Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
G YANG MENGALAMI
DI RSUD UNGARAN
DISUSUN OLEH :
NUR WAKHID PUTRO ARIYANTO
P14037
i
ii
Motto :
“Menjadi luar biasa itu perlu waktu, perlu disakiti, perlu air
mata, perlu dihina dan perlu jam terbang yang teruji”
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. N dan Ny. G yang
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Wahyu Rima Agustin S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua STIKes yang telah
Husada Surakarta.
4. Ns. Joko Kismanto, S.Kep, selaku penguji yang telah menguji yang telah
vi
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
6. Kedua orangtua saya, Bapak dan Ibu yang selalu menjadi motivasi saya
7. Keluarga besar saya yang jadi motivasi saya untuk memberikan contoh
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu -
vii
DAFTAR ISI
viii
4 Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 46
5 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................ 47
4.1.3 Analisa Data ................................................................................... 49
4.1.4 Diagnosis Keperawatan ................................................................. 50
4.1.5 Perencanaan Keperawatan ............................................................ 50
4.1.6 Implementasi Keperawatan ........................................................... 52
4.1.7 Evaluasi Kperawatan ..................................................................... 57
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan ....................................................................................... 60
5.1.1 Pengkajian ............................................................................... 60
5.1.2 Diagnosis Keperawatan .......................................................... 62
5.1.3 Intervensi Keperawatan .......................................................... 63
5.1.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 65
5.1.5 Evaluasi ................................................................................... 66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 68
6.2 Saran ................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Daftar Tabel
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
protein, dan lemak yang abnormal akibat kegagalan sekresi insulin, kerja
pengendalian kadar glukosa yang tidak adekuat. Menurut Smeltzer & Barre
relative.
Tipe I, Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gastesional, dan
Diabetes Mellitus Tipe Lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak
diderita adalah Diabetes Mellitus Tipe II. Diabetes Mellitus Tipe II (DM Tipe
darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel β pankreas atau gangguan
1
2
Prevalensi dari jenis Diabetes Mellitus yang terus meningkat adalah Diabetes
Mellitus tipe 2 dengan kasus terbanyak yaitu 90% dari seluruh kasus Diabetes
(menyerupai penyakit lain) karena penyakit ini bisa mengenai semua organ
tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan dan gejala yang sangat bervariasi.
perilaku atau gaya hidup seseorang. Gejala yang dikeluhkan pada penderita
kesemutan. Diabetes Mellitus juga dapat mengenai semua organ tubuh dan
seksual, infeksi paru, luka sulit sembuh dan membusuk atau gangren,
Diabetes Mellitus yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena
ulkus diabetik yang lebih sering terjadi adalah infeksi kronis. Ulkus di kaki
bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama
maka harus ditangani dengan dua cara yaitu dengan cara non-farmakologi dan
dengan cara olahraga secara teratur dan pola makan hidup yg sehat.
nekrotik, kontrol bakteri dan mengatasi infeksi serta produk absortif untuk
Dampak dari ulkus kaki diabetik bila penanganannya dengan baik bisa
kasus DM dengan ulkus kaki diabetik masih cukup tinggi dan butuh perhatian
untuk perawatan luka di RSUD Ungaran. Oleh karena itu, penulis tertarik
Ungaran.
kulit.
integritas kulit.
integritas kulit.
kulit.
kulit.
diabetes mellitus.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2006).
diabetes, antaranya :
7
8
sel β ini lebih cepat terjadi pada anak-anak dari pada dewasa.
umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal,
pemberian insulin.
makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi
sindroma genetik.
2.1.3 Etiologi
1) Faktor keturunan.
2) Nutrisi.
2.1.4 Gejala
lain :
5) Penglihatan kabur.
8) Gatal-gatal.
berhubungan dengan insulin itu sendiri, antara lain : resisten insulin dan
tersebut. Resistensi glukosa pada diabetes mellitus tipe 2 ini dapat disertai
adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan hal - hal tersebut
serta kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam angka normal
atau sedikit meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak
merupakan cirri khas dari diabetes mellitus tipe 2 ini, namun masih
pemecahan lemak dan produksi pada badan keton yang menyertainya. Dan
Umur
Hiperglikemi
menurun Ulkus
Pembedahan (Debridement)
Skema 2.1
2.1.6 Komplikasi
a. Akut
1. Koma hipoglikemia.
2. Diabetes ketoasidosis.
b. Koma hiperosmolar.
