Anda di halaman 1dari 54

“ FOTOSINTESIS SACHS “

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ANDRE
RAHMAT RAMADHAN

KELAS : XII IPA1

SMA NEGERI 2 TANAH PUTIH


KAB. ROKAN HILIR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat-Nya kami
akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fotosintesis Sachs”.
Kami pun menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kemajuan kami.
Akhir kata kami berharap semoga makalahyang disusun ini dapat berguna bagi para
pembacanya baik untuk sebagai bahan perlajaran ataupun sebagai referensi sejarah ke
depannya.

Ujung Tanjung, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

hal

Kata Pengantar....................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 4

A. Waktu dan Tempat .............................................................. 4


B. Alat dan Bahan ..................................................................... 4
C. Langkah-langkah ................................................................. 4
D. Pengertian Fotosintesis......................................................... 5
E. Sejarah Penemuan ................................................................ 14
F. Perangkat Fotosintesis ......................................................... 16
G. Pigmen Fotosintesis ............................................................. 18
H. Kloroplas ............................................................................. 22
I. Faktor Penentu Laju Fotosintesis ......................................... 26
J. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis .................. 27
K. Faktor faktor yang mempengaruhi ....................................... 33

BAB III PENUTUP .............................................................................. 42

A. Kesimpulan .......................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 43
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Proses fotosintesis adalah sebuah proses yang dilakukan tumbuhan untuk

memasak makanan. Hasil dari proses fotosintesis yang berupa makanan ini

nantinya diperlukan tidak hanya bagi tumbuhan itu sendiri tapi juga makhluk hidup

lain seperti hewan dan juga manusia.

Matahari telah diciptakan Tuhan sebagai sumber energi yang sangat besar

bagi alam. Fotosintesis merupakan satu-satunya proses di alam yang dapat

memanen energi yang berasal dari cahaya matahari yang kemudian diubah

menjadi energi kimia yang sangat berguna bagi makhluk hidup. Bahkan

dengan proses ini, sumber daya energi bagi kehidupan telah disediakan

dengan baik melalui proses yang telah berjalan berabad-abad yang lalu

seperti tumpukan batubara dan cadangan minyak maupunberbagai jenis tumbuhan

yang hingga hari ini masih tumbuh.

Organisme yang melakukan fotosintesis, yang melakukannya melalui

cahaya sebagai sumber energinya disebut phototrophs (Solomon, 2006 : 156).

Energy kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan

karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organic lainnya dari tanaman disintesa dari

energy dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan

tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Wilkins, 1989).


Dalam proses fotosintesis, foton (paket satuan) cahaya ditangkap oleh

foton-foton yang diserap oleh molekul-molekul pigmen yang spesifik.

Elektron-elektron di dalam molekul tersebut dieksitasi oleh foton-foton yang

diserap dan elektron-elektron yang tereksitasi itu pun akhirnya akan

membebaskan energi ke dalamsel saat elektron-elektron itu kembali ke keadaan

tak tereksitasi.

Banyak sel menggunakan energi ini untuk mereduksi karbondioksida

menjadi karbohidrat (Fried, 2006: 68). Hanya organisasi yang mempunyai

pigmen fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis karena pigmen itulah

yang mampu menangkap energi danri cahaya. Pigmen tersebut berupa klorofil

atau karotenoid.

Pada proses fotosintesis akan terjadi reaksi pengubahan tenaga cahaya

matahari menjadi tenaga kimia dalam bentuk ATP dan NADPH+H+ serta

reaksi pembentukan karbohidrat dengan menggunakan ATP dan NADPH+H+

tersebut.

Fotosintesis menjadi suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau

energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri

dengan menggunakan zat hara,karbon dioksida dan air serta dibutuhkan bantuan

energi cahaya matahari.

Hampir semua makhluk hidup bergantung secara langsung pada energi

yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat

penting bagi kehidupan dibumi. Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor


yaitu faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung seperti kondisi

lingkungan maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung seperti

terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis.

Fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi

kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi karbon dioksida (CO2).

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini antara lain, sebagai

berikut:

1. Bagaimana struktur dari kloroplas?

2. Bagaimana keterkaitan antara kloroplas dan fotosintesis?

3. Bagaimana cara melihat pengaruh warna pada aktivitas fotosintesis dengan

mengukur volume oksigen yang dihasilkan?

4. Bagaimana proses reaksi gelap dan reaksi terang fotosintesis terjadi?

C. Tujuan Masalah

1. Agar pembaca mengetahui struktur dari kloroplas

2. Agar pembaca mengetahui apa kah ada kaitannya antara kloroplas

dengan fotosintesis

3. Untuk melihat pengaruh warna pada aktivitas fotosintesis dengan

mengukur volume oksigen yang dihasilkan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Percobaan

Hari : Senin-Selasa

Tanggal : 15 November 2021 – 16 November 2021

Pukul : 13.00 – 15.00 WIB

Tempat : Di rumah Rahmat

B. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum ini yaitu :

4. Aluminium foil 9. Piring

5. Binder clips 10. Betadine

6. Gelas kaca 11. Daun

7. Gunting 12. Kapas

8. Wadah panci

C. Langkah langkah

1. Tutuplah daun dengan aluminium foil dan biarkan selama dua hari lalu

liat apakah yang terjadi.

2. Kemudian buka aluminium foil dari daun tersebut.

3. Kemudian oleskan alkohol ke daun dengan kapas

4. Daun yang sudah dioleskan dengan alkohol kita masukkan ke dalam

plastik lalu kita diamin ± 15 menit.


5. Kemudian daun yang sudah didiam kan tadi di dalam plastik kita ambil

lalu kita rebus selama ± 15 menit.

