat memiliki penjaga sekolah yang bisa
memiliki kualifikasi akademik minimum sesuai dan rajin bekerja dan memiliki pemahaman
dengan Undang-undang Guru dan Dosen yakni tentang tata cara pelaksanaan tugasnya sebagai
secara umum sudah memiliki Akta Mengajar IV cleaning service.
dengan kualifikasi pendidikan Sarjana (S1) oleh
karena itu guru secara umum sudah berpendidi- 5. Pencapaian Standar Sarana dan Prasarana
kan S1, tetapi ada beberapa yang khusus masih Berkenaan dengan lahan sekolah di
memiliki kualifikasi pendidikan D-3, karena SDITA dan SDN 15 Curup Kota sama-sama
jurusan kekhususan ini masih jarang yang ada sudah memiliki lahan yang cukup dan mampu
730 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736

menampung jumlah siswa baik saat baris sekolah yang unggul, berkualitas, berprestasi
berbaris, senam, maupun upacara bendera. serta berakhlak mulia berdasarkan iman dan
Artinya sekolah memiliki lahan yang memenuhi takwa. Misi yang diemban SDN 15 adalah
ketentuan luas minimal sesuai dengan rasio melaksanakan kurikulum dengan baik, mening-
jumlah siswa. Keadaan di sekitar sekolah katkan kompetensi tenaga dan sarana prasarana,
berdasarkan hasil observasi peneliti tidak menanamkan nilai-nilai karakter sosial siswa,
terdapat adanya gejala pencemaran yang berba- meningkatkan pengembangan kemampuan diri,
haya, artinya lahan sekolah berada di lokasi mewujudkan sekolah yang bersih, nyaman dan
yang terhindar dari gangguan pencemaran air, indah.
pencemaran udara, pencemaran tanah, dan Penyusunan visi-misi oleh kepala sekolah
kebisingan. Dan yang paling penting terlihat dilakukan secara bersama oleh beberapa
kedua sekolah yang menjadi objek penelitian ini perwakilan guru dan komite sekolah. Artinya
menunjukkan adanya upaya kerindangan, visi misi yang dirumuskan oleh kedua sekolah
seperti banyak tanaman hijau, pagar, dan pohon ini sama-sama melibatkan unsur guru dan
pelindung yang sudah besar. komite dengan maksud agar dapat secara
Fasilitas dalam pengelolaan proses bersam-sama melaksanakannya dan relevan
pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah swasta dengan kondisi sekolah yang diakui oleh guru
dan sekolah negeri diperoleh gambaran bahwa dan komite sekolah masing-masing. Adapun
sekolah memiliki fasilitas penunjang pembel- visi-misi tersebut dimaksudkan untuk mening-
ajaran yang memadai seperti media, alat peraga, katkan kemajuan sekolah dan memberikan arah
laboratorium, perpustakaan dan alat-alat olah bagi kebijakan sekolah oleh kepala sekolah.
raga. Sedangkan di SDN 15 Curup kota sebagai Kegiatan merumuskan dan menetapkan
sekolah negeri yang dimodali sepenuhnya oleh tujuan yang akan dicapai sekolah menurut
pemerintah tidak memiliki kelengkapan media Mardiono dilakukan dengan cara bersama-sama
dan sarana pembelajaran seperti alat peraga atai dan waktunya juga bersamaan dengan penyu-
media pengajaran. sunan visi-misi, adapun tujuan SDITA adalah
Mebeler yang dimiliki kedua sekolah ini berupaya untuk meberikan kualitas pada insan
berdasarkan studi dokumentasi dan observasi dengan menanamkan nilai-nilai akhlakul
oleh peneliti ke kelas-kelas dan keruangan- karimah, menjadikan siswa yang handal iptek
ruangan yang memiliki mebeler menunjukkan dan imtaq melalui proses pembelajaran yang
bahwa mereka memiliki dan sudah memenuhi bermutu, melaksanakan proses pendidikan
kebutuhan terhadap mebeler, akan tetapi islami dengan memberikan contoh melalui
tentunya mebeler tersebut akan rentan sekali perilaku guru, karyawan dan kepala sekolah,
untuk rusak atau hancur yang diakibatkan oleh menerapkan kedisiplinan kepada guru dan
berbagai faktor. Selain mebeler, di SDN 15 siswa melalui penertiban dan peraturan sekolah
Curup Kota dan SDITA juga memiliki instalasi yang tegas, menerapkan pendidikan berbasis
listrik dengan daya minimum 900 watt. Bahkan teknologi semua media yang dibutuhkan dalam
di SDITA terdapat dua jalur installasi listrik. pengembangan media berbasis teknologi.
