Anda di halaman 1dari 8

JHE 2 (2) (2017)

Jurnal of Health Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/

EFEKTIVITAS CEPAT TENSI (CEGAH DAN PANTAU HIPERTENSI)


TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA
WANITA MENOPAUSE

Arlita Saputri , Sri Ratna Rahayu

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Latar Belakang: Prevalensi hipertensi yang tinggi di Indonesia merupakan masalah kesehatan,
Diterima yaitu sebesar 25,8%. Pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden hipertensi pada wanita akan
Disetujui meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas buku saku CePat Tensi.
Dipublikasikan Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan non equivalent
________________ control group design. Populasi penelitian ini adalah wanita menopause anggota posyandu lansia
Keywords: Kelurahan Tlogosari Wetan. Pada penelitian ini digunakan total sampling. Jumlah responden
Hypertension; Menopause, kelompok eksperimen adalah 22 dan kelompok kontrol 22 responden. Analisis data dilakukan
Cepat tensi secara univariat dan bivariat (uji Wilcoxon).
____________________ Hasil: hasil penelitian menunjukkan post-test pada kedua variabel kelompok eksperimen dan
kontrol adalah 0,0001 (p (0,0001) < 0,05), maka pemberian media buku saku cepat tensi mampu
meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap penyakit hipertensi pada wanita menopause.
Simpulan: Pemberian media buku saku cepat tensi mampu meningkatkan pengetahuan dan
merubah sikap terhadap penyakit hipertensi pada wanita menopause.

Abstract
___________________________________________________________________
Background: The high prevalence of hypertension in Indonesia is still a health problem, which is 25.8%. In
middle age and older, the incidence of hypertension in women will increase. This is related to the menopause,
during which the hormone estrogen continues to decline. Several studies have shown that health education can
improve the knowledge of hypertensive patients. This study aims to determine the effectiveness of the pocket
book CePat Tensi.
Methods: This research type was quasi experiment research with non equivalent control group design. The
population of this study were postmenopausal womens as member of posyandu lansia, Tlogosari Wetan
village. This study used total sampling. The number of respondents of the experimental group was 22 and the
control group was 22 respondents. Data analysis was done univariat and bivariate (Wilcoxon test).
Results: The result of significance post-test on both experiment group and control variable was 0.0001 (p value
(0.0001) <0,05), hence giving of pocket book cePat Tensi able to increase knowledge and attitude changes to
hypertension disease in menopausal woman.
Conclusion: Giving of pocket book cePat Tensi able to increase knowledge and attitude changes to hypertension
disease in menopausal woman.

© 2017 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2527-4252
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: saputriarlita@gmail.com