6. Setelah ± 15 menit daun kita angkat dan kita letakkan ke piring

7. Lalu pindahkan daun ke gelas praktikum yang sudah berisi alkohol di

dalamnya.

8. Lalu panaskan air mendidih, setelah itu masukkan ke dalam air yang

mendidih selama ± 15 menit .

9. Setelah ± 15 menit kita bisa melihat perubahan daun yang terkena

alkohol panas kemudian kita angkat daun dan memindahkan ke piring.

10.Setelah kita pindahkan, lalu kita tetes kan dengan betadine setelah itu

kita bisa melihat perubahan warnanya.

D. Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις

[sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia

pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama

tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan

berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan

beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat

hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.

Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat

makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis

dilakukan dengan memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan


produk buangan oksigen. Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan

aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer,

fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir semua kehidupan di

Bumi, baik secara langsung (melalui produksi primer) maupun tidak langsung

(sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka), kecuali pada organisme

kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut

yang dalam.

Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100

terawatt, atau kira-kira enam kali lebih besar daripada konsumsi energi peradaban

manusia.Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi semua

senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar 100–115

petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.


Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang

berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton)

ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi

kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan

karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa

dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada

kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Devlin,

1975).

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae

dan Cynobacteria. Nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno: choloros

= green (hijau), dan phyllon = leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman

adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses

fotosintetis, yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat

(gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar

matahari (Subandi, 2008).

Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen yang

paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat

dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil

chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru.

Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e)

ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri


klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintetik

(Devlin, 1975).

Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b.

perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada

protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena

adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin,

serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Santoso, 2004).

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda,

dimana klorofil a disamping bisa menyerap energi cahaya, klorofil ini juga

bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia dan

energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut

dalam etanol tapi dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut

dalam senyawa aseton (Devlin, 1975).

Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil a

terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman

adalah sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-

sama dengan protein dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain.

Dengan lipid, klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya, sedangkan dengan

protein melalui gugus hidrofobik dari cincin porifinnya. Rumus empiris

klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b),

(Subandi, 2008).
Struktur klorofil berbeda-beda dari struktur karotenoid, masing-masing

terdapat penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada

klorofil, sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin, sedangkan

pada karotenoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan

struktur cincin terminal. Sifat inilah yang memungkinkan molekul-molekul

menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni bertindak sebagai pigmen.

Sifat ini pulalah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap energi

cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis (Santoso, 2004).

Klorofil akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang berarti

warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah

tua pada cahaya yang dipantulkan (Noggle dan Fritz, 1979).

Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan bantuan

cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan klorofil

yang dihadapkan pada sinar kuat akan tampak berkurang hijaunya. Daun-

daun yang terkena langsung umumnya akan tampak kekuning-kuningan,

salah satu cara untuk dapat menentukan kadar klorofil adalah dengan

metoda spektofotometri cahaya hijau, kuning, jingga dan merah dipantulkan

oleh kedua pigmen ini. Kombinasi panjang gelombang yang dipantulkan

oleh kedua pigmen karotenoid ini tampak berwarna kuning. Ada bukti yang

menunjukkan bahwa beta-karoten lebih efektif dalam mentransfer energi ke

kedua pusat reaksi dibanding lutein atau pigmen xanthofil yang disebut

fucoxanthofil adalah sangat efektif dalam mentrensfer energi. Di samping


berperan sebagai penyerap cahaya, karotenoid pada tilakoid juga berperan

untuk melindungi klorofil dari kerusakan oksidatif oleh O2, jika intensitas

cahaya sangat tinggi (Lakitan, 2007).

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

spektrofotometer dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum

dengan panjang gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut

ditransmisikan maka akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut.

Pada fotometer filter sinar dari panjang gelombang yang diinginkan akan

diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi melewati banyaknya

panjang gelombang tertentu (Noggle dan Fritz, 1979).

Sejak tipe-tipe atom atau molekul yang sedikit berbeda pada tingkat

energinya, yang substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik

panjang gelombang yang berbeda. Ini biasanya ditunjukkan selama

penyerapan sinar pada tiap gelombangnya. Sebagai contoh, klorofil a sangat kuat

pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah dan paling rendah pada

panjang gelombang 430 nm pada sinar biru. Ketika gelombang itu berpindah

maka sinar yang ada di sebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa kita lihat

(Guiltmond and Hopkins, 1983).

Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun

untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman yang

memiliki sel-sel hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri (Darmawan dan

Baharsyah, 1983).
Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem pada

tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini oleh daun

sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum

serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwa ada pigmen lain

yang berperan menyerap cahaya tersebut. Alasan utama mengapa spektrum

aksi lebih tinggi dari spektrum serapan adalah karena cahaya hijau dan

kuning yang tidak segera diserap akan dipantulkan berulang-ulang di dalam

sel fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan

energi untuk fotosintesis (Lakitan, 2007).

Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai

daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan hujan

tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya

keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap spesies menunjukkan

perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka.

Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai

kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh

pada lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas

(Salisbury dan Ross, 1995).

Laju fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya tingkat radiasi,

tapi juga oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya bila stomata

tertutup sebagian karena kekeringan (Salisbury dan Ross, 1995).


Semua klorofil atau karotenoid terbenam atau melekat pada molekul

protein oleh ikatan nonkovalen. Secara keseluruhan, pigmen-pigmen

kloroplas meliputi separuh dari kandungan kandungan lipida total pada

membran tilakoid, sisanya adalah galaktolipida dan sedikit fosfolipida. Sterol

sangat jarang dijumpai pada membran tilakoid (Lakitan, 1993).

Di dalam kloroplas ditemukan DNA, RNA, ribosom, dan berbagai enzim.