Sementara itu di SDN 15 memiliki tujuan
6. Pencapaian Standar Pengelolaan yaitu menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif,
Sekolah merupakan suatu lembaga yang inovatif, yang didukung oleh kinerja pendidik
wajib memiliki visi-misi dan tujuan sekolah. secara profesional, menghasilkan lulusan yang
Hal demikian merupakan tuntutan yang mampu berkompetisi kat dan berprestasi di
mempermudah orang lain mengenal daerah kita. masyarakat dan pada jenjang sekolah yang lebih
Umpamanya nenek tua dan tak mampu lagi tinggi, terwujudnya hubungan baik antara
bekerja maupun makan dan minum sendiri, warga sekolah dengan masyarakat, terwujudnya
apakah sekolah memiliki visi yang dijadikan suasana yang kondusif antar guru, murid dan
sebagai acuan utama dalam pengelolaan kepala sekolah, terlaksananya peningkatan
sekolah. Artinya sekolah harus jelas persoalan mutu sekolah secara menyeluruh baik di tingkat
yang dihadapi, semua sudah memiliki kesadar- sekolah maupun tingkat daerah dan nasional.
an untuk memahami visi-misi yang dilakukan. SDITA telah menyusun dan mensosiali-
SDN 15 memiliki visi menjadi sekolah sasikan program jangka pendek, menengah dan
yang bermutu, disiplin, dapat dipercaya dan panjang. Juga di SDN 15 memiliki rencana
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. strategis yang tersusun atas program jangka
Sedangkan SDITA memiliki visi bahwa menuju pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan 731

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan Sekolah melakukan segala bentuk


kemudahan bagi penyelenggaraan sekolah persiapan dalam pelaksanaan penilaian,
dalam melaksanakan visi-misi dan tujuan secara diantaranya membuat kepanitiaan kerja,
berkelanjutan, walaupun pada akhirnya akan menyiapkan kisi-kisi soal, menyiapkan soal dan
diganti kepala sekolahnya. melaksanakan tes, dilanjutkan dengan kegiatan
koreksi dan analisis. Rancangan kisi-kisi dan
7. Pencapaian Standar Pembiayaan soal didokumentasikan secara jelas dan rapi
Untuk memberikan gambaran yang jelas oleh tim kerja. Hal ini dimaksudkan untuk
dalam penganggaran di SDITA, maka sekolah mempermudah bagi guru dan siswa dalam
memiliki rencana kerja dan anggaran sekolah, melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran,
ungkap Sriyanti selaku bendahara sekolah, baik harian, mingguan, bulanan maupun
sama halnya dengan yang disampaikan oleh semester.
bendahara SDN 15 bahwa sekolah setiap awal Hasil pelaksanaan evaluasi tersebut
tahun anggaran menyusun Rencana Kerja dan dilakukan analisis dan tindak lanjut sesuai
Anggaran Sekolah (RKAS) hal ini berkenaan dengan hasil yang diperoleh, bisa berupa
dengan kegiatan dan anggaran yang terutama pengayaan bagi siswa yang sudah dianggap
dari dana BOS. RKAS yang didokumentasikan mampu, dan bisa perbaikan atau remedial bagi
leh sekolah memuat semua anggaran yang siswa yang dianggap masih kurang dalam
bersumber dari seluruh sumber keuangan mencapai hasil belajar dengan ketetapan KKM.