107
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

PENDAHULUAN terjadi pada usia 45-65 tahun, yakni 14.454


kasus (DKK Semarang, 2015). Menurut data
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana kejadian penyakit tidak menular pada
seseorang mengalami peningkatan tekanan puskesmas di kota Semarang tahun 2014,
darah di atas normal yang mengakibatkan puskesmas Tlogosari Wetan menempati
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan peringkat pertama dari 37 puskesmas dalam
angka kematian (mortalitas). Menurut WHO, kasus hipertensi esensial, dengan jumlah 1.967
batas tekanan darah yang masih dianggap kasus. Berdasarkan data kejadian penyakit tidak
normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, menular puskesmas Tlogosari Wetan, jumlah
sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg wanita usia 45-59 tahun penderita hipertensi
dinyatakan sebagai hipertensi, kemudian (baru dan lama) berjumlah 1533 orang dan
diantara nilai tersebut disebut sebagai normal- merupakan jumlah terbanyak sehingga masih
tinggi (batasan tersebut diperuntukkan bagi menjadi masalah kesehatan. Berdasarkan data
individu dewasa di atas 18 tahun). dari hasil studi pendahuluan, wanita usia
Pada usia pertengahan dan lebih tua, menopause di kelurahan Tlogosari Wetan
insiden hipertensi pada wanita akan meningkat. terbagi ke dalam 2 kelompok posyandu lansia,
Hal ini berkaitan dengan masa menopause, yakni posyandu lansia RW: 01 dan RW: 02,
dimana pada masa tersebut hormon estrogen dimana posyandu lansia rw: 01 memiliki jumlah
terus menurun. Perubahan hormon tersebut anggota lebih banyak dan masih aktif jika
membuat perempuan mengalami peningkatan dibandingkan dengan posyandu lansia RW: 02.
sensitivitas terhadap garam dan penambahan Wanita menopause yang tergabung dalam
berat badan. Kedua hal tersebut berpotensi posyandu lansia RW: 01 memiliki rerata skor
memicu tekanan darah yang lebih tinggi tingkat pengetahuan mengenai penyakit
(Dalyoko, 2011). Berdasarkan penelitian hipertensi yang kurang, yakni sebesar 48%, dan
Raharjo (2013) di Puskesmas Penumping, rerata skor sikap mengenai penyakit hipertensi
Surakarta, pada kelompok wanita pasca yang negatif sebesar 50%, dan postif sebesar
menopause didapatkan proporsi penyakit 50%.
hipertensi yang memiliki hubungan dengan usia Pengetahuan yang cukup tentang
pasca menopause. Hal tersebut juga didukung hipertensi dapat membantu wanita menopause
penelitian yang dilakukan oleh Umamah (2016), dalam memelihara dan meningkatkan
dimana terdapat hubungan antara pre- kesehatan, terutama dari penyakit hipertensi.
menopause dengan kejadian hipertensi pada Salah satu cara agar para wanita mendapatkan
wanita di RT:11/05, kelurahan Banjar Bendo, pengetahuan yang cukup adalah melalui
Sidoharjo. pendidikan dan promosi kesehatan. Agar
Pada 2025 mendatang, diproyeksikan pendidikan kesehatan dapat mencapai hasil
sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi. yang optimal, maka proses masuknya materi
Hipertensi membunuh hampir 8 juta orang tiap harus menggunakan cara tertentu yang
tahun dan hampir 1,5 juta adalah penduduk disesuaikan dengan sasaran. Sasaran kelompok
wilayah Asia Tenggara, sehingga diperkirakan 1 besar (>15 orang), maka metode pendidikan
dari 3 orang dewasa di Asia Tenggara menderita yang digunakan adalah ceramah. Ceramah
hipertensi. Prevalensi hipertensi yang tinggi di dapat menguasai sasaran, jika penceramah
Indonesia masih merupakan masalah kesehatan, menggunakan alat bantu pendidikan
yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas 2013). semaksimal mungkin. Alat bantu pendidikan
Kejadian hipertensi essensial di kota ada bermacam-macam, yakni: alat bantu lihat,
Semarang pada tahun 2015 meningkat dalam alat bantu dengar, dan alat bantu lihat-dengar.
kasus penyakit tidak menular. Berdasarkan Prinsip pembuatan alat bantu pendidikan adalah
kelompok umur, kasus hipertensi di kota pengetahuan yang ada pada setiap orang
Semarang pada tahun 2015 paling banyak diterima atau ditangkap melalui panca indra.

