Kelompok3 Makalah DokumentasiKonstipasi
Kelompok3 Makalah DokumentasiKonstipasi
Disusun Oleh :
Makalah berjudul:
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui dengan Konstipasi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Dokumentasi
SOAP Nifas dan Menyusui dengan Konstipasi diharapkan dapat memberi
pengetahuan serta menambah wawasan bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Nurul Aini, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.
2. Ibu Linda Ika Puspita Arianti M. Keb. selaku Ka Prodi Akademi Kebidanan
Jember.
3. Ibu Istifidatul Ilmiyah, M.Keb selaku pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusi Akademi Kebidanan Jember.
4. Teman-teman tingkat 2 Akademi Kebidanan Jember.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi
penulis sendiri untuk mempermudah pemahaman dan peningkatan pengetahuan.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PEMBUKAAN
1
sehingga menyebabkan makin susahnya defekasi, yang jika dibiarkan akan
menimbulkan haemorrhoid (Irianto, 2017)
Cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain pemberian
diet/makanan dan cairan yang cukup, pendidikan kesehatan pola eliminasi serta
perawatan luka jalan lahir. Bila usaha di atas belum berhasil dapat dilakukan
pemberian huknah atau obat supposotria. (Sulistyawati. 2016)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa nifas
2. Untuk mengetahui pengertian konstipasi
3. Untuk mengetahui etiologi konstipasi
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala konstipasi
5. Untuk mengetahui patofisiologi konstipasi
6. Untuk mengetahui dokumentasi SOAP asuhan kebidanan nifas dengan
konstipasi
2
BAB II PEMBAHASAN
3
5. Mengedan untuk mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan
robekan pada lapisan mukosa anus (anal fissure) dan perdarahan
6. Konstipasi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih
7. Tinja yang padat dan keras menyebabkan makin susahnya defekasi,
sehingga akan menimbulkan haemoroid (Irianto, 2017).
2.5 Patofisiologi Konstipasi
Dikatakan konstipasi bila buang air besar harus mengejan secara berlebihan.
Konstipasi akan timbul, dimana dalam proses defekasi terjadi penekanan yang
berlebihan pada usus besar. Tekanan tinggi ini dapat memaksa bagian dari
dinding usus besar (kolon) keluar dari sekitar otot, membentuk kantong kecil
yang disebut divertikula, ketika serat yang dikonsumsi sedikit kotoran akan
menjadi kecil dan keras. Pada keadaan normal kolon harus dikosongkan sekali
dalam 24 jam secara teratur (Irianto, 2017).
1. Penanganan
2. Pemberian diet/makanan yang mengandung serat
3. Pemberian cairan yang cukup
4. Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan
5. Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir
6. Bila usaha di atas belum berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau
obat supposotria. (Irianto, 2017)
2.6 Dokumentasi Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui dengan Konstipasi
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Hari Ke-8
No. Register : 263719
Hari/Tanggal : 8 November 2021
Pengkajian :
Jam : 09.30 WIB
Tempat : PMB Yekti Arsih, M.Keb
Pengkaji : Yekti Arsih, M.Keb
SUBJEKTIF
A. Biodata/Identitas
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