Semua molekul ini sebagian besar terdapat di stroma, tempat

berlangsungnya transkripsi dan translasi. DNA kloroplas (genom) terdapat

dalam 50 atau lebih lingkaran jalur ganda melilit dalam tiap plastid.

Berbagai gen plastid menyandi semua molekul RNA-pemindahan (sekitar

30), dan molekul RNA-ribosom (empat) yang digunakan oleh plastid untuk

translasi. Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi protein yang terlibat dalam

transkripsi, translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian besar protein disandi oleh

gen nukleus (Salisbury dan Ross, 1995).

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di dalam

kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan

sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam

sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida

masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang

disebut stomata (Campbell, dkk, 2002).

Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik.

Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada
keduanya mengandung kloroplas yang mengandung klorofil/pigmen hijau

yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap

energi cahaya matahari (Subandi, 2008).

Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah-

violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik

secara merata oleh klorofil. Adalah mungkin untuk menentukan bagaimana

efektifnya setiap panjang gelombang (warna) diserap dengan menggunakan

suatu larutan klorofil dengan cahaya monokromatik (cahaya berwarna satu),

(Kimball, 2000).

Penambatan CO2 paling banyak terjadi sekitar tengah hari ketika tingkat

cahaya paling tinggi. Cahaya sering membatasi fotosintesis terlihat juga

dengan menurunnya laju penambatan CO2 ketika tumbuhan terkena bayangan

awan sebentar (Salisbury dan Ross, 1995).

Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang

melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran

tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai

suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut

dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada

membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia

berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir

fotosintetis berlangsung di stroma (Subandi, 2008).


Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain

gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki

klorofil. Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan

cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N, Mg, Fe

merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil. Air,

bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil (Subandi, 2008).

E. Sejarah penemuan

Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami,

persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal

tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria

(sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa

yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu.

Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah

hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris,

Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan.

Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan

cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa

udara mengandung unsur gas yang berlainan.

Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta

berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutupi sebuah lilin

menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya

habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples


terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu,

Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu

dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang

telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga

menunjukkan bahwa tikus dapa ttetap hidup dalam toples tertutup asalkan di

dalamnya juga terdapat tumbuhan.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi

eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya Matahari berpengaruh

pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga

menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap

sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam

hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya. Akhirnya di tahun

1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang

"dipulihkan" dan "merusak" itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh

tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure

berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan

percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan

massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga

oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli

berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan

makanan (seperti glukosa).


Cornelis Van Niel menghasilkan penemuan penting yang menjelaskan proses

kimia fotosintesis. Dengan mempelajari bakteri sulfur ungu dan bakteri hijau, dia

menjadi ilmuwan pertama yang menunukkan bahwa fotosintesis merupakan

reaksi redoks yang bergantung pada cahaya, yang mana hidrogen mengurangi

karbondioksida. Robert Emerson menemukan dua reaksi cahaya dengan menguji

produktivitas Tumbuhan menggunakan cahaya dengan panjang gelombang yang

berbeda-beda. Dengan hanya cahaya merah, reaksi cahayanya dapat ditekan.

Ketika cahaya biru dan merah digabungkan, hasilnya menjadi lebih banyak.

Dengan demikian, ada dua protosistem, yang satu menyerap sampai panjang

gelombang 600 nm, yang lainnya sampai 700 nm. Yang pertama dikenal sebagai

PSII, yang kedua PSI. PSI hanya mengandung klorofil a, PAII mengandung

terutama klorofil a dan klorofil b, di antara pigmen lainnya. Ini meliputi fikobilin,

yang merupakan pigmen merah dan biru pada alga merah dan biru, serta

fukoksantol untuk alga coklat dan diatom.

Proses ini paling produktif ketika penyerapan kuantanya seimbang untuk PSII

dan PSI, menjamin bahwa masukan energi dari kompleks antena terbagi antara

sistem PSI dan PSII, yang pada gilirannya menggerakan fotosintesis.

F. Perangkat fotosintesis

Struktur kloroplas:

1. membran luar

2. ruang antar membran

3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)


4. stroma

5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)

6. membran tilakoid

7. granum (kumpulan tilakoid)

8. tilakoid (lamella)

9. pati

10.ribosom

11.DNA plastida

12.plastoglobula

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan tau energi

yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan

menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi

cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang

dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting

bagikehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar

oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.Organisme yang menghasilkan energi

melalui fotosintesis ( photos berarti cahaya) disebut sebagai ototrof. Fotosintesis

merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon

bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi

Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui

kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.


Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum

dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an.

Pada awal tahun1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont,

Seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk

mengetahui faktor apa yangmenyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu

ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan

bertambah hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727, ahli botani

Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang

berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari

atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum

diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan.

G. Pigmen Fotosintesis

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada

sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen

fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan

Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju

fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang

dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi

tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam

menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut.

Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya

tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan

daun. i dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan
jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung

pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis

yang berperan penting dalam menyerap energi matahari.

Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang

tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang

gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya

tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm),

biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda

pengaruhnya terhadap fotosintesis.

Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam

fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang

memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya

pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen.

Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah,

sementara klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya

kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil

b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi

cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang

selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini

merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.

Pada proses fotosintesis jika semakin banyak CO2 yang dihasilkan maka akan

semakin besar fotosintesisnya, dimana dilihat dari percobaan yang memakai kertas
transparan, dimana yang paling banyak menyerap sinar biru dan merah adalah

kertas transparan warna kuning dan control karena tumbuhan akan memantulkan

warna kuning dan menyerap warna selain kuning yaitu biru dan merah yang sangat

berguna untuk fotosintesis.

Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton. Tidak semua radiasi matahari

mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dengan panjang gelombang 400 s/d 700

nm. Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai ke bumi: sudut datang,

panjang hari, komposis atmosfer. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk

fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi. Faktor yang

menentukan besarnya radiasi matahari ke bumi:

1) Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi)

2) Panjang hari

3) Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air).

Yang paling cepat proses fotosintesisnya adalah pada tempat yang terkena

cahaya matahari dengan melihat O2 yang dihasilkan yaitu 0,1 ml, sedangkan di

ruangan jumlah O2 hanya tidak ada, dan di tempat yang gelap O2 yang

dikeluarkan 0,25 ml.

Intensitas cahaya tidak saja dipengaruhi oleh geografis dan musim tetapi juga

kondisi cuaca sehari-hari, misal berawan, waktu : pagi, siang, sore dan titik di

mana tanaman tumbuh. Pada tanaman hutan, yang tumbuh di bawah (rendah) tidak

cukup cahaya untuk keberlanjutan fotosintesis. Intensitas cahaya yang sangat

tinggi mungkin saja merusak aparat fotosintesis. Fenomena ini disebut sebagai
hambatan cahaya (photoinhibition) terjadi bila tanaman menyerap lebih banyak

cahaya daripada kemampuannya untuk menggunakan dalam fotosintesis.

Pendugaan Titik Kompensasi CO2 Pada Tumbuhan C3 dan C4. Pada

percobaan ini dapat dilihat dari hasil pH yang didapatkan pada tanaman C3 dan

C4, dimana pH larutan NaHCO3 pada tanaman C3 lebih rendah daripada tanaman

C4. Dimana pH larutan NaHCO3 pada tanaman C3 adalah 7,46 sedangkan pH

larutan NaHCO3 pada tanaman C4 adalah 7,6. Ini berarti CO2 yang digunakan

pada tanaman C4 sedikit.

Meskipun dengan CO2 yang sedikit tapi dapat menghasilkan fotosintesis

yang lebih besar, sehingga tidak perlu CO2 yang lebih banyak C3 memiliki titik

kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi C4 memiliki titik

kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi.

Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasi matahari yang mampu

diserap tanaman : ildILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik menyebabkan

pertumbuhan tanaman 90% maksimum. ILD optimum menyebabkan pertumbuhan

tanaman (CGR) maksimum. Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya

diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman.

Pada keadaan tanpa CO2 maka fotosintesis juga tidak akan berlangsung dan

justru CO2 akan dibebaskan lewat proses katabolisme. Naiknya kadar CO2

atmosfer akan meningkatkan intensitas fotosintesis dan pada konsentrasi CO2

tertentu, terjadi keseimbangan antara CO2 yang difiksasi dan CO2 yang

dibebaskan. Titik keseimbangan ini disebut sebagai titik kompensasi fotosintesis


(analog dengan The Light Compensation Point of Photosynthesis). Pada

konsentrasi yang melebihi titik kompensasi CO2, fiksasi CO2 juga lebih besar

daripada yang dibebaskan, sehingga terjadi aliran CO2 ke dalam daun. Tanaman

C3 dan C4 memiliki titik kompensasi CO dengan nilai yang berbeda, dikatakan

tanaman C4 lebih efektif memfiksasi CO2 yang dibebaskan selama proses

katabolisme.

H. Kloroplas

Kloroplas berasal dari

proplastid kecil (plastid yang

belum dewasa, kecil dan

hampir tak berwarna,

dengan sedikit atau tanpa

membran dalam). Pada

umumnya proplastid berasal

hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid

membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas

ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah,

khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel

daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar

kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya

hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron (Salisbury dan Ross, 1995).
Kloroplas adalah plastida yang berwarna hijau, umumnya berbentuk lensa,

terdapat dalam sel tumbuhan lumut (Bryophyta), paku-pakuan (Pterydophyta) dan

tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron,

sedangkan tebalnya 0,5-1,0 milimikron. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh

tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat

memiliki satu sampai banyak plastida . Plastida adalah organel bermembran

rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam. Proplastida merupakan

prekursor berbagai macam plastida dalam jaringan tanaman, tergantung pada

macam jaringan dan macam lingkungan yang berpengaruh, proplastida

berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda (Lakitan, 2004).

Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan pembesaran yang paling kuat,

kloroplas terlihat berbentuk butir. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya plastida

berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam

lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai

dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk,

spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid. Kloroplas matang

pada beberapa ganggang, Bryophyta dan Lycopodium dapat memperbanyak diri

dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan

pembelahan proplastid di daerah meristem. Bentuk kloroplas yang beraneka ragam

ditemukan pada alga. Kloroplas bernbentuk pita spiral ditemukan pada Spirogyra,

sedangkan yang berbentuk jala ditemukan pada Cladophora, sedangkan kloroplas

berbentuk pita ditemukan pada Zygnema (Campbell and Reece, 2002).


Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang

sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain,

bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan

karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil.

Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran tilakoid

dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid,

sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis berlangsung di

stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal pula klorofil b

yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning

sampai jingga yang disebut karoten (Campbell and Reece, 2002).

Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan

membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas

juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap

molekul dengan ukuran 10.000 Dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih

impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang disebut

stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada proses fotosintesis.

Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam

membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang

disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang

mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan

pigmen fotosintesis lain serta rantai transpor elektron. Reaksi terang dari

fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang


intermembran antara membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada

matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan

ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran

tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Sebagian besar protein

dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan selanjutnya

dikirim ke kloroplas (Lakitan, 2004).

Hasil mikroskop elektron dari kloroplas Kloroplas terdapat pada semua

bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum

matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses

fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang

disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma

ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang

disebut lokuli.

Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuktumpuk

membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran

tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang

merupakan ruang di antara membran tilakoid.

Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti

protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma

berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga

ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun embaga (Cu).
Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan

energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk

akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya

hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai

fotosistem.

I. Faktor penentu laju fotosintesis

Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat

memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang

tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ

yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap

beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya Matahari, suhu

lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal

juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju

fotosintesis.

Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi

optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah

ebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis aitu

dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti

translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi

organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut

memengaruhi laju fotosintesis.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:


 Intensitas cahaya. Laju fotosintesis maksimum ketika banyak

cahaya.

 Konsentrasi karbon dioksida. Semakin banyak karbon dioksida di

udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan

untuk melangsungkan fotosintesis.

 Suhu. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya

dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis

meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi

enzim.

 Kadar air. Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata

menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga

mengurangi laju fotosintesis.

 Kadar fotosintat (hasil fotosintesis). Jika kadar fotosintat seperti

karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar

fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis

akan berkurang.

 Tahap pertumbuhan. Penelitian menunjukkan bahwa laju

fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang

berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin

dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak

energi dan makanan untuk tumbuh.

J. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis


1. Ketersediaan air

Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup,

akibatnya penyerapan karbon dioksida terhambat sehingga laju

fotosintesis menurun.

2. Intensitas cahaya

Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang

terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya

yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan

fotosintesis.

3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)

Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju

fotosintesis.

Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi

hanyalah faktor ketersediaan air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas

karbon dengan bgian daun yang terbuka yaitu pada daun yang tidak ditutupi

karbon akan tampak warna biru kehitam-hitaman yang menandai bahwa pada daun

telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kertas karbon

mempunyai sifat memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak dpat

berlangsung. Berbeda dengan daun yang tidak mendapat perlakuan, akan tampak

bercak-bercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada amilum.

Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi

dan transpirasi walaupun tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas
terlihat adanya amilum pada daun dengan jumlah yng sedikit. Namun pada daun

yang tidak mendapat perlakuan terdapat banyak amilum sebagai tanda melakukan

proses fotosintesis.

Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan

bagian daun yang berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya

matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya

secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum fotosintesis hanya dapat

berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang

ditandai dengan adanya amilum pada daun.

Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan

merebus daun pada air mendidih 30 selama menit, hal ini dilakukan agar sel dalam

daun mati dan sel-sel±menjadikan daun lebih permeabel terhadap iodium atau JKJ.

Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan

menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu

meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan

lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru

kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.

Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi

perlakuan dengan dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam

alkohol panas mengakibatkan pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula

berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal ini dimaksudkan agar ada

tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun tersebut
dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan

menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun

dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih

mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan

untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata.

Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang

menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.

Larutan JKJ disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat

dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan

dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna agak kebiru-

tuaan disekitar pinggir – pinggirnya dan di bagian – bagian yang tidak ditutupi

lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna sedikit

lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi

proses fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang

ditunjukkan oleh warna biru tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak

ditutup warna biru tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena

pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses fotosintesis.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria,

mengulangieksperimen Priestley.Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari

berpengaruh padatumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia

juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap

sehingga ia lalumenyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam


hari untukmencegah kemungkinan meracuni penghuninya.Akhirnya di tahun 1782,

Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang

“dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbondioksida yang diserap oleh

tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure

berhasilmenunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-

percobaan"pemulihan" udara.Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan

bukan hanyakarena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air.

Melaluiserangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan

persamaanumum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan seperti glukosa.

Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.Fotosistem

Itersusun oleh klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi

secaramaksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 700 nm.Pada fotosistem II

perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan tereksitasi secara maksimum

olehcahaya pada panjang gelombang 680 nm.Fotosintesis merupakan proses

sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik(CO2 dan H2O) dengan

bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energiradiasi diubah menjadi

energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yangselanjutnya akan digunakan

untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaanreaksinya dapat dituliskan

6CO2 + 6H2 O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 + 6O2 + Energi


Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2

yangdilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan

reaksikimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis. Hingga

sekarangfotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang

belum bisadijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang

proses vital ini.

Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu

pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia,maupun biologi sendiri.

Padatumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah

daun.Namunsecara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk

melangsungkanreaksi ini.Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,

tepatnya pada bagianstroma.Hasil fotosintesis (disebut fotosintat ) biasanya

dikirim ke jaringan-jaringanterdekat terlebih dahulu.Pada dasarnya, rangkaian

reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:reaksi terang yang

memerlukan cahaya dan reaksi gelap yang tidak memerlukancahaya tetapi

memerlukan karbon dioksida.

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap

terjadi didalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya

menjadi energikimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi

gelap terjadi seri reaksisiklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan

energi (ATP dan NADPH).Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh

dari reaksi terang.Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari.
Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom

karbon menjadi molekulgula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan,

hanya panjang gelombangtertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses

fotosintesis, yaitu panjanggelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak.

K. Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:

1. Faktor pembawaan. Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu

di dalam kromosom.

2. Cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil.

Larutan yang dihadapkankepada sinar kuat tampak berkurang

hijaunya.Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena

kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.

3. Oksigen

4. Karbohidrat. Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak

mampu menghasilkan klorofil,meskipun faktor-faktor lain cukup.

5. Nitrogen Magnesium. Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil

merupakan suatu condition sinc qua non(kehausan). Kekurangan akan

salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosiskepada tumbuhan.


6. Air. Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air

mengakibatkan desintegrasi dariklorofil seperti terjadi pada rumput dan

pohon-pohonan di musim kering.

7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit

sekali,membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu,

tanaman akanmengalami klorosis juga.