108
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

Menurut penelitian para ahli, panca indra yang berisikan kolom hasil ukur tekanan darah untuk
paling banyak menyalurkan pengetahuan ke memantau tekanan darah responden tiap bulan.
otak adalah mata (kurang lebih 75% - 87%), Karena permasalahan di atas, maka dilakukan
sedangkan 13% - 25% pengetahuan manusia penelitian yang berguna untuk mengukur
diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya efektivitas buku saku CePat Tensi terhadap
(Yustisa, 2014). peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap
Berdasarkan hasil penelitian Widyasari pada wanita menopause.
(2010) dimana terdapat peningkatan nilai rerata
pengetahuan tentang hipertensi setelah METODE
pemberian pendidikan dari 4,46 menjadi 13,97
Jenis penelitian yang digunakan dalam
dan rerata sikap tentang hipertensi dari 3,49
penelitian ini adalah eksperimen semu atau
menjadi 9,90. Kemudian hasil penelitian
quasi experiment dengan menggunakan desain
Yuliana (2015) yang telah meneliti tentang
penelitian rancangan Nonequivalent control group
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
design. Tehnik sampel yang digunakan adalah
Tingkat Pengetahuan tentang Pencegahan
total sampling dengan kriteria inklusi dan
Stroke pada Penderita Hipertensi di Wilayah
eksklusi. Kriteria inklusinya adalah: (1)
Kerja Puskesmas Tinoor, menunjukkan hasil
Pendidikan minimal SMP dan maksimal SMA;
bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan yang
(2) Sehat jasmani dan rohani; (3) Bersedia ikut
signifikan terhadap tingkat pengetahuan tentang
dalam penelitian. Kriteria eksklusinya adalah:
pencegahan stroke pada penderita hipertensi di
(1) Responden menderita sakit berat dan
Wilayah kerja Puskesmas Tinoor.
mental. Instrumen yang digunakan dalam
Salah satu cara untuk memberikan
penelitian ini adalah buku saku cepat tensi (cegah
informasi mengenai penyakit hipertensi dalam
dan pantau hipertensi) yang berisi tentang pesan
rangka meningkatkan pengetahuan dan sikap
kesehatan mengenai penyakit hipertensi, seperti:
terhadap wanita menopause adalah dengan
pengertian penyakit hipertensi, penyebab
memberikan alat bantu visual berupa buku saku
penyakit hipertensi, klasifikasi tekanan darah,
CePat Tensi. Buku saku CePat Tensi ini berisi
faktor resiko, gejala, komplikasi, pengobatan
tentang pembahasan materi mengenai
dan pencegahan hipertensi. Selain itu, buku
hipertensi, yakni pengertian hipertensi, jenis-
saku cepat tensi juga berisi lembar yang dapat
jenis, faktor risiko, gejala, komplikasi, hingga
diisi oleh responden setiap bulannya, berfungsi
penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita
untuk memantau penyakit hipertensi. Uji
hipertensi, tips-tips mencegah dan menghadapi
analisis data menggunakan Mann Whitney.
hipertensi yang dikemas secara ringkas dan
menarik. Buku saku CePat Tensi ini juga
Tabel 1. Perbedaan cara intervensi yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok control
Intervensi Kontrol
1. Pengarahan terhadap penggunaan dari buku 1. Pengarahan terhadap penggunaan dari buku saku
saku CePat Tensi dan pengisian kuesioner CePat Tensi dan pengisian kuesioner penelitian.
penelitian.
2. Pengarahan jalannya penelitian dan 2. Pengarahan jalannya penelitian dan pelaksanaan
pelaksanaan observasi oleh peneliti. observasi oleh peneliti.
3. Pengarahan keberlanjutan penelitian. 3. Pengarahan keberlanjutan penelitian.
4. Pre-test dilaksanakan pada awal minggu pertama 4. Pre-test dilaksanakan pada awal minggu pertama
penelitan, penelitan,
5. Penyuluhan dan pemberian buku saku CePat 5. Penyuluhan konvensional tanpa diberikan buku
Tensi pada pertengahan minggu pertama saku CePat Tensi pada pertengahan minggu
penelitian. pertama penelitian.
6. Post-test dilakukan pada akhir minggu kedua 6. Post-test dilakukan pada akhir minggu kedua
penelitian penelitian

109
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

Tabel 2. Distribusi karakteristik responden


Variabel Eksperimen Kontrol
n % n %
Umur
45-49 1 4,55 3 13,64
50-54 10 45,45 12 54,54
55-59 10 45,45 7 31,82
60-64 1 4,55 0 0

Pendidikan
SMP sederajat 1 4,5 3 13,6
SMA sederajat 21 95,5 19 86,4
Jenis Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 12 54,55 14 63,6
Wiraswasta 9 40,9 8 36,4
PNS/Pensiun 1 4,55 0 0

Tabel 3. Pengetahuan dan Sikap Kelompok Eksperimen Sesudah Intervensi


VARIABEL WAKTU PENGUJIAN MEAN p-Value
Pre-test 10,14
PENGETAHUAN 0,0001
Post-test 16,54
Pre-test 22,82
SIKAP 0,0001
Post-test 30,36

Tabel 4. Pengetahuan dan Sikap Kelompok Kontrol Sesudah Intervensi


VARIABEL WAKTU PENGUJIAN MEAN p-Value
Pre-test 9,68
PENGETAHUAN 0,672
Post-test 9,82
Pre-test 22,50
SIKAP 0,690
Post-test 22,68