1. Kronis
2. Makroangiopati
3. Mikroangiopati
4. Neuropati diabetik
kemih.
6. Kaki diabetik
2.1.7 Penatalaksanaan DM
2012).
14
2. Perencanaan makanan
a. Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %.
b. Protein sebanyak 10 – 15 %.
c. Lemak sebanyak 20 – 25 %.
diantaranya.
3. Latihan jasmani
4. Obat hipoglikemik
2. Binguanid
3. Insulin
diabetes.
17
2.2.1 Pengkajian
a. Biodata
b. Anamnesa
1) Keluhan utama
kepala
5) Riwayat psikososial
anggota keluarganya.
2) Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari - hari,
3) Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama
konstipasi, beser.
mandiri.
20
5) Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang,
7) Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi diri atau
debridement.
2007).
Intervensi :
membuat rileks.
suhu.
Intervensi :
tumbuh.
23
disekitar lingkungan.
setiap 2 jam.
lama.
hari.
post debridement.
meningkat.
Intervensi :
gejala infeksi.
pasien.
drainase.
kriteria hasil :
Intervensi :
sehari –hari.
latihan.
terhadap cidera.
yang lain.
sehari – hari.
latihan.
terhadap cidera.
yang lain.
dengan hiperglikemia.
27
Intervensi :
glukosa.
dialami pasien.
2.2.4 Implementasi
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
(Nursalam, 2011).
2.2.5 Evaluasi
yaitu :
fisik klien, hasil lab, dan tes diagnosa lain yang dirumuskan
METODE PENELITIAN
Batasan istilah adalah definisi yang berkenaan dengan judul dan atau
RSUD Ungaran.
29
30
3.3 Partisipan
2012).
Unit analisis atau partisipan dalam asuhan keperawatan ini mengambil dari
dua klien dengan masalah asuhan keperawatan dengan ulkus diabetikum yang
yang sama.
31
data ini telah dilaksanakan tanggal 22 Mei 2017 sampai dengan 3 Juni 2017.
Lama waktu yang digunakan untuk satu pasien yaitu sejak pasien pertama
kali masuk rumah sakit sampai pulang atau pasien yang dirawat minimal tiga
hari. Jika sebelum tiga hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien
lainnya yang sejenis. Dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home
care.
sebagai berikut :
a. Wawancara
pilihan yang tepat jika ingin mendapatkan data yang mendalam atau
tim peneliti.
33
a) Inspeksi
b) Palpasi
2014).
34
palpasi:
c) Perkusi
muncul yaitu:
(2) Pekak : suara perkusi jaringan padat yang terdapat jika ada
d) Auskultasi
c. Studi Dokumentasi
d. Angket
adalah melakukan uji keabsahan data. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat
kebenaran data yang telah dikumpulkan dan agar hasil-hasil data dapat di
uji keabsahan data yang dimaksud kan untuk menguji kulitas data atau
apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang
sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah
dicek kembali pada sumber data asli atau sumber lain ternyata tidak
benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan
(Sugiyono, 2013).
utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan dengan
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan teknik
terjamin.
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini analisis
dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan
1) Pengumpulan Data
2) Mereduksi Data
3) Penyajian Data
singkat, bagan, hubungan antar kategoti dan dengan teks yang bersifat
dari klien.
39
4) Kesimpulan
ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum
sebagai hipotesis, dan data menjadi teori jika didukung oleh data-data
HASIL
4.1 Hasil
RSUD Ungaran pada 22 Mei 2017 - 3 juni 2017. Data yang telah diambil
yaitu 2 pasien yang mempunyai diagnosa medis yang sama yaitu Diabetes
Mellitus.
1. Pengkajian pasien
40
41
2. Riwayat Penyakit
Ket :
: Laki – laki.
: Perempuan.
X : Meninggal.
: Pasien.
: Garis keturunan.
