SC
Menurut USDA (Amanor-Boadu, 2005) nilai
tambah dalam pertanian terbentuk ketika terjadi
perubahan dalam bentuk fisik atau bentuk produk
pertanian atau adopsi metode produksi atau
proses penanganan yang bertujuan untuk
meningkatkan basis konsumen bagi produk
tersebut serta mendapatkan porsi yang lebih besar
dari pengeluaran pembelanjaan konsumen yang
tumbuh untuk produsen
Amamor-Boadu (2004) menyatakan bahwa
inisiatif nilai tambah bisnis pada suatu rantai
pasokan yang ada terjadi sebagai imbalan atas
aktivitas yang dilakukan oleh pelaku usaha
industri hilir pada suatu rantai pasokan.
Ukuran imbalan tersebut secara langsung dan
proporsional ditujukan untuk kepuasan
konsumen. Imbalan tersebut berbentuk harga
yang tinggi, peningkatan pangsa pasar, dan atau
peningkatan akses pasar.
Hal tersebut akan meningkatkan tingkat
keuntungan bagi pelaku usaha.
Coltrain, Barton and Boland (2000) menyatakan
bahwa terdapat dua tipe inisiatif nilai tambah,
yaitu inovasi dan koordinasi.
Inovasi meliputi aktivitas yang memperbaiki
”proses yang ada, prosedur, produk dan
pelayanan atau menciptakan sesuatu yang
baru” dengan menggunakan atau
memodifikasi konfigurasi organisasi yang telah
ada.
Nilai Tambah Agribisnis
Perbaikan mutu
Menekan susut
Pengolahan hasil
Diversifikasi
Distribusi Nilai Tambah
Petani : 5-10%
Pengumpul/pengolah primer : 20-30%
Pengolah hilir : 30-40%
Distributor : 20-15%
Pangan
Pangan
Fungsional
Reposisi
Tradisional
Peluang Nilai
Tambah Pertanian
Kesehatan
Hiburan /
Pendidikan
Pangsa Pasar Agribisnis dalam
Pembangunan Ekonomi Beberapa Negara