HASIL DAN PEMBAHASAN post-test, dan untuk skor perubahan sikap


memiliki rata-rata skor pre-test sebesar 22,82
Terdapat 31 responden yang merupakan meningkat menjadi 30,36 pada rata-rata nilai
wanita menopause anggota posyandu lansia post-test. Berdasarkan pengujian terdapat
RW:01, namun berdasarkan kriteria inklusi dan perbedaan yang bermakna antara antara skor
ekslusi hanya didapat 22 responden yang pre-test dan post-test di kedua variable pada
dikelompokkan menjadi kelompok eksperimen. kelompok eksperimen. Hasil analisis uji
22 responden dipilih dari anggota posyandu Wilcoxon antara pre-test dan post-test pada
lansia RW:02 sebagai kelompok kontrol. kedua variable kelompok eksperimen diperoleh
Setelah melihat tabel 3 hasil analisis skor nilai p = 0,0001 (<0,05).
pre-test dan post-test tingkat pengetahuan dan Melihat dari tabel distribusi skor pre-test
perubahan sikap pada kelompok eksperimen, dan post-test perilaku pencegahan terhadap
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan rata- penyakit arthritis gout pada kelompok kontrol,
rata (mean) skor tingkat pengetahuan dan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-
perubahan sikap sebelum dan sesudah diberi rata (mean) namun tidak besar pada skor tingkat
penjelasan materi tentang penyakit hipertensi pengetahuan dan perubahan sikap saat pre-test
dengan pemberian media cepat tensi. dan post-test tanpa dilakukan penjelasan materi
Peningkatan skor tingkat pengetahuan dapat dan pemberian buku saku cepat tensi.
dilihat dari rata-rata skor pre-test sebesar 10,14 Peningkatan skor tingkat pengetahuan dapat
meningkat menjadi 16,54 pada rata-rata nilai dilihat dari rata-rata skor pre-test sebesar 9,68

110
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

Tabel 5. Perbedaan Nilai Post-test


Kelompok Responden Variable Rerata (mean rank) P
Eksperimen 11,50
Pengetahuan 0,0001
Kontrol 0,001
Eksperimen 10,95
Sikap 0,0001
Kontrol 2,00

