Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang

mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energy matahari (dalam bentuk

foton) ditangkap dan diubah menjadi energy kimia (ATP dan NADPH). Hampir semua

makhluk hidup bergantung dari energi yangdihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya

fotosintesis menjadi sangat penting bagikehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa

menghasilkan sebagian besar oksigenyang terdapat diatmosfer bumi. Organisme yang

menghasilkan energi melalui fotosintesis ( photos berarti cahaya) disebut sebagai

fototrof. Fotosintesis merupakansalah satu cara asimilasikarbonkarena dalam

fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadigulasebagai molekul

penyimpan energi.

Energy kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan

karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organic lainnya dari tanaman disintesa dari

energy dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan

atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Wilkins, 1989).

Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung

banyak pigmen klorofil. Klorofildapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil

a, b, c, d dan tipe e. pembagian tersebut adalah berddasarkan rantai samping yang

mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada
tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar

hijsu biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau. Klorofil laen (jenis c, d, e)

ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a (Tjitrosoepomo,

1998).

Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang merupakan

derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak,

klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau warna merah

yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikina kloroplas

telah berganti isi yang disebut kromoplas (Sitompul, 1995).

Menurut Anwar (1986), aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya

digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara sepintas memang tidak nampak

hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun

apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal

dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang

dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi

kimia didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari.

Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis (Arrizandy).

Tumbuhan yang dapat melakukan proses fotosintesis hanya tumbuhan yang

memiliki klorofil di dalam daunnya. Proses ini akan terjadi apabila terdapat cahaya

dan diperantarai oleh klorofil, keduanya akan bereaksi membentuk zat kimia yang

akan disimpan oleh tumbuhan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
fotosintesis antara lain; air (H2O), konsentrasi CO2 , suhu, dll.

Pada percobaan ini, praktikan akan melakukan uji Sachs menggunakan

dauntumbuhan ketela pohon (Manihot esculenta) dan pacar air ( Impatiens

balsamina). Kedua daun tersebut dipilih karena memiliki tekstur yang lunak dan tipis.

Dari hasil uji Sachs ini, praktikan dapat mengetahui kandungan amilum yang terdapat

pada kedua daun tersebutdengan pengujian menggunakan larutan lugol.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:

1. Bagaimana cara melihat pengaruh warna pada aktivitas fotosintesis dengan

mengukur volume oksigen yang dihasilkan?

2. Bagaimana proses reaksi gelap fotosintesis terjadi?

3. Bagaimana tumbuhan dapat menghasilkan karbohidrat?

4. Bagaimana proses fotosintesis pada tumbuhan yang ditempatkan pada

tempat gelap dan terang?

5. Bagaimana tumbuhan melakukan proses fotosintesis dam respirasi?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Untuk melihat pengaruh warna pada aktivitas fotosintesis dengan mengukur

volume oksigen yang dihasilkan.


2. Menguraikan proses terjadiya reaksi gelap fotosintesis.

3. Membuktikan bahwa tumbuhan dapat menghasilakn karbohidrat.

4. Untuk mengamati proses fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan yang

ditempatkan pada tempar yang gelap dan terang.

5. Untuk merancang suatu eksperimen yang digunakan untuk menguji

pengaruh dari suhu kontrol dalam menentukan apakah tumbuhan

melakukan proses fotosintesis dan respirasi.

D. Manfaat Praktikum

Dengan adanya praktikum yang kami lakukan ini, agar pembaca daapat

mengetahui bahwa proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat/amilum dan

fotosintesis juga memerlukan cahaya sinar matahari.


BAB II

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Percobaan

Hari : Jum’at sampai Minggu

Tanggal : 19 November 2021 – 21 November 2021

Pukul : 13.00 – 15.00 WIB

Tempat : Di rumah Pivit Rahayu

B. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Aluminium Foil

2. Binder Clips

3. Gelas Besi
C. Langkah Percobaan

Langkah-langkah Percobaan Sachs

 Tutuplah beberapa daun dengan aluminium foil pada malam atau dini

hari sebelum matahari terbit. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh

cahaya pada proses fotosintesis.

 Letakkanlah tanaman di tempat yang mendapat cukup cahaya matahari.

 Petiklah daun di sore hari dan bukalah bungkusan aluminiumnya.

 Setelah itu, basahkan kapas dengan alkohol lalu tap tap kan ke daun

yang sudah di buka bungkusan aluminiumnya.

 Masukkan daun tersebut ke dalam air dan direbus selama ±15 menit,

setelah daun direbus tersebut, tiriskan ke piring, diamkan daun tadi

selama ±10 menit, lalu masukkan daun tersebut ke gelas kaca/besi dan

isi alkohol ke dalam gelang yang berisi daun tersebut, setelah itu

masukkan gelas ke wajan yang berisi air yang sudah di panaskan.