4
No. Telp. : 085335726372 No. Telp : 083345762398
Keterangan :
Nama :Untuk identifikasi / mengenal penderita
Suku/Bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat yang digunakan dan bahasa
apa yang dipakai sehingga memudahkan dalam
memberikan asuhan terutama dalam memberikan konseling
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yang dianutnya dalam
rangka memudahkan dalam memberikan asuhan
Pendidikan : Untuk mengetahui bagaimana/ sejauh mana pengetahuan
suami
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan keluarga,
sehingga memudahkan menghubungi suami/ keluarga
No. telp : Untuk memudahkan menghubungi klien/ keluarga klien
B. Alasan Kunjungan/Keluhan
Tidak bisa buang air besar
C. Riwayat Obstetri (HAMIL INI)
KEHAMI
PERSALINAN ANAK NIFAS KB
An LAN
ak BB Penyul
Us Penyu Jeni Penyul Temp Penol Keada Um Penyul Lakta Jeni La
Ke- JK La it
ia lit s it at ong an ur it si s ma
hir
Keterangan :
1. Pembagian dalam usia kehamilan:
a. Abortus : Usia kehamilan < 20 minggu/berat janin < 500 gr
b. Preterm : Usia kehamilan ≥ 20 minggu dan ≤ 37 minggu
c. Aterm : Usia kehamilan 38-42 mgu
d. Postmatur / serotinus/ postdate : Usia kehamilan diatas 42 mgu
(Sarwono, 2005)
2. Macam Penyulit Kehamilan
a. Hiperemesis gravidarum
b. Pre eklamsi-Eklamsi
c. Kehamilan Ektopik
d. Perdarahan antepartum
e. Gemelli
f. Kelainan dalam lama kehamilan (abortus, imatur, prematur,
postdated)
g. Kelainan dalam placenta & selaput janin (misal : mola hidatidosa,
dll )
(Cunningham, 2006)
3. Macam Penyulit Persalinan
a. Distosia kelainan tenaga, letak dan bentuk janin, panggul, traktus
genitalis
b. Gangguan Kala III (perdarahan postpartum, retensio placenta )
c. Syok
4. Macam Penyulit Nifas
5
a. Infeksi nifas
b. Kelainan pada mammae
c. Subinvolusi uterus
d. Trombosis
e. Emboli
5. Keadaan Normal Bayi Baru Lahir
BB = 2,5- 4 kg
6. Macam-macam KB
a. Suntik
b. Pil
c. AKDR
d. Implant
e. Dll
D. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Bayi
a. Hari/Tanggal Lahir : Senin, 1 November 2021
b. Jenis Persalinan : Normal/Spontan
c. Penyulit : Tidak ada penyulit
d. BB/PB : 3000 gram/52 cm
2. Plasenta
a. Jenis : Spontan
b. Lengkap : Ya
c. Penyulit : Tidak ada
3. Laserasi (ada/tidak) : Tidak
4. Obat yang didapat : Tablet Fe dan Vitamin A
E. Riwayat Kesehatan
Jantung Ginjal Asma Hepatitis
DM Hipertensi HIV TBC
Gemeli
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Jantung Ginjal Asma Hepatitis
DM Hipertensi HIV TBC
Gemeli
Keterangan
Tanda Gejala Penyakit Sistemik
1. Jantung : Bila ditandai dengan mudah lelah, jantung berdebar, sesak
napas, angina pectoris, pembesaran vena jugularis, oedema,
tangan berkeringat, hepatomegali, takikardi,
kardiomegali.
2. Ginjal : Bila ditandai dengan fatigue, malaise, gagal tumbuh, pucat,
lidah kering,
poliuria, hipertensi, proteinuria, nokturia.
3. Asma : Bila ditandai dengan napas pendek, berbunyi (wheezing),
batuk-batuk (tersering pada malam hari), napas atau dada
tertekan.
4. TBC : Bila pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda filtrat
(redup, bronkial, ronki basah), tanda-tanda penarikan paru,
diafragma dan mediastinum
6
5. Hepatitis : Bila terdapat anoreksia, mual muntah ,febris, hepatomegali,
ikterus.