meningkat menjadi 9,82 pada rata-rata perbedaan yang bermakna antara nilai pre-test
nilai post-test, kemudian untuk skor perubahan dan post-test pada kelompok eksperimen. Hasil
sikap memiliki rata-rata skor pre-test sebesar yang bermakna ini menunjukkan bahwa
22,50 meningkat menjadi 22.68 pada rata-rata kelompok eksperimen mengalami peningkatan
nilai post-test. Berdasarkan pengujian tidak pengetahuan dan perubahan sikap mengenai
terdapat perbedaan yang bermakna antara penyakit hipertensi sesuai dalam buku saku cepat
antara skor pre-test dan post-test pada kelompok tensi. Hasil penelitian ini senada dengan
kontrol. Hasil analisis uji-t berpasangan antara penelitian yang dilakukan oleh Mardhiah (2015)
pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dimana pada kelompok eksperimen yaitu
diperoleh nilai p = 0,672 untuk variabel dengan penggunaan media power point dan
pengetahuan, dan p = 0,690 untuk variabel booklet tentang perawatan hipertensi memiliki
sikap (>0,05). peningkatan pengetahuan, sikap, dan
Setelah dilakukan pengujian Mann- keterampilan terhadap penyakit hipertensi
Whitney, diperoleh angka signifikansi 0,0001 (p=0,0001).
pada kedua variable. Karena nilai p<0,05, maka Peningkatan pengetahuan dan
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis perubahan sikap setelah diterapkannya panduan
alternatif (Ha) diterima yang berarti bahwa ada dari buku saku cepat tensi menunjukan bahwa
perbedaan bermakna antara tingkat responden eksperimen lebih mudah memahami
pengetahuan dan perubahan sikap. Pada ilmu dan mengambil sikap dengan bantuan
kelompok yang mendapatkan media buku saku media yang penggunaannya menggunakan
cepat tensi lebih tinggi secara bermakna indra mata. Prinsip pembuatan media bahwa
dibandingkan dengan kelompok yang tidak pengetahuan yang ada pada setiap orang
mendapatkan media buku saku cepat tensi. diterima atau ditangkap melalui pancaindra
kemudian pancaindera yang paling banyak
Perbedaan Nilai Pre-test dan Nilai Post-test menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata
Tingkat Pengetahuan dan Perubahan Sikap (kurang lebih 75% - 87%), sedangkan 13% - 25%
pada Kelompok Eksperimen pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan
Perbedaan antara nilai pre-test dan nilai melalui indra lainnya.
post-test tingkat pengetahuan dan perubahan Seperti pada penelitian yang dilakukan
sikap pada kelompok eksperimen dapat oleh Renny (2017), menunjukan bahwa ada
diketahui dengan melakukan uji Wilcoxon. perbedaan penggunaan media pendidikan
Berdasarkan hasil skor pre-test dan post-test, kesehatan reproduksi menggunakan alat peraga
semua responden mengalami peningkatan visual proyeksi dengan visual non proyeksi
pengetahuan dan perubahan sikap. Peningkatan terhadap pemahaman siswa dengan p value
nilai post-test pengetahuan berkisar 3 sampai 8 0,001. Rerata penggunaan peraga visual non
poin jika dibandingkan dengan nilai pre-test, dan proyeksi 45.01, lebih kecil dibandingkan dengan
untuk peningkatan nilai post-test sikap berkisar rerata penggunaan peraga visual peroyeksi
antara 1 sampai dengan 11 poin jika sebesar 65.99. Sehingga alat peraga visual
dibandingkan dengan nilai pre-testnya. proyeksi memberikan pemahaman lebih baik
Setelah dilakukan pengujian, diperoleh saat digunakan untuk pendidikan kesehatan.
hasil bahwa nilai p adalah 0,0001 (kurang dari Penggunaan media buku saku cepat
0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tensi yang dibaca dan digunakan terus-menerus

111
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

selama 2 minggu dapat memberikan ilmu sesuai senada dengan pedoman dalam pemilihan
dengan isi panduan dari buku saku cepat tensi metode promosi kesehatan yaitu, apabila saya
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan dengar, saya akan lupa, apabila saya lihat, saya
perubahan sikap pada responden. Hal ini senada akan ingat, dan apabila saya kerjakan, saya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ranti akan tahu (Machfoedz, 2009).
(2012), dimana penggunaan media buku saku Hasil pengamatan pada kelompok
dapat memberikan ilmu sehingga meningkatkan kontrol yang didapatkan tidak terdapat
pengetahuan, sikap dan perilaku responden. peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap
yang signifikan mengenai penyakit hipertensi
Perbedaan Nilai Pre-test dan Nilai Post-test menunjukan bahwa pada kelompok kontrol
Tingkat Pengetahuan dan Perubahan Sikap belum terjadi pembentukan pemahaman yang
pada Kelompok Kontrol baik (Machfoedz, 2009).
Perbedaan antara nilai pre-test dan post-test
tingkat pengetahuan dan perubahan sikap pada Perbedaan Post-test Pengetahuan dan Sikap
kelompok kontrol dapat diketahui dengan mengenai Penyakit Hipertensi pada Kelompok
melakukan uji-t berpasangan. Dari 22 Eksperimen dan Kelompok Kontrol
responden, terdapat 12 responden yang Pada hasil uji normalitas data observasi
mengalami peningkatan pengetahuan, 5 akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol,
responden memiliki tingkat pengetahuan yang didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal,
sama antara nilai pre-test dan post-test, dan sehingga uji yang digunakan adalah Mann
terdapat 5 responden yang mengalami Whitney.
penurunan tingkat pengetahuan mengenai Berdasarkan uji Mann Whitney, dapat
penyakit hipertensi. Pada variable sikap, 7 diketahui jika nilai p= 0,0001, dimana nilai
responden mengalami peningkatan perubahan tersebut lebih kecil dari α (0,05), sehingga Ho
sikap, 6 responden memiliki nilai post-test yang ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat
sama dengan pre-test, sedangkan 9 responden perbedaan yang bermakna pada nilai post-test
lainnya mengalami penurunan skor perubahan antara kelompok eksperimen dan kontrol.
sikap. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat
Setelah dilakukan pengujian, didapatkan disimpulkan bahwa penggunaan buku saku cepat
nilai p value pada variable tingkat pengetahuan tensi efektif dalam meningkatkan pengetahuan
sebesar 0,672, sedangkan p value pada dan perubahan sikap mengenai penyakit
perubahan sikap sebesar 0,690. Karena nilai hipertensi pada wanita menopause. Hasil
p<0,5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak penelitian ini sesuai dengan penelitian Yeni
terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai (2014) dimana hasil post-test dari kelompok
pre-test dan post-test pada kelompok kontrol. eksperimen dan kontrol memiliki perbedaan
Walaupun terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan antara mean pengetahuan
dan perubahan sikap pada beberapa responden tentang pola makan pada penderita hipertensi
namun peningkatan tersebut tidak banyak dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
belum mampu meningkatkan pengetahuan pada menggunakan metode individual pada
keseluruhan responden pada kelompok kontrol. kelompok eksperimen dengan mean
Hasil ini dapat terjadi karena pada kelompok pengetahuan tentang pola makan pada
kontrol tidak melakukan pemahaman terhadap penderita hipertensi tanpa diberikan pendidikan
materi secara terus-menerus. Berbeda pada kesehatan pada kelompok kontrol (p=0,000).
kelompok eksperimen, mereka secara berkala Keunggulan buku saku cepat tensi
membaca materi dan memahaminya, karena dibandingkan dengan media yang lainnya
mereka diberikan media berupa buku saku cepat adalah (1) Informasi tentang penyakit
tensi, serta adanya tuntutan untuk dapat hipertensi, diet bagi penderita hipertensi,
mengisi post-test yang akan diadakan. Hal ini pedoman aktivitas, dan lembar pantau tekanan