sekolah, seperti dari BOS, komite sekolah, Pelaksanaan penilaian yang dilakukan
investasi lain yang ikut berpartisipasi dalam oleh guru, dimulai dari penilaian kelas pada saat
pengembangan sekolah. pembelajaran berlangsung sampai dengan
SDITA ada donatur tetap dan donatur penilaian akhir semester dan penilaian kenaikan
tidak tetap yang ikut berpartisipasi menanam- kelas. Artinya pada kenyataan yang dijelaskan,
kan investasi untuk pengembangan sekolah, hal bahwa antara sekolah swasta dan sekolah negeri
ini sesuai dengan dokumentasi yang diarsipkan terdapat persamaan yang diatur dan dipandu
oleh bendahara dan perangkat staf sekolah. dalam BSNP tentang standar penilaian hasil
Keyakinan donatur dalam memberikan invest- pembelajaran di sekolah. Persamaan ini dimulai
tasinya ke sekolah ini karena mereka melihat dari penetapan tugas guru yang termasuk dalam
kebersamaan sekolah dalam mengembangkan tim perumus, penyusun dan pelaksana ujian,
dan membangun sekolah secara terbuka dan hingga pelaksanaan dan peninjauan secara
saling mengisi. Semua unsur dilibatkan secara keseluruhan melalui analisis hasil kerja yang
bersama-sama dalam melaksanakan program dilakukan, sesuai dengan konsep dan
kerja sekolah, termasuk diantaranya dalam hal sistematika BSNP.
penysusunan anggaran (RKAS) dan pelaporan Berkenaan dengan hasil yang diperoleh
penggunaan anggaran, sehingga arah dan tujuan siswa dan telah dilakukan analisis, perbaikan
pendanaan sekolah sangat jelas dan dapat dan pengayaan, maka guru harus melakukan
dipertanggungjawabkan. pelaporan secara tertulis tentang hasil belajar
Anggaran yang dituangkan dalam RKAS siswa kepada kepala sekolah dan pengawas
dijabarkan dalam beberapa item kegiatan, serta orang tua siswa secara berkala, yang
termasuk di dalamnya item kegiatan kesiswaan, setidak-tidaknya menurut Mardiono satu
yang tujuannya adalah untuk memberikan semester satu kali. Penjelasan ini juga dikemu-
anggaran yang leluasa bagi kegiatan kesiswaan kakan oleh Margono tentang pelaporan hasil
menyelenggarakan semua kegiatan yang dapat belajar siswa enam bulan sekali, melalui
dibiayai dan dikerjakan secara nyata oleh penyerahan buku rapor kepada wali murid
penyelenggara kegiatan. Sekolah membelanja- sebagai laporan hasil belajar siswa dalam satu
kan dana untuk kegiatan kesiswaan secara lebih semester.
besar dan lebih banyak itemnya untuk mencapai Selanjutnya dijelaskan bahwa “guru
kualitas kegiatan secara bersama-sama dan memanfaatkan hasil penilaian untuk memper-
dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapkan baiki proses pembelajaran dan meningkatkan
oleh sekolah dalam mengemas kegiatan yang pencapaian tujuan sekolah.” Ungkap Margono
berkualitas. dan didukung oleh Mardiono yang memiliki
kesamaan tentang pemanfaatan hasil belajar
8. Pencapaian Standar Penilaian siswa sebagai umpan balik dalam proses
pembelajaran disemester yang akan datang dan
732 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736

akan menjadi acuan dasar dalam memperbaiki pada wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan
pengelolaannya. Curup banyak memiliki kesamaan, yaitu dalam
hal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembe-
Pembahasan lajaran (RPP), pelaksanaan proses pembelajaran
1. Standar Isi dan supervisi Pembelajaran. Sebagaimana
Keterangan yang telah dideskripsikan di menurut Imron, (2007:73) bahwa “disekolah
atas menunjukkan bahwa pencapaian standar isi swasta pada umumnya memiliki manajemen
dalam hal ini kurikulum, silabus, dan penetapan yang tegas dengan kewenangan yang lebih
kriteria ketuntasan minimal yang telah leluasa dalam perencanaan, proses, serta
diterapkan oleh manajemen di SDITA Curup supervisi pembelajaran, ini dikarenakan kewe-
dan manajemen di SDN 15 Curup Kota nangan sekolah swasta lebih luas dan dapat
memberikan gambaran bahwa tidak terdapat bertindak sesuai dengan kebutuhan.”
