TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiesel
Dalam suhu ruang, biodisel, baik jenis Methyl Ester atau Ethyl Ester adalah
senyawa yang relative stabil yang berfase cair. Senyawa ini tidak korosif dan
memiliki titik didih rendah. Secara ekonomi, biodisel jenis Methyl Ester lebih disukai
daripada Ethyl Ester.(Sivasamy et al, 2009)
Karena sebagian besar tanaman memiliki kandungan minyak dan free fatty
acid (FFA) yang berbeda-beda maka minyak nabati sebagai bahan baku pembuatan
biodisel dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan kandungan FFA, yaitu:
1. Refined oils : Minyak nabati dengan kandungan FFA kurang dari 1,5%
Jika bahan baku biodisel memiliki kandungan FFA di bawah 5%, tahap
pembuatan biodiesel dapat langsung menggunakan reaksi transesterifikasi. Jika
biodiesel memiliki kandungan FFA di atas 5% maka diperlukan proses esterifikasi
dengan katalis asam. Apabila langsung ditransesterifikasi dengan katalis basa maka
FFA akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun (Hikmah dan Zuliyana, 2010).
Terbentuknya sabun dalam jumlah yang cukup besar dapat menghambat pemisahan
gliserol dari metil ester dan berakibat terbentuknya emulsi selama proses pencucian.
(SNI, 2012)
2.2 Minyak kelapa
Atom C
Asam Lemak
jenuh
Oktanoat 8 8
Dekanoat 10 7
Laurat 12 48
Miristat 14 17
Palmitat 16 9
Stearat 18 2
Oleat 18 6
Linoleat 18 3
Linolenat 18 -
Total 100
madat (°C)
Iod
Penyabunan
Parameter Standar
Reaktor tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki–
tangki ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada masing-
masing tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan di mana
komposisi campuran di dalam reaktor benar-benar seragam. Reaktor tangki ini
biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen cair –
padat atau reaksi homogen cair- cair dan sebagainya. Kerugiannya Untuk volume yg
sama konversi lebih rendah daripada PFR.
2.6 Metanol
a. Sifat Fisika
Sp.gr : 0,791
Kekentalan : 0,86 cP
Titik didih : 64,7 °C
(Wikipedia.org)
b. Sifat Kimia
Metanol merupakan zat yang mudah terbakar dan bersifat eksplosif ketika
bercampur dengan udara
2.7 Katalis
- Katalis homogen adalah katalis yang fasenya sama dengan fase zat yang
bereaksi maupun zat hasil reaksi.
- Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan fase zat yang
bereaksi maupun zat hasil reaksi.
Dalam penelitian ini akan digunakan jenis katalis NaOH. Berikut adalah
penjelasan singkat dari katalis yang akan digunakan:
a. Sifat fisik
Warna : putih
(Wikipedia.org)
Katalis basa homogen seperti Natrium Hidroksida (NaOH), merupakan
katalis yang paling umum digunakan dalam proses pembuatan biodiesel karena dapat
digunakan pada temperatur dan tekanan operasi yang relatif rendah serta memiliki
kemampuan katalisator yang tinggi. Akan tetapi, katalis basa homogen sangat sulit
dipisahkan dari campuran reaksi sehingga tidak dapat digunakan kembali dan pada
akhirnya akan ikut terbuang sebagai limbah yang dapat mencemarkan lingkungan.
1. Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan terhadap gaya
gravitasi. Viskositas yang tinggi menunjukkan sifat pelumasan yang lebih baik. Pada
umumnya bahan bakar harus mempunyai viskositas yang realatif rendah agar dapat
mudah mengalir dan teratomisasi. Hal ini disebabkan oleh putaran mesin yang cepat
membutuhkan injeksi bahan bakar yang cepat pula.
2. Flash Point adalah temperatur dimana pada temperatur tersebut akan memicu
pembakaran saat terkena api. Hal ini berkaitan dengan keamanan dalam
penyimpanan dan penanganan bahan bakar. Jika flash point terlalu rendah
dapat menyebabkan bahaya api. Oleh karena itu flash point sebaiknya
ditingkatkan di atas nilai minimum yang diizinkan.
3. Densitas
4. Kadar Air
Kadar air dalam minyak merupakan salah satu tolok ukur mutu minyak.
Makin kecil kadar air dalam minyak maka mutunya makin baik. Hal ini dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kenaikan kadar asam lemak bebas.
- Khan (2002) melakukan penelitian terhadap kinetika dan katalis pada proses
pembuatan biodiesel. Pada penelitian ini diteliti beberapa katalis antara lain
KOH, H2SO4, CaCO3 dan CaO dengan kondisi operasi pada suhu 50-240oC,
tekanan 1- 50 bar dan waktu 45-180 menit, dimana pada penelitian ini
menunjukkan bahwa katalis CaO dan CaCO3 mempunyai potensi untuk
dipakai sebagai katalis heterogen