112
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

darah disampaikan dengan bahasa yang PENUTUP


sederhana, jelas dan mudah dipahami oleh
sasaran; (2) Tampilan buku saku yang lebih Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
ringkas disertai gambar-gambar edukatif yang dapat diperoleh simpulan yaitu pemberian
berhubungan dengan materi yang disampaikan, media berupa buku saku cepat tensi (cegah dan
akan memperjelas informasi yang ingin pantau hipertensi) efektif dalam meningkatkan
disampaikan dan meningkatkan pemahaman pengetahuan dan merubah sikap pada wanita
terhadap isi dari diari; (3) Informasi di dalam menopause di posyandu lansia RW: 01,
buku bisa menjadi penjelasan dan pedoman kelurahan Tlogosari Wetan (p=0,0001 untuk
selamanya, sehingga bisa dibaca-baca dan pengetahuan, dan p=0,0001 untuk sikap).
dipelajari kembali; (4) Selain terdapat materi
yang lengkap juga terdapat beberapa lembar UCAPAN TERIMA KASIH
pantau hipertensi, seperti lembat pantau tekanan Ucapan terima kasih kami tunjukkan
darah, daftar riwayat penyakit keluarga dan diri, kepada Kepala Posyandu Lansia RW:01,
sehingga berguna untuk memantau tekanan Kelurahan Tlogosari Wetan, Kecamatan
darah dan hipertensi. Pedurungan, wanita menopause anggota
Berdasarkan Mahfoedz (2009), Posyandu Lansia, Kelurahan Tlogosari Wetan,
pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan Kecamatan Pedurungan, dan Kepala Puskesmas
menebar pesan dan menanamkan keyakinan Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan.
sehingga masyarakat tidak hanya sadar namun
juga mau dan dapat melakukan anjuran yang DAFTAR PUSTAKA
berhubungan dengan kesehatan.
Dalyoko, D. P. A., Kusumawati, Y., Ambarwati.
Pengaruh Penggunaan Buku Saku Cepat Tensi (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan
(Cegah dan Pantau Hipertensi) terhadap dengan Kontrol Hipertensi pada Lansia di Pos
Responden Penelitian Pelayanan Terpadu Wilayah Kerja Puskesmas
Mojosongo Boyolali. Jurnal Kesehatan, 4 (1):
Penggunaan buku saku cepat tensi yang
201-214.
digunakan 2 minggu pada kelompok eksperimen
DKK Semarang. (2014). Profil Kesehatan Kota
mampu meningkatkan pengetahuan dan Semarang 2015. Dinas Kesehatan Kota
merubah sikap mengenai penyakit hipertensi. Semarang: Semarang.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan peningkatan Kurniawati., Widiatie, W. (2016). Pengaruh
nilai, dari nilai pre-test ke nilai post-test. Hasil Pendidikan Kesehatan terhadap Kepatuhan
penelitian ini senada dengan penelitian yang Diet pada Penderita Hipertensi. The Indonesian
dilakukan oleh Kurniawati (2016), dimana Journal of Health Science, 7 (1): 1-7.
penggunaan media booklet mengenai stroke Machfoedz., Ircham., Suryani, E. (2009). Pendidikan
Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.
pada hipertensi yang dilakukan selama
Fitramaya. Jakarta.
seminggu dapat memberikan pengaruh yang
Mardhiah, A., Abdullah, A., Hermansyah. (2015).
signifikan dari pemberian pendidikan kesehatan Pendidikan Kesehatan Dalam Peningkatan
mengenai hipertensi. Pengetahuan, Sikap, Dan Keterampilan
Berdasarkan rekapitulasi nilai Keluarga Dengan Hipertensi-Pilot Study.
peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap Jurnal Ilmu Keperawatan, 111-121.
pada responden yang menggunakan buku saku Raharjo, D., Indrayanto, Y., Riyadi, S., (2013).
cepat tensi, peningkatan nilai post-test Hubungan Antara Menopause Dengan
pengetahuan berkisar 3 sampai 8 poin jika Hipertensi di Puskesmas Penumping
Surakarta. Jurnal FK UNS, 2 (3).
dibandingkan dengan nilai pre-test, dan untuk
Ranti, I. N. (2012). Pengaruh Pemberian Buku Saku
peningkatan nilai post-test sikap berkisar antara 1
Gouty Arthritis Terhadap Pengetahuan,
sampai dengan 11 poin jika dibandingkan Sikap, dan Perilaku Pasien Gouty Arthritis
dengan nilai pre-testnya.