perbedaan yang signifikan pada teknik dan Pendapat tersebut menunjukka bahwa
sistematika yang diadopsi dari BSNP, akan terdapat kesamaan antara teori yang
tetapi bagi SDITA Curup ada beberapa item dikembangkan oleh Imron tersebut dengan
yang tidak dimiliki oleh SDN 15 Curup Kota kenyataan yang terjadi pada pencapaian standar
sebagai sekolah negeri, berupa adanya peneka- proses yang terjadi pada sekolah swasta dan
nan pada nilai-nilai keagamaan (agama Islam) sekolah negeri pada wilayah kerja UPT-Disdik
dikarenakan SDITA Curup menginginkan Kecamatan Curup. Dengan demikian perbedaan
sekolah mereka memiliki ciri khas tersendiri dan yang terjadi merupakan hal yang biasa dan
menambah nilai jual di tengah-tengah bukan berarti bertentangan dengan BSNP
masyarakat. melainkan adanya penambahan berdasarkan
Selanjutnya terdapat juga tambahan tim kepentingan yang diinginkan oleh yayasan dan
pengembang kurikulum bagi sekolah swasta, sekolah untuk memberikan kesan yang elegan
yakni diambil dari unsur yayasan sebagai bagi sekolahnya dalam menarik minat masyara-
perumus dan penjamin mutu bagi yayasan dalam kat yang akan memasukkan anaknya ke sekolah
penyelenggaraan kegiatan sekolah. Berkenaan tingkat sekolah dasar. Menurut Suparno, 2011:
dengan penetapan KKM tidak ada pembedanya, 38) bahwa “beda antara sekolah swasta dan
karena untuk penetapan KKM dilakukan sekolah negeri dalam menarik minat masyarakat
mengikuti BSNP yang telah memberikan acuan untuk menyekolahkan anaknya adalah dengan
khusus bagi guru dan sekolah. Sebagaimana cara yang elegan dan memiliki ciri khas yang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun menjadi unggulannya dan melalui promosi-
2005 menjelaskan bahwa “BSNP merupakan promosi tertentu yang lebih giat dari sekolah
badan yang berupaya memberikan acuan standar negeri yang hanya mengandalkan popularitas
nasional dalam penyelenggaraan pendidikan di dan dukungan pemerintah.”
Indonesia untuk memberikan batasan minimal Hal yang demikian merupakan suatu
bagi sekolah dan lembaga pendidikan lainnya upaya yang dapat dilakukan oleh pihak swasta
sesuai dengan jenjang yang dilaksanakan.” mengingat pada saat ini pemerintah tidak
Pencapaian standar ini yang dilaksanakan memikirkan kelangsungan bagi sekolah swasta
oleh sekolah swasta dan sekolah negeri di akibat banyaknya kepentingan dalam penyeleng-
wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup garaan sekolah negeri, sehingga sekolah swasta
tidak terdapat perbedaan secara signifikan dalam tidak memperoleh siswa bila sekolah swasta
menyikapi standar nasional pendidikan, akan hanya berjalan seperti biasa mengikuti kondisi
tetapi pada sekolah swasta ada kepentingan sekolah negeri.
yayasan dalam penyusunan kurikulum sehingga
perlu diakomodir dalam kurikulum yang 3. Standar Kompetensi Lulusan
dikembangkan oleh tim. Kondisi ini merupakan Penerapan standar kompetensi lulusan
penambahan dan bukan penghapusan dari acuan yang dipersyaratkan oleh BSNP pada sekolah-
yang diberikan BSNP dalam penyelenggaraan sekolah memberikan batasan minima yang harus
atau pencapaian standar isi yang dilakukan oleh dicapai oleh siswa dan sekolah dalam mencapai
sekolah swasta. tujuan pendidikan di wilayahnya. Standar
kompetensi lulusan yang diterapkan pada seko-
2. Standar Proses lah swasta dan sekolah negeri terdapat sedikit
Penyelenggaraan standar proses yang perbedaan, dikarenakan ada kepentingan sekolah
dilakukan sekolah swasta dan sekolah negeri swasta dalam memberikan ciri khusus terhadap
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan 733

lulusannya berupa kemampuan membaca hendaknya memiliki tenaga administrasi yang


alqur’an, membiasakan diri untuk selalu sholat, mampu dan memahami tentang tata administrasi
dan memiliki keahlian tertentu bagi siswa yang sekolah, sehingga tenaga pendidik dan
mengikuti ekstra kurikuler. kependidikan di sekolah tidak kehilangan data
Suparno (2011: 92) bahwa “sekolah yang tentang inventarisasi sekolah.”