: Tinggal serumah.
Ket :
: Laki – laki.
: Perempuan.
X : Meninggal.
: Pasien.
: Garis keturunan.
: Tinggal serumah.
tabel 4.3
Pola Istirahat - Sebelum sakit : Pasien mengatakan Sebelum sakit : Pasien mengatakan
Tidur biasanya tidur malam dari jam 20.00- biasanya tidur malam dari jam
05.00 WIB dan tidur siang ± 1,5 jam. 20.00-05.00 WIB dan tidur siang ±
Selama sakit : Pasien mengatakan 1 jam.
kurang tidur, tidur sehari ± 6-8 Selama sakit : Pasien mengatakan
jam/hari. kurang tidur, tidur sehari ± 5-6
jam/hari.
Pola Kognitif Sebelum sakit : Pasien mengatakan Sebelum sakit : Pasien mengatakan
Perseptual bisa melakukan aktivitas sehari – bisa melakukan aktivitas sehari –
harin dengan baik. Pasien harin dengan baik. Pasien
mengatakan penglihatan kabur, mengatakan penglihatan kabur,
pendengaran berkurang, kaki dan pendengaran berkurang, kaki dan
tangan kanan kiri berfungsi dengan tangan kanan kiri berfungsi dengan
baik. baik.
Selama sakit : Pasien mengatakan Selama sakit : Pasien mengatakan
tidak bisa beraktivitas dengan baik tidak bisa beraktivitas dengan baik
karena luka di kaki belum sembuh, karena luka di kaki belum sembuh,
dan kaki sebelah kanan terasa kaku dan kaki sebelah kanan terasa kaku
dan sakit, penglihatan kabur. dan sakit, penglihatan kabur.
Pola Hubungan Sebelum sakit : Pasien mengatakan Sebelum sakit : Pasien mengatakan
Peran jika ada masalah dengan keluarga jika ada masalah dengan keluarga
bisa di selesaikan dengan atau dengan tetangga bisa di
kekeluargaan. selesaikan secara kebersamaan.
Selama sakit : Hubungan pasien Selama sakit: Hubungan pasien
dengan keluarga saling terjaga. dengan keluarga saling terjaga.
Pola Seksualitas Sebelum sakit : Pasien mengatakan Sebelum sakit : Pasien mengatakan
Reproduksi sudah menikah dan mempunyai 2 sudah menikah dan mempunyai 2
anak. anak.
Selama sakit : Pasien mengatakan Selama sakit : Pasien mengatakan
sudah menikah dan mempunyai 2 sudah menikah dan mempunyai 2
anak. anak.
Pola Mekanisme Sebelum sakit : Pasien mengatakan Sebelum sakit : Pasien mengatakan
Koping jika ada masalah dengan keluarga jika ada masalah dengan keluarga
bisa di selesaikan secara bisa di selesaikan secara
kekeluargaan. kekeluargaan.
Selama sakit : Pasien mengatakan Selama sakit : Pasien mengatakan
jika ada masalah di selesaikan dengan jika ada masalah di selesaikan
kebersamaan. dengan kebersamaan.
Pola Nilai Dan Sebelum sakit : Pasien mengatakan Sebelum sakit : Pasien mengatakan
Keyakinan beribadah itu sangat penting. beribadah itu sangat penting.
Selama sakit : Pasien mengatakan Selama sakit : Pasien mengatakan
walau sedang sakit tetap berdoa agar walau sedang sakit tetap berdoa
cepat diberi kesembuhan. agar cepat diberi kesembuhan.
46
4. Pemeriksaan fisik
9. Dada (Thorax)
a. Paru – paru
- Inspeksi Simetris perkembangan Simetris perkembangan dada
dada ka/ki sama. ka/ki sama.
- Palpasi Vocal vremitus kanan – kiri Vocal vremitus kanan – kiri
sama. sama.
- Perkusi Suara sonor. Suara sonor.
- Auskultasi Bunyi vesikuler, tidak ada Bunyi vesikuler, tidak ada
hambatan. hambatan.
a. Jatntung
- Inspeksi Ictus cordis teraba. Ictus cordis teraba.