8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk

pembentukanklorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling

baik ialah antara 26o-30oC.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:

 Intensitas cahaya

 Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya

 Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah

bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan

fotosintesis.

 Suhu

 Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat

bekerja pada suhuoptimalnya. Umumnya laju fotosintensis

meningkat seiring dengan meningkatnyasuhu hingga batas toleransi

enzim.

 Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,

menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi

laju fotosintesis.

 Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis

akan naik. Bilakadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh,

laju fotosintesis akan berkurang.

Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada

fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum.

Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian dengan yodium, amilum

dengan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanyaterdapat pada bagian

daun yang hijau dan terkena sinar. Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian

tertutup x, terkena sinar sepanjanghari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus,

direndam dalam alcohol untukmelarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam

larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang

daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum.

Dalam proses fotosintesis, foton (paket satuan) cahaya ditangkap oleh

foton-foton yang diserap oleh molekul-molekul pigmen yang spesifik.

Elektron-elektron di dalam molekul tersebut dieksitasi oleh foton-foton yang

diserap dan elektron-elektron yang tereksitasi itu pun akhirnya akan

membebaskan energi ke dalam sel saat elektron-elektron itu kembali ke keadaan

tak tereksitasi. Banyak sel menggunakan energi ini untuk mereduksi


karbondioksida menjadi karbohidrat (Fried, 2006: 68). Hanya organisasi yang

mempunyai pigmen fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis karena

pigmen itulah yang mampu menangkap energi danri cahaya. Pigmen tersebut

berupa klorofil atau karotenoid. Pada proses fotosintesis akan terjadi reaksi

pengubahan tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia dlam bentuk ATP

dan NADPH+H+ serta reaksi pembentukan karbohidrat dengan menggunakan

ATP dan NADPH+H+ tersebut.

Proses

fotosintesis juga disebut asimilasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan

hijau memanfaatkan zat karbon yang ada di udara untuk diubah menjadi

bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup.


Secara sederhana, fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi

matahari untuk membentuk senyawa karbohidrat dari senyawa sederhana

yang ada di alam, yaitu gas CO2 dan air. Secara skematis, dapat dituliskan :

Persamaan reaksi di atas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses


fotosintesi, menunjukkan hasil akhir yang Cahayadihasilkan dalam proses
fotosintesis (Prawirahartono, 1998: 89).Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis
dapat diartikan bahwa enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air
bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk diubah menjadi satu
molekul glukosa dan enam molekul oksigen.
Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses
fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya
matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa
merupakan senyawa kkarbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen
lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting
bagi organisme tersebut, sepert DNA, protein gula, dan lemak.
Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan
4 dalam ikatan kimia diantara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber
energi dalam proses di dalam tubuh. Fotosintesi secara keseluruhan terdiri atas 20
rangkaian reaksi kimia yang saling bergantian dan secara garis besar
dikelmpokkan dalam dua fase, yaitu reaksi terang dan reaksi sintesis/reaksi
gelap/fiksasi CO2.
i. Reaksi terang

Klorofil dan pigmen menyerap energi matahari yang kemudian

diubah menjadi bentuk energi kimia yaitu ATP dan senyawa

pereduksi NADPH. Reaksi terang dalam proses fotosintesis

menggunakan dua fotosistem sebagai akseptor proton, yaitu

Fotosistem I dan Fotosistem II. Absorpsi cahaya matahari akan

mengeksitasi elektron. Sinar cahaya matahari yang nampak adalah

radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400-700

nm. Cahaya matahari ditimbulkan oleh fusi inti atom hidrogen

membentuk atom helium dan elektron. Kemampuan suatu senyawa

kimia untuk menyerap cahaya bergantung pada susunan elektron yang

ada di sekeliling inti atom pada struktur senyawa tersebut. Bilamana

foton diserap oleh suatu molekul, elektron dinaikkan ke tingkat energi

yang lebih tinggi, melompat menuju molekul pembawa elektron yang

pertama.

Jika molekul klorofil pada membran tilakoid dieksitasi oleh

cahaya, tingkat energi elektron di dalam strukturnya ditingkatkan oleh

sejumlah ekuivalen energi cahaya yang diserap dan klorofilpun

tereksitasi. Energi eksitasi ini akan berpindah dengan cepat melalui

kelompok molekul pigmen penangkap cahaya ke pusat reaksi


fotosistem. Di sini elektron memperoleh energi dalam jumlah besar.

Elektron yang panas ini akan dikeluarkan daqri pusat reaksi dan

diterima oleh molekul pembawa elektron yang pertama. Akibatnya

molekul pembawa elektron syang pertama ini akan menjadi tereduksi

atau dengan kata lain menerima elektron. Sedangkan pusat reaksinya

kehilangan elektron sehingga meninggalkan lubang elektron. Elektron

yang kaya energi akan terus dibawa oleh molekul pembawa elektron

menuju NADP+ yang direduksi menjadi NADPH. Sementara itu,

lubang elektron yang terbentuk karena eksitasi elektron akan diisi

kembali oleh elektron yang berasal dari fotosistem II.