memberikan batasan minimal tertendah menun- Pendapat tentang pencapaian standar
jukkan adanya kekhawatiran bahwa sekolahnya pendidik dan tenaga kependidikan tersebut,
gak mampu untuk berkompetisi.” Artinya memberikan gambaran bahwa secara umum
pendidikan di suatu sekolah atau lembaga diharapkan sekolah memiliki tenaga pendidik
pendidikan perlu memperhatikan daya jualnya dan kependidikan yang memiliki standar sesuai
supaya masyarakat memiliki keyakinan untuk dengan BSNP dan mampu menerapkan
menyekolahkan anaknya di sekolah yang kompetensinya secara maksimal. Oleh karena itu
bersangkutan. Oleh karenanya sekolah swasta pencapaian standar pendidik dan tenaga kepen-
yang memiliki ciri khas tersendiri yang akan didikan dalam wilayah kerja UPT-Disdik
dikejar sama peserta didik, dan akan dapat Kecamatan Curup dapat berjalan dengan baik
menarik minat belajar siswa pada sekolah yang dan teruji.
memiliki kelebihan dan produk unggulannya.
Standar kompetensi lulusan yang 5. Standar Sarana dan Prasarana
dilakukan pengelolaannya oleh manajemen Pengelolaan yang dilakukan sekolah
pendidikan di sekolah swasta dan sekolah negeri terhadap standar sarana dan prasarana yang
pada wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan dimiliki telah dapat disesuaikan dengan standar
Curup tidak terdapat perbedaan yang mencolok. nasional pendidikan dan tidak memiliki perbeda-
Akan tetapi sekolah swasta yang memiliki basis an yang mendasar pada sekolah swasta dan
sekolah keagamaan atau kejuruan lebih memiliki sekolah negeri. Pelaksanaan pengelolaan yang
adanya penekanan pada ciri khas sekolah dilakukan oleh manajemen sekolah merupakan
tersebut sebagai bentuk pembedanya, hal ini upaya yang maksimal dilakukan untuk
merupakan suatu upaya sekolah swasta dalam memanfaatkan dan merawat segala sesuatu yang
memberikan ciri tertentu pada lulusannya bersifat milik sekolah dalam konteks sarana dan
sebagai produk unggulan sekolah swasta di prasarana pendukung penyelenggaraan pendidi-
tengah-tengah masyarakat. kan.
Sarana dan prasarana yang dikelola oleh
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidik- manajemen sekolah swasta dan sekolah negeri
an terdapat perbedaan dalam prosedur memperoleh-
Standar pendidik dan tenaga kependidikan nya, di mana sekolah swasta dapat meminta
yang dilakukan pengelolaannya oleh manajemen bantuan pada pemerintah melalui dana hibah dan
pendidikan di sekolah swasta dan sekolah negeri juga dapat memperoleh dari pihak yayasannya,
dalam wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan sedangkan sekolah negeri hanya bersumber dari
Curup sudah mengacu pada BSNP, di mana guru dana pemerintah. Hal ini sesuai dengan Tilaar,
pada umumnya sudah berbassi S-1 Pendidikan, (2004:3.18) bahwa “faktor lain yang sangat
Kepala sekolah sudah memiliki kemampuan berperan dalam penataan sekolah agar dapat
manajemen dan sudah memiliki masa kerja mendukung penyelenggaraan pendidikan secara
sebagai guru lebih dari 5 tahun, sedangkan maksimal adalah terpenuhinya standar sarana
tenaga administrasi yang direkrut juga sudah dan prasarana sekolah, baik yang bersifat tetap
memiliki keterampilan dalam menguasai maupun tidak tetap.” Pendapat lain juga
komputer dan surat menyurat. dikemukakan oleh Ali, (2008:119) bahwa
Hal ini menurut Sutarrahman, (2007:117) “sekolah hendaknya memiliki sarana dan
bahwa “guru dan kepala sekolah merupakan prasarana penunjang pendidikan secara baik dan
pelaku profesi yang harus menerapkan mencukupi semua kepentingan proses pembe-
kompetensinya sebagai tenaga pendidik secara lajaran, sehingga kegiatan yang dilakukan akan
maksimal dengan memenuhi beberapa ketentuan, memberikan hasil yang maksimal serta dapat
sehingga dapat menciptakan out put yang mencapai tujuan pendidikan di sekolah maupun
diharapkan oleh intansi pendidikan.” Selanjutnya tujuan secara umum tentang kualitas lulusannya.”