- Palpasi Ictud cordis teraba di SIC Ictud cordis teraba di SIC IV
IV dan V Mid Clavicula dan V Mid Clavicula Sinistra.
Sinistra. Suara pekak.
- Perkusi Suara pekak. Bunyi jantung 1 dan 2 irama
47
sama.
- Auskultasi Bunyi jantung 1 dan 2
irama sama.
b. Abdomen
- Inspeksi Bentuk simetris. Bentuk simetris.
- Auskultasi Bising usus 16 x/menit. bising usus 10 x/menit.
- Perkusi Pekak kuadran 1, tympani Pekak kuadran 1, tympani
kuadran 2, 3, 4. kuadran 2, 3, 4.
- Palpasi Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada nyeri tekan.
4.5
Darah Rutin :
Hemoglobin 10.1 11.5 – 16.00 Gr/dL Elek Impedance
Leukosit 14.3 4.0 – 11 10^3 /uL Elek Impedance
Trombosit 193 150 – 440 10^3 /uL Elek Impedance
Hematokrit 30.1 35.0 – 49.0 % Integral Volume RI
Eritrosit 4.33 3.8 – 5.2 10^6 /uL Elek Impedance
Hitung Jenis :
Granulosit 84.2 50 – 70 % Elek Impedance
Limfost 12.8 20 – 40 % Elek Impedance
Monosit 3.0 2–8 % -
Indeks Eritrosit :
48
Pasien 2
Koagulasi :
Waktu Protrombin 11.2 10.0 – 18.0 Detik -
APTT 27.6 20 – 40 Detik -
INR 1.08 0.9 – 1.15 - -
Elektrolit :
Natrium 136.8 135 – 148 mg/dL ISE
Kalium 4.58 3.5 – 5.3 mg/dL ISE
Chlorida 102.3 49 – 107 mg/dL ISE
Pasien 1
Pasien 2
Gangguan gambaran diri Perubahan bentuk salah satu Gangguan gambaran diri
anggota tubuh berhubungan dengan perubahan
bentuk salah satu anggota tubuh
Pasien 1
Pasien 2
09.10 Mengajarkan teknik S : Pasien 08.20 Mengajarkan S : Pasien 08.00 Menginformasik S : Pasien
relaksasi dan mengatakan teknik relaksasi mengatakan an kembali pada mengatakan
menginformasikan luka seperti nafas dalam dan luka seperti pasien bila nyeri mengerti.
kepada pasien bila ditusuk – tusuk. keluhan. ditusuk – tusuk. timbul lakukan O : Pasien
nyeri timbul lakukan O : Skala 5. O : Skala 4. teknik relaksasi tampak
teknik relaksasi nafas nafas dalam. melakukan
dalam. teknik relaksasi
nafas dalam.
53
Dx 3 12.45 Memonitor tanda dan S : Pasien 09.45 Mempertahanka S : Pasien 08.30 Memonitor S : Pasien
gejala infeksi : mengatakan n teknik aseptik. mengatakan tanda dan gejala mengatakan
Rubor, Calor, Dolor, telah di cek bersedia. infeksi. sudah dilakukan
Functio laesa. GDS. O : Pasien mau cek GDS.
O : Balutan melakukan O : Balutan
bersih dan tidak teknik aseptik. bersih.
terjadi infeksi.
10.00 Kolaborasi S : Pasien 09.15 Kolaborasi S : Pasien
dalam bersedia. dalam mengatakan
pemberian O : Obat masuk pemberian bersedia.
antibiotik. Cefotaxim 1000 antibiotik. O : Obat masuk
mg/12 jam melalui selang
melalui selang infus Cefotaxim
infus 1000 mg/12
jam.
Pasien 2
No. Dx Jam implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien Jam Implementasi Respon pasien
Dx 1 09.50 Observasi S : Pasien 08.00 Mengobservasi S : Pasien 11.00 Mengkaji nyeri. S : Pasien
karakteristik nyeri (P, mengatakan TTV dan mengatakan mengatakan
Q, R, S, T). nyeri dikaki. keluhan pasien. kakinya masih nyeri dikaki.
O: nyeri. O:
P : Nyeri O : TD 110/90 P : Nyeri
dirasakan mmHg, N 80 dirasakan
karena luka post x/menit, RR 22 karena luka
debridement. x/menit, GDS pasca amputasi
Q : Nyeri 134 mg/dL. luka DM.
seperti ditusuk – Q : Nyeri seperti
tusuk. ditusuk – tusuk.
R : Jari kaki R : Jari kaki
sebelah kanan. sebelah kanan.
S : Skala nyeri S : skala nyeri 3
6. T : Hilang
T : Nyeri timbul timbul.
setiap saat.
55
09.50 Mengajarkan teknik S : Pasien 08.00 Mengajarkan S : Pasien 11.00 Mengatur posisi S : Pasien mau
relaksasi nafas dalam. mengatakan teknik reaksasi mengatakan nyaman. melakukan
luka seperti nafas dalam. nyeri seperti perubahan
ditusuk – tusuk. ditusuk – tusuk. posisi.
O : Skala nyeri O : Skala nyeri O : Pasien
6. 5. tampak rileks
dan nyaman.
10.15 Memberikan injeksi S : Pasien 11.00 Mengajarkan S : Pasien mau
antibiotik. mengatakan teknik relaksasi melakukan
nyeri. nafas dalam. teknik relaksasi
O : obat nafas dalam.
Cefotaxim 1000 O : Pasien
mg/12 jam tampak rileks.
masuk melalui
selang infus.
Dx 2 10.00 Melakukan S : pasien 08.30 Membersihkan S : Pasien 09.30 Melakukan S : Pasien mau
perawatan luka mengatakan luka dengan mengatakan perawatan luka dilakukan
dengan cara preparasi bersedia untuk cara preparasi mau di dengan cara perawatan luka.
bed luka. dilakukan bed luka. bersihkan preparasi bed O : Sudah
perawatan. lukanya. luka. dibersihkan
O : Sudah O : Sudah dengan cara
dibersihkan dibersihkan preparasi bed
dengan cara dengan cara luka, sudah
preparasi bed preparasi bed diambilnya
luka, sudah luka, terdapat jaringan
diambilnya push pada luka. nekrotik dan
jaringan terdapat push
nekrotik dan pada luka.
terdapat push
pada luka.
09.00 Kolaborasi S : Pasien 09.45 Kolaborasi S : Pasien mau
dalam mengatakan dalam diberi obat.
pemberian obat. mau diberi obat. pemberian O : obat
O : Obat antibiotik. Cefotaxim 1000
56
intervensi. intervensi.
Jaga kebersihan balutan Menjaga kebersihan
luka. balutan.
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada
Ny. N dan Ny.G dengan Diabetes Mellitus yang dilaksanakan pada tanggal 22
Mei 2017-24 Mei 2017 dengan ulkus diabetikum yang mengalami masalah
5.1.1 Pengkajian
dasar dari klien, untuk informasi yang diharapkan dari klien. Pengkajian
terdiri atas data subjektif dari seseorang atau kelompok, dan data objektif
objektif).
Pada saat pengkajian didapatkan data umum yaitu Ny. N dan Ny. G
dengan GDS Ny. N yaitu 210 mg/dl dan Ny. G yaitu 200 mg/dl ini
60
61
yang lalu. Hal ini kuatkan dengan adanya teori yang mengatakan menurut
semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan dan gejala yang
sangat bervariasi. Diabtes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik akan
glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi. Kadar gula darah tinggi
adalah ketika kadar gula darah menunjukkan lebih dari 150 mg/dL
(Pudiastuti 2013). Jadi diantara fakta dan teori tidak ada kesenjangan.
diameter 4 cm dengan kedalaman 1.5 cm, luas 6 cm, tampak adanya luka
Data objektif pada Ny. G yaitu keadaan umum pasien baik, pasien
mengatakan luka dikedua jari kaki kanan post amputasi akibat DM tidak
62
ke RSUD Ungaran. Hal yang perlu dikaji sejauh mana Ny. N dan Ny. G
operasi debridement.
integritas kulit.
yaitu diagnosa kerusakan integritas kulit pada pasien Ny. N dan Ny. G,
karena penulis menekankan pada aspek yang sesuai dengan tujuan yang
63
Ny. N mengatakan ada luka di punggung kaki sebelah kanan dan tampak
luka dibagian jari kaki kanan dan terdapat luka pada kedua jari kaki yang
pengkajian.
baik dengan kriteria hasil meliputi klien tidak mengeluh kesakitan luka
kulit pada pasien Ny. N dan Ny. G karena penulis lebih menekankan pada
2010).
kulit berhubungan dengan luka post operasi debridement pada pasien Ny.
N dan Ny. G karena penulis lebih menekankan pada aspek yang sesuai
luka dengan cara preparasi bed luka. Implementasi keperawatan pada Ny.
pemberian obat.
66
dengan baik dilakukan penutupan pada luka (Alexiadou & Doupis, 2012).
dilakukan rutin untuk mencari kausa dari ulkus kaki diabetik (Wesnawa,
2013).
5.1.5 Evaluasi
keperawatan).
67
kaki kanan. Data obyektif : kaki pasien tampak adanya luka gangren,
intervensi jaga kebersihan luka, bersihkan luka dengan cara preparasi bed
dan terdapat push pada luka. Assesment : kerusakan integritas kulit belum
bersihkan luka dengan cara preparasi bed luka dan perawatan luka
pada Ny. N dan Ny. G dengan diabetes mellitus di RSUD Ungaran yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Mei – 24 Mei 2017 secara metode studi kasus, maka
6.1 Kesimpulan
dan diperoleh hasil yaitu pada Ny. N mengatakan ada luka di punggung
kaki sebelah kanan dan tampak adanya luka gangren, diameter luka ± 4
Ny. G mengatakan mengeluh ada luka dibagian jari kaki kanan dan
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Ny. N dan Ny. G adalah
debridement.
68
69
yang telah dibuat perawat yaitu perawatan luka dengan cara preparasi bed
eksudat.
hari meliputi yang pertama adalah Ny. N dengan data subyektif : pasien
obyektif : kaki pasien tampak adanya luka gangren, sudah diambil jaringan
dengan cara preparasi bed luka dan perawatan luka dengan baik,
6.2 Saran
1. Bagi Penulis
Medikal Bedah.
juga harus bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain (dokter, ahli gizi,
Clayton. W .Jr. & Tom. A.E. (2009). A Review of The Path Pathophysiology :
Clasification And Treatment Of Foot Ulcer In Diabetic Patient.
http://www.clinical_diabetes_mellitus./article.html#.
Dinkes, Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013.
Semarang: Dinkes Jateng.
Endriyanto, Eko. 2012. Efektifitas Senam Kaki Diabetes Mellitus Dengan Koran
Terhadap Tingkat Sensitifitas Kaki Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal Ilmu
Keperawatan Universitas Riau 2012.
Hidayat, A.A.. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika
Hermawan. 2006. Bed Side Teaching Ilmu Penyakit Dalam. Sebelas Maret
University Press. Surakarta.
Kozier, B Berman, A And Shirlee J. Snyde, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni,
dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan
Praktik Edisi VII Volume 1. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta : Media
Aesculapius
NANDA. 2013. Aplikasi Askep Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Edisi
Jilid 1. Jakarta : Media Action Publising.
Poerwanto. 2011. Dampak Senam Aerobik Terhadap Daya Tahan Tubuh Dan
Penyakit. Artikel Penelitian. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia.
Universitas Negeri Semarang. Semarang
Riskesdas. 2013. Epidemiologi Diabetes Mellitus. Dalam Laporan Pusat Data Dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Brunner &
Suddarth Jilid II Edisi 8. Jakarta : EGC
Susilo, Gudnanto. 2011. Pemahaman Individu Non Tes. Kudus: Universitas Muria
Kudus
Reported a case of female patient 45 years old with diagnose Diabetes Mellitus Type 2 with
Diabetic Foot Ulcer Wagner grade 2 at region pedis dextra. Debridement was done in this
patient. The type of debridement was surgical debridement. The purpose of this procedure is to
remove necrotic tissue and hyperkeratosis until reach the health tissue. After debridement, the
wound was dressed with kassa sterile and elastic bandage. During treatment, there were no pus,
bleeding, and unpleasant odor on wound, granulation tissue begin to appear, and pain on the
pedis was reduced.