6. Diabetes Millitus : Bila ada tiga tanda utama yang biasanya terdapat
pada penderita diabetes mellitus yaitu poliuria,
polidipsi, poliphagi
7. Hipertensi : Tekanan darah diatas 160/90 mmHg → lihat
penapisan
G. Pola Kegiatan Sehari-Hari
POLA SETELAH MELAHIRKAN
Makan
Frekuensi : 6 kali sehari
Jumlah : 6 Piring dengan selingan buah 1
kali
Jenis : Nasi, sayur, ikan, tahu/tempe,
NUTRISI
pepaya
Minum
Frekuensi : 12 kali sehari
Jumlah : 14 gelas (2800 liter)
Jenis : Air putih
BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Konsistensi : Padat lembut seperti sosis
ELIMINASI Warna : Kuning sedikit kecokelatan
BAK
Frekuensi : 5-7 kali sehari
Warna : kuning jernih
AKTIVITAS Normal ibu rumah tangga + menyusui
Lama : 9 jam ( 8 jam malam & 1 jam
ISTIRAHAT/TIDUR
siang)
SEKSUALITAS Frekuensi : Selama PP belum
Mandi : 2 kali sehari
PERSONAL
Sikat gigi : 2 kali sehari
HYGIENE
Tempat : Kamar mandi
Frekuensi : Saat bayi haus (minim setiap 2
MENYUSUI
jam)
KEBIASAAN
YANG
-
MEMPENGARUHI
KESEHATAN
H. Riwayat Psikososial
1. Respon ibu dan keluarga terhadap bayinya : Menerima kehadiran bayi
2. Riwayat pernikahan
a. Usia pertama kali menikah : 22 tahun
b. Pernikahan ke :1
c. Lama menikah : 1 tahun
d. Status pernikahan : Menikah sah agama dan negara
7
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
4. Dukungan keluarga : Menerima dan mendukung atas
kehamilan dan kelahiran bayinya
5. Kepercayaan dan adat istiadat : Berdoa dan bersyukur akan
kehadiran
bayi dan keselamatan ibu serta
syukuran 1 bulan kelahiran bayi
I. Rencana KB : KB suntik 3 bulan
OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik (sedikit meringis)
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Antropometri
a. BB saat ini : 62 kg
b. TTV
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 85 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Keterangan:
1. Keadaan Umum : Lemah, Cukup, Baik
Pemeriksaan fisiK harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan
umum pasien yang mencakup: (1) Kesan keadaan sakit, termasuk face
dan posisi pasien; (2) Kesadaran; (3) Kesan status gizi. Penilaian KU
adalah sesuai observasi bidan pada saat pertama kali bertemu klien.
Parameter untuk menilai KU klien baik atau tidak baik adalah postur
tubuh, cara berjalan, emosi ibu, kecemasan, kemarahan, malnutrisi,
anemi. Dengan penilaian keadaan umum ini akan dapat diperoleh
kesan apakah pasien dalam keadaan distres akut yang memerlukan
pertolongan segera, ataukah pasien dalam keadaan yang relatif stabil
sehingga pertolongan dapat diberikan setelah dilakukan pemeriksaan
fisis yang lengkap.
2. Kesadaran
Kesadaran baru dapat dinilai bila pasien tidak tidur. Tingkatan
kesadaran dinyatakan sebagai berikut :
1). Composmentis : Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respons
yang adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan.
Cirinya : bangun, respon terhadap rangsang sesuai, orientasi thd
waktu, tempat, orang sesuai
2). Apatik : Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya ia akan memberi respons yang
adekuat bila diberikan stimulus.
Cirinya : sering tidur,mudah dibangunkan, respon sesuai
3). Somnolen : Yakni tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada
apatik, pasien tampak mengantuk, selalu ingin tidur, ia tidak
responsif terhadap stimulus ringan, tetapi masih memberikan
8
respons terhadap stimulus yang agak keras, kemudian tertidur
lagi.
Cirinya : bangun jika ditepuk-tepuk, respon sesuai, kembali tidur
4). Delirium : Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi, iritatif, dan salah persepsi terhadap
rangsangan sensorik hingga sering terjadi halusinasi.
Cirinya : respon hanya pada rangsang nyeri, jika menginginkan
sesuatu menarik-narik jari atau mendorong tangan, tidak benar-
benar bangun saat di beri rangsang
5). Sopor : Pada keadaan ini pasien tidak memberikan respons ringan
maupun sedang, tetapi masih memberi sedikit respons terhadap
stimulus yang kuat, refleks pupil terhada cahaya masih positif
(Semi Koma).