Imron, (2007: 132) mengungkapkan bahwa Pendapat di atas menunjukkan bahwa betapa
“untuk memaksimalkan potensi sekolah pentingnya sarana dan prasarana yang dapat
termanfaatkan dalam pengelolaannya, sekolah
734 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736

mendukung penyelenggaraan sekolah, baik Standar pembiayaan yang dilakukan oleh


dalam pembelajaran maupun keadminis-trasian. sekolah swasta dan sekolah negeri berdasarkan
BSNP tidak terjadi perbedaan, hanya saja
6. Standar Pengelolaan sekolah swasta memiliki sumber biaya yang
Standar pengelolaan pada sekolah swasta lebih dari sekolah negeri yang hanya terfokus
dan sekolah negeri dalam wilayah kerja UPT- pada dana yang dibantukan oleh pemerintah
Disdik Kecamatan Curup telah memiliki standar melalui dana BOS. Hal ini sebagaimana dikemu-
nasional pendidikan dan dapat memberikan kakan oleh Sergiovanni, (2005:173) bahwa
pengalaman khusus bagi peneliti dalam “keuangan sekolah akan sangat tergantung
mengamati dan meneliti semua yang telah dengan keterbukaan dan ketepatan penggunaan
dilakukan oleh manajemen sekolah. Pengelolaan anggaran oleh manajemen sekolah dan benda-
yang dilakukan menunjukkan telah berjalan hara dalam melakukan pembelanjaannya, apabila
dengan baik dan maksimal, meskipun msaih ada bagus pengelolaannya maka akan terkesan bagus
beberapa hal yang harus mendapat dukungan juga penyelenggaraan pendidikan di sekolah
penuh dari pemerintah dan tidak bersifat tersebut.” Pendapat ini menjelaskan betapa
mengintervensi penyelenggara sekolah dalam pentingnya pengelolaan sekolah dalam hal pem-
memanajemen sekolah. Pengelolaan yang dila- biayaan sekolah untuk dilakukan secara terbuka
kukan di sekolah swasta lebih memiliki dan berkeadilan, yang mampu membiayai semua
keleluasaan dan tidak adanya intervensi dari aspek penyeleng-garaan pendidikan secara
pihak pemerintah dalam manajemen berbasis merata dan memberikan prioritas pada kegiatan
sekolah yang memenuhi BSNP, sedangkan yang menyentuh kegiatan kesiswaan.
sekolah negeri sering terjadinya dualism kepen- Pencapaian yang dilakukan secara umum
tingan dalam pengelolaan sekolah. sudah baik dan tidak terdapat penyalahgunaan
Kenyataan yang menunjukkan bahwa anggaran, baik di sekolah swasta maupun di
sekolah swasta memiliki keunggulan dalam sekolah negeri walaupun secara prioritas hanya
memiliki sarana dan prasarana adalah hal yang bersumber dari dana BOS, sedangkan pihak
tidak berlaku secara umum, sebab bagi sekolah sekolah swasta sedikit lebih banyak sumber
swasta yang belum memiliki kemapanan keuangannya meskipun mereka juga harus
finansial bisa saja berada di bawah sekolah membiayai penggajian tenaga pendidik dan
negeri, namun dalam sistem pengelolaannya kependidikan yang bukan PNS sebagaimana di
menurut Imron, (2007:152) bahwa sekolah sekolah negeri.