Keywords : diabetic foot ulcer, debridement, diabetes mellitus
membersihkan luka, yang dipertimbangkan dengan kulit berwarna gelap. Kulit tampak
1,9,10 kering, serta tidak tampak kelainan pada
sebagai gold standard. Tindakan ini
kuku. Pemeriksaan vaskular melalui palpasi
dilakukan menggunakan blade scalpel,
terhadap arteri popliteal, arteri dorsalis pedis
selanjutnya semua jaringan nekrotik
dan arteri tibialis posterior, denyut pada
dibuang hingga jaringan dasar ulkus yang
ketiga arteri ini teraba pada ekstrimitas
sehat. Bau adalah indikator yang baik untuk
menilai keberhasilan debridement, jika luka bawah kanan dan kiri. Pemeriksaan
tidak berbau, bisa menjadi tanda bahwa neurologi didapatkan penurunan sensasi
8 sentuhan ringan (dengan menggunakan
tindakan debridement berhasil. Jika
Cotton-wool) dan nyeri (menggunakan
dicurigai terdapat iskemia berat,
jarum) pada pedis kanan. Pemeriksaan
debridement yang agresif harus ditunda
hingga pemeriksaan vaskular dilakukan, dan
muskuloskeletal tidak didapatkan ditutup/dressing dengan menggunakan kain
deformitas. kasa steril betadine dan elastic bandage.
Pada pemeriksaan laboratorium Setelah operasi, kondisi pasien stabil
3
didapatkan WBC 17,44.10 , Hb : 11,0 g/dL, dengan keluhan nyeri kaki ringan (Visual
PT 14,2 (13,1), APTT 32,9(34,8) , GDS Analogue Scale 2). Dilakukan rawat
awal saat MRS 433 mg/dL, GD puasa 188 bersama antara divisi penyakit dalam untuk
mg/dL,HbA1C 14,37 %. Pada pemeriksaan penatalaksanaan DM tipe 2, divisi bedah
7. Shankhdhar et al. A Case Report: Offloading the Diabetic Foot Wound in the Developing
World. The Journal of Diabetic Foot Complications.2011;3(2):26-9
8. Wu SC, Driver VR, Armstrong DG. Foot Ulcers in the Diabetic Patient, Prevention, and
Treatment. Vasc Health Risk Manag.2007;3(1):65-76
9. Lebrun E, Tomic-Canic M, Kirsner RS. The Role of Surgical Debridement in Healing of
Diabetic Foot Ulcers. Wound Repai and Regeneration.2010;18:5:433-8
10. Jeffcoate WJ, Harding KG. Diabetic Foot Ulcers. The Lancet.2003. Available at
http//image.thelancet.com/extras/02a rt6190web.pdf (diakses tanggal 10 November 2013.
11. International Best Practice. Best Practice Guideline: Wound Management in Diabetic
Foot Ulcers. Wounds International.2013
12. Frykberg RG, Rogers LC. Emerging Evidence on Advanced Wound Care for Diabetic
Foot Ulceration.2010. Available at http://www.podiatrytoday.com/files/ ABH_PT.pdf
(diakses tanggal 10 November 2013)
13. Barry University. The Standard of Care for Evaluation and Treatment of Diabetic Foot
Ulcers.2010. Available at http://www.barry.edu/include/docs/c ontinuing-medical-
education/diabetic (diakses tanggal 10 November 2013)
14. Lipsky et al. Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. Clinical Infectious
Disease.2004;39:885-910
15. Snyder RJ, Hanft JR. Diabetic Foot Ulcers – Effects on Quality of Life, Cost, and
Mortality and the Role of Standard Wound Care and Advanced-care Therapies in
Healing:A Review. Ostomy Wound Management.2009;55(11):28-38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tengah
Riwayat pendidikan :
2. SDN 02 TLOBO
3. SMPN 02 JATIYOSO
4. SMAN JUMAPOLO
2017
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat organisasi :-
Publikasi :-