Metode pembuatan tablet berdasarkan cara pembuatannya secara umum dapat dibagi menjadi 3 :
1. Metode Granulasi Basah
Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai homogen, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, jika perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40°-50°C (tidak lebih dari 60°C). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet. Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibandingkan cara granulasi kering. 2. Metode Granulasi Kering/slugging/precompression Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Kemudian dikempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan. 3. Metode Kempa Langsung Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi. Pembuatan tablet dengan metode ini memerlukan eksipien yang memungkinkan untuk pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. . Metode kempa langsung menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah dan granulasi kering. Walaupun demikian sifat fisik masingmasing bahan pengisi merupakan hal kritis, perubahan sedikit dapat mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Kempa langsung merupakan metode paling mudah dan murah karena pembuatannya dapat menggunakan peralatan cetak tablet konvensional, bahan tambahan yang digunakan umumnya mudah didapat, dan prosedur kerja yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni H.A., 2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta.
Zaman, N. dan Sopyan. (2020) ‘Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet’, Majalah Farmasetika, 5(2), pp. 82–93.