swasta lebih mengutamakan kompetensi penye-
lenggara sekolah yang lebih berpotensi dalam 8. Standar Penilaian
rekrutment ketenagaan, sehingga sekolah swasta Pelaksanaan standar pengelolaan penilaian
memiliki tenaga yang lebih handal dan yang dilakukan oleh sekolah swasta dan sekolah
berkompetensi dibandingkan di sekolah negeri, negeri telah dilakukan secara kondusif dan
walaupun hal ini tidak berlaku pada semua memiliki langkah-langkah yang terencana
sekolah swasta. Artinya keadaan ini hanya bagi dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan tindak
sekolah-sekolah swasta yang yayasan pemilik- lanjut. Di mana persiapan yang dilakukan
nya sudah memiliki kemampuan financial yang dengan membentuk tim, menyusun kisi-kisi, dan
cukup mapan dan memiliki tujuan untuk menyusun soal secara rapi dan jelas. Pencapaian
kemajuan yang tinggi. standar penilaian yang diterapkan di sekolah
swasta dan sekolah negeri tidak terdapat
7. Standar Pembiayaan perbedaan dan tetap berdasarkan pada BSNP,
Standar pembiayaan dalam pengelolaan akan tetapi tindak lanjut hasil penilaian yang
sekolah swasta dan sekolah negeri yang ada di dilakukan pada sekolah swasta lebih mendorong
wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup pada siswa untuk mampu menuntaskan KKM
secara umum telah memiliki orientasi untuk yang telah ditetapkan. Sebagaimana dijelaskan
memberikan sebaran pembiayaan sesuai dengan oleh Sutarrahman, (2007: 149) bahwa “penilaian
prioritas masing-masing dalam beberapa item yang dilakukan oleh sekolah hendaknya
pembiayaan. Pelaksanaan RKAS oleh kepala terencana dan prosedural, untuk dapat mem-
sekolah dan bendahara dilakukan secara terbuka berikan upaya yang maksimal dalam menarik
dan bertanggung jawab dan tidak dilakukan hal- kesimpulan tentang hasil belajar siswa baik
hal yang menyimpang dalam pembayaran gaji, penjenjangan kelas, maupun dalam penentuan
honor kegiatan serta pembelajaan barang. kelulusan.” Pendapat tersebut mengungkapkan
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar Nasional Pendidikan 735

bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan 6. Standar pengelolaan yang dilakukan di


oleh sekolah sudah sesuai dengan keinginan dari sekolah swasta lebih memiliki keleluasaan
penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan tidak adanya intervensi dari pihak
karena di sekolah swasta maupun di sekolah. pemerintah dalam manajemen berbasis
sekolah yang memenuhi BSNP, sedangkan
SIMPULAN DAN SARAN sekolah negeri sering terjadinya dualism
Simpulan kepentingan dalam pengelolaan sekolah.
Simpulan yang penulis peroleh dalam 7. Standar pembiayaan yang dilakukan oleh
penelitian ini bahwa secara umum tidak terdapat sekolah swasta dan sekolah negeri berdasar-
perbedaan yang signifikan terhadap pengelolaan kan BSNP tidak terjadi perbedaan, hanya saja
sekolah swasta dan sekolah negeri di wilayah sekolah swasta memiliki sumber biaya yang
kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup, akan tetapi lebih dari sekolah negeri yang hanya terfokus
ada beberapa item dari 8 standar tersebut yang pada dana yang dibantukan oleh pemerintah
berbeda dengan adanya andil dari pihak yayasan melalui dana BOS.
bagi sekolah swasta, yang diuraikan sebagai 8. Standar penilaian yang diterapkan di sekolah
berikut: swasta dan sekolah negeri tidak terdapat
1. Standar isi tidak terdapat perbedaan dalam perbedaan dan tetap berdasarkan pada BSNP,
menyikapi standar nasional pendidikan, akan meskipun tindak lanjut hasil penilaian yang
tetapi pada sekolah swasta ada kepentingan dilakukan pada sekolah swasta lebih mendo--
yayasan dalam penyusunan kurikulum rong pada siswa untuk mampu menuntaskan
sehingga perlu diakomodir dalam kurikulum KKM yang telah ditetapkan.
yang dikembangkan oleh tim.