Fotosistem I merupakan satu partikel yang disusun oleh sekitar

200 molekul klorofil-a, 50 klorofil-b, 50 sampai 200 pigmen

karoteroid, dan satu molekul penerima cahaya matahari yang disebut

P700. Pada fotosistem I terjadi penyerapan energi matahari pada

panjang gelombang sekitar 700 nm. Bagian kedua yang menyangkut

penyerapan energi matahari pada panjang gelombang di sekitar 680

nm, disebut fotosistem II, melibatkan proses pembentukan O2 dan

H2O. Fotosistem II banyak menggunakan klorofil-b. Fotsistem I dan

II merupakan komponen penyalur energi dalam rantai pengangkutan

elektron fotoseintesis secara berlanjut dari molekul air sebagai donor

elektron ke NADP+ sebagai akseptor elektron. Lepasnya satu elektron

dari P700 mengakibatkan berubahnya molekul menjadi bentuk


teroksidasinya P700+ yang kekurangan satu elektron. Untuk mengisi

kekurangan itu satu elektron dialiri melalui sederetan molekul

pembawa elektron dari molekul pembawa elektron, dari molekul

P680 dalam fotosistem II, pengaliran elektron hanya terjadi setelah

terjadinya penyinaran terhadap fotosistem II yaitu tereksistasinya

P680 yang segera melepaskan elektron ke molekul penerima elektron

pertama. Ini mengakibatakan teroksidasinya bentuk P680 menjadi

menjadi P680+. Kekurangan elektron pada P680+ dipenuhi dari

reaksi oksidasi molekul H2O menjadi O2 (Campbell and Reece,

2002).

Energi yang diperoleh dari transpor elektron fotosintetik dari

H2O ke NADP+ akan mengahsilkan energi dalam bentuk NADPH.

Aliran elektron yang terjadi disebut aliran nonsiklik yang melibatkan

fotosistem I dan fotosistem II. Bentuk energi lain yaitu yang berupa

ATP dihasilkan dari aliran elektron siklik dimana elektron

ditingkatkan ke penerima elektron pertama menuju lubang elektron

fotosistem I melalui jalan pintas. Dalam hal ini, elektron berdaur terus

menerus dalam keluar pusat reaksi fotosistem I dan masuk kembali ke

dalamnya. Sehingga, dalam proses ini tidak ada pembentukan

NADPH maupun pembebasan oksigen melainkan akan menghasilkan

ATP. Aliran siklik terjadi apabila tanaman khususnya lebih banyak

memerlukan ATP daripada NADPH (Campbell and Reece, 2002).


Reaksi terang juga
menghasilkan ATP melalui
proses kemiosmosis
untuk menambahkan gugus
fosfat ke ADP (disebut
fotofosforilasi). Jadi
energi cahaya pada awalnya
dirubah menjadi energi kimia
dalam bentuk
NADPH (sumber elektron
yang dapat memberikan
elektron kepada
penerina elektron) dan
ATP (energi sel). Reaksi
terang tidak
menghasilkan gula.
Pembentukan gula terjadi
pada tahap kedua
fotosintesis yaitu siklus
Calvin.
Siklus Calvin dimulai
dengan penggabungan CO2
dari udara
dengan molekul organik
yang sudah tersedia dalam
kloroplas.
Penggabungan karbon
dengan komponen organik
ini disebut fiksasi
karbon. Siklus karbon
kemudian mereduksi karbon
terfiksasi menjadi
karbohidrat dengan
menambahkan elektron-
elektron. Energi pereduksi
disediakan oleh NADPH yang
mendapatkan elektron dari
reaksi terang.
Untuk mengubah CO2
menjadi karbohidrat, siklus
Calvin juga
membutuhkan energi kimia
dalam bentuk ATP yang
juga dihasilkan
melalui reaksi terang.
Jadi, siklus Calvin membuat
gula dengan bantuan
NADPH dan
ATP yang dihasilkan oleh
reaksi terang. Langkah-
langkah metabolik
siklus Calvin ini kadang-
kadang disebut sebagai reaksi
gelap atau light-
independent reactions karena
langkah-langkah/reaksi di
dalam siklus ini
tidak membutuhkan cahaya
secara langsung. Siklus Calvin
pada tanaman
berlangsung selama siang
hari dimana reaksi terang
menyediakan
NADPH dan ATP yang
dibutuhkan oleh siklus
Calvin. Tilakoid dari
kloroplas merupakan tempat
terjadinya reaksi terang
sedangkan siklus
Calvin terjadi dalam stroma.
Di dalam tilakoid molekul
NAD+ dan ADP
mengambil elektron dan gugus
fosfat, dan kemudian NADPH
dan ATP
dilepaskan dalam stroma.
Pada bagian ini, terdapat
seluruh perangkat untuk
reaksi-reaksi
penyusunan zat gula.
Siklus ini mereduksi CO2
menjadi
(CH2O)6 (karbohidrat). Selain
ATP dan NADPH dari reaksi
terang, reaksi
ini membutuhkan molekul
CO2 Reaksi terang juga menghasilkan ATP melalui proses kemiosmosis
untuk menambahkan gugus fosfat ke ADP (disebut fotofosforilasi). Jadi energi
cahaya pada awalnya dirubah menjadi energi kimia dalam bentukNADPH
(sumber elektron yang dapat memberikan elektron kepadapenerina
elektron) dan ATP (energi sel). Reaksi terang tidak menghasilkan gula.
Pembentukan gula terjadi pada tahap kedua fotosintesis yaitu siklus Calvin.
Siklus Calvin dimulai dengan penggabungan CO2 dari udaradengan
molekul organik yang sudah tersedia dalam kloroplaPenggabungan karbon
dengan komponen organik ini disebut fiksasikarbon. Siklus karbon
kemudian mereduksi karbon terfiksasi menjadi karbohidrat dengan
menambahkan elektron-elektron. Energi pereduksi disediakan oleh NADPH
yang mendapatkan elektron dari reaksi terang.Untuk mengubah CO2 menjadi
karbohidrat, siklus Calvin juga membutuhkan energi kimia dalam bentuk
ATP yang juga dihasilkan melalui reaksi terang. Jadi, siklus Calvin membuat
gula dengan bantuan NADPH dan ATP yang dihasilkan oleh reaksi
terang. Langkah-langkah metaboliksiklus Calvin ini kadang-kadang disebut
sebagai reaksi gelap atau light-independent reactions karena langkah-
langkah/reaksi di dalam siklus ini tidak membutuhkan cahaya secara langsung.
Siklus Calvin pada tanaman berlangsung selama siang hari dimana reaksi
terang menyediakan NADPH dan ATP yang dibutuhkan oleh siklus
Calvin. Tilakoid dari kloroplas merupakan tempat terjadinya reaksi terang
sedangkan siklus Calvin terjadi dalam stroma. Di dalam tilakoid molekul NAD+
dan ADP mengambil elektron dan gugus fosfat, dan kemudian NADPH dan ATP
dilepaskan dalam stroma. Pada bagian ini, terdapat seluruh perangkat untuk
reaksi-reaksi penyusunan zat gula. Siklus ini mereduksi CO2 menjadi
(CH2O) 6 (karbohidrat). Selain ATP dan NADPH dari reaksi terang, reaksi ini
membutuhkan molekul CO2
ii. Reaksi Gelap

Pada tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang pada fase reaksi

gelap menambat CO2 menjadi asam malat dan asam aspartat 4-

carbon. Setelah fotosintesis dalam 14C2berlangsung sekitar 1

detik, 80% 14C yang tertambat berada dalam kedua asam tersebut

dan hanya 10 % dalam PGA, hal ini menunjukkan bahwa 3-PGA

bukan produk pertama fotosintesis. Sebagin besar spesies C4

adalah monokotil, jagung dan tebu. Tumbuhan C4 ini pada suhu

panas dan penyinaran tinggi mampu berfotosintesis lebih cepat dan

menghasilkan biomassa lebih cepat.

Reaksi perubahan CO2 (sebenarnya HCO3- ) menjadi asam

malat dan asam aspartat 4-carbon terjadi mula-mula melalui

penggabungan awal dengan pospoenolpiruvat (PEP) untuk

membentuk oksaloasetat dan Pi, reaksi ini terjadi di mesofil daun

dan sikatalisis oleh pospoenolpiruvat karboksilase. Oksaloasetat

dibentuk pada sel mesofil yang kemudian direduksi menjadi malat

dengan pemanfaatan NADPH. Malat kemudian ditransfer dalam sel


pengangkut lalu didekaobosilasi menghasilkan piruvat dan CO2 .

Piruvat yang ditransfer ke sel mesofil dan dikonversi menjadi

fosfoenolpiruvat dikataklisis oleh enzim piruvat-fosfat kinase. CO2

yang terbentuk diikat oleh ribosadifosfat klarboksilaase melaui

jalur calvin di kolroplas seludang berkas. Setelah dekarbosilasi

asam C4, molekul piruivat dan alanin diangkut balik ke sel mesofil,

tempat dimana diubah menjajdi PEP sehingga penambatan CO2

dapat berlangsung terus (Campbell and Reece, 2002).

Pada tumbuhan sekulen seperti kaktus dan nanas yang hidup

di lingkungan yang panas dan kering, melakukan fiksasi CO2 yang

berbeda dengan tumbuhan C4, tumbuhan ini hanya menguapkan

sedikit uap air melalui stomata bersama dengan pelepasan O2 dan

pengikatan CO2. Pada malam hari ketika suhu udara dingin dan

berangin, stomata membuka untuk mengangkap CO2, kemudian

diubah menjadi oxaloacetate oleh PEP carboxylase. Oksaloasetat

diubah menjadi malat dan disimpan dio valuola, untuk melindungi

sitosol dan enzim plastid dari pH rendah dari disosiasi asam malat.

Pada asiang hari stomata menutup, untuk mencegah penguapan

yang berlebihan akibat temperature udara yang tinggi, dan CO2

bereaksi pada malam hari menjadi malat oleh enzim malat NADP-

linked. CO2 ini berasimilasi di siklus calvin dengan bantuan RuBP.

Karena metode fiksasi CO2 pertama kali ditemukan pada


tumbuhan familia Crassulaceae, maka CAM adalah singkatan dari

crassulacean acid metabolism (Campbell and Reece, 2002).

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Dari segi strukturnya, kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian

amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang

bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta

merupakan tempat protein transpor melekat dan ruang antarmembran yang terletak

di antara membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas mengandung

DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum.
Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang

tilakoid (ruang di antara membran tilakoid).

1. Fotosintesis memerlukan cahaya

Buktinya bagian daun yang terbuka terkena cahaya matahari langsung

terbentuk amilum dari hasil fotosintesis.

2. Fotosintesis menghasilkan amilum

Buktinya bagian daun yang ditutup aluminium foil (tidak terkena cahaya)

berwarna pucat/tidak mengandung amilum karena tidak berlangsung

fotosintesis

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/pc/Documents/biologi/9623-Article%20Text-27999-1-10-

20201010.pdf

file:///C:/Users/pc/Documents/biologi/zdocs.tips_makalah-fotosintesis-bayu-satria-

darma.pdf

https://123dok.com/document/zxx3gmdz-laporan-praktikum-fotosintesis-

percobaan-sachs-docx.html

https://pdfcoffee.com/laporan-biologi-fotosintesis-percobaan-sachs-pdf-free.html

http://faisalnento.blogspot.com/2012/06/biologi-sel-makalah-kloroplas.html
https://pdfcoffee.com/laporan-biologi-fotosintesis-percobaan-sachs-pdf-free.html

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5750187/pengertian-fotosintesis-dan-

prosesnya-pada-tumbuhan

https://123dok.com/document/zlv1oory-kloroplas-makalah.html

http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/07/laporan-fotosintesis_2743.html

http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/07/laporan-fotosintesis_2743.html

https://ayosinauonline.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-fotosintesissachs.

html

https://www.scribd.com/doc/57467083/LAPORAN-

PRAKTIKUMFOTOSINTESIS

Anda mungkin juga menyukai