Cirinya : respon hanya pada rangsang nyeri, menampilkan
gerakan refleks seperti decerebrasi, decortisasi
6). Koma : Pasien tudak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun,
refleks pupil terhadap cahaya tidak ada, ini adalah tingkat
kesadaran yang paling rendah.
Cirinya : tidak ada respon, lengan atau tungkai bawah flaccid
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : Tidak pucat
2. Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah muda
3. Mulut/Gigi/Lidah : Bersih, sariawan (-), gigi berlubang (-) karies (-)
4. Leher : Pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena
jugularis (-)
5. Dada
Payudara
a. Simetris : Ya
b. Kebersihan : Bersih
c. Putting : Menonjol kanan kiri
d. Collostrum/ASI : Ada kanan kiri
e. Nyeri : Tidak ada kanan kiri
f. Masa : Kanan kiri
g. Warna : Mengkilap kanan kiri
h. Konsistensi : Kanan kiri
Keterangan:
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabakan payudara bengkak,
dijelaskan dalamtabel berikut :
Gejala dan tanda Gejala dan tanda Diagnosis
selalu ada Kadang-kadang ada Kemungkinan
• Buah dada
• Buah dada nyeri
bengkak
dan bengkak Bendungan ASI
• Kedua buah dada
• 3 – 5 hari
terkena
• Payudara nyeri • Bendungan lalu
dan bengkak infeksi
Mastitis
• Merah, • Umumnya hanya
meradang satu sisa
9
Gejala dan tanda Gejala dan tanda Diagnosis
selalu ada Kadang-kadang ada Kemungkinan
• 3 – 4 minggu
nifas
• Payudara
• Bengkak dan
bengkak
fluktuasi Abses mamae
• Merah dan
• Keluar nanah
radang
Abses bergaung,
• Luka, keluar • Eritema ringan di
seroma atau
cairan / darah luar insisi
hematoma
6. Abdomen
a. Bekas SC/luka OP : (-)
b. Fundus Uteri : Pertengangahan pusat-simpisis
Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus
Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat – 500 gr
simfisis
14 hari (2 minggu) Tak teraba 350 gr
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gr
56 hari (8 minggu) Normal 30 gr
c. Kontaksi uterus : Baik
d. Kandung kencing : Kosong
e. Diastasirekti : 1 jari
7. Genetalia
a. Kebersihan : Bersih
b. Varises : Tidak ada
c. Pengeluaran lochea : Sanginolenta (warna putih bercampur
merah)
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya
sebagai berikut :
1) Lochea rubra (kruenta)
1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam; Terdiri dari sel
desidus, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum, sisa
darah.
2) Lochea sanginolenta
sampai 7 hari; berwarna putih bercampur merah
3) Lochea serosa
sampai 14 hari; Berwarna kekuningan
4) Lochea alba
Setelah hari ke-14; Berwarna putih
10
d. Luka perineum : Bersih, luka sembuh, pus(-) tidak
kemerahan
8. Ekstremitas
a. Varises : Kanan kiri (-)
b. Odema : Kanan kiri (-)
c. Homan sign : Kanan kiri (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
ANALISA
Diagnosa :
P1001 PP hari ke 8 dengan konstipasi
Masalah :
Diagnosa : Konstipasi
Masalah Potensial : Hemoroid
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan disesuaikan dengan kasus yang ada
2. Meliputi tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
3. Penulisan jam disesuaikan dengan waktu pelaksanaan tatalaksanan yang
bersangkutan
4. Menggunakan kalimat aktif; ditulis dalam bentuk kolom
5. Setiap penatalaksanaan dicantumkan evaluasi/ hasil
Masalah Tindakan Segera
Konstipasi Pemberian huknah atau laksan
suppositoria
Masalah Perencanaan
Konstipasi a . Pemberian diet/makanan
yang mengandung serat
b . Pemberian cairan yang cukup
c . Pengetahuan tentang pola
eliminasi pasca melahirkan
d . Pengetahuan tentang
perawatan luka jalan lahir
e . Pemberian huknah atau obat
supposotria
Masalah Penatalaksanaan
Konstipasi a . Menjelaskan konstipasi pada
ibu PP
b . Memberikan diet/makanan
yang mengandung serat
c . Memberikan cairan yang
cukup
d . Memberikan KIE tentang
pola eliminasi pasca
melahirkan
e . Memberikan KIE tentang
perawatan luka jalan lahir
11
f . Memberikan huknah atau
obat supposotria
Jadwal kunjungan nifas beserta asuhannya:
Waktu Kunjungan Asuhan
6 jam – 2 hari PP 1. Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
2. Pengukuran TD, S, RR, dan N
3. Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
4. Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda
infeksi
3 - 7 hari PP 5. Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus
uteri
6. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian
Asi ekslusif
7. Pemberian kapsul vitamin A (2 kapsul) (KF 1 –
KF 2)
8 - 28 hari PP
8. Pelayanan kontrasepsi pasca salin
9. Konseling
10. Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas
dengan komplikasi
11. Memberika nasihat :
a. Makan makanan yang beraneka ragam yang
29 – 42 hari PP mengandung karbohidrat, protein hewani &
nabati, sayur dan buah-buahan
b. Kebutuhan air minum pada ibu menyusui
pada 6 bulan pertama 14 gelas sehari dan
pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari
c. Menjaga kebersihan diri, termasuk
kebersihan daerah kemaluan, ganti
pembalut sesering mungkin
d. Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
e. Melakukan aktifitas fisik pasca melahirkan
dengan intensitas ringan sampai sedang
selama 30 menit, frekuensi 3-5 kali dalam
seminggu
f. Bagi ibu yang melahirkan dengan operasi
caesar maka harus menjaga kebersihan luka
bekas operasi. Latihan fisik dapat dilakukan
selama 3 bulan pasca melahirkan
g. Cara menyusui yang benar dan hanya
memberi ASI saja selama 6 bulan
h. Perawatan bayi yang benar
i. Jangan membiarkan bayi menangis terlalu
lama, karena akan membuat bayi stress
j. Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi
sedini mungkin bersama suami dan
keluarga
12
k. Untuk berkonsultasi kepada tenaga
kesehatan untuk pelayanan KB setelah
persalinan
(Buku KIA, 2020)
13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Pengertian Masa Nifas nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil.
b) Masa nifas (puerperiu) adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil
dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Hidayat, 2016).
c) Masa nifas (puerperium ) adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Astutik, 2018).
d) Konstipasi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami
kesulitan Buang Air Besar (BAB) atau jarang buang air besar.
Disebut konstipasi bila tinja yang keluar jumlahnya hanya sedikit,
keras dan kering (Irianto, 2017).
e) Etiologi Konstipasi yaitu setelah persalinan disebabkan karena pada
waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang
menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih
pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta
kurangnya aktivitas tubuh. (Hidayat, 2016)
f) Tanda Gejala utama konstipasi adalah frekuensi buang air besar
lebih jarang dari biasanya atau kurang dari tiga kali dalam seminggu,
Terutama pada anak-anak, konstipasi dapat ditandai dengan gejala
berupa lesu, gampang marah, gelisah (agitasi), serta terdapat bercak
kotoran di celana.
g) patofisiologi konstipasi. Dikatakan konstipasi bila buang air besar
harus mengejan secara berlebihan. Konstipasi akan timbul, dimana
dalam proses defekasi terjadi penekanan yang berlebihan pada usus
besar.
14
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa calon bidan bisa
mengetahui dan memberi asuhan yang baik dan benar pada ibu konstipasi dan
cara mengatasinya serta dapat membuat dokumentasi kebidanan SOAP
15
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati. 2016. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi Offset: Yogyakarta
16