2. Standar proses yang dilaksanakan oleh Saran
sekolah swasta dan sekolah negeri dalam Secara umum dapat penulis sarankan
wilayah UPT-Disdik Kecamatan Curup tidak bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan
terdapat perbedaan yang mendasar dan tetap referensi dalam pengelolaan sekolah dasar baik
memenuhi standar nasional pendidikan. di SD Negeri maupun di SD Swasta. Selanjutnya
3. Standar kompetensi lulusan yang diterapkan secara khusus penulis rekomendasikan kepada:
pada sekolah swasta dan sekolah negeri 1. Kepada guru, hendaknya selalu melakukan
terdapat perbedaan, dikarenakan ada pekerjaan dengan disiplin dan bekerja dengan
kepentingan sekolah swasta dalam member- kesungguhan serta menyesuaikan pelaksana-
kan ciri khusus terhadap lulusannya berupa an proses pembelajaran dengan standar
kemampuan membaca alqur’an, membiasa- nasional pendidikan.
kan diri untuk selalu sholat, dan memiliki 2. Kepada kepala sekolah, sekiranya dapat
keahlian tertentu bagi siswa yang mengikuti menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah
ekstra kurikuler. satu reperensi dalam menyikapi pencapaian 8
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan (delapan) standar nasional pendidikan.
yang dimiliki sekolah swasta dan sekolah 3. Kepada kepala dinas pendidikan, hendaknya
negeri juga terdapat perbedaan meskipun memberikan kewenangan yang lebih luas
tidak mendasar, yakni terdapat perbedaan kepada kepala sekolah untuk menerapkan
dalam kewenangan kepala sekolah atau pihak manajemen berbasis sekolah dan menerapkan
yayasan untuk mengangkat dan menghenti- 8 (delapan) standar nasional pendidikan
kan tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
dinilai tidak memenuhi standar nasional 4. Pemerintah daerah otonom, hendaknya men-
pendidikan, sedangkan di sekolah negeri yesuaikan program dan kebijakan terhadap 8
tidak memiliki kewenangan tersebut. (delapan) standar nasional pendidikan
5. Standar sarana dan prasarana yang dikelola sehingga dapat menciptakan kompetisi yang
oleh manajemen sekolah swasta dan sekolah berkualitas pada kepala sekolah dan guru
negeri terdapat perbedaan dalam prosedur dalam menata sekolah menjadi lebih
memperolehnya, di mana sekolah swasta berkualitas.
dapat meminta bantuan pada pemerintah
melalui dana hibah dan juga dapat DAFTAR RUJUKAN
memperoleh dari pihak yayasannya, sedang-
kan sekolah negeri hanya bersumber dari Ali, M.H. 2008. Azas-azas Manajemen Modern.
dana pemerintah. Yogyakarta: Liberty.
736 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736

Imron, Ali. 2007. Pembinaan Guru di Indonesia. Suparno. 2011. Siapkah Pendidikan Indonesia
Bandung: Remaja Rosdakarya. Memasuki Millenium Ketiga?. Malang:
Sasongko, Rambat, Nur, dkk. 2013. Pedoman Jurnal FKIP Universitas Malang.
Penulisan Karya Ilmiah (Penulisan Sutarrahman. 2007. Keunggulan Hibrida Guru
Makalah, Referensi, dan Tesis). dalam Implementasi Teknologi
Bengkulu: Prodi MAP PPs FKIP Pembelajaran. Garut: Orasi Ilmiah dalam
Universitas Bengkulu Acara Wisuda STKIP Garut.
Sergiovanni. 2005. Dasar-Dasar Manajemen. Tilaar, H.A.R. 2004. Manajemen Pendidikan
Bandung: Alfabeta. Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai