Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK 4

AKUTANSI KEUANGAN MENENGAH 1


“INVESTASI SEMENTARA/INVESTASI JANGKA PENDEK”

Di SUSUN

Oleh:

1,ANDI TASYA DWI ANISA PUTRI (200901602047)


2,SINDI RAPANG (200901602046)
3,RENI AMELIA PUTRI(200901602049)
4,NIEN ARZETI AISYA(200910602045)
5,SURIANI(200901602050)
6,NURUL RAMADHAN(200901602048)
7.ALFRIANTI RESKI(200901602044)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/2021
A.Tugas Teori
1. PengertianInvestasi Sementara/ jangka pendek
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera
dicairkan atau didanai dari kelebihan dana yang sifatnya
sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan
untuk dimiliki selama dua belas tahun atau kurang.

2. Pencatatan Transaksi Investasi Sementara


Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam
bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi
dapat diakui sebagai investasi jangka pendek apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan/atau manfaat sosial


atau jasa potensial di masa yang akan datang atas suatu
investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah dalam
jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan sampai dengan 12
(dua belas) bulan; dan
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur
secara memadai (reliable).
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui
sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan
sebagai belanja atau pun pengeluaran pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Apabila dalam pelepasan/penjualan investasi jangka pendek


terdapat kenaikan atau penurunan nilai dari nilai tercatatnya,
maka selisihnya diakui sebagai penambah atau pengurang
SILPA dan sebagai keuntungan atau kerugian pada Laporan
Operasional. Keuntungan diakui pada saat harga
pelepasan/penjualan (setelah dikurangi biaya penjualan) lebih
tinggi dari nilai tercatatnya, dan kerugian diakui pada saat
harga pelepasanjpenjualan (setelah dikurangi biaya penjualan)
lebih rendah dari nilai tercatatnya.
3. Carapenilaian Investasi Sementara
Penilaian Investasi Jangka Pendek dilakukan dengan metode
biaya, artinya bahwa Investasi Jangka Pendek dicatat sebesar
biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui
sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi
besarnya investasi pada badan usahabadan hukum yang
terkait.

4. Penyajian Investasi Sementara Dalam Neraca


Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca.
Sedangkan hasil dari investasi, seperti bunga, diakui sebagai
pendapatan dan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran dan
Laporan Operasional. Transaksi pengeluaran kas untuk perolehan
investasi jangka pendek dicatat sebagai reklasifikasi kas menjadi
investasi jangka pendek oleh BUN dan BLU, dan tidak dilaporkan
dalam LRA. Keuntungan atau kerugian saat pelepasan investasi
jangka pendek disajikan dalam Laporan Operasional dan sebagai
penyesuaian SiLPA pada LRA.

Pada LAK, investasi jangka pendek disajikan sebagai bagian


tersendiri di luar 4 (empat) aktivitas yang ada dalam LAK, dan atas
selisih harga penjualan/pelepasan dan nilai tercatat atas investasi
jangka pendek disajikan sebagai penyesuaian terhadap Kas.
Contoh Soal Metode FIFO, LIFO dan AVERAGE
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada
tahun 2018 adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Kuantitas Unit Harga


2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000
10 Maret Pembelian 300 unit Rp.10.000
5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000
7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000
21 Sept Pembelian 400 unit Rp.11.000
18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000
20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000
10 Des Penjualan 200 unit Rp.18.000
Diminta :

1. Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO,


LIFO dan Average.
2. Hitung Laba Kotor dan Harga Pokok Penjualanya.

Jawab :

Metode FIFO

Metode FIFO
Metode LIFO
Metode LIFO
Metode Average

Metode Average
Menghitung Harga Pokok Penjualan
Sistem Periodik
FIFO LIFO Rata-rata
Persediaan awal 1.800.000 1.800.000 1.800.000
Pembelian 8.600.000 8.600.000 8.600.000
Barang tersedia utk dijual 10.400.000 10.400.000 10.400.000
Persediaan akhir (3.400.000) (2.800.000) (3.120.000)
Harga Pokok penjualan 7.000.000 7.600.000 7.280.000

Menghitung Laba Kotor


Sistem Periodik
FIFO LIFO Rata-rata
Penjualan 11.500.000 11.500.000 11.500.000
Harga Pokok Penjualan (7.000.000) (7.600.000) (7.280.000)
Laba Kotor 4.500.000 3.900.000 4.220.000
Contoh Jurnal Mencatat Persediaan
1. Sistem Periodik (FIFO)

Saat Mencatat Pembelian:

Pembelian Rp. 8.600.000


Utang usaha/Kas Rp. 8.600.000
Saat Mencatat Penjualan:

Piutang Usaha/Kas Rp. 11.500.000


Penjualan Rp. 11.500.000
Saat Penyesuaian untuk Persediaan:

Ikhtisar Rugi Laba Rp. 1.800.000


Persediaan Rp. 1.800.000
Persediaan Rp. 3.400.000
Ikhtisar Rugi Laba Rp. 3.400.000
Contoh Soal Metode FIFO, LIFO dan AVERAGE (#2)
Berikut adalah transaksi PT. Dipa Jaya selama Bulan Juli 2017.

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga


1 Juli Persediaan awal 100 unit Rp.10.000
5 Juli Pembelian 500 unit Rp.12.000
12 Juli Pembelian 100 unit Rp.15.000
22 Juli Penjualan 300 unit Rp.25.000
27 Juli Pembelian 100 unit Rp 20.000
30 Juli Penjualan 50 unit Rp.30.000
Diminta:

1. Tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan (HPP) dan laba kotor, Bila di
asumsikan perusahaan menggunakan Sistem periodik FIFO dan Sistem Perpetual
LIFO.

Jawab:

Metode FIFO Sistem Periodik


Persediaan barang yang siap dijual (unit) adalah :

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga (Rp.)


1 Juli Persediaan awal 100 unit @ Rp.10.000 1.000.000
5 Juli Pembelian 500 unit @ Rp.12.000 6.000.000
12 Juli Pembelian 100 unit @ Rp.15.000 1.500.000
27 Juli Pembelian 100 unit @ Rp 20.000 2.000.000
800 unit 10.500.000
Persediaan yang siap di jual (harga) adalah Rp. 10.500.000.

Unit persediaan akhir adalah :

= persediaan (unit) yang siap dijual – Unit yang terjual

= 800 unit – 350 unit = 450 unit

1. Nilai unit akhir

= 100 unit @ Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000


= 100 unit @ Rp. 15.000 = Rp. 1.500.000
= 250 unit @ Rp. 12.000 = Rp. 3.000.000
450 unit

= Rp. 6.500.000
2. Harga pokok penjualan

= Nilai persediaan (harga) yang tersedia untuk dijual – nilai persediaan (harga) unit akhir

= 10.500.000 – Rp. 6.500.000 = 4.000.000

3. Laba Kotor

= Hasil penjualan – Harga pokok penjualan

= 9.000.000 – Rp. 4.000.000 = 5.000.000

Metode LIFO Perpetual


Metode LIFO Sistem
Melalui metode perpetual LIFO kita dapat mengetahui hal-hal berikut ini :

Nilai persediaan akhir Rp. 5.600.000


Harga Pokok penjualan Rp. 4.900.000
Laba kotor = Rp. 9.000.000 – Rp. 4.900.000
= Rp. 4.100.000

Anda mungkin juga menyukai