113
Arlita Saputri dan Sri Ratna Rahayu / Journal of Health 2 (2) (2017)

Rawat Jalan di RSUP. PROF. DR. R. D. Makamhaji Kartasura Sukoharjo. Warta LPM,
Kandou Manado. 13 (1): 28-36.
Renny, W. R., Arifah, S., Widiastuti, A. (2017). Yeni, S.R., Rahmalia, S., Hasanah, O. (2014).
Pengaruh Penggunaan Peraga Visual Proyeksi Efektifitas Pendidikan Kesehatan
dan Visual Non Proyeksi Terhadap Menggunakan Metode Pendidikan Individual
Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan tentang Pengetahuan Pola Makan pada
Kehamilan Usia Dini. Jurnal Komunikasi Penderita Hipertensi di Puskesmas Harapan
Kesehatan, 8 (1): 1-16. Raya. JOM PSIK, 1 (2): 1-8.
Riskesdas. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun Yustisa, P. F., Aryana, I. K., Suyasa, I. N. G. (2014).
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Efektifitas Penggunaan Media Cetak dan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Media Elektronika dalam Promosi Kesehatan
Jakarta. Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan
Umamah, F., Lestari, A. (2016). Hubungan Pre- Perubahan Sikap Siswa SD. Jurnal Kesehatan
Menopause dengan Kejadian Hipertensi pada Lingkungan, 4 (1): 29-39.
Wanita di RT:11/05 Kelurahan Banjarbendo, Yuliana, B.S., Hadi, M., Tolloliu, T. (2015).
Sidoharjo. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9 (1): 82- Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
87. Tingkat Pengetahuan tentang Pencegahan
Widyasari, D.F., Candrasari, A. (2010). Peningkatan Stroke pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Pengetahuan tentang Hipertensi pada Lansia Kerja Puskesmas Tinoor. E-Jurnal Sariputra, 2
di Posyandu Lansia Dukuh Gantungan Desa (2): 60-66.

114

Anda mungkin juga menyukai