 Setelah itu rebus gelas yang berisi daun dan alkohol selama ±15 menit.

Perebusan daun bertujuan agar sel-sel daun rusak dan amiloplas dapat

pecah, sehingga amilum akan bebas tersebar. Selain itu perebusan

dalam alkohol juga bertujuan untuk melarutkan klorofil. Proses ini

menghasilkan warna daun yang pucat.

 Setelah klorofil larut, angkat daunnya dan letakkan daunnya ke piring,


lalu tetesi dengan betadin. Amati perubahan yang terjadi.

D. Data Hasil Percobaan

Jenis Daun :

Waktu Penutupan :

E. Analisis Data
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metabolisme

Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat

awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi didalam sel. Salah satu fungsi

terpenting dari traktus gastrointestinal adalah mencerna nutrien berupa karbohidrat,

lemak, mineral, vitamin dan air yang digunakan makhluk hidup untuk memproduksi

energi, penyusunan protein kompleks dan lemak, serta maintenans elektrolit dan total

cadangan cairan tubuh. Produksi energi melibatkan oksidasi nutrien (karbohidrat,

lemak, dan protein) yang menghasilkan ikatan fosfat berenergi tinggi dimana energi

disimpan untuk proses kehidupan, serta karbon dioksida dan air dihasilkan sebagai

produk sampingan.

Ikatan fosfat berenergi tinggi yang paling penting adalah adenosin trifosfat

(ATP) (Gambar 33-1). Molekul yang tersebar di seluruh tubuh ini adalah tempat

penyimpanan energi bagi tubuh, menyediakan energi yang diperlukan untuk semua

proses fisiologis dan reaksi kimiawi. Kemungkinan, proses intraseluler yang paling

penting yang memerlukan energi dari hidrolisis ATP adalah pembentukan ikatan

peptida antar asam amino selama sintesis protein. Selain itu, kontraksi otot skeletal

juga tidak dapat terjadi tanpa adanya energi yang berasal dari hidrolisis

ATP.Metabolisme nutrisi dalam sel diarahkan menuju sintesis akhir adenosin trifosfat
(ATP). Energi yang diperlukan untuk proses fisiologis dan Reaksi kimia berasal dari

fosfat berenergi tinggi yang berikatan dengan ATP.

B. Respirasi

Respirasi berasal dari kata latin respirare, yang secara harfiah berarti bernapas.

Semua sel yang aktif terus menerus melakukan respirasi. Respirasi bukan hanya

sekedar pertukaran gas, tetapi merupakan reaksi oksidasi-reduksi yaitu senyawa

(substrat respirasi) dioksidasi menjadi CO 2, sedangkan O2 yang diserap direduksi

membentuk H2O.

Pada tahun 1780-an, seorang ahli kimia bangsa prancis yaitu Lavoisier yang

menyatakan bahwa respirasi adalah pembakaran yang diinterprestasikan secara tepat

sebagai kombinasi kimia dari senyawa yang terbakar dengan oksigen. Ia juga dapat

menunjukkan bahwa udara yang dikeluarkan pada waktu bernapas mengandung uap

air. Dengan demikian, ia merupakan orang yang pertama dapat menunjukkan bahwa

respirasi menghasilkan CO2 dan H2O.

Gula cadangan yang terlarut (glukosa, fruktosa, sukrosa), lemak, protein, dan asam

organik dapat berfungsi sebagai substrat respirasi. Glukosa merupakan substrat

respirasi utama di dalam sel tumbuhan, dengan persamaan reaksi dapat ditulis sebagai

berikut:

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O

Reaksi diatas memberikan gambaran yang mengaburkan, karena sebenarnya

O2 di dalam respirasi tidak bereaksi secara langsung dengan glukosa. Seharusnya ada
molekul-molekul air yang ditambahkan kepada produk intermediat penguraian

glukosa, yaitu satu molekul air untuk setiap atom C dalam glukosa, dan atom H

didalam produk intermediat bereaksi dengan O 2 yang direduksikan menjadi air. Reaksi

respirasi yang lebih terperinci adalah:

C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2 6 CO2 + 12 H2O

1. Pertukaran Gas dalam Respirasi

Pertukaran gas dalam respirasi antara tumbuhan dengan

lingkungan terjadi secara difusi. O 2 yang digunakan dalam respirasi

masuk ke dalam setiap sel tumbuhan secara difusi melalui ruang

interselular antara sel, demikian pula halnya CO 2 yang dihasilkan

respirasi akan berdifusi ke luar sel dalam ruang interselular.

O2 di dalam air daya larutnya rendah, hal ini menyebabkan tanah-

tanah yang tergenang air pada umumnya kekurangan O2, sehingga

banyak tanaman pertumbuhannya mengalami gangguan.,Walaupun

demikian, terdapat jenis tanaman tertentu seperti padi dapat tumbuh

secara alami dengan perakarannya terendam dalam air dan dapat

menyesuaikan dirinya pada keadaan tersebut, karena tanaman padi

mempunyai rongga udara (aerenkima) disepanjang tubunya. O 2 masuk ke

dalam tubuh tanaman melalui bagian tanaman yang berada di atas tanah

yang tergenang, kemudian O2 berdifusi melalui rongga udara sehingga

sampai ke sel meristem yang ada di ujung akar.


2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Respirasi

Proses respirasi pada tumbuhan sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu:

1) Substrat respirasi. Respirasi sangat dipengaruhi oleh jenis ubstrat

respirasi yang digunakan, hal ini terlihat dari nilai RQ yang

dihasilkan. Respirasi quotien (RQ) adalah perbandingan antara

CO2 yang dihasilkan dengan O2 yang digunakan. RQ sangat

dipengaruhi oleh jenis substrat yang digunakan, jika substrat

respirasinya adalah karbohidrat (sukrosa dan pati) maka volume

O2 yang diambil sama dengan CO 2 yang dilepaskan sehingga

nilai RQ =1. Sedangkan bila protein dan lemak sebagai substrat

respirasi maka RQ-nya kurang dari 1, sebab lebih banyak O 2

yang diperlukan untuk mengubah karbon menjadi CO 2 dan

hidrogen menjadi H2O. Apabila gliserol trioleat sebagai substrat

maka reaksi respirasinya adalah:

C57H104O6 + 83 O2 57 C02 + 52 H2O

Sedangkan bila asam organik seperti asam sitrat sebagai

substrat respirasi, maka nilai RQ –nya lebih dari 1.

2 C6H8O7 + 9 O2 12 CO2 + 8 H2O

Selain substrat respirasi, ada beberapa hal yang menyebabkan

nilai RQ yang dihasilkan sulit diprediksi, seperti:


a. Adanya dua jenis substrat respirasi yang digunakan

bersamaan

b. Perbedaan kelarutan dan difusi CO2 atau O2

Sekalipun RQ relatif lebih mudah diukur dan digunakan,

namun indikator ini tidak dapat menggambarkan keadaan yang

diharapkan, sebab ada berbagai reaksi dalam sel yang tidak

berkaitan langsung dengan respirasi. Sebagai gambaran tanaman

sekulen yang tergolong CAM, semua CO 2 yang dihasilkan

respirasi dapat diikat menjadi asam organik pada malam hari,

sehingga menyebabkan nilai RQnya turun menjadi nol.

Perbedaan kandungan gula akibat tidak berimbangnya laju

fotosintasis menyebabkan perbedaan laju respirasi. Sebagai

contoh laju respirasi pada daun akan lebih cepat pada saat

menjelang matahari tenggelam dibanding dengan menjelang

matahari terbit, sebab pada saat menjelang matahari tenggelam

kandungan gula yang dihasilkan melalui proses fotosintesis lebih

banyak. Selain itu, daun yang berada di bagian bawah atau yang

ternaungi biasanya respirasinya lebih lambat daripada daun yang

berada di sebelah atas yang terkena cahaya lebih banyak, dan bila

hal ini tidak terjadi maka daun disebelah bawah akan cepat mati.

Apabila substrat gula habis maka substrat protein dapat


digunakan, tetapi pertama-tama dihidrolisis terlebih dahulu

menjadi asam amino (asam glutamat dan aspartat), kemudian

baru dirombak oleh reaksi glikolisis dan daur Krebs. Asam

glutamat dan aspartat pada daur Krebs masing-masing akan

dirubah menjadi asam ketoglutarat dan asam oksaloasetat.

2) Umur jaringan dan tipe jaringan. Jaringan muda dan dewasa

respirasinya lebih kuat daripada jaringan tua, karena jaringan

tersebut lebih aktif sehingga lebih banyak memerlukan energi.

Sebagai contoh, kecepatan respirasi pada daun meningkat

selama pertumbuhan, kemudian turun dan tetap saat memasuki

periode pemasakan (maturity).

Tabel 1. Kecepatan respirasi pada berbagai jaringan tumbuhan

Kecepatan Respirasi

Jaringan (Mikro mol O2 / jam)


Berat Segar (g) Berat Kering (g)
Biji Kedelai 0.003 -
Kecambah gandum 65 -
Daun gandum umur 22 -

5 hari
Daun gandum umur 8 -

1 hari
Akar wortel 1 -
Umbi kentang 0,3 -
Buah apel masak 0,5 -
Ujung akar tomat - 300
Daun bunga - 60
matahari
Biji kacang kapri - 70
3) Suhu sampai batas - batas tertentu (10o C – 300 C)

menyebabkan kecepatan respirasi menjadi 2-2,5 kali lebih cepat

untuk setiap kenaikan suhu 10 oC. Secara kuantitatif dapat

dinyatakan bahwa:

Q1O = Kecepatan pada (t + 1O)oC

Kecepatan pada toC

Apabila suhunya tinggi ( > 350C maka kecepatan respirasinya

menurun, hal ini disebabkan oleh rusaknya ensim yang

mempengaruhi proses tersebut, terbatasnya O2 karena

berkurangnya kelarutan, dan lambatnya proses difusi.

4) Oksigen (O2). Persediaan oksigen sangat mempengaruhi proses

respirasi, tetapi peranannya tergantung pada jenis tumbuhan.

Pada umumnya, sistem udara antar sel dari daun ke akar sangat

penting bagi tumbuhan berbatang hampa (rumput dan teki),

sehingga lebih toleran terhadap penggenangan. Perendaman

dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan keracunan

hampir disemua tumbuhan, terutama bila tidak ada oksigen

disekitar akar sehingga keadaan ini menjadi anaerob. Diantara

tanaman budidaya, hanya padi yang dikenal toleran terhadap

anoksia untuk jangka waktu yang lama. Pada tumbuhan bakau


tropika seperti Rhizophora mangle dan Avicennia nitida akarnya

yang tumbuh tegak diatas air mengangkut oksigen ke akar yang

terendam. Jadi akar yang terendam bukanlah anoksik, tetapi

hipoksik (berada pada tingkat oksigen yang kurang). Beberapa

spesies tanaman membentuk sistem akar serabut yang banyak

ketika batangnya terendam, dan akar tesebut membantu

penyerapan garam mineral dan air.

Adaptasi morfologis lainnya dari akar terhadap hipoksia adalah

pembentukan jaringan aerenkima, yaitu jaringan yang terbentuk

bila ada kerusakan dan perombakan pada beberapa sel korteks

dewasa, sehingga merupakan sebuah jaringan yang banyak

ruang udara. Aerenkima memungkinkan difusi oksigen yang

lebih cepat dari pucuk ke akar, yang akan membantu respirasi

pada akar. Penyebab terbentuknya aerenkima nampaknya

adalah etilen, dan gas ini dihasilkan dalam keadaan tanaman

mengalami stres, tapi pada tanah yang tergenang etilen tidak

dapat cepat berdifusi keluar. Pasukan ATP menjadi terbatas

karena pengangkutan elektron dan daur krebs tidak dapat

berfungsi tanpa oksigen. Respirasi aerob memerlukan adanya

oksigen, tetapi apabila tidak ada oksigen maka yang terjadi

adalah respirasi anaerob atau fermentasi.


5) Karbon dioksida (CO2). Apabila kandungan CO2 – nya tinggi

(>0,03%) maka kecepatan respirasinya menurun, hal ini

disebabkan oleh terhambatnya difusi O 2 akibat menutupnya

stomata.

6) Luka dan rangsangan mekanik. Pelukaan dan rangsangan

mekanik seperti melengkungkan batang dapat meningkatkan

respirasi, sebab:

a. Terjadi peningkatan aktifitas ensim sehingga proses

glikolisis dan katabolisme oksidatif meningkat.

b. Diperlukan lebih banyak energi untuk memperbaiki

bagian tanaman yang rusak yang diikuti oleh

pembentukan kalus.

3. Garis Besar Metabolisme Respirasi.

Gambar 1 menunjukkan bahwa secara garis besar proses

respirasi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a) Glikolisis

b) Siklus krebs / daur asam trikarboksilat

c) Rantai respirasi / rantai transpor electron

Sitoplasma Mitokondria

Glukosa
NAD+ O2

DAUR RANTAI
Asam Piruvat
KREBS RESPIRASI

NADH

H 2O
Gambar 1. Lintasan utama metabolisme respirasi dalam sel tumbuhan

a. Glikolisis

Glikolisis merupakan tahap pertama dari tiga fase respirasi,

selanjutnya diikuti oleh daur krebs dan pengangkutan elektron yang

terjadi di mitokondria (Gambar 2). Glikolisis mempunyai beberapa

fungsi:

1. Mengubah satu molekul heksosa menjadi dua molekul asam piruvat.

Setiap perubahan heksosa, dua molekul NAD + direduksi menjadi

NADPH (+2H+). NADH berperanan sangat penting, sebab akan


dioksidasi oleh 02 di mitokondria menghasilkan NAD + dan dua

molekul ATP. Sedangkan NADH yang tidak masuk ke mitokondria

akan digunakan di dalam sitosol untuk meningkatkan berbagai

proses reduktif anabolik Disini terlihat bahwa NADH dibentuk

hanya pada satu tahap di glikolisis, yaitu saat oksidasi 3

posfogliseraldehid menjadi asam 1,3 diposfogliserat

2. Menghasilkan ATP. Secara keseluruhan glikolisis menghasilkan

ATP, akan tetapi pada tahap awal terjadi penggunaan ATP. Ketiga

glukosa atau fruktosa masuk glikolisis, masing-masing diposforilasi

oleh ATP dan dikatalisis oleh heksikinase atau fruktokinase.

3. Menghasilkan glukose 6 posfat dan fruktosa 6 posfat. Selanjutnya,

fruktose 6 posfat diposforilasi pada karbon 1 oleh ATP lain untuk

membentuk fruktosa 1,6 diposfat. Ensim yang berperanan dalam

posforilasi ini dinamakan ATP Posfofruktokinase (ATP-PFK). Pada

reaksi ini bisa terjadi dua rute yaitu:

a) Pengubahan fruktosa 6 posfat menjadi fruktosa 1,6 di posfat.,

dengan bantuan ensim ATP- Posfofruktokinase (ATP-PFK).

Perubahan glukosa atau fruktosa menjadi fruktosa 1,6 diposfat

memerlukan dua ATP. Hal ini terjadi pada sel yang dewasa atau

hampir dewasa.

b) Melibatkan posforilasi karbon 1 dari fruktosa 6 fosfat dengan


pirofosfat sebagai penyumbang posfat, dengan bantuan ensim

pirofosfat posfofruktokinase (PPi-PFK). Jadi perubahan

glukosa atau fruktosa menjadi fruktosa 1,6 difosfat melalui rute

ini memerlukan satu ATP. Reaksi lain dari glikolisis adalah

fruktosa 1,6 difosfat dipecah menjadi dua gula dengan tiga

karbon terposforilasi, dan triosa posfat ini kemudian dioksidasi

menjadi asam piruvat. Langkah ini menghasilkan dua ATP dari

setiap triosa posfat, menjadi empat ATP untuk setiap glukosa

atau fruktosa yang terespirasi. Hasil empat ATP dikurangi dua

(atau satu) yang diperlukan untuk membentuk fruktosa 1,6

diposfat, sehingga menghasilkan neto dua atau tiga ATP untuk

setiap heksosa yang digunakan dalam glikolisis. Reaksi di

bawah enunjukkan bahwa dua ATP sebagai produk neto, tetapi

elalui rute PPi-PFK akan menghasilkan tiga ATP. angkuman

persamaan reaksi glikolisis adalah:

Glukosa + 2 NAD + + 2 ADP 2- + 2 H2PO4 2 Piruvat + 2 NADH + 2H+ + 2 ATP 3-

+ 2H2O

c. Fermentasi

Walaupun glikolisis dapat berfungsi dengan baik tanpa O2, akan

tetapi oksidasi lebih lanjut dari piruvat dan NADH oleh mitokondria

memerlukan oksigen. Karena itu, bila oksigen terbatas maka NADH


dan piruvat mulai tertimbun. Keadaan ini menyebabkan tumbuhan

melakukan respirasi anaerobik atau fermentasi, yaitu membentuk etanol

atau asam laktat. Pertama-tama terjadi reaksi dekarboksilasi untuk

membentuk asetaldehid, kemudian direduksi oleh NADH membentuk

etanol. Semua reaksi dikatalisis oleh ensim asam piruvat dekarboksilase

dan alkohol dehidrogenase. Beberapa sel mengandung asam laktat

dehidrogenase yang menggunakan NADH untuk mereduksi piruvat

menjadi asam laktat. Etanol atau asam laktat, atau keduanya merupakan

produk fermentasi. Pada setiap keadaan, NADH pereduksi dan hanya

pada keadaan anaerobiklah NADH tersedia dalam jumlah yang cukup

banyak untuk menjalankan reduksi. Lebih jauh pada beberapa

tumbuhan, NADH digunakan untuk menimbun senyawa lain bila O 2

terbatas terutama asam malat dan gliserol.

4. Daur Krebs / Daur Asam Trikarboksilat (TCA)

Langkah awal menuju daur krebs menyangkut oksidasi dan hilangnya

CO2 dari piruvat, dan penggabungan sisa unit asetat 2 karbon dengan

senyawa yang mengandung belerang, yakni koensim A (COA) membentuk

asetil COA:

CH3 - C - ScoA

Peran CoA dalam daur krebs ini menyebabkan mengapa belerang termasuk
hara esensial. Reaksi dekarboksilasi piruvat juga melibatkan terfosforilasi

tiamin (vitamin B1) sebagai gugus prostetik, hal ini yang menyebabkan

bahwa pentingnya vitamin B1 pada tumbuhan dan hewan. Disamping

hilangnya CO2, dua atom hidrogen diambil dari asam piruvat selama

pembentukan asetil CoA. Ensim yang mengkatalisisnya secara lengkap

ialah asam piruvat dehidrogenase. Atom hidrogen yang diambil dari piruvat

akhirnya diterima oleh NAD+, menghasilkan NADH. Reaksi ini dan reaksi

daur Krebs lainnya. Daur Krebs melakukan pengambilan beberapa elektron

dari asam organik antara dan mengangkut elektron tersebut ke NAD + atau

ke ubikuinon.

Tidak ada ensim dehidrogenase dari daur ini yang menggunakan

NADP+ sebagai penerima elektron, dan NADP+ biasanya hampir tidak

terdeteksi di dalam mitokondria tumbuhan. Keadaan yang berlawanan

dengan kloroplas adalah kandungan NADP pada kloroplas sangat

berlimpah, sedangkan NAD+ lebih sedikit. Tidak saja NADH dan ubikuinol

merupakan produk penting dari krebs, tetapi juga satu molekul ATP

dibentuk dari ADP dan Pi selama pengubahan suksinat koensim A menjadi

asam suksinat.Dua molekul CO2 tambahan dilepas selama reaksi daur

Krebs, sehingga terjadi kehilangan neto kedua atom karbon dari asetil CoA.

Pelepasan CO2 pada daur Krebs menjelaskan bahwa adanya produk CO 2

dari rangkuman respirasi, tetapi tidak ada O 2 yang diserap selama reaksi
daur Krebs.

Fungsi utama daur Krebs ialah sebagai berikut:

 Reduksi NAD+ dan ubikuinon menjadi elektron donor NADH dan

ubikuinol, yang akan dioksidasi untuk menghasilkan ATP.

 Sintesis langsung ATP dalam jumlah terbatas (satu ATP untuk setiap

piruvat yang dioksidasi).

 Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk

mensintesis asam amino tertentu yang kemudian akan diubah menjadi

molekul yang lebih besar.

Dua piruvat yang dihasilkan dalam glikolisis dari tiap glukosa

menyebabkan reaksi keseluruhan daur Krebs dapat ditulis sebagai berikut:

2 piruvat + 8 NAD+ + 2 ubikuinon + 2 ADP2- + 2 H2PO4- + 4H2O 6CO2 +

2ATP3- + 8 NADH + 8H+ + 2 ubikuinol

C. Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan

untukmemproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.

Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan dengan

menggunakan energicahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari

yang memiliki spektrumcahaya infra merah (tak terlihat), merah, jingga, kuning,

hijau, biru, nila, ungu dan ultraungu (Darmawan & Baharsjah, 1983).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H 2O

dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.

Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu

pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2002)

Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan

bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing

spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap

proses fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang

terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan,

diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada

daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh hasil dan data

yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel hidup

bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini

tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme

heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan

molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).

Tumbuhan hijau memiliki kemampuan menggunakan CO 2 dari udara yang

akan diubah menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari. Persamaan

reaksi fotosintesis adalah :

6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2

Tidak semua radiasi cahaya matahari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan


fotosintesis, hanya pada radiasi cahaya tampak (380 – 700 nm). Cahaya tampak

terbagi atas cahaya merah (610 – 700), hijau kuning (510 – 600 nm), biru ( 410 – 500

nm), dan violet.

i. Syarat-syarat terjadinya fortosintesis

Berikut adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi agari proses

fotosintesis dapat terjadi :

 Tumbuhan berklorofil

 Cahaya matahari

 Air tanah (H2O) dan CO2 dari udara

 Menghasilkan amilum dan membebaskan O2.

ii. Faktor penentu laju fotosintesis

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju

fotosintesis :

1) Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2) Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah

bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan

fotosintesis.

3) Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat


bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis

meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas

toleransi enzim.

4) Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,

menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi

laju fotosintesis.

5) Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju

fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau

bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6) Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi

pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan

dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah

memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.


Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae

dan cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll

(choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil pada tanaman

adalah menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses

fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses perubahan zat anorganik H 2O dan CO2 oleh

klorofil dengan bantuan cahaya/sinar matahari menjadi zat organik karbohidrat.

Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan sebagai berikut (Heddy,

1990):
klorofil
6CO2 + 12H2O + energy cahaya C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Persamaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung energy kimia

potensial dan oksigen. Oleh karena itu dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya

diubah menjadi energy kimia dalam senyawa organik yang stabil (semacam

karbohidrat). Proses fotosintesis merupakan bagian penting bagi kehidupan, karena:

1. Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.

2. Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan

fotosintesis.

3. Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.

4. Menyediakan oksigen bagi kehidupan (Guritno, 1995).


Glukosa adalah hasil dari fotosintesis yang dilakukan tumbuhan, alga, dan

beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta

dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup

bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis, sehingga menjadi sangat

penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian

besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi

melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara

asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO 2 diikat ( difiksasi )

menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme

untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh

sejumlah bakteri belerang (Darmawan & Baharsjah, 1983).


Menurut buku Campbell, hasil fotosintesis disebut fotosintat, biasanya dikirim

ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi

fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama; reaksi terang (memerlukan

cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya, tetapi memerlukan karbon

dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana, sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam

stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan

menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi reaksi siklik yang

membentuk gula dari bahan dasar CO2 serta energi ATP dan NADPH. Energi yang

digunakan dalam reaksi gelap diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap

tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa

yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula.

Filter (1991) menyatakan bahwa warna daun berasal dari klorofil, pigmen

warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil

inilah yang menggerakkan sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas

ditemukan terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam

daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori

mikroskopik yang di sebut stomata.

Menurut Dwijoseputro (1983) tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi,

untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup,

tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis

karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang

diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan

tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang

berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya

akan berfungsi bila ada cahaya matahari.

Dartius (1991) menyatakan bahwa kloroplas berasal dari proplastid kecil

(plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa

membran dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak

terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio

berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk.

Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas

terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus

kloroplas.

Walkins (1989) menyatakan bahwa Fotosintesis adalah suatu proses biokimia

yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi

terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup

bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis

menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa

menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme

yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai

fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul

penyimpan energi.

Heddy (1990) menyatakan bahwa fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh

tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu

menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi

dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong

heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan

(tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena

itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.

1. Reaksi Terang

Menurut buku Salisbury (1995), reaksi terang adalah proses untuk

menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul

air dan cahaya matahari. Dalam proses reaksi terang, produk utama yang

dihasilkan ATP dan NADPH. Sedangkan, oksigen yang kita hirup itu

merupakan produk sampingan dari fotosintesis.


Anda dapat mempraktikkan percobaan sederhana sesuai animasi di atas

untuk membuktikan adanya oksigen yang dihasilkan tanaman pada proses

fotosintesis. Oksigen dibutuhkan tanaman dalam proses pembakaran.


Dalam reaksi terang, terjadi tiga proses yang berlangsung di dalam

kloroplas, khususnya di membran tilakoid. Perhatikan animasi berikut:

Berdasarkan animasi yang Anda lihat, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut.

Dalam reaksi terang, terjadi tiga proses yang berlangsung di dalam

membran tilakoid, yaitu:

 Pigmen fotosintesis menyerap cahaya dan melepaskan elektron

yang akan masuk ke transpor elektron.

 Bersamaan dengan itu, terjadi fotolisis air atau pecahnya

molekul air menjadi oksigen, ion-ion hidrogen (H+), dan


elektron.

 ATP dan NADPH terbentuk. Pigmen fotosintesis yang melepas

elektron menerima kembali elektron dari molekul air sebagai

ganti elektron yang hilang.

 ALIRAN ELEKTRON SIKLIK DAN NON SIKLIK

Dalam reaksi terang terdapat 2 jenis aliran elektron,

yaitu aliran elektron non siklik dan aliran elektron siklik.

Berikut ini penjelasan untuk kedua sistem transpor elektron

tersebut, dimana keduanya akan melewati suatu fotosistem.

Perhatikan animasi berikut:

Animasi Aliran Elektron Non Siklik


Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu

fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti

bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang

700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan

optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Eristya).

Animasi Aliran Elektron Siklik

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II


menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi

dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan

kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H 2O yang ada

disekitarnya.
Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak

sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H + di lumen tilakoid.

Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi

plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul

kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini

akan mengirimkan elektrondari PS II ke suatu pompa H + yang disebut

sitokrom b6-f kompleks (Salisbury, 1995)

Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II

ke PS I dengan mengoksidasi PQH 2 dan mereduksi protein kecil yang

sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan

plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+


dari stroma ke membran tilakoid. Elektron dari sitokrom b6-fkompleks

akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya

terpisahdari PS II, yang menerima elektron yang berasal dari H 2O melalui

kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada

cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan

memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.

Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir

pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP + dan membentuk NADPH.

Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin NADP +

reduktase. Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan

masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan

pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H + melintasi

membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP

sintase bekerja mengubah ADP danfosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.

Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut:

Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O ATP + NADPH + 3H+ + O2

2. Reaksi Gelap

Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas, tumbuhan dapat mengalami

dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus

Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat


menjadi senyawa dengan jumlah atom karbontiga yaitu senyawa 3-

phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi

gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO 2 sebagai

sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan

yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4

karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO 2 adalah

oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan

adalah phosphoenolpyruvate karboksilase (Lakitan, 2007).

Reaksi gelap menggunakan karbondioksida (CO 2) untuk membentuk

gliseraldehida3 fosfat (G3P) yang merupakan gula berkarbon 3. Dalam

sekali siklus Calvin akan dikeluarkan 1 molekul G3P, tumbuhan perlu

melakukan 2 kali siklus untuk menghasilkan 2 molekul G3P yang kemudian

akan disatukan menjadi glukosa (Gula berkarbon 6).

Reaksi gelap berlangsung dalam gelap dan hanya dapat berlangsung

dalam gelap dan hanya dapat berlangsung jika ada ATP dan NADPH. ATP

dan NADPH di hasilkan dari reaksi gelap.

Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH,

karbon dan oksigen dari karbon dioksida, enzim yang mengakatalisis setiap

reaksi dan RuBP (ribulosa bifosfat). RuBP merupakan suatu senyawa yang

memiliki 5 atom karbon.

Reaksi gelap terjadi melalui tahapan ini :


1. Karbon dioksida diikat oleh RuBP (Ribulosa Bifosfat yang terdiri

dari 5 atom karbon) menjadi 6 senyawa karbon yang labil. Senyawa

6 karbon kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).

2. Masing-masing PGA menerima gugus fosfat dari ATP dan

menerima hidrogen serta elektron dari NADPH. Reaksi ini

menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).

3. Untuk tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat akan dihasilkan

12 PGAL.

4. Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBP,

dan seterusnya RuBP akan mengikat CO2 yang baru.

5. Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat.

Molekul ini merupakan prekursor (bahan baku) untuk produk akhir

menjadi molekul berikut.

- Sukrosa merupakan karbonhidrat untuk pengangkutan menuju ke

tempat penimbunan.

- Tepung pati merupakan karbonhidrat yang tersimpan sebagai

cadangan makanan pada tempat penimbunan.

Sel-sel fotosintesis mengubah glukosa terfosforilasi menjadi sukrosa

atau pati pada siang hari (ada cahaya). Dari semua karbohidrat pada

tumbuhan, sukrosa paling mudah di transportasikan, sedangkan pati adalah

sebagai cadangan atau penimbunan makanan. Pada saat malam hari atau
tidak ada sinar cahaya matahari, sel-sel fotosintesis mengubah pati menjadi

sukrosa untuk diangkut ke sel-sel tumbuhan di daun, batang, dan akar.

Langkah-langkah reaksi dalam siklus Calvin terbagi menjadi 3 fase,

yaitu fiksasi, reduksi,dan regenerasi.

Fiksasi, karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa

bifosfat (RuBP) oleh enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang
paling banyak terdapat didalam kloroplas. Dalam tahap ini ribulosa bifosfat

akan mengikat karbondioksida dan hasilnya adalah molekul dengan 6

karbon yang tidak stabil dan segera pecah menjadi 2 molekul 3

fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat 3 molekul ribulosa bifosfat yang

menangkap 3 molekul karbondioksida dan akan diubah menjadi 3 molekul

berkarbon 6 yang tidak stabil sehingga langsung pecah menjadi 6 molekul 3

fosfogliserat.

Reduksi, masing-masing molekul 3 fosfogliserat akan menerima fosfat dari

ATP sehingga berubah menjadi 1,3 difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP untuk

merubah 6 molekul 3 fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3 difosfogliserat.

Molekul 1,3 difosfogliseratakan mengalami reduksi oleh NADPH sehingga

berubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat (G3P), dibutuhkan 6 molekul

NADPH dalam sekali siklus Calvin. Hasil dari tahap reduksi adalah 6

molekul gliseraldehida 3 fosfat dengan 1 molekul tersebut akan dikeluarkan

untuk bahan baku glukosa sehingga tersisa 5 molekul G3P.

Regenerasi, tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat

(molekuldengan 5 atom C) dari sisa gliseraldehida 3 fosfat (molekul dengan

3 atom C). Padatahapan ini 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah

menjadi 3 molekul ribulosa bifosfat yang dapat digunakan kembali untuk

menangkap karbondioksida. Dalam reaksi initerdapat 3 molekul ATP yang

mendonorkan fosfatnya. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi gelap


adalah sebagai berikut:

CO2 + RuBP + NADPH2 + ATP → APG + ALPG + C6H12O6

Anda mungkin juga menyukai