DISUSUN OLEH :
1. Vidya Atikasari (1808010018)
2. Nurul Marfiana (1808010019)
3. Nur Oriwijayanti (1808010008)
4. Naufal Irfan Fadila (
5. Lia Kusmawati (
6. Nelufar Zuhrufur (1808010006)
7. Zulaikhah Husein (
8. Bagus (
9. Nuraeni Intan P (1808010029)
FAKULTAS FARMASI
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kandungan Merkuri pada Kosmetika”
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini jenis kosmetika yang banyak digunakan masyarakat khususnya para wanita
adalah produk bleaching cream yang lebih dikenal sebagai krim pemutih. Hal ini
dikarenakan produk tersebut dapat memutihkan dan menghaluskan kulit wajah dalam
waktu singkat. Dibeberapa Negara di Afrika, efek samping kosmetik sudah merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang sulit diatasi. Di Swedia selama lima tahun 1989-1994
dilaporkan 191 kasus efek samping kosmetik dari 253 jenis kosmetik, dengan pelembab
menjadi golongan tersering menimbulkan efek samping kosmetik, sedang pengharum
merupakan bahan yang sering menimbulkan reaksi alergi. Di daerah Sub Sahara seperti
Mali, dan Senegal, penggunaan pemutih kulit mencapai 25% pada wanita dewasa, juga
pada pria. Bahan pemutih yang digunakan antara lain hidrokinon, superpoten
kortikosteroid, bahan kaustik dan sabun yang mengandung merkuri. Produk tersebut di
oleskan keseluruh tubuh sekali atau dua kali sehari sampai beberapa tahun dan mudah
didapat dipasaran dengan harga yang murah. Sedangkan di Belanda survey menemukan
sebesar 12,2% pemakai kosmetik mengeluh pernah menderita efek samping kosmetik.
(Djajadisastra, 2005).
Angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup tinggi terjadi di Indonesia,
terbukti dengan selalu di jumpainya kasus efek samping kosmetik pada praktek seorang
dermatologi. Reaksi efek samping kosmetik yang terjadi disebabkan karena penambahan
bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih, disamping karena penggunaan jangka
panjang pada area yang luas pada tubuh, di iklim yang panas dan lembab yang
kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit. Penelitian yang dilakukan oleh
YPKKI (Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia) pada bulan april tahun
2002 terhadap 27 produk pemutih wajah dan anti kerut yang beredar di pasaran, ternyata
kebanyakan dari produk tersebut masih dalam kategori obat. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dari 20 merek yang
dijadikan sampel yang diteliti menunjukkan ada lima merk kosmetik pemutih wajah yang
telah terdaftar tetapi masih mengandung merkuri, meskipun kadarnya kecil. Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI (BALITBANG DEPKES RI)
telah melakukan penelitian kandungan merkuri dalam rambut pemakai krim pemutih kulit
dan diperoleh kadar merkuri dengan jumlah relatif tinggi (LITBANG DepKes RI, 2002).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Efek Kosmetik
A. Kesimpulan
Kosmetika merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk mempercantik atau
merawat diri. Secara definitif kosmetika diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan oleh pemakaian bahan
tersebut terhadap penampilan dan kecantikan seseorang kosmetika adalah suatu
campuran bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk
merawat dan mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan menambah
rasa percaya diri pemakaian dan tidak bersifat mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit tertentu. Kosmetika yang beredar dipasaran Indonesia ada tiga macam, yaitu
kosmetika tradisional, kosmetika modern. Efek Kosmetik terhadap Kulit merupakan
sasaran Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017 p-ISSN: 1693-
1157, e-ISSN: 2527-9041 PUSDIBANG - KS UNIMED 28 utama dalam menerima
berbagai pengaruh dari penggunaan kosmetika. Ada dua efek atau pengaruh
kosmetika terhadap kulit, yaitu efek positif dan efek negative. Pehatikan dan maknai
lebih lanjut dan baik, terhadap daftar kandungan yang terdapat pada label setiap
produk kosmetik. Lihatlah apakah jenis jenis zat diatas terkandung di dalamnya, bila
anda masih kurang yakin, anda bias mencarinya di internet tentang bahayanya bahan
tersebut. Jangan pernah dibodohi oleh kata kata ‘natural’ dan ‘organic’ pada kemasan
produk. Memang produk tersebut mengandung satu atau dua bahan organik, tetapi
kandungan bahan berbahayanya bisa berkali lipat jumlahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tranggono, Retno dkk. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik & Menarik. Bandung: Yrama Widya
Sari, Dian Maya. 2012. Perawatan Body Spa, Manicure dan Pedicure, Bleaching
Tangan dan Kaki, Mahendi Tangan.Universitas Negeri Medan.